"Bukan kah ini hanya pernikahan sementara sampai Semua warisan berganti nama mu, Algi. lantas apa lagi yang akan kamu pertahankan?"
sang kakek yang awalnya tidak mengetahui rencana Algi, kecewa saat farell memberi tahu niat Algi yang sebenarnya menikah Salwa.
Salwa terpaksa menerima kesepakatan menikah dengan algi untuk mempertahankan rumah panti asuhan tempat ia di besarkan.
Salwa pikir mereka hanya menikah nyatanya yang terjadi Algi meminta hal semestinya sebagai suami istri yang menikah bukan karena kesepakatan.
Pernikahan sementara itu melahirkan cinta, sementara Farrell juga menginginkan Salwa yang sebagai gadis masa lalunya.
Saat cinta itu hadir sang kakek meminta kedua nya untuk berpisah.
bagaimana perjuangan algi mempertahankan pernikahan sementara nya hingga menjadi pernikahan untuk selamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siluet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
perempuan seperti apa?
Kedua nya masih berada di apartemen, pagi ini Algi mengantar kan Salwa ke kampus, sore ini mereka akan pergi ke Bali.
Salwa memperhatikan algi, suami nya itu benar benar membiarkan nya istirahat, dua malam ini mereka melewatkan malam syahdu yang biasanya tak pernah algi lewat kan.
"sudah sampai, kamu hati hati ya ! kalau ada apa apa langsung hubungi Abang ya de!"
Salwa tertegun saat Algi mengusap kepalanya.
Ada rasa bahagia menguar dalam kalbu Salwa, lagi lagi algi membuat nya besar rasa. Ia khawatir benar benar tak bisa menjaga hati sementara ini adalah pernikahan sementara saja.
"Awa kamu kenapa ?"
tanya Algi mengusap pipi Salwa yang sedikit cabi.
"enggak apa apa, aku cuma memikirkan sesuatu ?"
"Apa itu ?"
tanya algi penasaran.
"Apa kamu melakukan semua ini dengan hati, aku merasa kau terlalu baik pada ku jika pernikahan ini hanya untuk sekedar saja !"
Algi tertegun.
"bagaimana kalau aku jatuh cinta ?"
sambung Salwa menatap lekat wajah algi.
"bagaimana kalau aku tidak mau berpisah dengan mu, perempuan seperti apa yang kamu harapkan untuk hidup bersama ?"
Salwa mengungkapkan semua yang menjadi uneg-uneg nya dalam hati, Ia tidak ingin terperangkap sendiri. sedangkan rasa itu mulai tumbuh dan berkembang dalam relung hati nya.
"Aku melakukan nya dengan hati, meskipun aku masih bimbang dengan pernikahan kita. dan biarkan waktu yang akan menentukan!"
"egois sekali kamu bang, kenapa kau menggantung ku ?"
ujar Salwa lalu keluar dari mobil, Algi tak bergeming dari tempatnya. Ia menoleh pada punggung Salwa yang menjauh semakin jauh hingga hilang di belokan.
Algi termenung mengingat pertanyaan Salwa, tipe perempuan seperti apa yang ia cari ?
pertanyaan itu begitu mengena di hati, apa yang selama ini ia cari ? kepuasan yang tidak pernah ada habisnya ? Dari Salwa ia banyak belajar, memberi, beribadah dan serius dalam waktu.
Perempuan itu banyak mengajarkan hal, Salwa memang polos tapi dia sangat pintar dan cerdas.
Apa yang Ia inginkan ? uang ? wanita ?
Bersama Salwa ia bukan hanya mendapatkan uang, tapi kepuasan yang tidak pernah ia dapat kan dari wanita manapun, seorang wanita yang belum pernah terjamah oleh pria selain dirinya, ia yang menuruti semua perintah dan keinginan ? lalu apa lagi ? haruskah ia melepaskan berlian yang sudah dalam genggaman, Farrel bahkan mengancam nya berulang kali. Ia yang lebih dulu mengenali Salwa, tak rela jika Salwa tersakiti.
Gegas algi melangkah pergi meninggalkan kampus, Ia harus segera menyiapkan keperluan mereka yang hendak pergi ke Bali.
sebelum nya ia akan pergi ke hotel untuk mengecek laporan dari Roy.
Salwa masuk ke dalam kelas menghampiri Rena dan Alya, kedua sahabat nya itu tiba lebih dulu.
"hai.... udah sembuh ? bukan sakit kali wa.."
ujar kedua sahabat nya bergantian.
"sakit, gara gara kehujanan kemarin itu ?"
Salwa duduk di hadapan mereka berdua.
"cie hujan hujanan di kamar kali !"
