Jodoh Takkan Kemana
"Mah kaus kakiku dimana?" teriak Alika seraya membuka laci pakaiannya.
"Di laci sayang, carinya yang rapih ya jangan sampai berantakan," kata Rachima yang baru saja masuk ke kamar Alika.
"Mana mah gak ada ... aku bisa terlambat ke sekolah nih!" Alika kesal karena ia tak kunjung menemukan kaus kakinya. Rachima pun akhirnya ikut membantu Alika mencari kaus kakinya.
"Ini apa sayang? makanya cari pakai mata atuh jangan pakai mulut," kata Rachima.
Setelah itu pergi meninggalkan Alika yang sedang memakai kaus kakinya dan langsung menuju ke kamar Agistha. Sebab, hari ini adalah hari pertama Agistha sekolah di TK Nuri.
...----------------...
#Kamar Agistha
"Sayang, bangun yuk! Kan hari ini, hari pertama kamu sekolah," kata Rachima membangunkan Agistha dengan lembut
Agistha yang mendengar kata sekolah langsung bangun dari tidurnya.
"Iya mah, aku sudah bangun," kata Agistha sambil menggesekkan jari ke matanya.
"Ya sudah ... kamu mandi yah, Mamah akan siapkan baju seragamnya. Habis itu, turun ke bawah untuk sarapan," usul Rachima dan dijawab anggukkan kepala oleh Agistha.
Saat Agistha sudah masuk ke kamar mandi, Rachima menyiapkan seragam dan ia taruh di atas tempat tidur. Setelah itu pergi dari sana dan menuju ke kamar putra kecilnya Alfian.
Dibuka pintu kamar Alfian ternyata masih tertidur pulas dengan selimut minion-nya. Rachima menghela napas lega, kemudian menutup kembali kamar Alfian.
Sejak anak sulung Rachima lahir, ia dan Rukman sepakat untuk tidak mempekerjakan baby sitter dan hanya ada asisten rumah tangga saja.
Awalnya terasa repot sekali karena jarak antara anak-anak mereka hanya selisih 3 tahun saja. Namun saat mereka sudah mulai mandiri, Rachima maupun Rukman jadi semakin terhibur dengan segala tingkah menggemaskan anak-anaknya.
...----------------...
#Ruang makan
"Bi, nanti aku nitip Alfian ya, dia masih tidur di kamarnya. Aku mau antar Alika dan Agistha ke sekolah," pinta Rachima kepada bi Niah yang masih berkutat dengan pekerjaannya di dapur.
"Baik, Nyonya," kata bi Niah seraya tersenyum.
Rachima pun kembali ke meja makan.
"Hayo cepat habiskan makanan kalian supaya tidak terlambat ke sekolah," kata Rukman pada dua anak gadisnya.
Selesai sarapan mereka pun berangkat bersama menggunakan mobil Alphard nya. Pertama mengantar Alika ke sekolah dasarnya, kemudian mengantar Rachima yang akan menemani Agistha. Setelah itu barulah Rukman ke kantor miliknya, Navanka Corp. .
...----------------...
#TK Nuri
Bel tanda masuk pun telah berbunyi.
"Sayang, kamu masuk ya duduk disana ... di kursi yang kosong itu," kata Rachima sambil menunjuk ke arah kursi kosong yang ada didalam kelas.
"Tapi mah kursi itu sudah ada yang duduk," kata Agistha yang tadi sempat mengikuti arah pandang mamahnya, kemudian menoleh ke Rachima yang terkejut mendengarnya.
Apa iya Agis punya mata batin? Gumam Rachima.
"Disana gak ada siapa-siapa sayang ... teman-teman Agis sudah pada duduk tuh di kursinya masing-masing. Sebentar lagi ibu guru juga masuk ke dalam kelas," kata Rachima yang mencoba merayu Agistha.
Sementara itu, Agistha masih bergeming setelah melihat kembali ke arah kursi kosong itu. Sorot matanya sulit sekali diartikan, membuat Rachima terheran-heran memandang Agistha dan mencoba mengalihkan ke pembicaraan.
"Agis dengerin Mamah ya ... " Rachima memposisikan Agistha berhadapan dengannya. "Nanti Agis kenalan sama semua teman-teman Agis di kelas. Ingat ya pesan Mamah, jadilah anak yang menyenangkan untuk orang disekitar kamu. Agis kan anak yang cantik, sholehah dan cerdas," ucap Rachima dan berhasil membuat Agistha tersenyum dan mengangguk setuju.
"Ya udah, Agis ke dalam dulu ya, Mah."
"Iya, selamat belajar sayang."
Rachima sedikit lega setelah Agistha mau masuk ke dalam kelas.
Sebelum meninggalkan mamahnya, Agistha kembali melihat ke arah kursi kosong itu lagi, "Mah aku masuk dulu ya dianya sudah pergi," ucapnya kemudian mencium punggung tangan Rachima dan masuk ke dalam kelas.
