Coretan ini berisi kekocakan hakiki😍😍Penuh perjuangan dan air mata😌😌😌 Diharapkan bijak dalam memberi komentar😉 Karya ini saya tulis sesuai apa yang ada di pikiran saya☺☺ No plagiat😉
Jangan lupa like komen dan Vote kalian😍😍😍
Follow IG Author: rini_nanay
Thank you😍😍😍
***
Diskripsi novel...
Atas permintaan sang nenek, Nadin terpaksa membuat perjanjian gila dengan seorang pria yang bermasalah dengannya.
Perjanjian gila yang berisi kesepakatan pernikahan itu, mengantarkan seorang Nadin pada masalah besar. Nyatanya, pria yang diketahui hanya bekerja sebagai satpam itu malah membuat hatinya tak berkutik. Bukan hanya itu, rahasia yang dimiliki sang satpam tampan juga sanggup membuat seorang Nadin tercengang.
Dikira Satpam Ternyata Sultan, karya terbaru dari saya☺Semoga kalian suka🥰🥰🥰
Sayangnya, pria tersebut hanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rini sya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari Tersial
Nadin mondar-mandir di kamar, rasa malu masih menjalar di seluruh tubuh gadis ayu itu. Ingin rasanya menjerit. Memaki dirinya sendiri. Eh, bukan... memaki pria mesum itu. Memukul kepalanya. Menendang perutnya. Mengucapkan sumpah serapah. Pokoknya menyakiti pria itu. Hingga dia meminta ampun padanya jika perlu.
"Awas saja kalo sampai dia meledek ku terus. Akan ku patahkan kakinya!" ancam Nadin kesal. Sibuk dengan kekesalan yang mengepung hatinya, Nadin sampai lupa, jika hari ini adalah hari pertama ia bekerja.
Alarm berbunyi untuk pertama kali. Spontan, gadis cantik ini pun teringat bahwa ia harus segera bersiap. Bersiap untuk berangkat kerja.
"Astaga, gue nggak boleh telat. Kalo nggak, bisa dikawinin ama si satpam jelek itu gue!" ucap Nadin, teringat kewajiban yang harus ia jalankan.
Tak ingin terlambat, ia pun segera masuk ke kamar mandi dan bersiap. Sayangnya, kemarin Nadin lupa mengisi tangki air. Alhasil, ketika ia membubuhkan sampo ke rambutnya, air pun mati.
"Hah, kenapa ini? Kenapa airnya tidak menyala?" gumam Nadin seraya memutar kran berkali-kali.
Namun, sekeras apa ia memutar, tetap saja air itu tidak mau keluar.
"Astaga! Jangan-jangan airku habis!" ucapnya. Sedetik kemudian ia pun teringat pesan teks yang dikirim oleh Violeta, bahwa ia harus menyalakan pompa air, karena stelan otomatis pompa di rumah itu saat ini sedang rusak.
"Ya Tuhan, Jangan-jangan benar, kalo airku habis." Nadin mulai panik.
"Apa yang harus aku lakukan?" tanyanya lagi pada dirinya sendiri.
"Pak Satpam, ia dia... eh... tidak, tidak!" Gengsi masih menyelimuti diri seorang Nadin rupanya, namun, busa sampo yang kini bersaranh di rambutnya, tidak bisa diajak kompromi. Bisa itu mulai menjalar ke mata. Hingga rasa perih pun menyerang.
Tak bisa menahan rasa perih, akhirnya gadis ini pun berteriak, "Aaagggrrrrrhhhh.... "
***
Di lain pihak, Rasyid masih asik menyiram motor legend kesayangannya. Tiba-tiba ia dikejutkan dengan teriakan dari rumah sebelah.
Awalnya ia ingin cuek, namun teriakkan itu semakin intens dan berulang-ulang. Membuat pria tampan ini penasaran.
Tak menunggu waktu lagi, Rasyid pun langsung masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Halooo.... permisi... " Rasyid terus melangkah, meskipun ia ragu.
"Kamu di mana?" tanya pria tampan ini lagi.
Mendengar suara seseorang, Nadin pun langsung menjawab, "Aku di sini, di kamar mandi!"
Kamar mandi? Ada apa dengan gadis ceroboh itu?"
"Aku masuk ya!" pinta Rasyid.
"Iya, tolong bawakan aku air. Mataku perih!" teriak Nadin lagi.
Bawakan air? Mata perih? Jangan-jangan....
Rasyid malah tersenyum licik. Bukannya langsung menolong, pria ini malah sengaja mengukur waktu agar Nadia semakin kesal.
"Kamu kehabisan air ya?" tanya Rasyid ketika sampai di depan pintu kamar mandi gadis itu.
"Iya, tolong aku, please... "
"Oh, sorry.. aku udah kesiangan, bye!" Rasyid tersenyum senang.
"Tunggu tunggu tunggu, tolong jangan tinggalin aku. Mataku perih, tolong!" pinta Nadin memohon.
"Ogah!" Rasyid melipat tangannya, menyenderkan tubuhnya ke sisi pintu kamar mandi. Tentu saja menunggu sang gadis kembali memohon.
