Rena sedang asik membaca sebuah novel fantasi favoritnya, tak lama kemudian dia tertidur. Ketika dia membuka matanya dia sudah berada di dalam novel yang tadi di bacanya.
"Putri.Rena, apakah kamu sangat membenciku, mengapa kamu ingin bunuh diri"
" Siapa dia, mengapa dia terlihat bersedih, dan kenapa dia memanggilku putri Rena dan apa katanya aku ingin bunuh diri? ", tanya Rena dalam hati
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mira Dita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Keesokan harinya, pagi hari sekali Pangeran Deren sudah bangun, dia kembali ke desa tempat awal dia datang bersama rombongannya. Dia hanya menyisakan lima orang prajurit saja untuk berjaga. Sekarang Pangeran Deren sudah membawa pasukannya kembali ke desa tempat istrinya di culik. Pangeran Deren sudah tidak melakukan penyamaran lagi dia sudah memakai baju kebesarannya baju Putra Mahkota Kerajaan Pelangi. dia juga membawa serta pasukan yang siap dengan baju zirahnya. Dengan berkuda dia telah sampai di desa di belakang bukit tempat istrinya menghilang. Setelah sampai disana Pangeran Deren langsung menggeledah rumah warga satu persatu, bahkan sebelum dia menggeledah rumah semua warga, dia telah mengutus panglimanya untuk menyuruh warga yang ada untuk keluar dari rumahnya tanpa terkecuali. Penggeledahan kemudian dilakukan. Walaupun penggeledahan sudah di lakukan di semua rumah itu, tetap saja istrinya masih belum bisa ditemukan. Pangeran Deren, panglimanya dibantu pengawalnya Rain dan Aric malah menemukan tulisan mantra sihir di setiap rumah yang mereka geledah, tapi tulisan mantra sihir itu berbeda di setiap tujuh rumah. Total jumlah rumah penduduk di desa ini ada tujuh puluh rumah. Berarti ada sepuluh mantra yang berbeda. Dan ketika sampai di ujung desa tepatnya dibawah pohon, kesepuluh mantra di tulis menjadi satu. Tapi yang di bawah pohon, tiap mantra ditulis hanya menggunakan simbol - simbol saja. Untunglah Aric bisa membaca simbol - simbol mantra itu, karena dia juga adalah seorang penyihir. Setelah menghubungkan semua simbol - simbol mantra, akhirnya Aric bisa membaca makna yang ada.
"Yang Mulia simbol - simbol sihir ini mengatakan 'Persembahan wanita di malam Bulan Purnama"
kata Aric.
"Apaaa... Padahal besok adalah malam Bulan Purnama. Pantas semua penduduk desa ini adalah laki - laki. Apa karena penduduk perempuan, telah mereka korbankan semuanya?"
Untuk lebih membuktikan perkataan Aric, Pangeran Deren kemudian menginterogasi salah satu penduduk desa itu, akhirnya diketahui setiap malam Bulan Purnama di desa itu ada ritual persembahan seorang seorang wanita. Yang membuat Pangeran Deren tidak habis pikir, darimana mereka mengetahui kalau istrinya adalah seorang wanita, padahal sebelum datang ke desa ini, istrinya juga sudah melakukan penyamaran. Sekarang Pangeran Deren sangat khawatir dengan keadaan istrinya yang masih belum bisa dia temukan.
Di suatu tempat tersembunyi di desa itu.
Setelah Putri Rena dibawa oleh penyusup, dia kemudian di tempatkan di penjara bawah tanah. Saat di culik tadi Putri Rena memang sengaja tidak melawan, karena Putri Rena ingin menyelidiki misteri desa laki - laki ini. Putri Rena tidak tahu sekarang dia ada dimana, karena penculik tadi menutup matanya. Putri Rena hanya menajamkan indera pendengarannya saja. Setelah sampai di tempat ini, penutup matanya baru di buka. Putri Rena mengamati keadaan sekelilingnya, Putri Rena menilai, tempatnya ini adalah penjara bawah tanah. Ada tiga sel di tempat ini dan semuanya berisi wanita saja. Mereka sepertinya menempatkan tahanan berdasarkan usianya yaitu, anak - anak, remaja dan dewasa. Putri Rena berpikir untuk apa sel mereka di bedakan. Putri Rena melihat sel di depannya ada seorang anak yang terlihat sakit, wajahnya sangat pucat. Putri Rena yang memiliki jiwa sosial yang tinggi, tentu ingin menolong anak itu.
