MOVE

selesai dengan perkerjaannya antares mengemaskan laptop dan segera pulang ke rumah daivan untuk kembali menjaga gaura. Sepanjang perjalanan antares terus memikirkan mengapa dirinya harus hidup satu atap dengan orang yang selalu buat dirinya benci dan muak.

Sedangkan di sisi lain gaura yang sudah merasa dirinya sudah baik memilih untuk mengambil laptop dan menggunakan aerphone mengamati sesuatu dengan serius.

"gw tau kecelakaan aya itu sebuah rencana lu kan"

"gw gak tau apa apa, gw nyelakain aya sama ajah gw bangunin keluarga Maheswara gw tau aya bagian dari mereka jadi gak mungkin gw celakain dia"

"tujuan kita itu buat jatuhin keluarga Maheswara bukan untuk bunuh orang"

"tapi keluarga kita jadi salah satu yang di tuju oleh keluarga Maheswara lu paham gak"

"semua ini rencana lu lu terlalu bodoh tolol"

"itu kenapa papa gak milih lu untuk jadi pembuat startegi dan memilih lu jadi babu karena lu itu ceroboh tolol"

"apa yang harus gw lakuin sekarang gak mungkin gw gali kuburannya gw masukin roh lain"

"argk hancur semua rencana gw gara gara lu. Cari tau kematian aya sebelum keluarga Maheswara tahu siapa pelaku sebenernya"

"apa maksud ini semua? Kematian gw di rencana? Bukannya itu musuh dari keluarga Prama? Apa maksud dari semua ini?"kata gaura lirih sambil memegang kepalanya yang merasakan sakit

"argk kepala gw kenapa sakit gini"

"papa gak salah aku tau papa papa gak mungkin kaya gitu"

"kalian yang bunuh nenek aku kalian pembunuh"

"bukan papa aku yang bunuh kalian yang bunuh"

"aku mohon tolong lepasin papa aku aku janji aku akan keluar dari keluarga Maheswara asalkan papa bebas aku mohon"

Jeritan wanita membuat gaura memegang erat dua telinganya sambil menutup matanya terikan tolong dan mohon terus menggema di telinga gaura membuatnya semakin sakit

"stop gw mohon stop sakit tolong"kata gaura merintih kesakitan

"gaura you okey?"kata calandra yang tiba-tiba datang darimana membuat gaura menatap dalam wajah calandra

"kak ia kenapa kakak diem papa gak salah kak"

"tolong bantu papa kak"

"Argkkk stop, gw gak kuat gw gak inget sakit"teriak gaura membuat calandra mengangkat tubuh gaura namun terhenti ketika tangannya di cengkram oleh antares

"Lepaskan tanganmu"kata antares dingin kepada calandra

"Ouh sungguh kehormatan bagi saya bisa bertemu dengan anda tuan muda Jayendra"kata calandra membuat antares tak menghiraukan perkataan calandra

"Keluar sebelum saya panggilkan polisi"ucap antares membuat calandra pergi sambil menatap gaura yang masih merintih kesakitan

"Tarik nafas coba pelan pelan,tenangin diri tarik nafas lagi atur nafas lu sebaik mungkin"

"Udah tenang? Minum dulu"kata antares sambil memberikan gaura minum, gaura minum air yang di berikan oleh antares dan membuat gaura memejamkan matanya sebentar sambil perlahan merasakan sakit di kepalanya mulai menghilang

"Apa yang sebenernya terjadi?? Apa yang terjadi saat papa di adili kenapa gw gak bisa inget kenapa"batin gaura sambil meteskan airmatanya

"Papa sebenernyaa kenapa? Siapaa gw sebenernya siapa?"

Gaura menangis histeris membuat antares memeluk tubuh gaura perlahan tangan antares mengelus rambut gaura dan menenangkan gaura yang menangis namun jantung antares berdetak begitu kencang membuatnya mengatur nafasnya dan melepaskan gaura dari peluknya dan menatap ke arah gaura.

"Apapun masalahnya jangan terlalu lu pikirin, masih banyak cara dan jalan buat lewatin semuanya percaya sama gw" kata antares sambil menghapus air mata gaura

"Istirahat jangan terlalu banyak pikiran"sambungnya sebelum pergi meninggalkan kamar gaura

Gaura yang berada di dalam kamar hanya terdiam menatap langit-langit kamar memikirkan apa yang terjadi sebenernya. Dan siapa dirinya? Apa yang di maksud dari semua ingatan yang sekilas itu semua membuatnya semakin gila dan membuatnya memilih untuk bangkit dan mengecek kembali kelanjutan video yang dirinya dapatkan.

Di sisi lain antares yang kaget dengan kedatangan calandra membuatnya menelepon seseorang untuk menyelidiki darimana calandra tau alamat tempat tinggal gaura.

"Kenapa dia bisa sampai ke sini?? Apa gaura kenal siapa calandra?? Ini aneh"

"Daivan ya gw harus telepon dia"

"Tapi tunggu kalo gw kabarin si monyet itu yang ada gw di semprot,apalagi dia tau siapa calandra"kata antares membuatnya semakin bingung.

Antares mencoba untuk tenang dan berfikir semuanya masalahnya bukan 1 orang yang menjadi musuhnya yang kenal oleh gaura tapi 2 sekaligus jantung antares ingin copot di buatnya. Tak butuh waktu lama anak buah Antares memberikan beberapa file mengenai calandra dan ganesha.

