NovelToon NovelToon
Guruku Suami Rahasiaku

Guruku Suami Rahasiaku

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Yunita, siswi kelas dua SMA yang ceria, barbar, dan penuh tingkah, tak pernah menyangka hidupnya akan berubah drastis saat orang tuanya menjodohkannya dengan seorang pria pilihan keluarga yang ternyata adalah guru paling killer di sekolahnya sendiri: Pak Yudhistira, guru Matematika berusia 27 tahun yang terkenal dingin dan galak.

Awalnya Yunita menolak keras, tapi keadaan membuat mereka menikah diam-diam. Di sekolah, mereka harus berpura-pura tidak saling kenal, sementara di rumah... mereka tinggal serumah sebagai suami istri sah!

Kehidupan mereka dipenuhi kekonyolan, cemburu-cemburuan konyol, rahasia yang hampir terbongkar, hingga momen manis yang perlahan menumbuhkan cinta.
Apalagi ketika Reza, sahabat laki-laki Yunita yang hampir jadi pacarnya dulu, terus mendekati Yunita tanpa tahu bahwa gadis itu sudah menikah!

Dari pernikahan yang terpaksa, tumbuhlah cinta yang tak terduga lucu, manis, dan bikin baper.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 — “Cinta yang Mulai Terlihat”

Pagi itu, sinar matahari menembus tirai jendela kamar mereka yang sederhana. Yunita menggeliat pelan, lalu membuka mata — hanya untuk mendapati seseorang duduk di tepi ranjang sambil menatapnya lembut.

“Pak…?” suaranya serak.

Yudhistira menatap jam tangannya. “Sudah jam enam lewat sepuluh. Bukannya kamu harus berangkat lebih pagi hari ini?”

Yunita mendengus manja, menarik selimut sampai ke kepala. “Lima menit lagi… janji deh.”

“Lima menitmu selalu jadi tiga puluh menit,” ucap Yudhistira sambil tersenyum tipis. “Nanti kamu telat.”

Yunita mencolek tangan suaminya dari balik selimut. “Kalau aku telat, siapa tahu Pak Guru baik hati itu bisa kasih dispensasi.”

“Sayangnya Pak Guru itu gak kenal ampun sama muridnya,” balas Yudhistira datar, tapi sudut bibirnya menahan tawa.

“Jahat!” seru Yunita sambil menendang selimut dan bangun dengan rambut awut-awutan. “Bapak tuh bener-bener gak romantis!”

“Romantis itu kalau kamu bangun pagi tanpa disuruh,” ujarnya santai sambil melangkah ke dapur.

“Pak!!” Yunita berseru keras, tapi kemudian terkikik sendiri. Ia tahu, Yudhistira memang seperti itu. Tidak banyak kata manis, tapi semua tindakannya… selalu membuatnya merasa aman.

Beberapa menit kemudian, aroma roti panggang dan telur dadar memenuhi udara. Yunita duduk di meja makan dengan mata setengah terbuka.

“Pagi, Pak Chef,” katanya menggoda.

“Pagi, Bu Murid,” jawab Yudhistira dengan nada datar yang malah terdengar manis di telinganya.

“Bapak sadar gak sih, kalau kita ini aneh banget? Di rumah manggil ‘Pak’, di sekolah juga ‘Pak’. Aku jadi kayak gak punya jeda buat mesra.”

Yudhistira menyerahkan segelas susu. “Mau coba panggil ‘Sayang’ di sekolah?”

Yunita langsung tersedak. “Pak!!”

“Makanya jangan protes,” balas Yudhistira kalem sambil duduk. “Panggil ‘Pak’ aja lebih aman.”

“Bapak tuh bener-bener bikin jantungku lemah,” gumam Yunita kecil.

“Lemah karena cinta?”

“Karena kesel!”

---

Di sekolah, suasana mulai terasa lebih normal. Meski masih ada beberapa siswa yang suka menggoda, tapi sekarang nada mereka lebih hangat. Bahkan beberapa murid cowok sering bersorak, “Bu Yunita! Kirim salam buat Pak Yudis!” setiap kali lewat koridor.

Sementara itu, Yudhistira tetap jadi dirinya yang biasa disiplin, tegas, tapi kali ini… sedikit lebih manusiawi di mata para murid.

Ketika jam istirahat, Yunita membawa beberapa berkas ke ruang guru. Tapi baru dua langkah masuk, beberapa guru muda langsung heboh.

“Wah, ada Bu Yunita datang!” celetuk Bu Nani. “Pak Yudis, istrinya datang tuh!”

Yudhistira yang sedang menulis di papan langsung berhenti. Ia menghela napas. “Bu Nani, tolong jangan diumumkan seperti laporan upacara bendera.”

