Seorang gadis yang terlahir di malam istimewa (malam satu suro)di warisi sebuah khodam dari leluhurnya tepat di usianya yang ke tujuh belas. Hal yang tak pernah dibayangkan sebelumnya. Mampukah gadis itu menjalani hari-hari nya dengan kemampuan yang baru dimilikinya...
Sinopsis yang sangat singkat ya,...tapi cukuplah buat yang baca jadi penasaran 🤭
Mohon maaf apabila ada kesamaan nama, tempat dan alur cerita. Sebab cerita ini aku buat murni dari imajinasi ku sendiri alias karangan bebas. Jadi jika ada kesamaan itu merupakan suatu ketidak sengajaan🙏🏼
Soo... ikuti cerita ku, dan jangan lupa tinggalkan jejak jempol dan komentar ya☺️
Jangan lupa juga bintang lima jika cerita ku bisa bikin baper 😁🤭🙏🏼
Yuk dukung karya terbaru ku ...!
Selamat membaca ...! 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qsk sri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siluman ular
Dimas menyeringai dengan sorot mata tajam nya. Lidahnya menjulur panjang bercabang membuat Saras dan Airin tersentak kaget. Mereka mundur beberapa langkah merasa tak percaya dengan apa yang mereka lihat .
"Di... Dimas..." Lirih Saras
"Untuk apa kalian datang ke tempat ini ...?" Tanya Dimas dengan suara yang nampak berbeda tetapi dengan gaya yang sama seperti biasanya.
Saras dam Airin saing tatap, " K... kami juga tidak tahu , bagaimana kami bisa berasa di tempat" Jawab Saras sedikit tergagap
"Kamu siapa ? Kamu bukan Dimas ?" Lanjut Saras bertanya
"Hihihi.... Iya, kamu benar cah ayu... aku bukan lah Dimas... aku hanya hidup di raganya karena aku menyukai nya. Tak ada yang boleh memilikinya kecuali aku " Ucap Dimas sambil menggerakkan kedua tangan nya seperti seorang yang tengah menari.
"Tidak ! Makhluk seperti mu tidak bisa memiliki manusia,lepaskan Dimas ! "Seru Airin
Dimas menatap tajam Airin, dengan cepat sebelah tangan nya segera menyambar leher Airin. Airin tersentak, matanya membulat saat cekikan itu membuat nafasnya sesak.
"LEPASKAN ! " Teriak Saras menarik lengan Dimas
Seketika Dimas melepaskan tangan nya dan mundur beberapa langkah saat merasakan panas di lengannya akibat sentuhan Saras.
"Kurang ajar ...! Siapa sebenarnya kamu ?" Seru Dimas nampak marah
Saras pun nampak terkejut karena dia juga dapat merasakan jika telapak tangannya sempat panas ,namun kini rasa panas itu telah lenyap. Gadis itu menatap telapak tangan nya dengan bingung.
"Tadi itu apa ?" Gumam nya
"SARAS AWAS !" Pekik Airin ketika Dimas tiba-tiba saja menyerang nya.
Saras menghindar,pukulan Dimas pun hanya mengenai angin. Tiba-tiba Dimas luruh ke lantai, sesuatu dalam tubuhnya keluar lalu menampakan wujudnya.
(gambar hanya pemanis) Anggap saja lagi berdiri menatap Saras dan Airin🤭.
Airin dan Saras sama-sama terkesiap, melihat sosok manusia setengah ular di depan mereka. Dialah Suhita,seorang putri dari kerajaan siluman ular yang menyukai anak manusia. Dulu Dimas kecil pernah menolong seekor ular yang tersesat masuk ke dalam rumah. Dimas yang masih berusia lima tahunan mengeluarkan ular itu dari rumah nya saat semua orang tengah heboh mencari-cari ular itu. Dari saat itu lah, Suhita yang merupakan perwujudan dari ular tersebut mulai menyukai Dimas.
