NovelToon NovelToon
Aku Mengandung Anak Majikanku

Aku Mengandung Anak Majikanku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:21.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Yayuk Handayani

Suatu tragedi buruk menyebabkan Adinda mengandung anak majikannya.

Adinda Zilvanya Kanzu, seorang gadis kampung yang demi memenuhi semua kebutuhan hidupnya dan juga sang ayah, mengharuskan ia harus bekerja di ibu kota. Namun siapa sangka, pekerjaan di kota yang begitu ia dambakan dapat memberikan nasib hidup yang lebih baik, tetapi malah justru mengantarkannya pada suatu malam yang sangat kelam.

Akibat dari malam yang kelam itu, Adinda harus kehilangan kesuciannya akibat dari ketidaksadaran majikannya sendiri, dan menyebabkan ia harus mengandung anak dari majikannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Handayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mencoba Menerima

Selamat Membaca

🌹🌹🌹🌹🌹

Andrew dan sang sekretaris yaitu Rani, masih terus memperhatikan aktivitas orang - orang di pasar ini, hingga tanpa sengaja kini pandangan Andrew terarah pada sosok wanita berhijab. Dan itu adalah sosok wanita yang sangat ia tahu.

" Adinda ". Gumam Andrew.

" Sebentar Rani, aku ada keperluan, kamu tetaplah disini ". Perintah Andrew.

Andrew pun melangkahkan kakinya dan mencoba mendekat ke arah Adinda.

" Adinda ". Panggil Andrew.

Adinda yang merasa ada seseorang yang sedang memanggil namanya mencoba menoleh ke arah sumber suara.

Deg.....

Adinda sangat terkejut. Tiba - tiba saja tubuhnya terasa menegang. Apa maksudnya ini, bagaimana mungkin tuan Andrew berada di tempat seperti ini.

" Adinda, kamu Adinda kan, salah satu ART di rumah tuan Al? ". Tanya Andrew.

Adinda masih terdiam membeku, ia tidak menyangka akan pertemuan tak terduga ini. Mengapa asisten tuannya ada di sini?, apa jangan - jangan asisten tuannya ini di utus untuk mencarinya.

Andrew memperhatikan kondisi Adinda saat ini. Ia memperhatikannya dari ujung atas sampai dengan ujung bawah.

Terlihat perut Adinda yang sudah besar. Entah mengapa melihat nasib Adinda yang seperti ini, benar - benar membuat Andrew merasa tak tega pada Adinda.

Pasti sangat sulit bagi gadis seusianya menjalani hari - harinya dalam kondisi seperti ini. Dalam benak Andrew timbul pertanyaan besar yang sedari awal ingin ia utarakan namun merasa tak pantas untuk di ucap.

" Adinda, kenapa kamu diam, kamu masih mengenalku kan, aku Andrew Choi asisten dari tuan Alexander ". Seru Andrew.

" I, iya tuan, saya mengingat anda ". Sahut Adinda gugup.

" Kamu ada disini, apa kamu tinggal di daerah ini? ". Tanya Andrew.

Mendengar pertanyaan dari asisten tuan Al nya, membuat Adinda menyadari jika tuan Andrew sama sekali tidak tahu menahu tentang Kepergiannya. Sepertinya kali ini Adinda bisa bernafas dengan lega.

" Iya tuan, saya tinggal di daerah ini ". Sahut Adinda.

Menyadari jika mengobrol dalam keadaan berdiri terasa kurang baik, terutama bagi Adinda yang saat ini sedang mengandung, membuat Andrew berinisiatif untuk mencari tempat duduk.

" Kita bicara di sana saja, aku ingin bicara penting denganmu ". Seru Andrew mengajak Adinda dengan menunjuk ke arah gazebo yang ada di dekat pasar itu.

Adinda yang merasa jika tuan Andrew ingin berbicara serius padanya membuat Adinda merasa takut. Apa yang ingin ditanyakan oleh tuan Andrew, apakah tuan Andrew ingin menanyakan masalahnya dengan tuan Al nya.

" Adinda, ayo kita duduk di sana kenapa kamu hanya diam, kamu ini terlalu banyak diam ya ". Seru Andrew ketika dirinya sudah maju dua langkah namun Adinda masih tetap diam di tempat.

Mau tidak mau Adinda pun menuruti keinginan tuan Andrew, karena biar bagaimanapun tuan Andrew adalah orang kepercayaan tuan Al nya.

