NovelToon NovelToon
Diamnya Melati

Diamnya Melati

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Pelakor jahat / Penyesalan Suami / Selingkuh
Popularitas:26.8k
Nilai: 5
Nama Author: Raina Syifa

Melati berubah pendiam saat dia menemukan struk pembelian susu ibu hamil dari saku jas Revan, suaminya.
Saat itu juga dunia Melati seolah berhenti berputar, hatinya hancur tak berbentuk. Akankah Melati sanggup bertahan? Atau mahligai rumah tangganya bersama Revan akan berakhir. Dan fakta apa yang di sembunyikan Revan?
Bagi teman-teman pembaca baru, kalau belum tahu awal kisah cinta Revan Melati bisa ke aplikasi sebelah seru, bikin candu dan bikin gagal move on..🙏🏻🙏🏻

IG : raina.syifa32

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raina Syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16

Di atas bukit yang landai, hamparan kebun teh membentang luas seperti permadani hijau yang bergelombang mengikuti kontur tanah. Daun-daun teh tampak rapi tersusun baris demi baris, menorehkan pola alami yang memikat mata. Langit di ufuk barat mulai berubah warna, memancarkan nuansa jingga emas yang hangat dan lembut, seakan melapisi setiap helaian daun dengan cahaya keemasan.

 Angin sore yang sejuk menyapu permukaan kebun, membawa aroma segar daun teh yang khas, bercampur dengan tanah basah setelah hujan. Melati duduk diam, matanya terpaku pada horizon yang luas, di mana langit dan bumi bertemu dalam pertemuan warna yang tenang dan mempesona. Revan menyerahkan ponsel yang kini mati ke tangannya, suara langkah mereka yang ringan nyaris tenggelam dalam bisu dan keheningan senja yang menyelimuti bukit.

"Ini kamu saja yang pegang ponsel mas, dengan begitu kamu bisa percaya waktuku cuma buat kamu."

Revan berpikir Melati menolak, akan tetapi dugaan Revan salah, Melati justru menerima ponsel itu dan dimasukkannya ke dalam  tas kecil yang dibawanya.

Melihat reaksi suaminya yang nampak terkejut Melati tersenyum masam.

"Kenapa mas?"

"Oh nggak apa-apa." Jawab Revan sedikit gagap.

"Kamu pikir aku bodoh mas, aku yakin kamu menyembunyikan sesuatu dari aku," ucap Melati dalam hati.

Senja mulai merayap perlahan, warna oranye kemerahan menggelayut di langit yang kian redup. Revan melepas pelukannya dari tubuh Melati dengan enggan. Napas mereka memburu, campuran antara dingin udara senja dan hangat keintiman dua jam terakhir.

 "Sayang, nggak kerasa ya... kita udah dua jam di sini, lihat senja," Revan berkata pelan sambil merapikan  hijab Melati yang mulai berantakan. Matanya melirik ke arah jalan setapak yang mulai remang. "Ayo pulang, aku takut nanti anak-anak nyariin kita," ujarnya, nada suaranya penuh perhatian. 

Melati mengangguk pelan, wajahnya sedikit bimbang. Saat mereka berjalan menuruni jalan setapak itu, sesuatu merayap di ingatannya. "Mas, kok aku merasa tempat ini nggak asing ya?" ucap Melati, suara bergetar kecil, campur aduk antara penasaran dan ragu.

Revan mengernyit, matanya berkedip tak percaya. "Masa sih? Aku baru pertama kali ngajak kamu ke sini, lho." 

 Melati mendengus pelan, dadanya terasa sesak. Ingatan lama menyelinap, betapa di bukit ini suaminya pernah bermesraan dengan guru mereka, Jasmine. Rasa sakit yang ia rasakan  dulu terngiang kembali, harinya hancur berkeping-keping seperti kaca pecah.

 Kini Revan kembali mengajaknya ke tempat yang sama, seolah sengaja membuka luka lama. "Kamu nggak  ingat  atau  cuma pura-pura lupa mas," sindir Melati, tatapannya tajam menusuk. 

 Revan menggeleng pelan, mencoba menepis.

"Enggak sayang aku nggak bermaksud seperti itu, aku benar-benar lupa."

 "Oh, jadi kamu bawa aku ke sini cuma buat bernostalgia sama Bu Gurumu yang cantik dan seksi itu, ya?" tuduh Melati dengan suara yang bergetar, tapi penuh kepahitan.

Revan menggeleng pelan, lalu menepuk-nepuk jidatnya dengan kasar. "Ya Allah, setiap mau bikin istriku senang kenapa jadi begini, bego banget lu, Van!" 

Suaranya meninggi, rasa frustasi menyumpal dadanya. Tangan kirinya tanpa sadar menghantam pelipis sendiri, seolah memarahi kebodohannya. Dalam hati, Revan berharap punya kekuatan super—ingin sekali meratakan bukit itu dan merobohkan gubuk tua yang membuat Melati terluka. Tapi semuanya sudah terlambat. Melati sudah berbalik, melangkah cepat menuruni bukit, langkahnya penuh keputusasaan. "Sayang, tunggu!" 

