NovelToon NovelToon
3 Ratu Sakti

3 Ratu Sakti

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Balas Dendam / Epik Petualangan / Perperangan / Dendam Kesumat / Fantasi Wanita
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rudi Hendrik

Ratu Ani Saraswani yang dihidupkan kembali dari kematian telah menjadi "manusia abadi" dan dianugerahi gelar Ratu Sejagad Bintang oleh guru ayahnya.

Aninda Serunai, mantan Ratu Kerajaan Siluman yang dilenyapkan kesaktiannya oleh Prabu Dira yang merupakan kakaknya sendiri, kini menyandang gelar Ratu Abadi setelah Pendekar Tanpa Nyawa mengangkatnya menjadi murid.

Baik Ratu Sejagad Bintang dan Ratu Abadi memendam dendam kesumat terhadap Prabu Dira. Namun, sasaran pertama dari dendam mereka adalah Ratu Yuo Kai yang menguasai tahta Kerajaan Pasir Langit. Ratu Yuo Kai adalah istri pertama Prabu Dira.

Apa yang akan terjadi jika ketiga ratu sakti itu bertemu? Jawabannya hanya ada di novel Sanggana ke-9 ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rudi Hendrik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17. Pengakuan Si Pembunuh

Melihat kehancuran anak buahnya, termasuk tangan kanannya yang bernama Walang, Ketua Ganteng Susa segera berteriak memberi perintah.

“Munduuur!” teriak Ganteng Susa dari posisi amannya, empat tombak dari pusat pertarungan antara Nyai Bale dengan kelompok Bayangan Putih.

Mendengar itu, lima anggota kelompok yang masih segar bugar cepat melompat mundur ke dekat ketuanya. Sementara mereka yang terluka parah dan sedang, harus bersusa payah untuk segera menjauhi Nyai Bale yang sangat berbahaya.

Jadi ada separuh dari kelompok Bayangan Putih yang sudah tanpa nyawa. Ada beberapa yang kritis.

Set set! Ting ting!

“Aak!”

Di saat para pengeroyok Nyai Bale bergerak mundur, Cira Keling melesatkan tiga keping senjata besi segitiganya. Dua orang lelaki berpakaian putih yang menjadi target mampu menangkis dengan pedangnya, tetapi satu orang menjerit karena terkena di lehernya.

“Mundur!” seru Ganteng Susa lagi.

Sebanyak sembilan lelaki yang tersisa segera balik kanan untuk berlari pergi.

Namun, langkah mereka semua kompak terhenti. Tahu-tahu sosok cantik jelita berpakaian biru telah berdiri dengan mata biru yang menatap tajam kepada Ganteng Susa. Ani Saraswani tahu-tahu telah berpindah tempat menghadang.

“Kalian menginginkan kematianku. Maka aku pun menginginkan kematian kalian!” desis Ani Saraswani yang teringat ketika dia terkena pukulan Telapak Maut Biru saat diserang kelompok Bayangan Putih di Rumah Makan Muara Jerit.

Dari jarak tiga tombak, Ani Saraswani menghentakkan tangan kanannya dengan jari-jari mencengkeram, tapi tidak penuh, seperti sedang mencengkeram sesuatu.

“Akrr!” pekik tiba-tiba satu lelaki berpedang di belakang.

Dia mengejang dengan mulut terbuka lebar dan mata melotot. Lehernya sangat tegang dengan urat-urat membesar. Wajahnya merah kelam, seperti darahnya mengumpul di kepala dan tersumbat. Dia panik sambil memegangi lehernya yang seperti dicekik kuat tanpa terlihat sesuatu yang mencekiknya.

Namun, jelas semua menduga, Ani Saraswani yang mencekik.

Krekr! Blugk!

Terdengar suara tulang leher yang patah. Setelahnya tubuh anak buah Ganteng Susa itu ambruk tanpa kekuatan lagi dan tanpa nyawa.

“Hiaat!” pekik Ganteng Susa sambil melesat cepat ke depan dengan pedang menebas.

Beg!

“Hekr!”