Rachima pun menunggu di luar kelas hingga pelajaran usai. Namun pikirannya begitu gelisah.
Semoga kelebihan yang dimiliki Agis tidak membuat keceriaan Agis pergi . Batin Rachima.
Beberapa jam kemudian, pelajaran pun telah selesai. Agistha keluar kelas dengan wajah yang gembira, terlebih Rachima ikut bahagia.
Mereka pun pulang dijemput oleh Mang Ujang yang sejak tadi telah menunggu di depan sekolah. Sebelum sampai rumah, mereka mampir terlebih dahulu ke sekolah Alika.
...----------------...
#Sekolah Alika
Rachima dan Agistha menunggu di parkiran. Namun, belum ada Alika disana.
"Mah, lihat deh orang itu duduk di samping pak satpam yang lagi minum kopi. Sepertinya dia juga mau kopinya pak satpam itu," kata Agistha sambil terkekeh.
Rachima yang melihat ke arah pos satpam, hanya melihat pak satpam duduk sendirian. Buka hanya Rachima yang terkejut, tapi Mang Ujang pun sama.
Lagi-lagi Rachima dibuat tercengang dengan perkataan Agistha .
"Sayang mungkin kamu salah lihat, sudah ya mending kita nonton kartun disney aja," elak Rachima sambil mengalihkan perhatian Agistha.
Tak lama Alika pun masuk ke dalam mobil dan mereka pun pulang ke rumah.
...----------------...
Hari sudah semakin gelap. Rukman yang baru tiba rumah langsung menuju kamar untuk membersihkan diri dan berganti pakaian. Setelah itu mereka pun makan malam bersama.
Setelah makan malam, Alika memilih langsung ke kamarnya untuk belajar karena besok ada ulangan. Sedangkan Agistha dan Alfian bermain bersama di ruang televisi bersama Rukman.
Rachima yang baru saja selesai membantu membereskan ruang makan, ikut bergabung dengan suami dan anak-anaknya.
"Pah, ada yang mau aku omongin ini soal Agistha," kata Rachima yang tampak serius.
"Kenapa memangnya, Mah?" tanya Rukman yang merasa heran.
"Sepertinya Agis ... anak kita itu anak indigo pah," ucap Rachima.
"Hus! jangan asal ucap kamu, Mah. Masa iya?" elak Rukman yang tidak percaya.
"Ih Papah tahu tidak? tadi, hari pertama masuk sekolah ... dia selalu bilang apapun yang dia lihat dan itu tak kasat mata," jelas Rachima membuat mata Rukman membulat sempurna karena terkejut.
"Papah jadi khawatir, Mah," kata Rukman yang mulai merasa gelisah.
"Khawatir? Maksud Papah? ... Apakah bahaya untuk mental Agis pah?" tanya Rachima yang juga ikut gelisah.
"Sepertinya yang terjadi pada aku dulu sewaktu kecil, menurun pada Agis, Mah," kata Rukman sambil menatap Agistha yang masih asik main bersama adiknya.
"Memang dulu Papah seperti ini? Kok gak pernah cerita ke aku sih, Pah?" ucap Rachima yang sedikit merasa kesal karena ia tidak mengetahui rahasia terpendam yang dimiliki suaminya itu.
"Maaf, tapi aku hanya tak ingin membuatmu takut. Aku tau, kamu itu penakut untuk hal seperti ini," ucap Rukman yang terkekeh mengingat istrinya sangat takut dengan hal berbau hantu.
"Lalu kita harus bagaimana, Pah?" tanya Rachima cemas.
"Dulu aku pernah dibawa ke orang yang ahli supranatural namanya ustadz Fahri, namun hasilnya nihil. Dan kata orang itu akan tertutup dengan sendirinya. Namun dengan syarat bertemu dengan jodoh yang tepat dan imannya kuat serta jiwanya bersih. Seperti aku bertemu denganmu dan sampai saat ini penglihatanku pada hal itu tidak setajam dulu," jelas Rukman.
Rachima masih setia mendengarkan suaminya berbicara.
"Suatu saat Agis pasti menemukan jodohnya yang bisa membuatnya terbebas dari dunia itu. Kita hanya bisa mengarahkan dan membuat batin Agis gak goyah. Itu aja kok ... aku yakin kalau Agis imannya kuat pasti dia terbiasa dengan sendirinya dan hanya Allah yang dia takuti," lanjut Rukman.
Rachima mengangguk tanda paham atas penjelasan yang diberikan suaminya. Hingga malam yang mulai larut, keluarga Navanka pun akhirnya pergi ke alam mimpi.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Rini Antika
mau donk mobilnya,🤭 Salken dr pengorbanan Cinta kak, smg berkenan mampir jg ke ceritaku..🙏
2022-08-15
0
Rini Antika
emak" kalau pagi" sibuk bgt ya,,🤭
2022-08-15
0
Happyy
👍🏻👍🏻
2022-02-19
0