SINOPSIS :
Agistha Sellysa seorang gadis yang memiliki indra ke enam atau biasa disebut indigo sejak ia berumur 6 tahun. Awalnya biasa saja, namun setelah kepergian kedua saudaranya jiwa Agistha semakin terguncang karena merasa syok.
Beruntung Rukman sang Papah mempertemukan Agistha dengan Ustadz Fahri supaya bisa menutup mata batinnya, dan akhirnya berhasil walaupun belum tertutup dengan sempurna.
Setelah beranjak SMP Agistha menjadi pribadi yang tertutup pada teman-temannya bahkan ia tak memiliki sahabat dan juga menyembunyikan identitas aslinya.
Menurut ustadz Fahri hanya seorang laki-laki berjiwa bersih yang mampu menutup mata batin Agistha. Seorang laki-laki yang mampu memberikannya kekuatan iman yang sangat luar biasa.
Hingga Agistha bertemu dengan Reza Alfiandara saat sedang magang, yang merupakan CEO tampan bersikap dingin namun berhati malaikat. Tak disangka saat bersama Reza, Agistha menemukan sebuah ketenangan dari dimensi lain. Membuat rasa ketakutan Agistha hilang seketika.
Reza merupakan pribadi yang tenang aslinya. Namun semenjak kepergian kekasihnya 2 tahun silam membuatnya berubah menjadi pria dingin dan sulit didekati wanita.
Hingga akhirnya kedua orang tua Reza menjodohkannya dengan Agistha.
Apakah Agistha akan menerima lamaran Reza disaat usianya masih terbilang muda?
Selamat membaca😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon StrawCakes, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 15 : Yang sebenarnya
~Andara Corp.
Agistha berdiri di depan lift khusus, lumayan lama ia menunggu pintu lift terbuka.
TING ( suara lift berhenti)
Baru saja Agistha merasa senang karena akhirnya ia bisa naik keatas tepat waktu. Namun tubuhnya seketika mematung melihat orang-orang yang berkerumun didalam lift itu. Tak seperti biasanya, bahkan yang berdiri diantara banyaknya sosok yang ada didalam lift itu yang pernah ia temui dari awal masuk ke kantor ini. Wajah Agistha langsung pucat pasih. Sekuat tenaga ia langsung mundur ke belakang dan berlari ke depan lobby.
"Astaghfirullah, kenapa rasanya mual sekali," kata Agistha bermonolog ditengah nafasnya yang terengah-engah setelah berlari. Dua orang resepsionis menatap Agistha penuh ke khawatiran, pasalnya wajah Agistha benar-benar sangat pucat.
"Agis, kamu kenapa Gis? apa yang sudah terjadi padamu?" tanya resepsionis 1.
Agistha memilih merebahkan tubuhnya di sofa, "sebentar ya aku lemes banget," kata Agistha kepada kedua resepsionis itu.
"Iya Agis, nih aku ada minyak kayu putih dihirup ya supaya pusingnya mereda," kata resepsionis 2 sambil menyerahkan minyak kayu putih.
"Iya makasih ya mbak," kata Agistha sambil menghirup aroma minyak kayu putih tersebut sambil memejamkan kedua matanya.
Kedua resepsionis itu kembali ke tempatnya dan membiarkan Agistha merebahkan dirinya di atas sofa. Terdengar suara langkah kaki yang mendekat ke arah Agistha.
"Mbak anak ini kenapa?" tanya laki-laki itu yang saat ini tepat didepan meja resepsionis. Keduanya pun langsung menegakkan kepalanya saat ada yang bertanya.
"Pak Reza," ucap kedua resepsionis bersamaan.
"Coba jelaskan!" kata Reza dingin.
Agistha yang sedari tadi tidak benar-benar tertidur pun mendengarkan perkacakapan Reza kepada kedua resepsionis itu.
"Tadi Agis baru datang lalu absen, nah setelah itu menunggu lift terbuka lumayan lama. Tapi saat lift terbuka dia malah berjalan mundur dan berlari ke sini seperti orang yang sedang ketakutan pak," jelas resepsionis 2 yang ternyata memperhatikan Agistha sejak Agistha sampai di kantor.
"Ketakutan? emangnya dia habis melihat apa?" tanya Reza heran.
"Saya juga gak tau pak, tadi wajahnya sudah pucat sekali terus katanya lemes dan mual," kata resepsionis 1.
"Jangan-jangan ini anak hamil lagi, ah tadi gak mungkin pacar aja katanya gak punya. Atau aku telepon pak Rukman aja kali ya," batin Reza langsung meraih ponsel di kantong jasnya.
📞Pak Rukman berdering..
"Assalamualaikum," ucap pak Rukman.
"Waalaikumsalam, pak bisa ke kantor saya sekarang? ini soal Agis," kata Reza.
"Ada apa dengan Agis Za? bukannya dia baru sampai setelah saya antar?" tanya Rukman penuh dengan kekhawatiran.
"Jadi tadi Agis setelah absen langsung ke depan pintu lift, dan kata resepsionis yang melihat saat pintu lift terbuka Agis bukannya masuk malah mundur dan kembali ke lobby pak. Wajahnya juga pucat lalu bilang kalau dia mual dan pusing," jelas Reza.