" Ba, baik tuan ". Sahut Adinda dan mengikuti langkah Andrew.

Dan disinilah mereka berdua duduk, di sebuah gazebo di dekat pasar yang ukurannya tidak terlalu besar.

Andrew yang melihat Adinda sedang meletakkan sebuah keranjang plastik, bisa memastikan jika gadis yang duduk di depannya ini baru saja selesai berjualan. Dan hal ini membuat Andrew semakin ingin bertanya.

" Adinda, kamu baru selesai berjualan?, Apa kamu sudah berhenti bekerja di rumah tuan Al? ". Tanya Andrew setelah baru menyadarinya.

" I, iya tuan ". Sahut Adinda terbata - bata.

" Tapi kenapa kamu berhenti?, apa karena kamu hamil? ". Tanya Andrew menebak.

Adinda menundukkan kepalanya ". Iya tuan ". Sahutnya lirih.

" Haahh..... ". Andrew menghela nafasnya. Merasa iba, itulah yang Andrew rasakan.

" Adinda, jawablah pertanyaan ku dengan jujur, siapa ayah dari anak yang kamu kandung? ". Tanya Andrew pada akhirnya. Sebuah pertanyaan yang memang ingin ia tanyakan sedari dulu.

Adinda terdiam dan menunduk. Belahan bibirnya seolah terasa enggan untuk mengeluarkan suara. Sedih, itulah yang Adinda rasakan.

Menyadari jika Adinda seperti sengaja menutupi yang sebenarnya, membuat Andrew semakin ingin mengetahui masalah apa yang sebenarnya terjadi.

" Adinda, jawablah dengan jujur, aku akan membantu masalahmu, katakan siap laki - laki yang sudah membuat kamu seperti ini, dia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya, dan akan aku pastikan itu " Seru Andrew dengan penekanan.

Bukan tanpa sebab Andrew menanyakan hal ini. Andrew merasa yakin jika Adinda adalah wanita baik - baik, hanya saja pasti ada suatu masalah yang menyebabkan ia sampai seperti ini.

Adinda yang mendengar niat tulus dari asisten tuannya membuat hatinya merasa terenyuh. Asisten tuan Al nya ingin mencari tahu siapa laki - laki yang sudah menghamili nya?, sedangkan orang yang tuan Andrew cari adalah tuan nya sendiri yaitu tuan Al.

Kali ini Adinda tak mampu membendung air matanya lagi agar tak jatuh namun nyatanya tak bisa, air mata itu tetap berjatuhan tanpa adanya permisi. Tidak mungkin dirinya mengatakan siapa ayah kandung dari anak - anaknya.

" Adinda jangan menangis, percayakan semuanya padaku, aku akan menemukan laki - laki brengs*k itu. Cepat katakan siapa laki - laki brengs*k itu Adinda". Seru Andrew lagi, entah itu untuk yang ke berapa kalinya.

Mau tidak mau Adinda harus menjawab pertanyaan Andrew dengan kebohongan. Karena sangat tidak mungkin dirinya mengatakan yang sebenarnya.

Lagipula semenjak dirinya meninggalkan ibu kota, Adinda sudah memutuskan untuk tidak memiliki hubungan apapun dengan orang-orang di masa lalunya, karena sudah terlalu banyak luka yang sudah ia dapat. Dan Adinda tidak ingin lagi jika di kehidupan baru nya ini harus menuai torehan luka lagi.

" Dengan berusaha menahan isak tangisnya, Adinda mencoba untuk bersuara.

" Tu, tuan, terima kasih, karena tuan sudah mau membantu saya, tapi saya sudah tidak membutuhkan tanggung jawab dari laki - laki itu. Saya sudah tidak mau lagi berhubungan dengannya, saya sudah sangat bahagia dengan kehidupan saya yang sekarang ". Seru Adinda.

Mendengar pernyataan Adinda, membuat Andrew hanya bisa menghela nafasnya. Ya, kalau Adinda sudah memutuskan seperti ini apa yang bisa dirinya perbuat.

" Adinda, apa kamu yakin dengan keputusanmu ini yang tidak ingin meminta pertanggung jawaban dari ayah anak yang ada dalam kandungan mu? ". Tanya Andrew lagi untuk memastikan.

" Iya tuan ". Sahut Adinda dengan disertai anggukan.

Andrew pun hanya bisa mengangguk paham dengan keputusan Adinda.

