Seorang pemuda yang di tolak cintanya dengan kejam oleh seorang gadis cantik. Tiba tiba di datangi seorang gadis cantik dan merubah jalan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wang Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lan Lan.
Karakter Lan Lan.
Bagian 17.
Malam hari selesai makan, Wang Lee duduk di atap rumahnya. Ia membuka ponselnya dan melihat beberapa panggilan dari Mei Cin.
Wang Lee akan menekan panggilan ke nomor Mei Cin ketika ia mendengar suara halus dari arah atap rumah tetangga.
Seekor kucing terus mengeong ngeong. Wang Lee berdiri terus mengamati darimana suara itu datang.
Lalu matanya tertumbuk pada seekor anak kucing yang terjebak di atas atap genteng. Anak kucing itu seperti ingin melompat, Namun tak berani karena atap genteng itu terlalu tinggi.
Reflek Wang Lee melompat dari tempatnya berdiri keatas atas atap rumah tetangga lalu berlari lari di sepanjang Bubungan rumah tersebut.
Sentuhan injak kakinya begitu halus sehingga tidak menimbulkan suara, dengan lincah akhirnya ia mendarat di tempat anak kucing itu terjebak. Wang Lee mengambil dan membawa keperluannya.
Wang Lee hendak kembali kembali keatas rumahnya ketika sadar apa baru saja di lakukannya.
Ia tercengang bisa sampai di tempat ini dengan sangat cepat, melihat kedirinya sendiri, kemudian ke atap rumahnya.
Jaraknya sekitar tiga puluh meter dan medan jalurnya sangat sempit.
Masih tidak percaya, Wang Lee melompat lagi kebubungan atap dan berlari dengan sangat cepat tanpa merasa hilang keseimbangan.
Lalu berakhir dengan satu lompatan besar, ia mendarat di atap rumahnya.
"Hahaha...Luar biasa..Luar biasa!"
...Wang Lee kegirangan dengan apa yang di lakukan barusan. Dengan mata berkilat ia menatap atap atap rumah tetangga lalu muncul ide di kepalanya....
...Dengan semangat Wang Lee kembali masukkan dalam kamarnya dan meletakkan kucing yang ada di tangannya dan Menganti pakaiannya dengan celana training....
Ia menutup kepalanya dan mengikat lehernya dan terakhir memakai kain hitam sebagai penutup wajahnya.
Berdiri tinggi di atap dan memandang lautan genteng atap rumah di sekitarnya.
Wang Lee mengambil ancang ancang dan memperkirakan dimana tempat ia akan melompat.
Lalu dengan satu gerakan ia melesat berlari meloncat demi loncatan. Dengan ringan ia berjumpalita berpindah dari satu atap keatas lainnya.
Gerakannya persis seperti ninja dalam film film action.
Wang Lee terus melakukannya sampai ia lupa waktu, ada keasyikan tersendiri baginya ketika ia menemukan mainan baru.
Gairahnya tumbuh sedemikian rupa, adrenalinnya terpacu dan ia terus ingin lebih dan lebih.
Menyadari waktu telah tengah malam ia kembali dengan keringat bercucuran di seluruh tubuhnya.
Wang Lee mengambil handuk dan sekali lagi ia mandi, setelahnya ia berganti pakaian dan terkapar di atas tempat tidur.
Keributan terjadi di sekolah, seorang Anak kelas satu menghina klub karate dengan mengatakan klub karate tidak ada apa apanya.
Itu di hubungkan dengan seorang Anak klub karate yang di hajar sampai pingsan oleh Anak kelas satu tersebut yang bukan dari klub karate manapun, bahkan beritanyapun terlalu di lebih lebihkan.
Begitulah kabar beredar dan ketika berita itu sampai ke telinga Anak anak klub karate, mereka bertanya tanya siapa yang telah mengatakan klub karate tidak ada apa apanya.
"Menurut informasi yang saya dapatkan Anak itu bernama Wang Lee yang mengalahkan Rong Joung kemarin di aula pertandingan" Salah satu Anak menjelaskan.
"Kualifikasi apa yang membuatnya bicara seperti itu? Ia hanya mengalahkan Rong Joung dan masuk sabuk biru bahkan tidak memiliki klub" Seorang Anak berbicara.
"Kita hanya harus melaporkan ini kepada ketua dan memberikan pelajaran kepada Anak sombong itu!" Ucap salah seorang Anak.
Wajahnya terlihat marah dengan penderitaan ini dan sepertinya tidak sabar untuk memberi pelajaran kepada si penghina.
