NovelToon NovelToon
RUNGKAD

RUNGKAD

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Suami Tak Berguna / Penyesalan Suami
Popularitas:107.4k
Nilai: 5
Nama Author: Dfe

Kecewa. Satu kata itulah yang mengubah Rukayah menjadi sosok berbeda. Hidup bersama lelaki yang berstatus suami tapi diperlakukan layaknya keset membuat Rukayah jengah dengan kehidupan rumah tangganya.

Bersabar bukan lagi jalan keluar. Dia tidak bisa terus bersama orang yang tidak menghargai dirinya.

Keputusan untuk berpisah sudah bulat meski suaminya, si Raden Manukan itu nantinya akan mengemis meminta untuk terus bersama.. I'm sorry mas, aku wes kadung rungkad!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Resmi jadi janda

Malu. Satu kata itu yang menggambarkan bagaimana perasaan yang terkungkung dalam hati Ru saat ini. Bagaimana tidak, kebohongannya yang dia rangkai tanpa perencanaan matang langsung terpatahkan oleh bukti otentik di pipinya sendiri.

Apalagi sekarang, Maulana ada di depannya dan duduk di tepian meja. Ru salah tingkah, dia jadi bingung harus apa.. Maju salah mundur salah.

"Kenapa bohong mbak?"

Ru mendengar dengan jelas pertanyaan Maulana tapi dia tidak bisa langsung menjawabnya. Ayolah, ini ranah pribadi. Apa dia harus jujur di depan juragannya kalau habis ditabokin lakinya sendiri? Malu lah..

"Nggak mau jawab ya.. Ya udah, silahkan mbak Ru kembali kerja."

"Eh, iya.. Maaf pak.. Aku permisi dulu.."

Dengan perasaan tak enak Ru tetap paksakan kakinya melangkahkan keluar rumah utama juragan Maulana.

"Mbak.." Panggil Maulana.

"Dalem pak."

"Hahaha, aku berasa jadi suami mbak Ru kalo cara jawabnya mbak gitu. Aku cuma mau bilang, usiaku baru 25 mbak, nggak usah manggil aku pak. Kita juga belum punya anak nyampe harus manggil aku pak, ya kan?"

Mendadak Ru bengong. Begonya jadi bertambah berlipat-lipat. Apa itu tadi? Suami? Anak? Waduh si juragan ini bercandanya nggak ada lucu-lucunya.

Berbalik, yang Ru lakukan hanya nyengir yang dipaksakan. Deretan giginya terlihat jelas. Entah itu jenis senyum model apa, yang jelas Ru terlihat seperti perempuan di sampul depan novel horor! Menyeramkan!

"Mbak Ru nggak lagi nakut-nakutin aku kan? Hahaha, iya iya nggak usah senyum kalau emang terpaksa. Monggo mbak Ru mulai bekerja dan.. Semangat ya!"

Semangat untuk apa? Ah ya sudahlah lah.. Akhirnya Ru terbebas dari atmosfer menakutkan ketika berada satu ruangan dengan juragannya. Dia buru-buru mencari keberadaan Lita, ada banyak hal yang akan dia cerita hari ini pada sahabat merangkap saudaranya itu.

Sampai lah Ru pada hari dimana dia benar-benar berpisah dengan Raden, status janda telah tersemat padanya. Status itu dia dapatkan setelah Raden menandatangani surat cerai yang dikirim ke alamat ibunya. Sedih? Tentu saja tidak! Karena selama ini dia bersuami nyatanya hanya menambah beban hidupnya.

Semudah itu Raden menandatangani surat gugatan cerai dari Ru? Semua itu karena campur tangan Nimas. Gadis yang usianya sama dengan Ru itu memang tidak ada suka-sukanya dengan si kakak ipar.

Pagi itu Nimas meminta Raden yang masih berbaring di peraduannya untuk membubuhkan tanda tangannya di selembar kertas yang telah disodorkan. Tanpa banyak bertanya karena dia juga masih ingin menikmati hibernasinya, sebuah coretan tinta dia sematkan di sana. Senyum puas tercipta di wajah ayu Nimas.

Meminta ijin kepada ibunya dengan alasan mencari info pekerjaan ke rumah temannya, Nimas berhasil sampai di depan rumah Ru sekarang.

"Tuh!" Dengan angkuhnya Nimas lempar map berisi dokumen perceraian ke lantai.

Ingin sekali Ru mencakar muka Nimas, tapi tidak. Dia hanya menghela nafas lalu memungut map yang dilempar Nimas. Wajah kusutnya langsung berseri-seri dengan senyum merekah membuat kecantikan seorang Ru bertambah meski tanpa dempulan bedak bayi.

"Nggak usah girang gitu! Dari pada kamu, aku yang lebih seneng karena mas ku terbebas dari pacet kayak kamu!"