" Tuan, boleh saya bertanya sesuatu? ". Tanya Adinda mencoba memberanikan diri.

" Boleh, tanyakanlah ". Sahut Andrew singkat.

" Tuan kenapa bisa ada disini? ". Tanya Adinda.

Ya, inilah yang ingin Adinda tanyakan sejak awal pada asisten tuannya.

" Aku ada urusan pekerjaan disini. Perusahaan milik tuan Al akan melakukan proyek pembangunan perbaikan di semua pasar tradisional di daerah ini, termasuk pasar tempat kamu jualan kue ". Sahut Andrew menjelaskan.

Deg..... bak di sambar petir di siang bolong. Apa?, tuan Al nya memiliki proyek pembangunan di tempat ini.

Rasa takut kini mulai mendera perasaan Adinda. Bagaimana jika tuan Al nya jika mengetahui keberadaan nya. Pasti Sintia kakak sepupunya itu akan berulah lagi.

Tidak, Adinda tidak ingin hal buruk terjadi pada keluarganya. Ternyata memang benar apa kata orang, kehidupan di dunia ini hanya seluas daun kelor, niat hati ingin pergi dari sang tuan tetapi malah keadaan mendekatkan nya kembali.

" Tuan Andrew, apakah tuan Al akan ke tempat ini? ". Tanya Adinda untuk memastikan.

" Tentu saja tuan Al akan datang kemari. Kenapa kamu ingin bertemu dengan tuan Al? ". Sahut Andrew.

" Em, ti, tidak, em maksud saya, iya saya akan kemari kalau tidak sibuk tuan ". Sahut Adinda gugup. Entah sudah berapa kebohongan yang sudah dirinya lontarkan.

" Ya Allah, ampunilah hamba yang terus - terusan berbohong ". Batin Adinda memohon.

" Em ya sudah tuan, kalau begitu saya pamit pulang dulu ". Seru Adinda meminta izin.

" Kamu mau pulang, tunggu dulu sebentar ". Perintah Andrew.

Pria yang selalu setia mengenakan jas mahal itu mencoba merogoh sesuatu di balik jasnya.

" Ini untukmu, jangan menolak, kamu harus menerima nya ". Ucap Andrew dengan menyodorkan sepuluh lembar uang seratus ribuan pada Adinda.

" Ya Allah, tuan, tapi ini terlalu banyak ". Sahut Adinda.

" Tidak apa - apa, ambillah, dan ini adalah kartu namaku, kalau kamu butuh sesuatu atau ada masalah, jangan takut untuk menghubungiku ". Ujar Andrew.

" Terima kasih banyak tuan ". Seru Adinda.

Adinda merasa sangat terharu akan kebaikan tuan Andrew. Ternyata tuan Andrew sama baiknya dengan tuan Al nya.

*****

Di sebuah kamar mewah, terlihat seorang wanita paru baya yang entah sudah berapa tetesan air mata yang bercucuran. Kesedihan yang melanda hatinya atas kepergian sang keponakan seolah menjadi luka yang tak kunjung sembuh.

Ya, bu Nadia merasa sangat sedih. Pasalnya sudah tiga bulan ini dirinya tidak mendapatkan kabar tentang keberadaan Adinda dan juga Budi kakaknya.

Semua tetangga di kampungnya memberi kabar jika keponakan dan juga kakaknya telah pergi dari kampungnya.

Sudah berkali - kali bu Nadia mencoba menghubungi Adinda lewat telfon, namun tetap saja tidak ada jawaban.

Dengan memegang sebuah vigura kecil, bu Nadia memperhatikan foto kebersamaan mereka berempat. Terlihat di foto itu bu Nadia dengan kakaknya Budi, dan Adinda dengan Sintia.

" Kalian ada dimana, kenapa kalian tidak ada niat untuk mengabari? ". Seru bu Nadia dengan mengusap foto kebersamaan mereka.

Bu Nadia masih menangisi Adinda dan juga kakaknya. Dan setelah cukup lama bu Nadia menangis, kini ia kembali meletakkan foto itu. Bu Nadia teringat akan sesuatu, sekarang ini adalah waktunya bagi putrinya yang tengah hamil itu untuk meminum susu.

Bu Nadia melangkahkan kedua kakinya menuju dapur untuk membuat susu khusus ibu hamil. Dan setelah selesai membuat susunya, bu Nadia pun menuju kamar atas dimana putrinya berada. Hingga kini langkahnya telah sampai di depan pintu kamar putrinya.