Cukup dengan hentakan kecil bahu kiri, Ani Saraswani menyambut Ganteng Susa dengan satu tenaga dalam besar. Ganteng Susa terlempar jauh dan sangat keras balik ke belakang. Bahkan lesatan tubuhnya melewati posisi para anak buahnya.

Bdugk! Bluk!

Tubuh Ganteng Susa jatuh keras menghantam tanah jalanan hingga terpantul sekali dan berhenti di depan kaki Nyai Bale.

Baru saja Nyai Bale hendak mengeksekusi Ganteng Susa, Ani Saraswani sudah berseru lebih dulu.

“Jangan dibunuh!” perintah Ani Saraswani.

Nyai Bale pun menahan gerakannya.

“Akkrr!” jerit satu lelaki berpedang lagi, mendadak kejang dalam berdiri seperti rekannya yang mati barusan. Dia kelojotan sambil memegangi lehernya yang tercekik secara gaib.

Di depan, Ani Saraswani memang sedang melakukan gerakan mencekik udara.

“Serang!” teriak Walang yang kondisinya sudah terluka.

“Hiaat!” teriak para lelaki berpedang sambil berlari maju dengan pedang tergenggam di tangan kanan dan tangan kiri menyala biru. Mereka meninggalkan satu rekannya yang berjuang melawan cekikan gaib.

Krekr!

Sresss!

“Aaak! Akk! Akk…!”

Bersamaan dengan mematahkan leher lelaki yang dicekiknya dari jarak jauh, Ani Saraswani menghentakkan tangan kirinya dengan jari-jari terbuka.

Tangan kiri itu seperti melepas sekelompok pasukan kunang-kunang. Ribuan sinar kuning kecil melesat serentak dengan arah melebar.

Walang dan rekan-rekannya berusaha menghindari serbuan sinar yang banyak itu, tetapi mereka tidak bisa mengalahkan kecepatan serbuan ilmu yang bernama Pasar Kunang-Kunang.

Ribuan sinar kuning kecil-kecil itu menembusi tubuh semua lelaki yang bermaksud menyerang Ani Saraswani. Mereka berjeritan yang menjadi jeritan kematian.

Semua lelaki itu jatuh ke tanah dalam kondisi pakaian putihnya bersimbah oleh darah yang keluar dari lubang-lubang di tubuh mereka. Semuanya mati.

Tinggallah Ganteng Susa yang tergeletak menahan sakit yang luar biasa. Hantaman tenaga dalam Ani Saraswani terhadapnya membuat luka dalamnya kian parah. Ia merasakan tubuhnya seolah-olah mau pecah berantakan. Dia pun sudah tidak mampu bangkit, terlebih ada Nyai Bale yang berdiri menungguinya.

Sementara itu, Cira Keling sudah turun dari kudanya pula. Dia sekedar ingin mengambili senjata logam segitiganya yang tertanam di tubuh-tubuh korbannya. Stok senjatanya terbatas, jadi dia selalu memunguti kembali senjatanya setelah digunakan terhadap korbannya.

Ani Saraswani melangkah melewati para korbannya. Dia mendekati Ganteng Susa.

Ketua Bayangan Putih itu menatap tajam Ani Saraswani. Di pikirannya yang muncul adalah terkaan bahwa ia pasti dibunuh.

“Kau harus tahu, aku sekarang adalah orang tersakti di dunia. Aku tidak selemah dulu. Aku menjamin nyawamu saat ini jika kau beri tahu siapa orang yang membayarmu untuk membunuhku,” ujar Ani Saraswani dingin kepada Ganteng Susa.

Lelaki muda itu tidak langsung menjawab. Dia hanya menunjukkan wajah meringisnya yang memberi tahu bahwa dirinya sangat kesakitan.

Krekr!

“Aaak…!” jerit Ganteng Susa tiba-tiba penuh histeris, ketika dia merasakan tulang lututnya hancur tanpa terlihat ada yang meremukkannya.