Revan berteriak, napasnya tersengal, tapi Melati tidak menoleh, terus menuruni jalan setapak tanpa memberi respon. Hatinya menyesak saat melihat sosok istrinya menghilang di antara pepohonan. Saat Melati berhenti di samping motor yang terparkir, Revan berhenti, menahan napas panjang, suara pelan mengiringi permintaannya, "Sayang, maaf. Aku benar-benar lupa." Matanya menatap kosong, berusaha menahan air mata yang mengancam tumpah.

Revan mengerutkan dahi, matanya memandang lurus ke Melati. "Apa yang harus aku lakukan, sayang? Apa perlu aku ratain bukit itu pakai ekskavator?" suaranya agak panik, sedikit bergetar.

Melati hanya tersenyum tipis, hatinya geli sendiri melihat suaminya kebingungan dan merasa bersalah seperti itu. Dia diam saja, menikmati momen itu.

Revan lalu mengguncang bahu Melati pelan, mencoba menarik perhatiannya. "Sayang, ngomong dong. Jangan diem kayak gini."

Tanpa menoleh, Melati menjawab singkat dengan nada tegas yang membuat suasana jadi cepat berubah. "Kita pulang!"

*** 

Setelah acara pesta barbeque dan bakar-bakar jagung sampai tengah malam Melati segera masuk kamar, untuk malam ini ia tidur hanya berdua saja dengan suaminya, Revan, tanpa kehadiran anak bungsu mereka, Ayana. 

Ayana tidur bersama kakek dan neneknya di kamar sebelah.

Sambil menunggu suaminya masuk ke kamar Melati membersihkan wajahnya dari debu, asap dan minyak saat pesta barbeque tadi. Tak lama kemudian pintu kamar terbuka.

Revan tersenyum dan mendekat. "Kamu nungguin aku sayang?" Tanyanya lembut.

Melati hanya menoleh acuh. "Enggak juga, aku sedang bersihin wajahku, tapi kena asap."

Revan berdehem kasar saat Melati melompat ke atas tempat tidur, tangannya sigap menarik selimut hingga menutup tubuhnya rapat. "Udara di sini dingin, sayang. Kamu nggak pengen yang hangat-hangat?" goda Revan, suaranya sengaja dibuat berat penuh makna.

Melati menatapnya dengan mata yang setengah tertutup, bibirnya membentuk senyum kecil, pura-pura polos. "Maksud kamu... makan bakso, mas?" tanyanya pelan, tapi dalam hati dia sudah tahu Revan sedang bergolak. Revan mengalihkan pandangan, menyembunyikan setengah senyum kecewanya. "Bu... bukan tapi...," jawabnya gagap, suaranya serak. 

 "Aku mau tidur, Mas. Capek," sahut Melati dengan suara lembut, mencoba menghindar dari godaan yang mulai menari.

 Revan tidak berkata apa-apa lagi, hanya mengangguk pelan. Ia merangkak naik ke tempat tidur dan berbaring di sisi Melati, lalu merangkul tubuh istrinya erat dari belakang—pelukannya begitu posesif, seperti takut kehilangan. Tak lama kemudian, terdengar dengkuran lembut keluar dari bibir Revan. Melati menoleh pelan, wajahnya disapu hangat napas suami yang kini sudah terlelap. Sebuah rasa nyaman mengalir dalam dadanya.

Melati menggerakkan tangannya perlahan, tanpa suara, meraba di bawah bantal. Matanya berbinar kecil saat akhirnya menemukan benda yang selama ini ia sembunyikan. Sebuah senyum tipis terukir di bibirnya. Dengan cekatan, ia mengangkat ponsel milik Revan, jari-jarinya segera menekan tombol power. Layar menyala pelan, harapannya menguat. Namun, wajahnya langsung mengerut kecewa saat layar terkunci, memintanya memasukkan sandi atau sidik jari. Nafas Melati tertahan, matanya berpikir keras mencari cara. 

“Apa yang sebenarnya kau sembunyikan, mas Revan?” gumamnya pelan, tekadnya membara ingin membuka tabir misteri di balik ponsel itu.

Melati memandang tangan Revan yang masih merangkulnya. Perlahan, jari Revan menyentuh sensor ponsel, dan detik berikutnya layar menyala. Jantung Melati nyaris melompat kencang. "Alhamdulillah," bisiknya pelan, harap-harap cemas.

Ia segera membuka aplikasi WhatsApp. Deretan pesan dari kontak bernama Dewa memenuhi layar. "Siapa Dewa?" gumam Melati sambil menyipitkan mata.

Jumlah pesan yang masuk berulang-ulang membuatnya makin penasaran. Delapan pesan dan lima panggilan tak terjawab memenuhi notifikasinya.