"Tadinya aku udah seneng banget dan mau ngucapin makasih sama kamu. Tapi mulutmu bikin aku langsung ngerem niatku tadi.."

Nimas tersenyum dengan congkaknya.

"Kamu pasti nyesel udah milih nyeraiin mas Raden! Nggak ada yang mau sama orang kayak kamu selain mas ku! Kamu aja yang nggak pernah bisa bersyukur sama apa yang mas ku kasih ke kamu!" Imbuh Nimas bangga dengan mas nya yang.. gitu lah pokoknya!

"Sadyah Nimas Anjani, tak kasih tau ya.. Aku lebih milih jadi janda seumur hidup ketimbang terus bareng sama mas mu yang kamu pikir istimintip itu. Matamu bisa lihat tapi hatimu buta. Nggak bisa lihat kenyataannya kayak gimana. Aku tanya sama kamu, jam segini mas mu itu lagi ngapain? Aku tebak aja lah ya soalnya aku udah apal sama tingkah lakunya. Jam segini dia masih tidur, bangun siang cari makan, sorenya lanjut tidur, habis isya keluar keluyuran. Iya kan?"

"Nggak usah melotot, bahkan sekarang dia ngimpi apa pun aku bisa nebak. Palingan ngimpi ngelus-ngelus paha sama dadanya Lasmi. Malemnya dia jadiin mimpinya itu kenyataan dengan nyamperin tempat si mbak semok montok di warungnya, aku nggak cemburu, sama sekali nggak. Tapi sampai sini aja batas sabar ku. Aku bukan malaikat yang punya hati bersih, selalu memaafkan dan memaklumi kelakuannya yang nggak pernah berubah."

Nimas ingin menjawab semua perkataan mantan iparnya, tapi tiba-tiba rasa mual menyerangnya. Perutnya seperti diaduk-aduk. Tak bisa ditahan dia berhoak-hoek di depan Ru akhirnya.

"Hooek, hooeeeek.."

Mereka memang bukan lagi satu keluarga tapi melihat Nimas yang seperti kesakitan gitu tanpa pikir panjang Ru masuk ke dalam rumah untuk mengambilkan segelas air putih hangat. Meski ragu-ragu namun tangan itu terulur untuk mengambil gelas yang disodorkan padanya.

"Kamu sakit?" Tanya Ru.

Tidak menjawab, badan Nimas rasanya lemas sekali. Apalagi perutnya, dia merasa asam lambungnya naik sehingga membuatnya selalu ingin memuntahkan apapun itu yang tersimpan di perutnya.

Lita datang, raut mukanya berubah saat melihat Nimas ada di depan rumah Ru. Padahal tadinya dia seneng banget karena dapet SMS dari pak Juki Cen jika perceraian Ru sudah beres. Tinggal nunggu Raden tanda tangan dan semua kelar. Namun rasa senangnya berkurang nyaris separuhnya karena melihat kembaran Wewe di depan mata.

"Dih jurig satu, pagi-pagi udah nongol minta sajen. Ngapain ke sini?!" Lita pasang muka garang.

"Ini juga mau pulang! Nggak betah lama-lama di sini!" Nimas menyodorkan asal gelas kembali pada pemiliknya.

Tanpa ucapan terimakasih atau pamitan kepada Ru, Nimas sudah melajukan motor pergi meninggalkan tapak ban membekas pada pelatarannya.

"Gila! Sama sintingnya kek masnya." Benci banget Lita sama Raden dan segala seluk beluk yang bersangkutan dengan lelaki itu.

"Kamu nggak kerja kok malah ke sini?" Ru menyelidik.

"Nanti. Ini baru jam tujuh kurang, lha itu wewe gembel ngapain ke sini?"

Mendengar penjelasan Ru, Lita membulatkan matanya. Dia yang tadinya kesal karena kehadiran Nimas, langsung bisa bersorak bahagia.

"Alhamdulillah akhirnya kamu jadi ngejanda juga hahaha." Tawa Lita menggelegar.

"Hahaha sableng. Yok sarapan. Aku udah bikin nasi goreng."

"Tumben bikin nasi goreng. Sisa nasi kemarin pasti ya?"

"Bukan. Nasi aking aku kasih air panas, nggak ada apa-apa. Kita belum bayaran juga kan?"

Lita tertawa. "Emang ada sinting-sintingnya kamu Ru."

Mereka melanjutkan keceriaan pagi dengan sarapan nasi goreng nasi aking kata Ru, nggak kok.. Bukan dari nasi aking juga. Hanya candaan Ru karena terbawa euforia jika dirinya sudah berstatus janda.

Tiga hari berlalu, Ru masih menjalani rutinitasnya seperti biasa. Ada atau tidaknya Raden tidak memberi pengaruh apapun. Jangankan menuntut harga gono gini atau nafkah iddah, sebelum mereka bercerai saja Raden lalai akan tanggung jawabnya. Apalagi sekarang setelah resmi menyandang status baru, Ru tak berharap apapun pada mantan suaminya itu.