Tok... tok... tok...

" Sintia, buka pintunya nak, ini ibu sudah membuatkan susu untukmu ". Seru bu Nadia yang berada di balik pintu.

Ceklek..... pintu itupun di buka.

" Bawa ke dalam bu ". Perintah Sintia.

Ya, seperti itulah Sintia, semenjak istrinya menjadi istri dari seorang Alexander, sikapnya sungguh sangat berubah terutama pada semua pelayan di sana.

Dirinya selalu ingin diperlakukan layaknya seorang putri. Tidak jarang dirinya suka meminta untuk di pijatkan pada ART yang bekerja bekerja di rumah Al. Pada mereka semua adalah teman seperjuangannya dulu.

Namun status telah mengubah dirinya. Dan mungkin istilah seperti kacang lupa akan kulitnya itulah yang patut disematkan pada Sintia.

Bahkan seperti sekarang ini, disaat bu Nadia membuatkan susu untuknya dan mengantar susu itu ke kamarnya, sebenarnya ia bisa meletakkan sendiri susu itu sendiri di mejanya namun ia merasa enggan melakukannya. Karena dirinya adalah seorang Alexander membuat Sintia merasa harus dihormati oleh siapapun.

" Sintia, diminum dulu susunya ". Ucap bu Nadia dengan tetap memegang nampannya.

" Aduh ibu, letakkan saja di sana, tidak perlu disuruh, Sintia bisa meminumnya nanti ". Sahut Sintia jutek dengan tetap fokus pada layar ponselnya.

" Haahh..... ". Bu Nadia menghela nafasnya. Selalu saja putrinya bersikap seperti itu.

Bu Nadia mencoba mendudukkan tubuhnya di kasur empuk putrinya itu.

" Nak, apa kamu sudah ada kabar tentang Adinda? ". Tanya bu Nadia lembut.

Pandangan mata yang awalnya hanya fokus pada layar ponsel, kini telah beralih dan menatap tajam. Sintia menatap tak suka pada pertanyaan ibunya.

" Kenapa sih, ibu itu selalu saja menanyakan soal Adinda, aku ini bukan asistennya Adinda yang bisa tahu semua hal tentang dia ". Sahut Sintia dengan rasa tak sukanya.

" Ya ibu hanya bertanya saja nak, mungkin Adinda menghubungi kamu ". Sahut bu Nadia.

" Tidak ada, Adinda tidak pernah menghubungiku, ibu itu tidak perlu khawatir, Adinda itu sudah besar ibu, jadi dia bisa menjaga dirinya sendiri, lagipula dia itu pergi dari rumah tidak sendirian tapi dengan paman Budi ". Sahut nya tetap dengan nada tak suka.

" Lagipula ini salah dia sendiri, salah siapa jadi anak nakal dan hamil diluar nikah ". Tuduh Sintia yang mencoba menjelaskan jika Adinda bukan ah perempuan baik - baik.

*****

Tanpa terasa waktu kini sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Tapi sepertinya pria paru baya yang merupakan pendiri dari perusahaan G. Group itu sepertinya masih merasa enggan untuk keluar dari ruangan kerja putranya. Entah apa yang ingin dilakukan pria keturunan Indonesia - Inggris itu.

" Al ". Panggil Enriko.

" Iya pa ". Sahut Al.

" Papa perhatikan sepertinya diri kamu sudah jauh lebih baik. Apa masalahmu sudah selesai? ". Tanya Enriko.

" Tidak tahulah pa, tapi setelah Al memikirkannya lebih dalam, alasan Al yang mencurigai Sintia sangatlah tidak mendasar ". Sahut Al sedikit lirih.

" Lalu bagaimana, apa kamu masih ingin melakukan tes DNA setelah Sintia melahirkan ? ". Tanya Enriko lagi yang ingin memastikan.

" Haahh..... ". Al menghela nafasnya dengan berat.

" Entahlah pa, Al masih bingung, hati dan pikiran Al masih sangat bertolak belakang ". Sahut Al.

" Kalau menurut saran papa, cobalah kamu sedikit membuka hatimu, papa perhatikan dari awal kamu menikah dengan Sintia tidak pernah sekalipun kamu bersikap manis padanya. Ingat nak, kamu sendiri yang ingin menikahi Sintia karena kamu merasa bersalah padanya. Lalu, apakah seperti ini cara kamu menebus kesalahan yang sudah kamu perbuat padanya ". Ujar Enriko menasehati.

