Menjadi Istri Kedua Majikan

Bella berjalan mondar-mandir didepan pintu kamar, dia terlihat gelisah dan galau. niat untuk mencelakakan Bunga dan memisahkan dari Arya gagal total. karena hubungan suami dan madunya itu bertambah mesra dan Romantis, apalagi Arya sangat memanjakan Bunga.

"Kacau..., lagi-lagi usahaku gagal. bahkan mas Arya seperti lupa jika dia masih mempunyai seorang istri lagi selain pelayan itu."

Sudah beberapa hari Bella berada dirumah orang tua nya, namun belum juga ada tanda-tanda jika Arya bakal menjemput dirinya, apalagi sekedar menghubungi Bella untuk menanyakan bagaimana kabarnya. pasca kejadian yang pernah menimpa mereka.

"Mas Arya benar-benar sudah berubah dan melupakan aku, dihatinya hanya ada Bunga.... Bunga, kamu jahat mas...hu...hu...." tangis Bella seketika pecah. tubuhnya berguncang terisak-isak.

Bella menyambar ponselnya, dia tidak tahan untuk menunggu lagi, berharap jika Arya bakal menghubungi nya terlebih dahulu. namun sudah panggilan yang ke tiga, Arya masih belum mengangkat panggilan darinya, sehingga Bella berinisiatif untuk mengirimkan chat.

"Assalamualaikum mas, maafya jika Bella belum sempat untuk pulang. Oya bagaimana dengan kondisi Bunga? apa dia sudah sembuh?" isi chat Bella yang begitu manis dan penuh perhatian.

Lama menunggu, Bella kembali resah karena tidak mendapatkan balasan, maupun panggilan balik dari sang suami, akirnya dia kembali mengirimkan pesan melalui inbox akun sosial suaminya Arya. Bella scroll kebawah, tiba-tiba Mata serasa ingin copot dari sarangnya.

Dalam postingan terbaru nya, Arya tidak malu-malu lagi memamerkan pernikahan keduanya, termasuk hadiah istimewa yang diberikan nya kepada Bunga, berupa kalung Berlian berukiran indah, dengan harga fantastis. yang semula Bella yakini hanya dia seorang memiliki kalung semewah itu. seketika darah Bella kembali memanas.

Postingan Arya yang sudah dipenuhi like dan komen dari teman-temannya, bahkan banyak yang memuji dan mendoakan yang terbaik untuk hubungan Arya dan Bunga.

Dalam postingan nya, Arya juga menuliskan caption-nya.

"Cepat sembuh istri kesayangan ku, jangan takut. suami mu ini, akan selalu disamping mu. Love You Bunga."

"Mereka benar-benar keterlaluan tidakkk aku benci..benci mereka berdua." berteriak-teriak histeris, kedua orang tua Bella langsung berlari menuju kamar putrinya.

"Bella, kamu kenapa lagi nak?" ucap Mama Bella yang langsung mendekati Bella yang menangis dengan kondisi kamar yang sudah berantakan.

"Arya ma, suamiku...hu..hu..."

Ada apa lagi dengan Arya, ingat Bella. sebelum Arya menikahi pelayan itu, kami orang tua mu sudah berusaha wanti-wanti agar kamu membatalkan niatmu untuk menyuruh Arya menikah lagi. tapi apa? malah kamu paling semangat dan mengabaikan nasehat kami sebagai orang tuamu. yang ingin terbaik untuk kamu Bella." ucap mamanya mulai kesal.

"Ma, semula aku pikir mas Arya tidak bakal berubah dan tetap mencintai ku, aku juga salah, salah dalam menilai pelayan yang aku pikir madu yang manis, tapi dia tidak lebih dari seekor keong racun." ucap Bella.

"Mereka tidak salah Bella, bagaimanapun juga dia berhak mendapatkan perlakuan dan kasih sayang yang sama dengan mu. jangan lemparkan kesalahan mu ini pada orang lain." ucap papa.

"Mama, papa. kenapa kalian lebih membela perempuan itu. ketimbang aku anak kandung kalian sendiri."

"Bella, disini kami tidak membela siapapun, tapi kami hanya membuka kebenaran. agar hati dan pikiranmu yang salah ini, bisa menerima kenyataan." ucap papa kembali.

***

Sementara Arya, langsung menuju rumah mertuanya. mengingat permintaan Bunga yang menyuruhnya untuk menjemput Bella, sudah seminggu lebih dia tidak pulang.

"Mas, aku rasa. kamu telah melupakan sesuatu deh."

"Maksud mu, mas melupakan apa sayang?" Arya tersenyum penuh sayang pada Bunga.

"Melupakan mbak Bella."

"Ha...Ha...Kamu kok becanda begitu sayang, mana mungkin mas melupakan Bella." terang Arya.

