Alexander "Lion" Kennedy, mantan komandan pasukan elite terhebat Amerika, sedang menikmati masa pensiunnya yang damai di pedalaman hutan. Namun sebuah kunjungan tak terduga dari Gedung Putih memaksanya kembali ke dunia yang ditinggalkannya - dunia operasi rahasia, konspirasi, dan bahaya yang tak terlihat.
Dengan masa lalu yang penuh luka dan dendam yang belum terselesaikan, Lion harus memimpin misi penyusupan paling berbahaya dalam kariernya. Didampingi oleh Tanikawa, sahabat lamanya yang jenius teknologi, perjalanan mereka segera berubah menjadi permainan kucing dan tikus yang mematikan di jalanan Moskow.
Ketika misi resmi berubah menjadi urusan pribadi, Lion menemukan dirinya terjebak dalam jaringan konspirasi dimana tidak ada yang bisa dipercaya. Setiap langkah membawanya lebih dalam ke dalam labirin pengkhianatan, sementara masa kelamnya terus membayangi setiap keputusan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MR. IRA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17: Pasti Akan Membebaskanmu
Badan polisi itu terjatuh, tidak ada yang menyadarinya. Lion mencoba mendekat, dia meletakkan tasnya di tanah, dia lalu dengan perlahan-lahan dan langkah yang berhati-hati untuk terus maju ke kantor polisi "Satu mati, mungkin ada lebih dari lima orang di dalam sana!!" ujar Lion.
Namun, dari parkiran kantor. Terlihat dua polisi lainnya yang tengah berbincang sambil mengunyah donat "Di sana," gumam Lion. Dia menggunakan scope-nya lagi, kali ini pelatuk ditariknya dengan cepat. Dua peluru melesat kearah kedua polisi itu, mereka tewas, tidak ada alarm, tidak ada yang menyadari kedatangan seorang raja singa yang marah.
"Beruntung Tanikawa dikurung di kantor polisi yang kecil ini," ucap Lion dengan terus maju ke kantor polisi. Dia mengendap-endap, menempel ke tembok kantor untuk melihat jendela. Namun yang dilihatnya hanya sebuah ruangan yang kosong "Kosong? Mungkin ada di ruangan lainnya!!" ujar Lion dengan masuk ke dalam lewat jendela yang tertutupi oleh kaca "Tiar!!" Lion sudah ada di dalam.
Dia mengelilingi kantor, tidak ada siapapun, semua sel kosong "Umpan? Sial!!" ujar Lion yang marah dengan menendang sebuah pot bunga yang tak jauh darinya. Lion buru-buru pergi dari kantor polisi itu, dia keluar lewat jendela yang sama.
"Doorr!!" suara peluru yang melesat tiga inci dari kepalanya.
Lion mengangkat M4-nya "Sial!! Tasku aku tinggal di dekat mobil!!" desis Lion, Dia terus mencari orang yang hampir membunuhnya lewat scope senjatanya. Pandangan Lion agak kurang karena tertutupi pepohonan yang rindang, dia terus berwaspada sambil berjalan menuju mobilnya.
"Menyerah?!" teriak seseorang dari balik pepohonan itu, Lion tak menggubrisnya. Dia terus berjalan "Doorr!!" sekali lagi suara tembakan terdengar, tapi tidak mengarah ke Lion "Siapa di sana, APM kah?!" ucap Lion.
Saat hening, Lion mengubah mode M4-nya ke full otomatis. Dia terus mencari keberadaannya, sampai Lion melihat seorang pria berdiri membelakanginya dengan membawa sebuah senjata tua.
Lion membidik kepalanya, pria dengan pakaian lusuh itu berbalik badan. Menatap lubang mata topeng Lion dengan tajam dibalik topeng Batman yang dia kenakan "Siapa?!" ucap Lion sambil berjalan mendekatinya.
Dia menurunkan senjata Kar98k yang dia bawa, lalu berjalan mendekati Lion dengan perlahan. Lion tetap berwaspada, dia berjalan mundur saat pria itu mendekat "Diam, atau mati!!" ujar Lion untuk menakut-nakuti.
"Alexander Lion Kennedy, anak tunggal dari keluarga Alexander di Amerika Serikat. Semua orang tahu ceritamu, tapi tak tahu rupamu!!" ucapnya dengan dingin. "Keluarga Alexander, keluarga yang semua keturunannya adalah pasukan elite terhebat. Tapi, ceritanya akan berhenti di sini!!" ujarnya dengan perlahan-lahan menarik pelatuk senjatanya.
"Doorr!!" peluru ditembakkannya ke udara, Lion seketika paham dengan apa yang pria itu katakan "Aku di sini hanya menyampaikan informasi dari seseorang, dia yang akan membunuhmu!!" ucap pria tua itu dengan berjalan pergi meninggalkan Lion.
Lion berpikir sejenak "Bukan APM!!" ujar Lion. Lion lalu pergi mengambil tasnya yang tergeletak di samping mobilnya, dia masuk ke dalam mobil. Membuka ponselnya untuk mencari di mana Tanikawa berada.
"Wiu... Wiu... Wiu..." suara sirine iring-iringan mobil polisi. Tanikawa dipindahkan dari sel lamanya ke tempat yang baru, dengan pengawalan super ketat.
"Komandan, jika aku menyusul Lyra nanti. Balaskan dendamku untuk APM!!" ucap Tanikawa sendirian di dalam van polisi yang membawanya.
Hampir 10 menit dia mencari lewat internet, tapi hasilnya nihil. Lion bingung, dia lalu menjalankan mobilnya untuk mencari Tanikawa entah di manapun itu "Sekarang, misiku bertambah. Tugas negara, balas dendam, mencari Nadachi, dan yang paling penting sekarang. Membebaskan Tanikawa!!" ujar Lion sambil mengemudi.
Dia berjalan di jalanan kota, di mana para warga sipil terheran-heran saat melihat mobil Lion dengan kaca yang berlubang. Dengan darah di kaca dan juga kursi mengemudinya.
Waktu terus berlalu, Lion terus mencari tanpa putus asa. Di tengah-tengah perjalanannya mencari, dia teringat jika ponsel Tanikawa pasti ada bersama polisi yang membawa Tanikawa "Aku baru ingat, di ponselku dan Tanikawa sudah dipasang GPS oleh AI Tanikawa!!" ujar Lion sambil memberhentikan mobilnya.
Dia coba melacak ponsel Tanikawa, setelah beberapa saat. Akhirnya titik merah muncul "Ini dia," ucap Lion dengan gembira. Dia lalu menginjak gas tapi mesin tidak mau menyala.
Lion turun dari mobilnya, menggendong tasnya. Memegang M4 ditangan, dia menghadang sebuah mobil di jalan "Tiinn!!" "Door!!!" Lion menembak pengemudi mobil itu dan langsung pergi menggunakan mobilnya.
Dia pergi menggunakan mobilnya, walaupun aroma darah sangat menyengat karena darah pengemudi sebelumnya yang ditembak Lion. Kali ini tujuan Lion sangat jelas, tinggal menunggu waktunya untuk di sampai dan menyelamatkan Tanikawa.
Di sebuah tempat, seorang pria duduk di kursi dengan keadaan tangan serta kaki yang diikat. Mulut ditutup kain, dan matanya ditutup dengan kain.
Bersambung...