"Dia nggak balikin motor kamu?" Tanya Lita sambil ngupas singkong.

"Enggak."

"Kamu nggak mau ambil gitu ke rumahnya? Samperin aja. Aku temenin nanti abis pulang kerja."

"Huum."

Lita menengok ke arah Ru. Dari tadi sahabatnya itu seperti males ngomong, ada apa?

"Kamu kenapa? Sakit?" Lita sampai menaruh pisaunya asal dan mendekati Ru.

"Perutku sakit Ta..." Ru tidak serta merta menatap ke arah Lita.

"Kok bisa? Kamu nggak sarapan tadi pagi hmm? Udah makan belum?"

Ru nggak menjawab. Dia sedang ngirit ceritanya. Puasa tanpa sahur dan berbuka hanya dengan air putih selama tiga hari ini membuat lambungnya protes. Gajian pertama masih beberapa hari lagi, tapi persediaan beras di rumah Ru sudah habis. Hanya ada air saja di sana. Mau hutang di warung pun segan, dia pikir untuk berpuasa saja. Namun ternyata lambungnya tidak mau diajak berngirit ria. Ru tumbang karena maag yang dia ciptakan sendiri bermaksud untuk berhemat.

Karena muka Ru yang pucat dengan keringat dingin di sekujur badan, Lita meminta ijin pada pak mandor untuk membawa Ru ke dokter terdekat. Kebetulan dia membawa selembar uang lima puluh ribu di tas selempangnya.

"Ke dokter? Siapa yang sakit?" Tanya pak Jastin Miber.

"Ru pak. Perutnya sakit, nggak tau kenapa." Jawab Lita cepat.

"Iya udah. Nanti setelah periksa, pulang aja. Istirahat."

Dari awal masuk kerja, sikap pak Jastin Miber memang seperti itu. Cuek nggak ada manis-manisnya. Tanpa sepengetahuan Lita dan Ru, pak Jastin Miber mengetikkan pesan yang ditujukan pada atasannya.

1
Susanty
Author bisa ajah🤭🤣🤣 kasih nama juminten ajah, soalnya kalo nama yang lain takut Kebagusan 🤭🤣🤣
🙃😉
jadi tusuk konde /Slight/ tusuk gigi atw tusuk tusukan /Facepalm/
𝐙⃝🦜尺o
bisa koq asal kamu bisa ikhlas menerima takdirmu dan semangat memperbaiki hidupmu,,tapi akan terasa berat untuk melalui prosesnya
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤ 𒈒⃟ʟʙᴄ
yuk lasmi berusaha menjadi lebih baik lagi 🙊dan jangan gampang suudhzonn biar hidup lebih berwarna lagi 🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
𝐓𝐎𝐍𝐆 𝐓𝐉𝐈🍵
mamam tuh, senjata makan tuan🤣
𝐓𝐎𝐍𝐆 𝐓𝐉𝐈🍵
kesambet apaan ini otornya 😳
Ezza
kasar wes
Ezza
knp namanya maulana ?? deso bgt
Red Velvet: Sabar mas @Ezza sabar.. Pulang aja mas, ditunggu binikmu di rumah katanya blaraknya mau dipake buat dadek geni😐
total 1 replies
Ezza
pas bgt , bisa jadikan gantungan tas
𝐙⃝🦜尺o
kotange sopo sek wes kucel???
novita setya
kl mrk ber 2 jodo..kadonya obat no 18. udah parah gilanya..
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤ 𒈒⃟ʟʙᴄ
🤣🤣🤣🤣🤣author ngapaaain/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
Wati Suharni
lagi ngayal...yg jadi ru itu aku 🤣🤣🤣
Erl: Bagus! Lanjutkan mengkhayalnya kak. Halalan toyiban!
Wati Suharni: pas bagian daster gombale 🤣🤣
total 2 replies
🍊 NUuyz Leonal
😣😣😣😣
🍊 NUuyz Leonal
biasanya sih cuma basa basi doang 🤣🤣🤣🤣
🍊 NUuyz Leonal
kamu Squidward nya ya fa
🍊 NUuyz Leonal
gejala bumil emang se ekstrem itu ya 🤭🤭
🍊 NUuyz Leonal
kan dari awal sudah dikasih tau itu bukan untuk obat seperti yang ada dipikiran mu loh Thor 😅😅
aku gak mikir ke situ
jasmine
kotange sopo????
Lyta 𒈒⃟ʟʙᴄ 🍒⃞⃟🦅_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
salah
kalau lirik yg awalnya gini
aaaaaaa hmmmmm hmmmmmm Kabhie khusi Kabhie gheummm.
kalau tumpase aeeee
itu awalan nya
tung tak tung....
tung tak tung ..
tumpase AE yuuu Mus kurae
🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!