"Kenapa calandra hanya ada nama dan alamat rumahnya di perkampungan?? Bukannya dia ini kaki tangan keluarga Maheswara? Tapi mungkin ajah si mau gimana juga dia hanya seorang kaki tangan tapi apa hubungannya dengan gaura?"

"Ouh ternyata kemarin dia berada di rumah calandra, i see"

"Ganesha,cukup familiar ouhh sudahlah buat apa juga aku mencari tahu lebih dari ini"kata antares sambil merebahkan tubuhnya di atas sofa dan memejamkan matanya perlahan.

Di sisi lain calandra yang masih berada tak jauh di kediaman gaura memilih untuk menelepon gaura berusaha berkomunikasi dengan gaura menanyakan keadaan yang sempat membuatnya cukup khawatir

"Hay gaura"

"Siapa?"

"Calandra"

"Ouh ya ada apa?"

"Keadaanmu bagaimana?? Tadi aku sempat ingin bertemu denganmu tapi malah buat kamu siapa pelaku sebenernya"

"aku baik saja, terimakasih ada yang bisa ku bantu?"

"tidak aku hanya ingin tau kabarmu,boleh besok aku berkunjung menemui mu??"

"ya silahkan saja datang saja kembali besok"

"tapi sepertinya kekasihmu ouh kakakmu tidak suka kepadaku?"

"hah? Dia bukan kakak atau kekasih ku dia teman kakakku"

"ouh baiklah kalo begitu, istirahatlah aku matikan teleponnya selamat istirahat gaura"

"oke"

"syukur kau bukan dari keluarga Jayendra gaura"ucap calandra setelah mematikan telepon dan menatap ke arah rumah gaura.

Gaura merasakan sakit di bagian kepalanya membuat dirinya harus turun dan mengambil minum namun langkah kakinya terhenti ketika melihat sosok tubuh antares tertidur di sofa dengan masih mengenakan pakaian kantornya.

"kasian ya dia pasti capek"kata gaura sambil berjalan ke kamar tamu mengambil selimut dan menyelimuti badan antares.

Perlahan gaura meletakan selimut di atas tubuh antares sambil menatap wajah tampan Antares yang tenang kala tidur gaura hanya tersenyum dan kembali untuk mengambil minum di dapur setelah itu dirinya naik kembali ke kamar dan beristirahat.

Keesokan harinya matahari mulai naik antares bangun dati tidurnya menatap selimut yang membungkus tubuhnya membuatnya bingung dan tidak memperdulikannya.

Drett drett drett

"hellow honey, kamu dimana? Come on aku udah di bandara kamu gak mau jemput aku"

"aku gak bisa jemput kamu biar anak buah aku yang jemput ada kerjaan kantor yang harus aku selesai"

"okelah kalau gitu"

"yap"

"masih pagi harus mendengarkan suara cempreng itu,bagaimana keadaan gaura apa dia sudah membaik?"kata antares sambil memijat keningnya yang amat sangat pusing dan berjalan menuju kamar gaura.

Langkah antares terhenti ketika melihat gaura yang keluar dari kamar dengan pakaian sekolah yang lengkap membuat antares menghembuskan nafas lega dan menatap wajah putih bersih gaura.

"kau sudah sembuh?"tanya antares dan di anggukan oleh gaura

"sudah terimakasih atas perhatiannya"kata gaura sambil tersenyum

"ya,kalau begitu biar ku yang antar"ucap antares dan di gelengkan oleh gaura

"gak usah biar aku naik motor ajah sendiri udah lama gak naik motor aman ajah aku sudah sembuh jadi jangan terlalu khawatir"kata gaura membuat antares mengangguk dan berjalan meninggalkan gaura.

Gaura memilih membuatkan omlet untuk mereka sarapan sedangkan antares membersihkan tubuhnya di kamar tamu yang sudah menjadi kamarnya.

Setelah selesai sarapan mereka pergi ke tempat mereka masing masing gaura menaiki motornya ke arah sekolah sedangkan antares membawa mobilnya ke arah perusahaannya.

Sesampainya di sekolah gaura di sambut teriakan dan histeris queta dan pramita yang terkejut menatap sahabatnya datang dan memeluk tubuh gaura

"akhirnya setelah 2 minggu kamu gak masuk sekolah karena sakit akhirnya kamu masuk juga"kata queta sambil memeluk tubuh gaura

"kita kangen tau tapi kenapa ya bisa bersamaan kemarin 2 Minggu kamu gak masuk si arta juga gak masuk 2 minggu katanya si izin gitu tapi aneh ajah tau"sambung queta membuat gaura terdiam

"ada apa sama johan?? Apa pria ceroboh itu tau indentitas ku sebenernya?"batin gaura yang khawatir dan mencoba tenang

"ya sudah ayo kita masuk"kata pramita sambil menggandeng tangan gaura.

Langkah kaki mereka perlahan masuk kedalam sekolah sepanjang perjalanan gaura hanya mendengarkan celotehan celotehan queta dan pramita membuat kuping gaura rasanya ingin pecah hingga langkah kaki mereka terhenti menatap 3 gadis menghadang mereka membuat gaura menghembuskan nafas panjang dan memutar bola matanya.

Bersambung