Tawa meledak.

Yunita menunduk malu. “Maaf, Pak… aku cuma mau ngasih ini, tugas murid kemarin.”

“Taruh di meja aja,” katanya tenang.

Tapi begitu Yunita hendak pergi, Bu Rani malah berkomentar nyengir, “Eh, Bu Yunita, jangan buru-buru pulang. Sekalian ajarin saya cara dapetin guru killer dong!”

Semua guru tertawa lagi.

"Bu... Pertanyaan nya salah, seharusnya ibu tanya pada pak suami bagaimana luluhin hati aku. Permisi ya Bu, dada pak suami" ujar Yunita lalu kabur

Semua guru heboh

Yudhistira melirik sekilas, lalu menegur dengan nada lembut tapi jelas. “Bu Rani, kalau mau belajar, saya kasih soal latihan matematika dulu, ya.”

“Lho?! Lah jangan gitu, Pak!” Bu Rani langsung gelagapan, dan seluruh ruang guru kembali pecah oleh tawa.

Yunita keluar dengan wajah merah, tapi senyum tidak bisa ia sembunyikan. Ia tahu, Yudhistira melindunginya dengan caranya sendiri.

Namun, di sisi lain, ada seseorang yang memperhatikan diam-diam dari kejauhan.

Reza.

Ia berdiri di lorong lantai dua, menatap ke arah ruang guru. Tatapannya tidak lagi tajam, tapi ada sesuatu yang berubah lebih lembut, lebih pasrah.

Saat Rara datang menghampiri, ia hanya bergumam, “Akhirnya mereka kelihatan bahagia, ya.”

Rara menatapnya hati-hati. “Kamu masih suka Yunita?”

Reza tertawa kecil. “Mungkin dulu. Tapi sekarang aku sadar, aku cuma pengen dia bahagia. Dan kalau yang bisa bikin dia ketawa kayak gitu cuma Pak Yudhistira…”

Ia menatap ke arah jendela yang menyorot sinar matahari. “Ya, berarti aku kalah dengan cara yang baik.”

Rara menepuk bahunya. “Lo cowok baik, Reza. Suatu hari bakal ada cewek yang suka lo, bukan cuma karena lo ganteng.”

Reza tersenyum. “Mudah-mudahan cewek itu bukan lo.”

“Hey!” Rara mencubit lengannya sambil tertawa. Tapi dalam hati, ia sedikit tersentuh.

---

Malamnya, di rumah, Yunita duduk di balkon sambil membawa dua gelas cokelat panas. Yudhistira duduk di kursi rotan, tampak lelah setelah seharian mengajar.

“Pak…”

“Hm?”

“Kita udah bisa hidup kayak gini aja tuh aku udah bersyukur banget,” ujar Yunita pelan.

Yudhistira menoleh. “Kenapa tiba-tiba ngomong gitu?”

Yunita memeluk lututnya. “Soalnya dulu aku takut banget. Takut orang-orang gak bakal nerima kita. Tapi ternyata… dunia gak sejahat itu ya.”

“Karena kamu hadapi dengan keberanian,” jawabnya. “Kalau kamu terus sembunyi, mereka gak akan tahu siapa kamu sebenarnya.”

“Bapak sadar gak sih, tiap kali ngomong gitu, aku selalu ngerasa kayak murid lagi dimotivasi gurunya.”

“Kalau begitu muridnya boleh dapet nilai tambahan gak?”

Yunita berpikir sebentar, lalu tersenyum nakal. “Nilai tambahan boleh sayang.”

Yudhistira menatapnya datar menahan senyum saat di panggil sayang oleh Yunita

“Kalau gak mau, aku kurangi nilainya jadi D,” katanya sambil berlari masuk rumah.

“Yunita!” seru Yudhistira dari balkon, tapi tawa istrinya menggema ke seluruh rumah.

----

Keesokan harinya, sekolah kembali gempar.

Bukan karena gosip baru, tapi karena sebuah pengumuman besar di papan mading:

“Pak Yudhistira & Istri Akan Menjadi Pembimbing Lomba Debat Nasional Antar Sekolah!”

Yunita menatap pengumuman itu dengan mulut menganga. “Apa?! Kita berdua?!”

Yudhistira datang dari belakang. “Ya, Kepala Sekolah yang minta. Katanya pasangan ini cocok karena keseimbangan logika dan emosi.”

“Logika Bapak, emosi aku?!” seru Yunita.

“Setidaknya itu pengakuan resmi kalau kamu emosional.”

“Pak Suami!!” Yunita mendorongnya pelan, tapi tak bisa menahan tawa.