"Hay, pria.. aku mohon!" pinta Nadin lagi.
"Apa? Aku nggak denger!"
"Gue mohon, please, ambilkan gue air!"
Rasyid kembali tersenyum senang.
"Oke! Akan aku ambilkan, tapi ada syaratnya!" pinta Rasyid.
"Apapun itu," jawab Nadin terpaksa.
"Oke... kamu harus membersihkan rumahku, seminggu full. Menyetrika bajuku dan siap pergi ke mana pun aku suruh. Bagaimana?" tawar Rasyid.
"Banyak amat! Bersihin rumah aja ya!" balas Nadin.
"Nggak ada tawar-menawar. Mau, aku ambilin. Nggak mau, aku tinggalin!" Rasyid kembali tersenyum.
"Astaga! elu jahat banget sih!" terdengar suara Nadin menangis, menahan perih.
Tak tega mendengar suara tangis Nadin, Rasyid langsung berlari dan memgambilkan air untuk gadis itu.
Tak sampai lima menit, Rasyid kembali dengan seember air di tangannya.
"Ini airnya, buka pintu!" pinta Rasyid.
Tanpa berpikir panjang, Nadin pun membuka pintu kamar mandinya.
Mata Nadin terpejam karena busa sabun. Ia tidak melihat betapa susahnya Rasyid membawakan air untuknya. Sedangkan mata pria normal ini sibuk menatap setiap inci tubuh putih gadis itu.
Meskipun tubuh itu terbalut handuk mandi, tetap saja otak warasnya langsung bekerja sempurna, beralih ke mode mesum tentunya.
"Mana?" tanya Nadin sembari meraba air yang dibawakan Rasyid.
"Eh... ini, lain kali jangan ceroboh," jawab Rasyid seraya menarik lembut tangan Nadin dan menunjukkan air di ember itu, serta memberikan gayung di tangan sang gadis.
"Selepas, siram. Kunci kembali kamar mandinya, mengerti!" pesan Rasyid, seakan takut jika ada orang lain yang masuk ke sini selain dirinya. Entahlah, kenapa Rasyid bisa se peduli ini pada gadis cantik itu.
"Oke oke, Terima kasih!" jawab Nadin lugu, tanpa merasa curiga sedikitpun dengan pria yang sering bertengkar dengannya itu.
Tak ingin semakin terbakar gairah, Rasyid segera memutuskan untuk keluar dari tempat itu.
Jika disadari, hari ini bukanlah hari tersial milik Nadin. Tetapi juga Rasyid.
Bagaimana tidak? tanpa sepengetahuan siapapun, diam-diam pria ini harus berjuang melawan hasrat yang datang tanpa diundang. Bukankah ini menyakitkan?
Bersambung...
Jangan lupa, like komen dan votenya yes😍😍😍
sambil nunggu ak up, kalian bisa kepoin nih karya temen emak😍
Bara tersenyum sinis, dia menaikkan bahu dan alisnya setelah mendengar perkataan Maura, "Hah! Apa kamu bilang? Cemburu? Aku? Apa kamu bercanda? Rasa cemburu hanya dimiliki oleh orang yang memiliki perasaan cinta, kau tau aku tidak memilikinya untukmu!" Bara memegang kedua pipi Maura dengan keras, kedua kakinya mengunci tubuh mungil Maura yang berontak.
Kekejaman Bara tidak hanya disitu saja, tidak hanya menyiksa tubuhnya. Tapi juga mental dan hatinya, itu yang lebih terluka.
"Kalau kamu tidak mencintaiku, kenapa tidak lepaskan saja aku? Apa susahnya?" Tanya Maura memberanikan dirinya. Terlihat dirinya sangat lelah dengan sifat Bara.
Pria yang aku cintai telah berubah, apalagi yang harus dipertahankan? Semua kehangatan itu. Semua cinta yang dia tunjukkan padaku sebelumnya, adalah cinta palsu. Aku lelah.. aku ingin mengakhiri semuanya. Maura membatin perih dalam hatinya.
Sekuat tenaga gadis itu menahan tangis, dia terisak dengan perlakuan suaminya.
"Beraninya kamu meminta aku melepaskanmu! Sepertinya belakangan ini aku terlalu lembut padamu. Baiklah, akan aku tunjukan betapa dalam aku cinta padamu, kalau kamu ingin tau!" Pria itu tersenyum sinis.
lanjut karya emak yg ini....
moga aja Nadin bisa berubah dan mau ngikutin kemauannya Oma zarin, demi kebaikan semuanyaa... Oma bertahan yaaa... Krn babang Rasyid siap bantuin
dasar siluman rubah, kok gak punya malu y...
dia yg ninggalin dia pulak yg ngerusuhin pengen ngerebut
blg Bos 😀😀😀
mari ny begitu tragis di tangan orang yg di perjuangkan ny.
sehingga tega menyakiti hati dan perasaan orang lain yg tlh lama bersama ny
klu ada rasa bioang Neng..
kan gak uringan2 an kek giru 😀😀😀