"Hei pak penjaga, lihatlah anak itu sedang sakit, apa kamu tidak berniat menolongnya sama sekali, kalau dia sampai kenapa - napa bukankah percuma saja kamu menculiknya"
Penjaga sel kemudian melihat anak yang ditunjuk oleh Putri Rena.
"Huh merepotkan saja!" jawab penjaga sel itu. Tapi setelahnya dia memanggil rekannya untuk memintakan obat untuk anak itu.
Putri Rena hanya mencoba mengetes saja. Berapa jumlah penjaga di sel ini. Setelah menghitung dari pergantian yang menjaga sel, totalnya ada sepuluh orang penjaga, tapi Putri Rena tetap tak ingin gegabah. Sekarang Putri Rena ingin mengetahui tujuan penculik ingin menempatkan tahanan berdasarkan usianya. Tampaknya sekarang keberuntungan sedang berpihak pada Putri Rena. Tak lama kemudian ada orang yang datang. Putri Rena mendengar pembicaraan mereka, kalau anak - anak di jual untuk di jadikan budak, yang usia remaja mereka jual di rumah bordir untuk di jadikan wanita penghibur, dan untuk usia dewasa di jadikan korban persembahan. Putri Rena tidak habis pikir, kenapa tidak pernah ada laporan tentang kasus penculikan di istana, apa penculik - penculik ini sudah menyuap salah seorang pejabat istana agar tutup mulut.
Sebenarnya Putri Rena saat ini juga membawa obat - obatan sekaligus racun untuk senjatanya. Putri Rena hanya menunggu waktu yang tepat saja untuk menyerang mereka semuanya. Tepat tengah malam ini Bulan Purnama bersinar sangat terang. Rupanya korban persembahan di lakukan malam Bulan Purnama ini. Saat ini sel yang ditempati Putri Rena ada tiga orang wanita dewasa termasuk dirinya, berarti salah satu dari mereka bertiga yang dipilih di jadikan korban persembahan malam ini. Sekarang Putri Rena bertelepati memanggil Aric.
"Aric datanglah kemari tepat tengah malam bawa semua pasukan bersamamu, aku ingin menghancurkan ritual persembahan tepat ditengah acaranya!"
Pangeran Deren merasa lega istrinya baik - baik saja, setelah mendengar cerita dari Aric. Tepat tengah malam Aric mencari tempat diadakan ritual persembahan. Rupanya simbol - simbol sihir yang ada di sudut desa itu, hanyalah untuk mengecoh saja. Tempat ritual sebenarnya ternyata ada di atas bukit. Kebetulan yang dipilih untuk korban persembahan malam ini adalah Putri Rena. Putri Rena jadi lebih mudah bertelepati pada Aric.
Setelah mendengar panggilan dari Putri Rena, Aric Pangeran Deren dan seluruh pasukan langsung berangkat ke atas bukit.
Tepat tengah malam tiba, Putri Rena sudah di letakkan diatas altar sihir. Saat mantra sihir mulai diucapkan tiba - tiba datang laki - laki dari segala penjuru. Putri Rena melihat, semua laki - laki itu adalah penduduk desa misterius yang dia datangi yang lalu. Tapi yang Putri Rena lihat pandangan mata mereka seakan akan kosong. Tak lama kemudian terdengar suara yang mengerikan, diikuti datangnya iblis raksasa. Putri Rena sempat takut melihat sosok iblis itu. Setelah Iblis dekat dengan Putri Rena, Putri Rena tiba - tiba menjerit kesakitan, dia merasa seluruh tubuhnya di lepaskan satu persatu. Tubuh Putri Rena sekarang melayang di udara dan seperti akan diletakkan diatas sebuah tiang kayu yang runcing diujungnya. Putri Rena semakin menjerit kesakitan karena dirinya sekarang sudah berada di atas tiang kayu itu. Putri Rena merasa, tiang kayu itu seakan - akan telah menusuk tubuhnya. Saat kesadaran Putri Rena sudah di ambang batas, tanpa sadar tangan Putri Rena menyentuh liontin yang terpasang di lehernya tiba - tiba sinar yang sangat menyilaukan keluar dari seluruh tubuhnya. Setelah sinar itu menghilang sosok Putri Rena berubah sebesar iblis itu. Pertarungan sengit pun tidak dapat dihindarkan antara Putri Rena dan iblis itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
perbaikan tulisannya Thor