"Buktinya, mas tidak menjemput mbak Bella sama sekali. bahkan ini sudah seminggu lebih Lo."

"Sayangku Bunga, itu kemauan Bella sendiri yang hilang kangen dan ingin nginap dirumah Kedua orang tuanya. jadi itu bukan kesalahan kita sayang."

"Iya, tapi sapa tahu saja ini cara mbak Bella agar kita peka, dia malas pulang Karena pengen mas menghubungi nya atau menjemputnya kesana, ayolah mas. jemput mbak Bella ya." bujuk Bunga.

"Iya...Iya sayang."

Siang itu Arya langsung menuju kediaman orang tuanya Bella, suasana sekeliling Rumah terlihat sepi. namun mobil Bella dan mertuanya terparkir di garasi, menandakan jika pemiliknya masih berada didalam rumah.

Arya turun, memandang kesekeliling Rumah mertuanya yang masih tetap asri, tidak banyak yang berubah. Dengan langkah panjang dia berjalan menuju pintu masuk, langsung memencet bel. tidak lama pintu terbuka,

"Mas Arya, silakan masuk mas." ucap bi Dar, pelayan paruh baya yang sudah lama mengabdi dengan keluarga Bella.

"Mama dan papa, ada bi?"

"Ada mas, mbak Bella juga ada dikamar nya."

"Kalau begitu aku langsung keatas ya bi."

"Silakan mas."

Bi Dar menatap kagum tubuh dan punggung Arya.

"Ternyata mas Arya bertambah tampan, hot Daddy...Ha...Ha..."

Bi Dar masih menatap Arya menapaki satu persatu anak tangga menuju kamar istri pertamanya.

Dari kejauhan Arya lambat laun mendengar suara percakapan, dan perdebatan. Arya memelankan langkah kakinya, begitu mendengar Bella menyebut nama Bunga. karena penasaran dengan apa yang diperdebatkan mertuanya dan Bella, Arya pun menghentikan langkah tepat di pintu kamar yang tidak tertutup sempurna.

"Bella, mulai sekarang belajar ikhlas lah nak, kami tidak ingin kebencian dan amarah menguasai mu nak." bujuk Mama.

"Tidak ma, Bella tidak akan tenang sebelum mereka berpisah. jika perlu Bunga akan buat pelayan itu celaka. meskipun tragedi di hotel kemaren gagal. namun Bella masih punya seribu cara lagi untuk membuat dia pergi dari kehidupan ku dan mas Arya."

Darah Arya langsung memanas, dia tidak menyangka sama sekali. jika istri nya yang dulu lembut dan baik. sekarang sudah berubah menjadi wanita yang berhati kejam dan tidak berperasaan. beberapa adegan membahayakan di acara ulang tahun Cecilio pun kembali berputar, termasuk rasa sakit dan kehilangan calon bayi mereka, membuat Arya seketika mengepalkan tangannya.

Bruagk ......Arya membuka, dan membanting keras pintu kamar Bella, membuat semua terlonjak kaget, tatapan tajam dan mata Arya yang memerah seakan-akan siap untuk menerkam Bella saat itu.

"Mas....Mas Arya." Bella seketika gugup dan ketakutan.

"Bella, aku tidak menyangka sama sekali, jika kamu dalang dibalik semua ini. demi ambisi sesatmu. kamu hampir mencelakai banyak orang, bahkan sekarang kamu juga telah merebut calon anakku dan Bunga." teriak Arya, yang sempat membuat kedua orang tua Bella terperanjat.

"Bella kamu benar-benar keterlaluan, papa dan Mama kecewa dengan sikap mu ini." ucap Mama.

"Maafkan Bella mas, semua ini tidak seperti yang mas pikir. aku ...aku tidak melakukan apa pun mas." Bella menangis.

"Nak Arya, kami selaku orang tua Bella minta maaf atas perbuatan Putri kami."

"Arya juga minta maaf Mama, papa.., sekarang Arya tidak bisa lagi mentolelir kesalahan Bella. dia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di mata hukum." ucap Arya berlalu pergi.

"Tidak mas..., Bella tidak mau dipenjara."

Bella yang panik, langsung berlari mengejar langkah Arya yang menuruni anak tangga. naas bagi Bella, keadaan yang panik dan tergesa-gesa membuat keseimbangan nya oleng, kaki kanan nya tidak tepat menuruni anak tangga, sehingga tubuh Bella langsung jatuh dan terguling ke bawah.

" Bruuuaggkk"

"Bruuuaggkk."

"Bella aaaaa." Arya langsung berbalik hendak menangkap tubuh Bella, namun dia terlambat.

"Bella...Bella bangun bel..."

"Bella anakku." kedua orang tuanya ikut berteriak panik sambil menangis, sedangkan Arya tidak ingin membuang waktu, dia langsung mengangkat tubuh Bella, menuju rumah sakit.

"Bella, bertahan lah."