NovelToon NovelToon
Ikatan Dua Jiwa

Ikatan Dua Jiwa

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Balas Dendam / Cinta Terlarang / Cinta pada Pandangan Pertama / Iblis / Fantasi Wanita
Popularitas:449
Nilai: 5
Nama Author: Velika Sastra

Lin Yi Yue hanya punya satu keinginan, terbang bebas. Dia tidak ingin lagi terikat atau pun terkurung dalam sangkar lagi.
Bertemu Bai Ruyi membuat perasaannya campur aduk, harusnya ada rasa benci tapi mengapa juga ada harapan. Pria itu memberikannya janji yang indah, berkata akan mengubah sangkar menjadi rumahnya dan akan menemaninya terbang kemana pun.
Lin Yi Yue menginginkannya, tapi apakah itu mungkin? Beban yang dia tanggung sangat besar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Velika Sastra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hampir Hilang Kendali

Di luar Kota Bai Ruyi menunggu seperti yang Lin Yi Yue suruh. Meski khawatir saat mendengar teriakan memekakkan dari dalam Kota, ia tetap tidak beranjak sedikit pun.

Kemudian suara teriakan berhenti, Bai Ruyi mulai menunggu dengan tenang. Setelah beberapa saat sekelompok orang datang, dipimpin oleh Tetua Fu dan dan Zhao Hua.

''Guru, Nona Zhao!''

Chen Lai berlari memeluknya, ''Ruyi, kupikir aku tidak bisa melihatmu lagi. Biar kulihat apakah ada yang hilang.'' Chen Lai membolak-balikkan tubuh Bai Ruyi.

''Sudahlah, aku baik-baik.'' Bai Ruyi mendorongnya menjauh, lalu berbisik. ''Kenapa semuanya kemari?''

''Bai Ruyi, dimana Yi Yue?'' Tetua Fu dan Zhao Hua mendekat, memisahkan keduanya.

''Dia ada di dalam… Nona Zhao, Zhu Ying menyuruhku untuk tidak membiarkan siapa pun masuk.'' Bai Ruyi mencegatnya.

''Bagaimana jika dia butuh bantuan.'' Zhao Hua masih ingin masuk.

''Harusnya baik-baik saja, tadi memang terdengar ada teriakan tapi sekarang sudah hilang.''

''Suara teriakan?''

Bai Ruyi mengangguk, ''Mungkin teriakan monster, hampir membuat gendang telinga pecah.''

''Kerena Yi Yue sudah menyuruh Ruyi mencegah siapa pun yang masuk, maka jangan memaksanya lagi.'' Tetua Fu menepuk pundak Zhao Hua.

...****************...

Setelah Zhao Hua setuju tidak masuk, para murid mulai membuat tenda untuk beristirahat. Puluhan api unggun menyala di gerbang Kota, Bai Ruyi duduk bersama para murid.

''Bai Ruyi, kau tidak akan menyangka dengan apa yang baru saja kami alami…''

''Memangnya apa yang terjadi?''

''Kisah ini sangat hebat…''

''Jangan berbelit, ceritakan saja.'' Bai Ruyi kembali memotong.

''Jika kau terus memotong, tidak akan aku ceritakan.'' Chen Lai berbalik, kesal.

''Baik-baik.'' Bai Ruyi menahan tawa, ''Cerita saja, akan aku dengarkan.''

''Bai Ruyi apa kau tahu, Nona Lin menyimpan sebuah pedang patah.'' Chen Lai berbisik.

''Oh, lalu…''

''Kenapa wajahmu datar begitu, membuatku malas cerita.''

''Kalau begitu tidak usah bercerita.''

''Tidak bisa, lupakan tentang pedang patah. Sebelum kesini kami pergi bertarung dengan energi jahat. Kau tahu… Bai Ruyi setidaknya berikan reaksi, kenapa kau terlihat tidak tertarik sekali. Jangan-jangan kau juga…''

''Tidak.''

Chen Lai menghela nafas lega, jika mereka mengalami kejadian yang serupa bukankah ceritanya tidak lagi menarik. Namun perkataan Bai Ruyi selanjutnya membuat orang- orang sekeliling menatapnya.

''Kami bertarung dengan sekelompok iblis.''

''IBLIS!''

''Bai Ruyi apa kau mengarang?'' Si Jie'er bertanya curiga. Tetua Fu dan Zhao Hua mendekat mendengar kata iblis.

''Iblis apa?'' tanya Tetua Fu.

''Tetua Fu, Bai Ruyi bilang ia bertarung dengan sekelompok iblis.''

Tetua Fu menoleh, menatap Bai Ruyi yang tersenyum kaku. ''Guru aku hanya bertarung dengan beberapa iblis, tanpa Zhu Ying mana mungkin aku melakukannya.''

''Jadi benar ada sekelompok iblis?'' Tetua Fu kembali bertanya.

''Benar, di Kota Yu. Sekelompok iblis menyamar menjadi warga Kota, sedangkan warga Kota yang asli mereka kurung. Para iblis itu memiliki Sepasang tanduk di kepalanya.''

''Lalu apa yang terjadi?''

''Zhu Ying membongkar penyamaran mereka dan kami dikepung. Lalu…''

Bai Ruyi dengan perlahan menceritakan pengalamannya di Kota Yu.

''Bahkan ada perjamuan? Sungguh iri, harusnya kami pergi bersamamu.''

''Jamuan apa, Zhu Ying bilang harus segera kemari, jamuan belum siap, tapi Zhu Ying membuat semua orang tertidur dan pergi kemari.''