Persiapan lomba membuat keduanya sering lembur di ruang rapat sekolah. Banyak murid melihat mereka bekerja sama, saling memberi saran, saling berdebat kecil tapi tetap saling menghormati. Bahkan beberapa siswa diam-diam menjadikan mereka “couple goal” baru di sekolah.

“Cieee Bu Yunita, suaminya ganteng banget kalau lagi serius!”

“Cocok banget berdua!”

“Semoga menang lombanya ya, biar makin kompak!”

Yunita hanya bisa menunduk malu setiap kali mendengar komentar seperti itu. Tapi jauh di dalam hatinya, ia merasa bangga.

Malam sebelum lomba, mereka duduk berdua di ruang tamu sambil menyusun materi terakhir. Yunita bersandar di bahu Yudhistira.

“Pak, kalau kita menang, aku boleh minta hadiah?”

“Tergantung hadiahnya.”

“Aku pengen bulan madu kecil. Gak perlu jauh-jauh, cukup ke pantai aja. Aku pengen lihat Bapak pakai kaus biasa, bukan kemeja terus.”

Yudhistira menatapnya pelan. “Pantai?”

Yunita mengangguk semangat. “Iya! Kita udah sibuk banget, masa gak ada waktu buat liburan.”

“Baiklah,” jawabnya setelah beberapa detik.

Yunita menatapnya curiga. “Kok gampang banget nyetujuin?”

“Karena aku juga pengen,” ujarnya sambil menatap lurus. “Tapi bukan pantainya. Aku pengen waktu berdua sama kamu, tanpa ada guru, murid, atau gosip.”

Yunita terdiam.

Ia menggenggam tangan Yudhistira pelan. “Pak…”

“Hm?”

“Terima kasih. Buat semuanya. Buat sabar ngadepin aku, buat gak pernah ninggalin waktu gosip parah itu, buat…”

Suaranya serak. “Buat bikin aku percaya lagi sama cinta.”

Yudhistira tersenyum kecil, lalu mencium punggung tangannya dengan lembut.

“Dan terima kasih karena kamu mau jadi bagian dari hidupku.”

...****************...

Keesokan harinya, mereka berangkat ke lomba dengan semangat baru. Seluruh sekolah memberi dukungan. Bahkan Reza dan teman-temannya membawa spanduk bertuliskan:

“Tim Cinta Logika & Emosi — Pak Yudis & Bu Yunita, Semangat!!”

Seluruh aula lomba riuh dengan tawa ketika keduanya tampil.

Saat giliran debat, Yunita berbicara penuh emosi, sementara Yudhistira dengan logika tajamnya menutup argumen sempurna. Kombinasi keduanya membuat juri terpesona.

Dan ketika pengumuman pemenang tiba…

“Juara pertama, SMA Harapan Bangsa... tim bimbingan Bapak Yudhistira dan Yunita!”

Sorak sorai meledak.

Yunita spontan memeluk Yudhistira di panggung lupa bahwa masih di depan umum. Penonton langsung bersorak lebih keras. "Pak suami kina menang"

“Cieee!!!”

Yudhistira hanya menepuk kepalanya pelan. “Kamu lupa lagi kalau ini acara resmi?”

“Biarin,” jawab Yunita dengan mata berbinar. “Sekali-sekali aku pengen dunia tahu, aku bahagia banget jadi istri Bapak.”

Dan kali ini, Yudhistira tidak menahan senyum.

Ia memandang istrinya lama, lalu berbisik,

“Kalau begitu, izinkan aku jadi alasan kamu bahagia setiap hari.”

Bersambung

1
sahabat pena
Luar biasa
sahabat pena
makan cuka
sahabat pena
duh kasian.. tp gpp pacaran setelah menikah lbh menyenangkan loh.
Wulan Sari
lha sudah tamat Thor? bahagia seh tapi rasane kurang pingin nambah karena ceritanya gwmesin lucu,....
yo weslah gpp semangat Thor 💪 salam sukses dan sehat selalu ya cip 👍❤️🙂🙏
inda Permatasari: terima kasih kak atas dukungannya 🙏♥️
total 1 replies
bunda kk
bagus
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Wulan Sari
wkwkwk lanjut gokil lihat pasutri itu 🤣🤣🤣
Wulan Sari
yaaaa pelakor muncul🤦🏼‍♀️thor jangan sampai iepuncut lho enggak banget kepincut pelakor namanya laki2 mokondo sudah punya istri kegoda yg lain amit2 😀😀😀maaf lanjuuut trimakasih Thor 👍
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Wulan Sari
semoga langgeng ya sampai kakek nenek pak guru dan muridnya Aamiin 🤲😀
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Wulan Sari
aku ikut bahagia 💃💃💃
Cindy
lanjut kak
Wulan Sari
cip lanjutkan Thor semangat 💪 Thor salam sukses selalu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!