Dinda Khoirunisa adalah gadis sederhana dan hidup di Panti Asuhan. Keberuntungan berpihak padanya. Atasan ditempatnya bekerja mengangkatnya menjadi adik angkatnya. Hingga nasib mempertemukan Dinda dengan Kades setempat.
" Kalau gitu kamu juga bisa panggil saya Dimas saja ya... Biar lebih akrab... " ucap Dimas.
" Kalau saya manggil Anda dengan nama saja kayaknya kesannya kurang sopan... Saya panggil Mas Dimas saja gimana...? Oya kenapa Bapak... Maksud saya kenapa Mas malam-malam berhenti dipinggir jalan seperti ini...." ucap Dinda.
Akankah Dinda bisa membuat hati sang Kepala Desa menjadi hangat..?
Akankah cinta Sang Kades berlabuh kepada Dinda..?
Yuk simak kisahnya... Dan jangan lupa minta dukungannya ya... Terimakasih..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kisworowati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
" Nggak papa Din... Saya cuma tanya saja... Kamu bisa nggak bikin bubur atau jenang mungkin..." ucap Galuh yang masih fokus menyetir.
" Insya Allah bisa Mas... Oya rumah Mas masih jauh ya...?" tanya Dinda seraya melihat kedepan.
" Bentar lagi nyampai... Tapi kita berhenti dulu ke toko buah didepan situ ya... " ucap Galuh seraya menurunkan kecepatan kendaraannya.
" Ok Mas..."
" Kita sudah sampai Din... Kamu mau ikut turun tidak..?" tanya Galuh seraya menatap Dinda.
" Ikut dunk Mas..." ucap Dinda tersenyum seraya melepaskan sabuk pengamannya.
Mereka kini membeli buah bersama. Dinda merasa takjub akan atasannya yang begitu pintar bernegosiasi harga buah yang akan dibelinya. Selesai membelinya. Dinda dan Galuh kembali masuk ke dalam mobil. Galuh melajukan kendaraannya memasuki halaman rumahnya. Kini Dinda dan Galuh turun dari mobilnya.
" Rumahnya Bapak besar juga ya..." ucap Dinda ragu-ragu.
" Panggil Mas... Din... Kamu itu... Ayo masuk " ajak Galuh seraya merangkul pundak Dinda seraya membawa buah yang dibelinya.
" Assalamualaikum..." ucap Galuh seraya masuk kerumahnya.
" Waalaikumsalam Den.. Tumben Aden pulang dengan wanita.. Pasti pacarnya Aden ya...?" ucap Bi Iyem.
" Bukan Bi.. Kenalkan ini Dinda, adik angkat saya... Dan ini Bi Iyem Din.. Beliau yang membantu semua pekerjaan disini..." ucap Galuh.
" Kenalkan saya Dinda Bi... " ucap Dinda seraya menjabat tangan Bi Iyem.
" Baik Non.. Saya Bi Iyem.. Kalau non butuh sesuatu bisa panggil saya setiap waktu... " ucap Bi Iyem seraya membalas jabat tangan Dinda ragu-ragu.
" Jangan panggil saya Non... Panggil Dinda saja... Dan pasti Dinda akan panggil Bibi kalau memang Dinda butuh sesuatu..." ucap Dinda tersenyum manis.
" Baiklah... Bibi permisi ke dapur lagi ya... Mari Den..." ucap Bibi menunduk hormat.
" Silahkan Bi.." ucap Galuh singkat.
" Dinda kita langsung ke kamar Ibu ya... Ayok..." ajak Galuh seraya mengandeng tangan Dyah.
Dinda mengangguk. Dan kini mereka berjalan menuju ke kamar Ibunya. Galuh dan Dinda mendekati Ibu yang duduk dikursi rodanya. Galuh dan Dinda pun segera timpuh dihadapan Ibunya. Dinda memegang tangan Ibunya Galuh lembut.
" Ibu... Perkenalkan saya Dinda Khoirunisa dari Panti Asuhan Ningsih... " sapa Dinda lembut seraya tersenyum.
" Ibu... Ini Dinda Adik angkat Galuh... Bagaimana... Apa Ibu suka dan mau menerimanya sebagai anak sekaligus adik untukku...?" ucap Galuh seraya menatap netra Ibunya lembut.
" Ii....ya..." ucap Ibu Anik mengeluarkan suaranya.
" Alhamdulilah... Dinda... Kamu lihat dan dengar kan tadi.. Ibu mengeluarkan suaranya... Ya Allah... Terimakasih... Semoga Ibu segera sembuh... " ucap Galuh kegirangan hingga meneteskan air matanya.
" Alhamdulilah Mas... Dinda bersyukur... Semoga Ibu segera sembuh..." ucap Dinda yang juga mengeluarkan air matanya seraya membelai tangan Ibu lembut.
" Dinda habis ini kita ke Panti ya... Untuk ngurus semuanya... Dan saya mohon dan minta sama kamu... Kamu langsung pindah kesini... Kita rawat Ibu sama-sama... Apa kamu keberatan Din...?" ucap Galuh serius seraya menatapnya.
" Iya Mas... Dinda nggak keberatan... Kita rawat Ibu sama-sama... Terimakasih Mas dan Ibu sudah menerima Dinda disini... Telah memberikan keluarga yang baru untuk Dinda... Sekali lagi Terimakasih Ibu... Mas.. " ucap Dinda seraya menatap ibu dan Galuh bergantian hingga meneteskan air matanya.
" Justru Mas yang sangat berterimakasih padamu Din... Kamu mau menerima permintaanku dan mau merawat Ibu kita bersama-sama... Mas sangat menyayangimu..." ucap Galuh seraya memeluk Dinda erat seraya menitikkan airmatanya.
Mereka menangis bahagia. Ibu Anik yang melihat kedua anaknya yang sedang berpelukan pun ikut meneteskan air matanya hingga terdengar isak tangisnya. Spontan Dinda dan Galuh menoleh kearah Ibunya.
Pak kades kalah ro dinda...
🤦🤦
🤔🤔🤔