Al menundukkan kepalanya, entah mengapa ras bersalah kini sudah menggelayut di hatinya.

" Al, jika kamu masih ragu, tidak apa - apa, papa akan tetap melakukan tes DNA antara kamu dan anak yang di bandung Sintia. Tetapi papa tetap meminta satu hal padamu. Terlepas jika anak yang di kandung oleh Sintia adalah anakmu atau bukan, maka tetaplah perlakukan dia dengan baik nak, karena biar bagaimanapun dia adalah istrimu. Dan kalau kamu merasa sulit untuk melakukannya, setidaknya kamu melakukan itu demi mamamu yang begitu menyayangi Sintia ". Imbuh Enriko lagi menasehati.

Al diam sejenak. Ia mencoba mempertimbangkan perkataan papanya.

" Baiklah pa, Al akan mencoba menerima Sintia sebagai istri Al, tapi..... apakah Al akan mencintainya, Al masih belum bisa memastikan itu ". Sahutnya.

*****

Pyar.....

Brak.....

Krumpyang.....

Suara gaduh bak sambaran petir yang menggelegar, kini telah meraja lela di kamar sang pemuda yang sedang dilanda perasaan gundah gulana itu.

Semua barang - barang berharganya bernasib menyedihkan, tewas mengenaskan menjadi serpihan - serpihan tak berharga akibat dari sentuhan hebat sang pemiliknya.

Ya, Kelvin saat ini sangatlah marah, kemarahannya benar - benar telah membuncah seolah telah membakar seluruh bagian tubuhnya. Merasa telah di khianati oleh kekasihnya sendiri itulah yang menjadi penyebab kemarahannya.

Pyar..... " Brengs*k, brengs*k kamu Sintia, kamu berani menghianati ku, lihat saja kamu Sintia, aku tidak akan diam saja diperlakukan seperti ini ". Marah Kelvin dengan membanting barangnya.

" Aaaahhh..... ". Krumpyang..... Kelvin kembali membanting barangnya. Entah seperti apa kondisi kamarnya saat ini.

" Anak itu, anak itu adalah anakku, tidak akan aku biarkan kamu mengambil sesuatu yang menjadi milikku, lihat saja aku akan mengambil anakku, aku pastikan itu ".

Ya, seperti inilah yang terjadi pada Kelvin saat ini. Pasalnya sudah tiga bulan ini Sintia sangat sulit untuk dihubungi.

Semua yang telah menjadi sandiwaranya, sudah Kelvin lakukan selama ini. Tetapi nyatanya apa, semua yang dilakukannya seolah berbalik mengkhianatinya.

Terlalu berambisi dengan kekayaan telah membuat Kelvin gelap mata, sehingga ia dengan begitu bodohnya mengikuti keinginan Sintia termasuk memperalat anaknya sendiri yang masih belum lahir. Tetapi kali ini Kelvin sadar, jika anaknya sangatlah berharga baginya. Dan kali ini Kelvin tidak main - main. Ia akan benar - benar mengambil anaknya. Entah dengan cara apapun, ia akan melakukannya.

Sedangkan di lain tempat, nampak wanita yang tengah hamil besar itu sedang disibukkan dengan barang - barang miliknya dan juga sang ayah. Dua koper besar pun telah siap untuk menampung barang - barang itu. Nampaknya ia akan pergi.

Ya, semenjak pertemuannya dengan orang kepercayaan majikannya, membuat Adinda memutuskan untuk pergi lagi.

Mengetahui jika tuan Al nya melakukan proyek pembangunan dimana dirinya tinggal membuat Adinda merasa takut, takut jika tuannya bertemu dengannya lagi.

" Adinda apa ini tidak terlalu terburu - buru untuk pergi nak? ". Tanya pak Budi pada putrinya yang sedang sibuk dengan pakaiannya.

" Sepertinya tidak ayah, kita harus pergi secepatnya dari kampung ini, tuan Andrew sedang menginap di daerah ini, Adinda takut jika tuan Andrew mengatakan semuanya pada tuan Al ". Sahut Adinda dengan rasa takutnya.

" Sampai kapan kamu akan terus menghindari seperti ini nak ". Batin pak Budi.

Bersambung..........