Serangan pada lutut kanan Ganteng Susa dilakukan oleh Ani Saraswani yang mencengkeramnya dengan cara mencengkeram udara. Itulah kehebatan ilmu Hancur Segenggam, salah satu dari kesaktian baru gadis cantik itu, setelah dia menjadi “manusia abadi”.

Rasa sakit yang luar biasa itu memaksa Ganteng Susa memegangi lutut kanannya.

“Siapa yang membayarmu?” tanya Ani Saraswani dingin.

“Janda Mahapati Olo Kadita!” teriak Ganteng Susa menjawab.

Krekr!

“Akkkrr…!” jerit Ganteng Susa lagi karena setelah jawabannya, Ani Saraswani justru menghancurkan tulang lutut kirinya. Pemuda itu menjerit histeris sampai mengeluarkan air mata.

“Aku menjamin nyawamu, bukan menjamin tidak menyiksamu,” kata Ani Saraswani.

Ratu Sejagad Bintang lalu berjalan meninggalkan Ganteng Susa. Dia menuju kudanya. Nyai Bale dan Cira Keling ikut menuju ke kudanya masing-masing. Mereka meninggalkan Ganteng Susa yang terus mengerang kesakitan.

“Nyai Bale!” sebut Ani Saraswani sambil berhenti di depan rombongannya.

Panggilan itu membuat Nyai Bale dan Cira Keling berhenti, menunda untuk naik ke kudanya.

“Hamba, Gusti Ratu,” sahut Nyai Bale.

“Benarkah kau termasuk pembunuh bayaran yang ingin membunuhku sebelum ini?” tanya Ani Saraswani dengan nada yang datar. Dia menatap dingin pengawal saktinya.

Terkejut hati Nyai Bale dan Cira Keling mendengar pertanyaan yang sebelumnya sudah mereka perkirakan akan ditanyakan oleh Ani Saraswani atau Titir Priya.

“Benar, Gusti Ratu,” ucap Nyai Bale seraya menunduk hormat. Dia tahu bahwa kejujurannya sangat berisiko terhadap dirinya dan Cira Keling.

“Apakah kau sama, Keling?” tanya Ani Saraswani sambil menengok kepada gadis berwajah hitam kelam itu.

Melihat Nyai Bale menunjukkan jiwa kependekarannya, Cira Keling pun tidak mau berlaku pengecut.

“Benar, Gusti Ratu,” jawabnya. Namun, dia segera berdalih, “Kami hanya pembunuh bayaran. Kami membunuh sesuai bayaran dan patuh kepada orang yang membayar. Nyai Bale mengawal Gusti Ratu karena perintah gurunya, tapi aku mencari tuan pemilik bayaran.”

“Lalu siapa yang membayar kalian sebelumnya? Apakah Mahapati Olo Kadita juga?” tanya Ani Saraswani menerka.

“Hamba tidak tahu siapa pemilik kepeng. Namun, dia menamai dirinya Gusti Raja,” jawab Cira Keling.

“Selama aku membayar kalian, apakah kalian akan berpaling jika kalian mendapat tawaran lebih besar dari aku?” tanya Ani Saraswani yang tidak menunjukkan kemarahan atas pengakuan Cira Keling.

“Tidak, Gusti Ratu. Sudah menjadi sumpah kami sebagai pembunuh bayaran untuk setia kepada pembayar pertama, selama kesepakatan masih berlaku,” jelas Cira Keling.

“Dengan kesaktianku saat ini, aku sebenarnya tidak memerlukan jasa kalian, tetapi aku menghormati perintah Guru. Jadi aku ingatkan, jangan sekali-kali kalian melakukan pengkhianatan selama kalian masih bekerja untukku,” kata Ani Saraswani.

“Baik, Gusti Ratu!” ucap Nyai Bale dan Cira Keling bersamaan seraya menjura hormat.

“Kita lanjutkan perjalanan!” perintah Ani Saraswani. Dia lalu menaiki kudanya.

