NovelToon NovelToon
Jangan Salahkan Aku Mencintainya

Jangan Salahkan Aku Mencintainya

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Penyesalan Suami
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: ANGGUR

Hans dan Lily telah menikah selama 2 tahun. Mereka tinggal bersama ibu Meti dan Mawar. Ibu Meti adalah ibu dari Hans, dan Mawar adalah adik perempuan Hans yang cantik dan pintar. Mawar dan ibunya menumpang di rumah Lily yang besar, Lily adalah wanita mandiri, kaya, cerdas, pebisnis yang handal. Sedangkan Mawar mendapat beasiswa, dan kuliah di salah satu perguruan tinggi di kota Bandung, jurusan kedokteran. Mawar mempunyai sahabat sejak SMP yang bernama Dewi, mereka sama-sama kuliah di bagian kedokteran. Dewi anak orang terpandang dan kaya. Namun Dewi tidak sepandai Mawar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ANGGUR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16

Hari berganti hari, Hans semakin akrab dengan Dewi. Setiap pulang kerja Hans selalu singgah ke rumah Dewi, bahkan Hans tak sungkan untuk menginap di rumah Dewi dan pagi harinya Hans langsung ke kantornya. Mawar tidak mengetahui hubungan Dewi dan kakaknya, karena Mawar sedang berada di sebuah desa untuk sebuah penelitian tugas kuliahnya yang lebih tepatnya Mawar ikut kegiatan kkn bersama dengan teman-teman kampusnya. Tante Meti heran dan penasaran karena dia tidak pernah melihat Hans pulang ke rumah saat sore hari. Senja itu tante Meti sedang memasak di dapur bersama bi Sita.

Bi Sita: "Tuan Hans jarang pulang, ya, nyonya. Sudah 4 hari tuan Hans tidak pernah pulang." ucapnya.

Tante Meti: "Apakah semalam dia tidak pulang lagi, bi." tanyanya dengan rasa penasaran.

Bi Sita: "Tuan Hans tidak pulang, nyonya." sahutnya dengan penuh keyakinan. Tante meti menghela nafas pendek, kedua tangannya sibuk mengacak bumbu dapur, pikirannya mulai melayang jauh. Tante Meti bertekad akan menelpon Hans apabila malam ini putranya tidak pulang.

Tante Meti: "Ingatkan saya jika sudah pukul 9 malam, bi." ucapnya.

Bi Sita: "Memangnya ada apa, nyonya?" tanyanya dengan rasa penasaran.

Tante Meti: "Jangan kepo kamu. Lakukan saja perintahku." ucapnya dengan ketus.

Bi Sita: "Baik, nyonya." sahutnya. Sedangkan senja itu, seperti biasa Hans sedang berada di rumah Dewi.

Dewi: "Aku ingin liburan, mas. Aku bosan di rumah." ucapnya dengan manja.

Hans: "Liburan ke mana?" tanyanya dengan rasa ingin tahu.

Dewi: "Aku ingin ke raja ampat, mas." sahutnya lagi. Hans terdiam, dia sedang memikirkan kepulangan Lily yang tinggal 2 hari lagi.

Hans: "Kapan kamu mau ke sana, Wi?" tanyanya dengan rasa ingin tahu.

Dewi: "Besok saja, mas. Kamu cuti seminggu saja, ya." ucapnya.

Hans: "Jangan besok, Wi. Nanti aku atur waktunya, ya." ucapnya.

Dewi: "Kenapa, mas?" tanyanya dengan rasa penasaran.

Hans: "2 hari lagi istriku akan pulang. Aku harus ada di rumah, Wi." ucapnya. "Aku mohon pengertian kamu, ya." ucapnya lagi. Hans berusaha membujuk Dewi agar menunda liburan mereka.

Dewi: "Baiklah, mas. Aku akan sabar menunggu." ucapnya dengan penuh pengertian. "Setelah kak Lily pulang, kamu harus cuti demi aku." ucapnya dengan lembut namun tegas.

Hans: "Iya, Wi. Aku janji padamu." sahutnya dengan penuh keyakinan. Tiada hari tanpa bermesraan buat Dewi dan Hans. Mereka selalu bercinta di sela-sela waktu luang, Dewi sangat pandai menggoda Hans dengan berpakaian serba minim dan seksi. Hans selalu tergoda dengan tubuh Dewi yang montok, dan seksi. Hans selalu mendapatkan kehangatan, kemesraan, dan rasa manja dari Dewi. Sesuatu yang Hans rasakan dari Dewi tidak pernah dia peroleh dan rasakan dari istrinya. Lily adalah wanita yang mandiri, kuat, pekerja keras, dan pandai berbisnis. Sedangkan Dewi di mata Hans adalah wanita yang manja, rapuh, cengeng, seksi, penuh gairah, dan tidak bisa hidup tanpa kasih sayang pria. Dewi juga sangat mudah menguasai permainan di atas ranjang saat bercinta dengan Hans. Senja berganti malam, di dalam kamar Dewi yang cukup besar, Dewi dan Hans kembali bercinta dengan penuh gairah. Dewi sangat menguasai permainan itu, sehingga membuat Hans tak berdaya.

