Ayushita Dewi, gadis berusia dua puluh dua tahun tapi memiliki tubuh yang cukup oversize. 109kg dengan tinggi badan 168cm. Kehidupannya awalnya cuek saja dengan kondisi tubuhnya yang besar itu, tapi dengan pertemuan kliennya membuat jas lengkap bernama Dewangga Aldiansyah yang cerewet itu membuat Ayushita jengah dan memutuskan untuk diet.
"Cewek kok oversize."
"Jangan usik kehidupanku yang nyaman ini, mau oversize atau ngga, bodo amat!"
Tak di sangka perselisihan masalah tubuh Ayushita itu membuat Dewa lebih dekat dan akrab dengan gadis itu. Apalagi dia melihat perselingkuhan tunangan Dewangga tunangannya membuat Ayushita dan laki-laki itu semakin dekat dan menimbulkan benih-benih cinta.
Apakah mereka akan berlanjut dengan cinta? Atau selamanya akan jadi Tom and Jerry?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummi asya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Kenalkan Pada Mama
"Tante!" ucap Sintya dengan kaget.
Tidak percaya dengan keputusan perempuan yang selama ini dia anggap selalu membelanya meski bukan ibu kandungnya.
"Maafkan Tante Sintya, tapi anak Tante tidak bisa menerimamu sebagai tunangannya apa lagi nanti sebagai istrinya. Tante tidak ingin kalian tidak bahagia, carilah pasangan yang benar-benar menerimamu apa adanya dan juga mau memenuhi semua keinginanmu," ucap nyonya Anna membuat Dewa tersenyum puas dengan keputusan mamanya.
Kali ini dia sangat menyukai keputusan mamanya yang menerima keputusannya membatalkan pertunangan dengan Sintya. Dia tahu sikap mamanya itu adalah keputusan yang benar, lagi pula Sintya terlalu munafik untuk dirinya.
Sintya menatap kesal pada nyonya Anna, beralih pada Dewa. Dia berdiri dan langsung pergi tanpa pamit pada kedua anak dan ibu tersebut.
Dewa bangkit dari duduknya dan langsung memeluk mamanya dari belakang.
"Aku sayang mama, ini keputusan yang sangat aku sukai dari mama," ucap Dewa.
"Mama pikir itu adalah keputusanmu juga sayang, ya mama tahu kalau perjodohan ini tidak baik untukmu kelak. Jadi setelah mama mendengar kamu membatalkan pertunangan mama jadi lega," ucap nyonya Anna.
"Terus, bagaimana dengan Tante Rita?"
"Itu jadi urusan mama, Dewa. Kamu fokus kerja saja, tapi ingat ya. Mama memperhatikan apa yang kamu lakukan lho," ucap nyonya Anna.
"Maksud mama?" tanya Dewa bingung.
"Mama mengira kamu sedang dekat dengan seorang perempuan," jawab nyonya Anna.
"Mana ada ma," ucap Dewa.
"Yakin?"
"Yakinlah, aku ngga dekat dengan siapa pun."
"Hmm, baiklah."
Dewa pun mengantar mamanya pergi ke tempat filates sesuai permintaannya setelah makan siang itu.
_
Ayushita diam menatap laptopnya, pikiran dan pandangannya berbeda. Di lihatnya kalender duduk di meja, bulan tujuh tanggal sepuluh.
"Ini sudah pukul dua siang, mereka tidak datang lagi. Tapi ini masih satu hari lagi setelah hari itu," ucap Ayushita masih menatap kalendernya.
Pikirannya melayang entah kemana, seperti banyak yang harus di pikirkan tentang perkembangan butiknya. Apa lagi banyak sekali saingan butik yang lebih murah harga yang di tawarkan barang jualannya, beruntungnya dia memiliki butik khusus untuk laki-laki.
Pakaian laki-laki mulai dari jas dan setelannya, baju-baju santai, baju kantor juga beberapa pernak pernik yang selalu di miliki laki-laki. Kini toko online shop-nya sudah mulai berkembang, dan pendapatannya cukup lumayan.
Saat sedang melamun ...
Tok tok tok.
Dinda masuk terburu-buru setelah pintu terbuka, di belakangnya perempuan yang selama ini ingin sekali dia hindari. Ayushita berdecak kesal menatap tajam pada perempuan di belakangnya.
"Mbak, ibu memaksa ingin masuk," ucap Dinda dengan takut-takut.
"Ya sudah, kamu keluar saja." ucap Ayushita.
Dinda mengangguk, dia melirik pada perempuan yang memaksa masuk ke ruangan Ayushita itu lalu pergi keluar.
Ayushita duduk tegak dengan bersedekap menatap datar padanya, perempuan itu balik menatap Ayushita lalu pandangannya berkeliling ruangan.
"Aku baru masuk ke ruanganmu, ternyata terlalu kecil ya. Tapi tidak masalah, pasti uangmu banyak," ucapnya dengan nada sinis.
"Ada apa ibu kemari?" tanya Ayushita pura-pura tidak tahu apa tujuan ibu tirinya datang memaksa masuk ke dalam ruangannya.
"Ibu hanya minta bantuanmu saja Ayu, bantu ibu bayar hutang sama juragan Somad itu," ucap ibu Ratna.
"Itu kan urusan ibu, kenapa ibu melibatkan aku dalam urusan ibu itu?"
"Kamu itu anak ibu, Ayu. Ya meski cuma anak sambung, tapi ayahmu kan sudah berpesan kalau ada apa-apa dengan ibu kamu harus bantu," ucap ibu Ratna lagi.
"Ck, selama ini yang menghabiskan harta ayah itu siapa? Ibu kan?" ucap Ayushita lagi.
"Ya tapi modal dari butik ini juga dari ayahmu. Suami ibu, jadi wajar saja kalau kamu membantu ibu membayarkan hutang," ucap ibu Ratna lagi.
Ayushita geram mendengar ucapan tidak tahu diri dari ibu sambungnya, dia menatap tajam pada perempuan yang selama ini benar-benar membuatnya muak.
"Maaf, aku tidak bisa membantu ibu. Hutang ibu itu untuk siapa? Aku tidak pernah mencicipi uang hasil hutang itu, jadi aku tidak ada kewajiban membayarkan hutang ibu," kata Ayushita menolak permintaan ibu Ratna.
Tentu saja itu membuat ibu Ratna kesal, dia menatap anak sambungnya dengan kesal.
"Apa kamu tidak takut dengan debt colector yang sudah merusak butikmu ini? Heh, kamu jangan sok jadi anak. Lihat saja apa yang akan terjadi setelah kamu menolak membantuku," ucap ibu Ratna.
Setelah berkata seperti itu, perempuan paruh baya itu berbalik dan berlalu meninggalkan Ayushita. Sekilas Ayushita melihat ibu tirinya itu sedang menghubungi seseorang.
"Halo? Lakukan saja perintah juragan Somad, aku tidak peduli dengan anak sialan itu."
_
_
******