Maaf ya, baru update. Jangan lupa beri like, komentar, dan hadiahnya ya 🙏❤❤❤

🌹🌹🌹🌹🌹

1
Tri Andy
ceritanya bagus 👍
Dedeh Rokayah
Lumayan
Dedeh Rokayah
Biasa
Sella Anggrainy
Luar biasa
Nafisa Aprilia
Lumayan
Nafisa Aprilia
Biasa
Shuhairi Nafsir
Goblok banget Al. kenapa nga bikini medical check out. Sama sintia
Normila Aspul Anwar
ayo Al, mata2 ai kegiatan sintia
Normila Aspul Anwar
thor buat adinda jdi kuat,,jgn lemah begitu...
Normila Aspul Anwar
peran adinda terlalu lemah min,,,jdi kasian
Normila Aspul Anwar
cari tau lagi Al,,jgn jadi bodoh
Hariaini Har
Lumayan
Wardani Lestari
Luar biasa
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
lah masa dengan mengancam baru bisa mengalahkan David.😏 David aja hanya menyuruh AL ke rumah sakit karena Diandra langsung mau 😌


yg bener" CEO disini adalah David ..dya bisa bermain dengan mengalahkan siapun dengan caranya gak pake ancaman segala. lah yg dikatakan CEO hebat malah sebaliknya ..L E M B E K.

apalagi Al..mending ganti aja pemeran utamanya kalau perlu karakternya. gak cocok.
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
gak bisa diganti lah, kalaupun iya rasanya gak akan sama karena yg kedua itu acara rasa bersalah.


setelah kejadian ketololannya gw gak ada rasa suka dan simpati lagi sama AL..bukan lagi idola gw.

apapun yg dya lakukan baginya dya adalah pria plin plan yg digambarkan. cinta tulus gak ada hanya ucapan saja dan itu terselip kesalahan masa lalunya. dan gw udah gak mood untuk bacanya jadi gw skip aja😪

yg cwnya juga lembek..gak ada tegas"nya . yg satu labil yg satu lembek.
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
idiiiii anak udah mau tiga tahun baru berasa kenyataan?

trus mimpinya dan setelah tau adinda lah yg memperkosanya. bukan kenyataan?

masa hanya vidio dya baru bilang mengetahui kenyataanya. dan lagi apa hubungannya vidio dengan bisa mbuat Al sadar tdk menyakiti istrinya lagi..emng rasa bersalah dan segala maafnya yg mungkin ribuan itu tdk bisa membuatnya gak menyakiti istrinya lagi?

helelehhhh bisa tapi dipaksa gak bisa

kalau cinta ,maka dya akan sadar bahwa dya punya istri. kalau rasa bersalah maka dya sadar bahwa istrinya gak lebih penting dari wanita masa lalu yg dicintainya.
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
elleeeeh gak guna...hanya Karan vidio malah mau pulang. emng gak ada cinta di hati Al buat adinda dari vido dan sadarnya dia adalah bukti kalau dya hanya merasa bersalah pada pada adinda dengan sebagai penebusnya dengan menikahinya.


masa gergara vidio baru mau tegas...astagaaa..
knp CEOnya disini yg katanya di gini ,tegas ,berpendirian sama sekali gak ada pd diri Al.😪
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
apapun alasannya..tetap gak dibenarkan. karena Lo lebih peduli wanita lain ketimbang istri Lo.

bener" dah salah karma. adinda yg gakelakukan apa" malah dikasih karma seperti balasan dari Sintia saat itu dimana Al meninggalkannya.

emng othornya ini gak ada logikanya...masa adinda yang harusembayar perbuatan Al
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
bisa GK Thor..cari alasan yg masuk akal dikit aja. jangan berbelit kalau ujung"nya gak nyambung.


Lo kan sendiri menciptakan karakter Al sebagai orang sangat penting. Lo sendiri yg ceritain gmn Al memanjakan istri dan anak"nya...dengan diajak jalan" keluar rumah. gak mungkin seorang Al kalau sdh diluar rumah gak lepas darinpasang mata bawa anak lagi. mereka punya.mata yg.melihat kecuali orang "buta".

ya kalliiii gak ada yg ngeh itu anaknya apa kagak, secara mereka mirip ..kan Lo sendiri yg nulis.
masa gergara pernikahan belum sah ..ultah anaknya gak dirayain...

ya kaliiiii undang keluarga aja dirumah buat pesta gak bisa....haduewwww🤦
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
emng perlu lah pernikahan dirayakan setiap tahun namanya juga anniversary...bodoh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!