''Bai Ruyi, penjara yang kamu maksud apakah sebuah lukisan?'' Tanya Zhao Hua.

Bai Ruyi mengangguk, melirik gulungan yang mirip di tangannya. ''Nona Zhao apakah gulungan itu penjara yang sama?''

Zhao Hua mengangkat gulungan, ''Tidak sedikit berbeda. Lukisan yang aku pegang hanya dapat mengurung energi jahat, tidak ada yang bisa mengendalikan energi jahat selain Yi Yue.''

''Jadi hanya bisa mengurungnya.'' Chen Lai menanggapi.

''Benar, sedangkan lukisan yang dibawa Yi Yue khusus untuk mengurung iblis dan monster.'' lanjut Zhao Hua.

Semua orang mengangguk mengerti, ''Nona Zhao, kenapa energi jahat hanya mengacau di alam manusia. Kami tidak pernah melihat ada energi jahat yang mengacau di alam langit.'' Tanya Ru Lang.

''Energi jahat juga mengacau di alam iblis, tapi alam langit… mungkin Tetua Fu tahu.''

Serempak para murid menoleh pada Tetua Fu. ''Tetua Fu!''

Tetua Fu menatap ke depan dengan pandangan rumit. ''Kenapa, kenapa alam langit seperti memiliki pelindung yang membuat energi jahat menjauh dari sana?''

Tetua Fu tersenyum, ''Kalian harus membaca banyak buku, baru akan tahu terutama kau Bai Ruyi…''

''Aku?'' Bai Ruyi menunjuk dirinya dengan bingung.

''Kenapa alam langit bisa terhindar dari energi jahat terkait erat dengan Klan Bai.''

''Klan Bai lagi!'' semua orang merasa heran.

''Tidak hanya Klan Bai, kondisi Alam Langit juga terkait erat dengan Lin Yi Yue.''

...****************...

Lin Yi Yue melayang, mata darahnya menatap monster bagaikan makhluk yang akan mati. Puluhan jimat melayang, menempel di setiap tiang sangkar.

Suhu udara naik berkali lipat, tiang-tiang sangkar memerah bagai besi yang dipanaskan. Kabut di sekeliling sangkar menjauh, hingga hanya tersisa kabut tipis.

Suara teriakan monster terus menggema membuat semua orang di luar gerbang berdiri menatap ke dalam. Memperlihatkan Monster pemakan dan sosok Lin Yi Yue yang dikelilingi kobaran api.

Lin Yi Yue melesat, memutari tubuh monster pemakan. Sebuah rantai emas muncul mengikuti kemana pun ia terbang, mengikat monster itu. Rantai emas itu berkobar api, ia melompat berdiri di atas kepala monster.

Selimut miliknya entah hilang kemana, setetes darah menetes. Begitu menyentuh kepala monster tetesan darah itu berubah menjadi setitik api. Tangan Lin Yi Yue membentuk segel.

''Api penyucian… Aktif!''

Dengan kecepatan yang mencengangkan dalam sekejap setitik api itu menjalar, menelan monster pemakan.

Raungan monster pemakan menggema, berlari mengelilingi sangkar. Meski tubuhnya telah diikat dengan rantai, monster itu masih leluasa berlari dan dan menendang udara.

Jimat-jimat di tiang sangkar bersinar merah, cahaya itu meliuk-liukkan bagai ular. Lalu cahaya itu berubah menjadi rantai emas, mengikat sang monster dengan erat.

Kejadian itu di saksikan oleh semua orang di luar gerbang Kota. Mereka bergegas masuk, termasuk Bai Ruyi, melupakan larangan yang Lin Yi Yue ucapkan.

Begitu masuk semua orang melihat monster itu tersedot masuk ke dalam lukisan. Lin Yi Yue menoleh, mata darahnya menatap tajam semua orang, menatap asing orang-orang di sana.

Tetua Fu merentangkan tangannya, ''Mundur!''

''Tetua Fu apa yang terjadi?'' Semua orang melihat tatapan tajam Lin Yi Yue, seperti melihat musuh.

''MUNDUR!'' Tetua Fu kembali berteriak.

''Kenapa matanya berubah merah?''

''Tak disangka Zhu Ying adalah siluman, tapi siluman apa dia hingga memiliki kekuatan yang begitu mengerikan.''

''Dia… hilang kendali?''

Lin Yi Yue masih melayang di tengah sangkar. Secara tiba-tiba Zhao Hua tiba di belakangnya, melancarkan serangan. Lin Yi Yue tidak menghindar, ia mengayunkan pukulan, Zhao Hua terbanting ke belakang sementara Lin Yi Yue tidak bergeser sedikit pun.

Tetua Fu menarik rantai, melemparkan serangan. Rantai itu menusuk dengan cepat, mencoba mengikatnya. Lin Yi Yue melompat menginjak rantai itu, berlari cepat menuju Tetua Fu.

Tetua Fu tidak menghindar, ia mengeluarkan sesuatu dan melemparnya pada Lin Yi Yue. Itu adalah… pedang patah.

Menggenggam pedang patah itu, bola mata Lin Yi Yue perlahan mulai kembali normal. Sangkar raksasa mulai lenyap dengan rantainya. Lin Yi Yue meluncur ke bawah, Bai Ruyi berlari cepat menangkapnya.

''Kamu tidak apa-apa.''

''Kakiku…''

''Ada apa dengan kakimu.''

''Kakiku sangat kotor, tubuh monster itu penuh dengan lumpur, menjijikkan!''

Bai Ruyi berkedip, sepertinya baik-baik saja.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!