"Baik saya akan kesana sekarang," kata Rukman kemudian memutuskan sambungan teleponnya.
20 menit kemudian
Agistha sudah merasa baikan, dia lihat didepannya ada Reza yang sedang duduk memainkan ponselnya.
"Tampan sekali, karismatik, macho," batin Agistha yang tak sadar menyunggingkan senyumannya pada Reza.
"Jangan liatin saya seperti itu," kata Reza yang sadar diperhatikan Agistha, membuat ia malu karena kedua resepsionis langsung menoleh ke arahnya.
"Maaf pak," kata Agistha.
Pak Rukman yang baru saja sampai langsung masuk ke dalam lobby.
"Papah kok kesini?" tanya Agistha yang kaget karena tiba-tiba ada papahnya.
"Kita bicara di ruangan saya ya pak Rukman, mari, ayok Agis," ajak Reza.
Saat tiba di depan lift bayangan yang tadi terjadi pada Agistha tiba-tiba muncul, namun papahnya sudah mengerti sikap Agistha langsung memegang tangan Agistha dengan erat.
"Gak usah takut, ada papah disini," bisik pak Rukman pada Agistha yang masih terdengar oleh Reza membuat Reza makin penasaran sebenarnya apa yang telah terjadi pada Agistha.
Dengan penuh keyakinan, Agistha pun ikut masuk ke dalam lift. Sekarang Reza, Rukman dan Agistha pun sudah berada di ruangan Reza.
Sedangkan Riko yang sedari tadi tampak gelisah karena Agistha tak kunjung datang akhirnya menelepon ke ruangan Reza.
TLILILIP TLILILIP (suara bunyi telepon masuk)
"Iya ada apa?" tanya Reza dingin
"Agis belum datang Za, lu liat gak?" tanya Riko.
"Agis udah disini lagi meeting diruangan saya sama pak Rukman juga, 2 jam kedepan kosongin jadwal saya ya Ko," kata Reza dengan menjaga kewibawaannya didepan pak Rukman. Membuat Agistha menahan tawanya.
"Oke deh," kata Riko dan telepon terputus.
~Ruangan Reza
"Agis sebenarnya apa yang telah terjadi sama kamu?" tanya Reza lembut, namun Agistha hanya terdiam yang sekarang ia rasakan justru detak jantungnya berdegub lebih cepat saat berdekatan dengan Reza.
Rukman melirik ke Agistha sekilas dan kembali menatap Reza.
"Biar saya jelaskan, Agis ini sejak ia umur 6 tahun mata batinnya sudah terbuka. Bahkan ia selalu mengatakan apapun yang dia lihat yang tak kasat mata. Saat kepergian kakak dan adiknya Agis tumbuh menjadi anak yang ceria, namun keceriaannya itu hanya kedok belaka, karena dia gak bisa membedakan mana manusia sebenarnya mana manusia dari dimensi lain. Sejak saat itu jiwanya menjadi terguncang tak jarang dia justru mengekpresikan perasaan seseorang yang dari dimensi lain itu pada dirinya menangis, tertawa, marah. Sampai akhirnya saya membawanya pada ustadz Fahri, qadarullah mata batinnya bisa ditutup walaupun belum sempurna. Dan saat ini jalan satu-satunya supaya Agis keluar dari sisi lain dirinya itu adalah dengan menikah. Dan laki-laki itu harus yang kuat imannya serta membuat Agis selalu merasa nyaman," jelas pak Rukman membuat Reza tercengang.
"Pantas saja saat ikut lembur berapa waktu lalu dia tampak ketakutan sekali dan anehnya aku refleks mengenggam tangannya," batin Reza.
"Lalu kamu tadi melihat hal itu Gis?" tanya Reza.
"Iya pak, mereka semua berkumpul didalam lift itu dan kondisi lift itu sangat sesak," kata Agistha.
"Bukan hanya kamu sih yang bilang seperti itu, dulu juga ada cleaning servis yang bilang kalau lift khusus ke ruangan saya dan Riko ini banyak orang yang tak kasat mata," kata Reza mencoba mencari tahu.
"Bahkan cleaning servis itu langsung mengundurkan diri, saya pernah ada niat mencari tahunya tapi saya gak bisa kalau sendiri," lanjut Reza.
"Apa sebelumnya kantor ini punya masalah Za? apa diatas lantai ini ada lantai lagi?" tanya Rukman penuh menyelidik.
"Setahu saya sih ada soalnya saya pernah menelusuri tempat ini dengan kontraktor karena waktu itu akan melakukan renovasi keseluruhan, tapi sayangnya diatas lantai ini gak boleh ada yang kesana awalnya kata seorang kontraktor, saya penasaran akhirnya saya dengan salah satu kontraktor naik ke atas dan benar ada satu ruangan yang terkunci rapat," kata Reza, seketika ruangan itu menjadi berubah panas, dinginnya AC seperti tidak terasa lagi.
Bersambung..
revisi lagi thor.. tapi it's ok ceritanya bagus, aku suka. 👍👍👍
semangat thor.. 💪💪💪