Naolin Farah Adyawarman, gadis berusia delapan belas tahun yang baru menyelesaikan pendidikan SMA-nya.
Tidak ada yang istimewa dari hidup Naolin, bahkan dia hampir tidak pernah melihat dunia luar.
Karena Naolin adalah anak yang harus disembunyikan, dari khalayak luas. Sebab Naolin adalah anak har*m, sang Papi kandung dengan entah siapa Mami kandungnya.
Hal itu terjadi karena Naolin, diberikan secara sukarela oleh Mami kandungnya yang merupakam gund*k, dari Papinya.
Menurut cerita keluarga Papi, Mami kandungnya Naolin ingin hidup bebas dan belum siap memiliki anak.
Tapi entahlah itu benar atau tidak. Yang jelas, keputusan Maminya itu justru menjerumuskan Naolin ke lembah kesengsaraan!
Karena Naolin akhirnya hidup dengan Mama dan Kakak tiri yang jah*t. Sementara Papi kandungnya selalu berusaha untuk tutup mata, karena katanya merasa bersalah sempat menduakan sang istri sah.
Tapi saat Naolin telah menyelesaikan SMA-nya secara homeschooling, dia dibebaskan dari rumah yang iba
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss D.N, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Tapi tiba-tiba dari arah pintu kamarku, terdengar suara memutar kunci.
Aku langsung mengambil stun gun, dan berdiri di balik pintu.
Tidak lama pintu kamarku berhasil dibuka, dan masuk seorang pria paruh baya dengan wajah mes*m!
Aku yang kesal, langsung saja menyentuhkan stun gun yang sudah aku nyalakan ke leher pria paruh baya itu!
Seketika pria itu seperti tersetrum, lalu tubuhnya langsung jatuh dengan wajah menghantam lantai! Rasakan kau!
Tapi karena aku harus menutup pintu kamar, jadilah aku bopong tubuh berat penuh dosanya Aki-aki ini! Lalu aku baringkan di atas tempat tidur.
Setelah itu aku langsung membereskan semua barang-barang milikku, dan membersihkan setiap sudut kamar yang bisa saja sudah tersentuh oleh tanganku.
Setelah merasa semuanya sudah bersih, baru aku keluar kamar dengan membawa seluruh barang-barangku. Tapi tiba-tiba ...
"Maura, atau nama aslinya Naolin Farah Adyawarman. Atau Miss N detektif perselingkuhan, yang mengiklankan dirinya di seluruh sosial media. Sedang apa kamu!"
Aku berbalik, dan kaget saat melihat ternyata itu adalah si kasir laki-laki menyebalkan!
"Ohhh, kau pelanggannya Ibu Julia ya!" tuduhku.
"Sembarangan, saya ini polisi. Perkenalkan, nama saya adalah IPTU Naufal Sa'id Baihaqi!" balasnya.
Aku langsung memberikan tatapan tidak percaya, karena bagaimana bisa polisi menjadi kasir laki-laki di toko yang menjual peralatan perlindungan diri!
"Kalau tidak percaya, kamu bisa ikut ke kantor polisi! Karena kamu juga akan kami jadikan saksi. Lalu ada berita buruk juga, karena kami akan mengambil semua kamera dan alat perekam suara yang kamu letakkan dengan sembunyi-sembunyi di semua kamar kost! Paham kamu Naolin!" omel Pak Naufal.
Aku mengangguk saja, karena malas berdebat dengan pria menyebalkan seperti Pak polisi satu ini!
Tapi kejutan selanjutnya terjadi, karena Kak Maya ternyata seorang Polwan!
Karena dia dengan santai keluar dari kamar kostnya, lalu hormat kepada Pak Naufal dan memberikan semacam laporan.
"Ndan, saya sudah berhasil melumpuhkan salah satu pelanggan prostitusi! Ini KTP-nya."
Aku hanya bisa melongo, karena apa ini yang dinamakan penyamaran para polisi?
Setelah berbincang sebentar dengan Bang Naufal, akhirnya Kak Maya mendekatiku.
"Ayo kita berkenalan dengan benar, nama Kakak yang sebenarnya adalah Hanny. Kamu juga bukan Maura kan? Sebenarnya tadi Kakak lihat, saat kamu memasang kamera dan alat perekam suara di meja belajar," ucap Kak Hanny.
Aku jadi malu, karena ketahuan tidak profesional.
"Naolin, saran Kakak berhenti saja menjadi detektif. Karena kamu tidak punya kemampuan beladiri, senj*ta yang kamu miliki juga kurang bisa melindungi dirimu."
"Kamu masih muda Naolin, lanjutkan saja kuliahmu ya. Tata masa depanmu sendiri, jangan sampai mengecewakan kedua orang tuamu. Oke?"
Aku terdiam, setelah mendengar wejangan dari Kak Hanny. Sebenarnya aku ingin bilang jujur, orang tuaku tidak perduli.
Tapi akhirnya aku tahan diri, karena tidak baik juga membicarakan aib keluarga sendiri. Walaupun sebenarnya mereka tidak menganggap aku keluarga.