Alya terkekeh melihat Salwa melebarkan matanya.
"Astaga, pagi pagi udah ngeres aja sih ?"
jawab Salwa kedua nya malah tertawa kecil, tak lama kemudian seseorang masuk ke dalam kelas.
Farrell, dokter sekaligus dosen.
Salwa memperhatikan farrell yang tampak acuh tak biasa nya, apa karena kejadian kemarin ? ke tiga kalinya farrell mengajar di kampus nya, sekali dalam sebulan.
Salwa tahu farrell sangat sibuk, belum lagi pekerjaan nya di rumah sakit.
Salwa fokus memperhatikan Farrell yang tengah menerangkan bagian paru paru dengan detail, pria tampan itu memang cerdas.
Tapi sayang mereka bertemu dalam keadaan ia yang berstatus istri sepupu nya sendiri, tentu Salwa akan menjaga jarak dari Farell.
Tapi bagaimana ya tanggapan farrell kalau Tahu yang sebenarnya ?
Salwa tidak akan memberi tahu tentang hal itu pada siapa pun, hati nya kini justru berlabuh pada Algi, Salwa ingin pernikahan ini bukan hanya sementara ? naif bukan ? dasar tak tahu diri ! kalau bukan karena sesuatu algi juga tidak akan mau pada nya, lantas kenapa begitu berharap ?
dua jam berlalu, kali ini Salwa benar benar tidak fokus hingga beberapa soal tak ia jawab dengan benar.
Farrell sendiri tak banyak berkomentar, Ia pikir Salwa masih sakit.
"kamu akan ikut perbaikan nilai nanti Salwa, nanti Andi assisten saya temui kamu !"
ujar Farrell kemudian pergi tanpa melirik.
"tumbenan sih nilai nya jelek gitu wa, kalau masih pakai beasiswa pasti tuh di kecam dosen !"
Salwa menoleh, Algi memang sudah melunasi biaya kuliah nya sampai semester akhir.
"ya, lagi kurang fokus !"
Jawab Salwa singkat lalu melangkah ke luar, tiba tiba seseorang berlari dan menyenggol Salwa hingga ia terjatuh.
perempuan itu berlari mengejar seseorang entah siapa karena terhalang mobil.
"Salwa kamu enggak apa apa ?" tanya alya, kedua sahabat nya itu membantu Salwa bangun.
"siapa sih tuh orang, rese. main senggol senggol aja !"
gerutu Rena lalu menoleh ke arah Salwa.
"enggak apa apa kan besti ?"
tanya Rena, Salwa menggelengkan kepalanya lalu kembali melangkah menuju kantin.
"udah tenang aja, ada Lima orang kok yang ikut perbaikan..!"
seru alya duduk di hadapan Salwa.
"ya, enggak apa apa...!"
jawab Salwa lesu, justru pikiran nya terus tertuju pada algi.
apakah ia sudah benar bertanya seperti itu ? bagaimana kalau algi marah ?
tak lama ponsel nya berdering, Salwa senyum saat algi menghubungi nya.
"Awa sudah pulang belum, Abang jemput !. kita akan langsung ke bandara !"
ujar algi yang kini masih berada di hotel.
"ya, Salwa Sudah pulang, sekarang lagi di kantin sama Rena dan Alya !"
"ya sudah Abang meluncur ke tempat itu ya ?"
jawab algi kemudian mematikan panggilan telepon nya.
Salwa senyum sendiri, rasanya senang sekali karena Algi tidak marah pada nya.
"cie mau kemana sih kalian ?"
tanya Rena, kedua nya terkekeh.
"Aku mau pergi ke Bali sama bang Algi, nanti aku beli kan kalian Oleh oleh ya!"
"ah benar ya Salwa.... asik !"
jawab Alya senang karena mereka akan dapat oleh oleh.
ketiga nya beranjak dari duduknya lalu melangkah ke depan gedung untuk menunggu algi, kali ini kedua nya kembali mendapatkan Traktiran dari Salwa.
Salwa melihat Farrel masuk ke dalam mobil dan langsung meninggalkan gedung universitas itu, Ia tengah berbicara di telepon entah dengan siapa ? Farrel begitu sibuk.
Tak lama algi sampai di hadapan mereka, Salwa langsung berpamitan pada kedua sahabat nya itu.
"bang...!"
sapa Salwa saat masuk ke dalam mobil.
Algi hanya tersenyum menanggapi, menoleh sekilas ke arah Salwa yang terdiam.
Algi mengusap kepala Salwa dengan lembut, hal yang membuat Salwa terpaku, Algi berhasil meraih sebagian hati nya dengan perlakuan manis nya.
bersambung...