Hans: "Ahhhh, Wi." desahnya. "Kamu sangat hebat." bisiknya di telinga Dewi. "Aku tidak kuat." ucapnya lirih.

Dewi: "Aku juga basah, mas." ucapnya dengan pelan. Dewi telah menguasai pribadi Hans. Kepandaiannya dalam memuaskan pria membuat Hans semakin tergila-gila pada Dewi. Setelah selesai bercinta, Dewi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Hans tetap berada di atas ranjang yang hanya memakai selimut untuk menutupi tubuhnya. Tiba-tiba Ponsel Hans berdering, Hans beranjak dari atas ranjang lalu meraih ponselnya yang berada di atas meja rias Dewi.

"Tiiit... Tiiit." suara ponsel Hans berdering.

Hans: "Iya, hallo." sapanya.

"Ini, ibu." sahut tante Meti.

Hans: "Ada apa, bu?" tanyanya.

Tante Meti: "Kenapa belum pulang, nak. Ini sudah hampir jam 9 malam." ucapnya dengan rasa cemas.

Hans: "A,,,ku sedang lembur, bu." sahutnya dengan terbata-bata. Hans telah berbohong pada ibunya. Dewi keluar dari kamar mandi, lalu duduk di atas pangkuan Hans sambil memakai kimono.

Tante Meti: "Masa sih, nak?" tanyanya dengan rasa tidak percaya.

Hans: "Iya, bu. Aku sedang lembur malam ini." sahutnya.

Tante Meti: "Ibu khawatir padamu, nak." ucapnya dengan perasaan cemas. "Sudah beberapa hari kamu tidak pulang." ucapnya lagi dengan perasaan sedih.

Hans: "Besok aku akan pulang, bu." sahutnya dengan tenang. "Sudah, ya, bu." ucapnya. Hans menutup ponselnya, lalu menatap ke arah Dewi sambil tersenyum kecil.

Dewi: "Apakah dia tante Meti, mas?" tanyanya.

Hans: "Iya, Wi. Ibu menyuruhku untuk pulang." ucapnya.

Dewi: "Pulanglah, mas. Kasihan tante Meti mencemaskanmu." pintanya dengan penuh pengertian. Hans menatap Dewi dalam-dalam, dia seakan tak percaya dengan perkataan Dewi.

Hans: "Apakah kamu yakin, Wi?" tanyanya dengan ragu-ragu.

Dewi: "Iya, mas. Besok kita ketemu lagi, ya." ucapnya dengan manja. Hans menatap tubuh Dewi yang montok, lalu menggigit bibirnya sendiri.

Hans: "Kita lakukan sekali lagi, ya." ucapnya dengan penuh gairah. Hans memeluk tubuh Dewi dari belakang, lalu mencium leher Dewi, dan memegang kedua gunung Dewi yang montok membuat Dewi merasa geli dan cekikikan.

Dewi: "Hihi... Kamu nakal, mas." ucapnya sambil tertawa geli. Hans melepaskan kimono Dewi, lalu menggendong tubuh Dewi dan menghempaskannya di atas ranjang.

Hans: "Aku tidak ingin kalah darimu, Wi." bisiknya di telinga Dewi.

Dewi: "Kamu ini, mas." sahutnya dengan manja. Hans mulai melakukan aksinya dengan penuh gairah membuat Dewi merasa tertantang dengan aksi Hans. Mereka kembali bercinta untuk kesekian kalinya. Hingga tepat pukul 11.00 malam, Hans dan Dewi selesai bercinta.

Dewi: "Bersihkan tubuhmu, mas. Setelah itu baru kamu pulang." ucapnya.

Hans: "Iya, Wi. Sekalian aku mandi saja." sahutnya. Hans masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Pukul 11.35 Hans bersiap untuk pulang ke rumahnya.

Dewi: "Hati-hati di jalan, mas. Kabari aku kalau kamu sudah sampai, ya." ucapnya dengan penuh perhatian.

Hans: "Iya, Wi. Aku pulang dulu, ya." ucapnya sambil mengecup bibir Dewi yang mungil.

Dewi: "Iya, mas." sahutnya sambil tersenyum manja. Hans melangkah dengan cepat keluar dari pintu rumah Dewi, dengan terburu-buru Hans membuka pintu mobilnya lalu masuk ke dalam mobilnya. Hans mulai melaju dengan mobilnya menuju ke rumahnya. Dewi menatap kepergian Hans dari jendela kacanya.

Dewi: "Apakah mas Hans akan menjadi milikku seutuhnya? Apa kata Mawar dan tante Meti?" tanyanya dengan penuh keraguan.

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!