 Melati mulai membuka pesan paling atas. Sebuah video berdurasi tiga menit langsung diputar. Ia membekap mulutnya, tidak percaya dengan apa yang dilihat. Air matanya mulai menetes, membasahi pipi putih mulusnya. "Jadi ini yang bikin kamu bolak-balik ke Bandung, Mas..." ucap Melati dengan suara nyaris bergetar.

Di layar ponsel, Revan terlihat menyuapi perempuan cantik berambut panjang, sesekali mengusap perut wanita yang mulai membuncit itu. Dadanya sesak, campuran luka dan kecewa. Tanpa pikir panjang, Melati mengirim ulang video itu ke ponselnya sendiri, lalu dengan tangan gemetar menghapus semua pesan dari Dewa. Hening memenuhi ruangan, hanya suara detak jantungnya yang bergemuruh dalam dada.

Revandra Aditya Soebrata

1
NH..8537
klo dasar..nya Revan cinta mati sm melati gak bakal goyah unt ke dua kali.. apalagi sdh ada 4 anak..klo km goyah lg wassalam dah Van🤭sabar mel..ada satu ani" yg perlu di basmi🥹 good job kak 👍 semangat dan sehat slalu ya kak💪🙏😘
Mamahnya Rayhan
what Jasmin bukannya??
Ashilla Khanza Azzahra
dari dulu jasmine terobsesi bgt sama revan haduhhh kasian melati gk s dewi gila skrng malah ada jasmine bagaimana ini
siti maesaroh
si reino jg aneh nawarin sekertaris kok prempuan udah jelas revan g mau sketaris prempuan , revan ya jg ditanya jawabnya mlh terserah waktu itu. yaallah kk kasihan melati loo, semoga melati bisa melepaskan diri ya kk raina tolong deh berpihak sm melati knpa selalu tersakiti 😢😢
siti maesaroh
jasmine menyamar sbgai hilda dasar jalang amit" deh kegatelan g habis".
NH..8537
hanya di novel orang mati bisa hidup lg🤭 kok uler Keket...nya nambah lg..dan pas gitu si Jasmin lg🤭sabar" ya mel🥹🙏
siti maesaroh: bikin gerhet aja klo sijas hujan dtg lgi,, dn knp dr dulu melati sllu yg tersakiti 😢😢
total 3 replies
siti maesaroh
kak ini gimana sih buknya jasmine dah mati dan knpa skrg harus dihidupkan lg ,knpa alurnya mlah kek penjgat" gini sih kk, g like lah kk klo kek gini😢😢😢
dari dulu kok melati trus yg nerima siksaan dan kjhtan,
siti maesaroh
km ttp sj bodoh van sblum melati hilang yg ke dua kli yg prtma itu dewi yg menyekap istrimu,jgn kau anggap remeh dewi itu krna obsesinya dia bisa mlkukn apapun
Raina Syifa
Bagi yang belum mengenal Bu Jasmin, yang terobsesi dengan muridnya bisa di kepoin di aplikasi sebelah❤️❤️
Mamahnya Rayhan
telat van
amelia lia
kelamaan revan keburu metong melati. lelet kali si revan ini knp gak dr td teringat cincin nya. ayyooo thor buat melati ada yang nyelamatin. jgn bertele tele donk cerita nya. buruan ketemukan dengan revan.
Agunk Setyawan
🤮
siti maesaroh
kenapa sih kk harus dibuat kek gini alurnya, knapa harus dibuat lambat untuknemukn melati, dan knpa melati sllu menderita kk thor ada dendam.apa sih kk thor ini sm melati😢😢,plis kk lepasin melati
Arin
Ya...... telat deh Revan nolong Melati. Biasa orang panik, gak banyak lupanya......
Ini perempuan siapa lagi yang ganti nyulik Melati.
Kalau punya suami ganteng, mapan dan kaya banyak pelakor bersliweran pingin gantiin istri sah. Semoga Revan bisa nolong Melati dan anaknya. Kasihan......
NH..8537
waduh siapa..pun itu km sdh jd penolong unt melati.. lanjuttt kak👍trus semangat dan sehat slalu kak 💪 abai..kan sj kata" yg tidak penting 🤭🙏😘
Agunk Setyawan
novel aneh
Mamahnya Rayhan
Revan kah? atau si Abah?
kaylla salsabella
di sebelah mana thor lapak mana
siti maesaroh
semoga melati cpt terlepas dari kurungan sikunti iblis itu, mksih kk raina updatenya
siti maesaroh
abah sudah tau dewi pelakunya ngapain harus takut tinggal lapor polisi tangkap dewi beres kan dan abah bisa melepaskan melati takut amat sm anak km bah, ndak ah ta nanti diselesaikan dg kkeluargaan, dasar ayahnya jg lelet g bisa bergerak, pdahal laki" km bah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!