Maka pada saat Dimas terlelap,Suhita merasuki tubuh Dimas dan bersemayam di dalam tubuhnya hingga saat ini. Suhita pula yang membuat tingkah dan perilaku Dimas begitu gemulai dan lemah lembut dengan gayanya yang feminim. Tujuan nya agar tak ada gadis manapun yang menyukai Dimas apalagi Dimas tumbuh jadi pemuda yang rupawan dengan kulit putih bersih nya, postur nya pun tinggi.
Saras mengerjap ketika bayangan itu melintas di benaknya. Kini ia jadi mengerti mengapa Dimas bisa seperti itu.
"Serahkan semuanya pada eyang,ijinkan eyang menggunakan tubuh mu untuk melawan nya " Sebuah suara terdengar berbisik di telinganya,Saras tiba-tiba mengejang.
"Saras ....!" Airin terkejut
"Kamu kenapa ?" Tanya nya
Namun belum juga ia mendapatkan jawaban atas pertanyaan nya,Suhita melibas kan ekornya ke arah Saras. Saras yang kini sudah dikuasai sesuatu nampak berdiri dengan tenang. Gadis itu menangkap ujung ekor Suhita lalu menariknya kasar.
Brakkk'
Suhita melemparkan bola api dari tangan nya pada Saras,namun Saras menangkisnya hingga bola api itu terpental mengenai pilar besar.
"Saras ...." Lirih Airin menatap tak percaya.
"Cepat bawa teman kamu pergi ! Sebelum ular betina ini kembali mengambil alih tubuhnya! " Seru Saras pada Airin
"I...iya..! Tapi kamu bagaimana?" Tanya Airin tak sampai hati meninggalkan teman nya,ia juga merasa bingung dengan gaya bicara Saras yang berbeda
"Jangan pikirkan apapun! Biar Saras saya yang urus , kamu cepat amankan teman mu !" Ucap Saras lagi
Airin seketika mengerti, jika yang bicara dengan nya bukan lah Saras,melainkan sosok lain yang melindungi Saras. Mungkin semacam khodam. Begitu pikir nya.
Airin dengan bersusah payah segera membawa Dimas pergi. Airin menyeretnya sekuat tenaga,sampai kepala Dimas terantuk berapa kali hingga menyebabkan benjolan kemerahan di kening dan bagian lain kepalanya.
Suhita hendak mencegah Airin yang berusaha membawa Dimas ,tetapi Saras segera menarik lengan Suhita. Pertarungan diantara mereka pun terjadi,Saras yang dikendalikan benar-benar tak sadar dengan apa yang terjadi.
Airin menghentikan langkahnya,saat ribuan ular dengan berbagai jenis datang menghadang.
"Aduuuhh...gimana ini ? kenapa ularnya banyak sekali ? Hiiiyy....aku takut...! Dimas...bangun dong ! Jangan tidur terus kenapa ? Bantu aku usir ular-ular ini..." Teriak Airin sambil mengguncang tubuh Dimas,ia semakin gemetar ketakutan saat ular-ular itu semakin dekat,hingga tiba-tiba muncul sebuah cahaya kekuningan menyambar ular-ular itu.
"Pergilah nak ! Masuk ke dalam lubang cahaya itu !" Ucap seseorang yang tak terlihat wujudnya
"Siapa kamu ? " teriak Airin
"Cepat bawa teman mu pergi dari tempat ini !" Ucap suara itu lagi
"Tapi... bagaimana dengan teman ku di sana ?" Tanya Airin yang mencemaskan Saras
"Kamu tenang saja,dia akan baik-baik saja "
Dengan ragu,Airin kembali menarik kaki Dimas menuju lingkaran cahaya berwarna putih. Sebelum dia masuk,ia menoleh ke belakang seolah ingin memastikan kondisi Saras.
"Saras maafkan aku ,berhati-hati lah,segera susul aku !" lirih nya
Kemudian Airin berbalik lalu melangkah bersama Dimas yang masih ia seret. Di sana,Saras telah berhasil mengalahkan Suhita. Kini keadaan Suhita begitu memprihatinkan, ujung ekornya yang putus dengan luka-luka di sekujur tubuhnya nampak menganga.