Nyai Bale dan Cira Keling baru menaiki kudanya setelah junjungannya sudah duduk di pelana kudanya. (RH)

1
❥⃟🦋ʷⁿᶜ𝓟𝓻𝓲𝓷𝓬𝓮𝓼 𝓕𝓪🍰🥑
BKN gadis? maksudnya apa/Slight/
❥⃟🦋ʷⁿᶜ𝓟𝓻𝓲𝓷𝓬𝓮𝓼 𝓕𝓪🍰🥑: ohh gituu/Joyful/
total 2 replies
❤️⃟Wᵃf🍁🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ❣️🤎
permaisuri Kerling Sukma pasti terkejut karena dia yang sudah membunuh ratu Ani saraswani apalagi sekarang sedang ratu sudah abadi alias alias tidak bisa mati
❤️⃟Wᵃf🍁🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ❣️🤎
yok kita juga mau ikutan lihat Kentang kebo bertarung melawan permaisuri Kerling Sukma siapakah yang akan menang nanti 🤔🧐
Om Rudi: yok ayok
total 1 replies
rajes salam lubis
gaassskan
rajes salam lubis
holeeee
rajes salam lubis
iya ya ya ya
rajes salam lubis
pasti ingat dong om
👣Sandaria🦋
rupanya bapak pacar yg mau dilamarnya seorang ustadz. kW pula tuh🤦😂
Om Rudi: hehehhee
total 1 replies
👣Sandaria🦋
iya iya.paham betul aku dengan kencang dan panjang ini, Om. gak usahlah Om tulis dua kali segala🙄
Om Rudi: tapi kan pasti dibahas pula sama Mak Imut
total 1 replies
👣Sandaria🦋
kecewa lah pasti Kerling, Om. madu yg dihabisi ternyata hidup lagi, dia dibuang, suami gak sayang, jatah ranjang hilang. alasan apa lagi yg menghalangi dia ganti suami, Om. segerakanlah!😆
Om Rudi: siap. tunggu tanggal mainnya
total 1 replies
👣Sandaria🦋
Kerling Sukma dapat jatah burung bergilir Joko setelah Tirana menyembuhkan penyakit burung loyonya kan, Om? lupa aku🤔😂
Om Rudi: hahahah. hanya Tirana yg menguasai terapinya.
total 1 replies
≛⃝⃕|ℙ$ ⍣⃝Avi(𝗢𝗙𝗙)
noted ku cuma tegang dan terengah doang/Chuckle/
≛⃝⃕|ℙ$ ⍣⃝Avi(𝗢𝗙𝗙)
ada soto dan tuyul juga😭
Om Rudi: hehehehe
total 1 replies
≛⃝⃕|ℙ$ ⍣⃝Avi(𝗢𝗙𝗙)
namanya gak elit banget om🤧
Om Rudi: hahahahahah ya demikianlah
total 1 replies
👣Sandaria🦋
cepat up, Om Sayang. udah lama ini aku enggak Om suguhi tarung tingkat tinggi. tarung pendekar maksudku. kalau tarung yg lain mah baru semalam😉🤣
Om Rudi: hehehehehe. saking tingginya sampai bingung ngebayangin
total 1 replies
👣Sandaria🦋
bohong itu. bukannya semalam Om baru saja bilang aku tanpa pakaian justru lebih cantik?🤔😂
👣Sandaria🦋
aduh. menggemaskan banget kamu, Om. pengen dihamili nih jadinya🤦🤣
Om Rudi: hmmmmm
total 1 replies
👣Sandaria🦋
sakit jantung ditemukan tahun berapa memangnya, Om? duluan mana dibanding pohon jengkol?🤔 tapi kalau dibandingin dengan alat kontrasepsi mah aku tahu. duluan pohon pete pasti🙃🙃😂
Om Rudi: hahahaha AU ah
total 1 replies
👣Sandaria🦋
ahahaha. kok enggak 7S saja, Om. siaga, santai, sambil, seruput, susu, sandaria, saja🤦🤣
Om Rudi: joahahahaha ini baru bikin ketawa
total 1 replies
👣Sandaria🦋
kok serius amat ukuran jaraknya, Om? udah rindu juga aku Om pakai sejauh lompatan kodok hamil atau sejauh tembakan kencing si Tomy gitu🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!