"Mobil kamu biar dibawa oleh Hanny, nanti kabur kalau bawa mobil sendiri!" omel Pak Naufal.
Aku langsung memberikan tatapan kesal! Karena itukan mobilku sendiri, kenapa jadi dia yang mengatur!
"Sudah Naolin, biarkan saja," lerai Kak Hanny.
"Dasar kepala batu!" oceh Bang Naufal.
"Kau itu pria tak laku!" balasku.
Kak Hanny langsung mendorongku menjauhi Pak Naufal, yang tampak sangat marah! Padahal aku tidak takut kok!
"Diamkan saja Pak Naufal, kalau sudah mulai uring-uringan. Kami para anggota reserse, sangat tahu bagaimana naik turunnya mood Pak Naufal."
"Tapi kami memilih mengalah, daripada kena semprot plus hukuman fisik. Jadi kamu ikuti kami juga ya Naolin," ucap Kak Hanny.
"Kak, gaji Polwan besar ya?" tanyaku.
"Ya standar saja Nao, kan kami hitungannya PNS juga. Kenapa memangnya?" tanya Kak Hanny.
"Ya ampun, nggak worth it deh! Karena harus menghadapi komandan moody seperti Pak Naufal!" jawabku berapi-api.
Kak Hanny tertawa, dan akhirnya dia menghidupkan radio. Karena kepalaku juga sedang panas, akibat kelakuan Pak Naufal Sa'id Baihaqi!
Sesampainya di kantor polisi, Kak Hanny mengajakku ke sebuah ruangan.
"Kamu tunggu di sini sebentar ya. Karena Kakak mau ganti dengan seragam, lalu mempersiapkan ruang interogasi. Kak usahakan tidak lama, oke?"
"Oke Kak Hanny," jawabku.
Saat aku sedang membuka handphone untuk melihat klien selanjutnya, tiba-tiba saja aku merasa ada seseorang duduk di depanku.
Saat aku lihat, ternyata itu adalah Pak Naufal! Dan entah apa isi kepalanya, sampai Pak Naufal menatapku sendu.
"Mau apa!" ketusku.
"Kamu pulanglah, karena ada pesan dari Papimu. Kata beliau, jangan aneh-aneh dengan menjadi detektif. Jangan khawatir masalah uang, karena setiap bulan kamu akan tetap ditransfer dengan nominal yang cukup."
"Papi kamu juga tidak mungkin berbohong Naolin. Karena saya kenal baik Papimu, dari kecil. Jadi sekarang pulang, dan jangan berbuat aneh-aneh lagi. Oke?"
Aku diam saja, lalu langsung keluar ruangan setelah memakai topi dan masker.
Saat sudah berada di dalam mobil, aku baru membuka semua penyamaran. Karena kaca mobil ini hanya bisa dari dalam melihat keluar, kalau dari luar tidak bisa mengintip ke dalam.
Pak Naufal kenal Papiku dari kecil? Yang benar saja! Ahhh, sudahlah! Yang penting sekarang pulang dulu, karena harus melaporkan semua hasil penyelidikanku pada Zawiyah!
Sesampainya di rumah, aku langsung memarkirkan mobil di garasi. Lalu aku masuk ke kamar, dan segera mengirimkan DM laporan kepada Zawiyah.
"Zawiyah, ternyata Mamamu adalah pemilik usaha prostit*si. Tapi beliau menjebak para anak-anak kostnya, untuk menjadi p$k gratisan."
"Kostan milik Mamamu baru saja digrebek, dan sepertinya Mamamu sudah dijemput paksa oleh polisi ya? Jangan bersedih ya Zawiyah, karena Mama kamu memang pantas mendapatkannya."
"Sebab Mamamu sudah membunbun, salah satu anak kost. Saat dibawa dalam kondisi tidak sadar, ke tempat abor*i ilegal."
"Lalu Mamamu juga sudah membohongi kedua orang tua korban. Dengan mengatakan kalau penyebab korban meninggal adalah, sakit maag akut akibat sering menahan lapar."
"Kedua orang tua korban percaya, karena mereka memang orang tidak mampu. Jadi sering terlambat, mengirimkan uang kepada anaknya."
"Oke, segitu saja laporan dari Miss. Kalau ada yang mau kamu tanyakan, silahkan saja."
Ternyata Zawiyah belum tidur, karena dia langsung membaca semua DM, yang baru saja aku kirimkan. Dan langsung mengetikkan balasan.
"Terima kasih laporannya ya Miss, karena sebenarnya aku juga sudah tahu semuanya. Sebab tadi Pak polisi langsung menangkap Mama aku di rumah."
"Tadi aku juga sebenarnya melihat Miss, yang baru keluar dari kantor polisi. Miss yang pakai topi dengan masker, dan tubuhnya tinggi kan?"
"Aku adalah gadis mungil, yang berpapasan dengan Miss saat di pintu masuk itu. Entah kenapa, aku sangat yakin itu adalah Miss. Makanya aku tanyakan."
"Sisa uang komisi Miss sudah aku transfer ya. Tenang saja Miss, setelah ini aku akan hidup dengan baik. Karena ..."