"Ampuuunnn....!" Lirih Suhita memohon
"Akan ku ampuni,asal kau tidak lagi mengganggu teman cucu ku atau siapapun lagi. Jika kau melanggar maka tak hanya tubuh mu yang akan aku cincang. Tetapi kerajaan mu pun akan aku buat luluh lantak ! Apa kau mengerti ?!" Ucap Saras dengan menghunus kan pedang emas dilapisi aura api biru tepat di depan wajah Suhita.
"I...iya saya mengerti ! Saya berjanji tidak akan lagi mengganggu nya " Ucap Suhita lemas
"Bagus ! Aku pegang janji mu ! Sekarang pergilah sebelum aku berubah pikiran!" Ucap Saras lalu menyimpan pedang emas nya masuk ke dalam tubuhnya.
Suhita lalu menjelma menjadi seekor ular lalu pergi dan menghilang dari pandangan.
Saras terkulai lemas," Terima kasih cu... sesungguhnya apa yang terjadi padamu belum saatnya untuk mu mengalaminya. Tetapi rupanya keadaan yang memaksa eyang untuk melepas segel di tubuh mu " Ucap sebuah suara yang terdengar ditelinga nya
"Si...siapa kamu ?" tanya Saras lemas
"Nanti kau pun akan tahu. Sekarang tidurlah !" Ucap suara itu lagi
Perlahan Saras mulai menutup mata,bayangan samar seorang wanita dan seorang pria terlihat tersenyum padanya menghantarkan nya pada tidur lelap yang panjang.
Sementara itu,Airin baru saja tersadar. Ia bingung mengapa dirinya sudah ada di sebuah kamar berbau antiseptik khas rumah sakit. Di samping nya,Dimas terbaring dengan kepala yang diperban. Di ranjang satunya terdapat Saras yang juga dalam keadaan tidur. Ranjang mereka terhalang tirai putih.
Airin terdiam mengingat kembali kejadian sebelum dirinya berada di tempat itu.
"Alhamdulillah...Airin akhirnya kamu bangun juga !" Ucap seorang ibu pasti baya yang merupakan mamanya
"Mama...?" gumam Airin dengan kening berkerut.
"Iya,nak. Ini mama. Gimana,apa yang kamu rasakan ? Ada yang sakit? Atau kamu mau minum ,makan ?" Tanya mama nya
Airi menggeleng," Aku gak ngerasain apa-apa mah,hanya saja kok aku kaya lemes. Emang nya apa yang terjadi padaku ?" Tanya Airin yang nampak nya masih linglung
"Mama juga gak tahu, tapi kata teman-teman kamu ,kalian ditemukan dibawah tangga. Mungkin kalian jatuh,apa kamu gak ingat? " Tanya mamanya
Airin kembali menggeleng,"Ya sudah kalau gitu kamu istirahat lagi saja,mama mau panggil kan dokter dulu" Ucap mama nya lalu beranjak
Arshy yang tengah berdzikir menghentikan dzikir nya saat mendengar suara Airin. Wanita itu membuka tirai yang memisahkan ranjang nya dengan ranjang Saras.
"Airin ..."
"Oma...."
"Syukurlah kamu udah bangun nak. Kamu baik-baik saja kan ?" Tanya nya
"Iya Oma,aku baik-baik saja. Bagaimana dengan Saras,maaf aku sudah meninggalkan nya " Airin baru saja mengingat yang terjadi padanya ,ia pun merasa sangat bersalah. Gadis itu menoleh pada Saras yang nampak damai dalam tidurnya.
"Ini bukan salah kamu. Kamu sudah benar untuk segera kembali bersama teman kamu. Saras sudah ada yang menjaga nya,jadi kamu jangan merasa bersalah " Ucap Arshy meraih tangan Airin lalu menggenggam nya.
"Sudah,jangan merasa bersalah. Saras baik-baik saja,tadi Saras sudah bangun dan tidur lagi setelah minum obat " Ucap Arshy mencoba menenangkan Airin
Sreekk
Suara tirai terbuka,Airin dan Arshy menoleh.
"Ada yang bisa jelasin,kenapa aku berada di sini ? Lalu orangtua ku kemana ?" Tanya Dimas
"Dimas ....?" Kening Airin nampak mengernyit merasa ada yang aneh dengan Dimas.
.....
lanjut....