Namun seorang lain berkata "Mungkin sebaiknya kita tanyakan dulu pada Anak itu, menerima gosip secara memb abi buta tidak baik juga untuk wajah klub" Ujarnya membabi buta.
"Untuk baiknya biarlah tetua yang memutuskan" Ujarnya lagi.
Kabar itu beredar di pagi hari, siapa lagi kalau bukan Kelompok Moon Li yang menyebarkannya? Mereka masih menyimpan banyak ketidak puasan kepada Wang Lee. Apa lagi sejak Rong Joung dan Ling Guang di kalahkan, kemarahan mereka semakin menjadi dendam.
Wang Lee memarkirkan sepeda Moto Morininya di parkiran, ia tidak melihat Mei Cin menunggunya hari ini.
Namun ketika iya menuju keruangan kelas, sebuah suara memanggilnya.
"Wang Lee...Gawat!" Wajah Nadi terlihat pucat berlari kearahnya dari lorong sekolah.
Wang Lee memandang gadis itu berlari kearahnya, ia keheranan.
"Gawat apanya?" Tanya Wang Lee.
Setelah dekat, Mei Cin kemudian menjelaskan .
"Ada yang mengatakan kalau kamu menghina klub karate dengan mengatakan klub karate tidak ada apa apanya" Kata Mei Cin, nafasnya sedikit terengah engah.
Wajah Wang Lee menjadi gelap, Namun hanya sesaat kemudian dia memulihkan ketenangannya. Agak lama berpikir kemudian bertanya.
"Siapa yang bilang?" Tanya Wang Lee menoleh kearah Mei Cin sambil terus berjalan.
Ada Anak klub karate yang menemuiku tadi di gerbang sekolah, kemudian dia menanyakan hal ini. Aku katakan kalau kamu tidak mungkin mengatakan hal itu.
"Tetapi kabar itu sudah beredar, gosip itu tidak bagus bagi wajah mereka, jadi mereka ingin penjelasan darimu" Kata Mei Cin.
"Ya apa sulitnya, aku akan menjelaskan kepada mereka kalau aku tidak mengatakan hal itu" Ujar Wang Lee.
"Sepertinya tidak semudah itu, Wang Lee!" Mei Cin terlihat khawatir.
"Aku paham!" Ujar Wang Lee, ia menghentikan percakapan mereka karena sudah sampai di pintu kelas dan mereka berdua langsung masuk.
Pikiran Wang Lee menjadi kusut, ia memandang kesudut dimana kelompok Moon Li berada, rasanya ia ingin menampar wajah mereka.
Bel jam istirahat bergema, suaranya memenuhi seluruh sekolah Shi Shi Hygh School.
"Apa rencanamu?" Tanya Mei Cin.
"Tidak ada...." Jawab Wang Lee tersenyum santai.
Saat mereka hendak bangkit keluar ruangan, tiga Anak lelaki masuk lewat pintu kelas dan langsung menuju ketempat Wang Lee dan Mei Cin duduk.
"Kamu yang bernama Wang Lee?" Salah satu dari mereka berbicara.
"Iya...Saya!" Jawab Wang Lee.
"Kami dari klub karate dan ketua kami ingin bertemu denganmu" Lanjut Orang itu.
"Deg....!"
Wang Lee telah memikirkan ini, demikian juga Mei Cin.
"Ada apa ketua kalian ingin bertemu dengan saya?" Tanya Wang Lee dengan wajah tersenyum santai.
"Tidak perlu bertanya, jelaskan saja nanti di depan ketua" Anak lelaki itu terlihat mulai tidak sabar.
"Huff.......!"
Wang Lee menghela nafas panjang dan menatap kearah Mei Cin yang melihatnya pasrah.
"Baiklah..!"
Akhirnya Wang Lee mengalah juga dan menuruti keinginan mereka.
"Aku ikut" Kata Mei Cin di sebelahnya.
Ketika rombongan itu telah keluar dari ruangan tersebut. Moon Li dan kelompoknya tertawa cekikan, mereka sangat gembira telah berhasil menjebak Wang Lee dengan skenarionya.
"Kamu benar benar ahlinya Lan Lan" Kata Moon Li.
Lan Lan hanya diam dan matanya berkilau penuh rasa bangga.
Wang Lee dan Mei Cin ikut masuk keruangan itu di temani ketiga siswa yang menjemputnya dari dalam kelas.
Sebuah ruangan yang cukup luas, di tengah ruangan terdapat meja leter U, dengan tiga kursi di bagian depan dan beberapa berderet di kedua sisinya.
Bagian 18. Bersambung.
lah siapa tuh cewek dalam bayangan wong lee itu ya