Perlu waktu lama untuknya menyadari semua hal-hal yang terjadi dalam hidupnya.
suka, duka, mistis, magis, dan diluar nalar terjadi pada tubuh kecilnya.
ini bukan tentang perjalanan yang biasa, inilah petualangan fantastis seorang anak berusia 12 tahun, ya dia KINASIH.
Pernah kepikiran engga kalau kalian tiba-tiba diseret masuk ke dunia fantasi?
kalau belum, mari ikuti petualangan kinasih dan rasakan keseruan-keseruan di dunia fantasi.
SELAMAT MEMBACA..!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rona Aksara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15: Fonte De Magia
Suram.
Satu kata yang terbesit di benak semua penghuni dunia fantasi ketika melihat bangunan yang megah dengan nuansa gelap, berada di tengah-tengah kehidupan bangsa goblin.
Fonte de magia. Sebuah akademi sihir yang dibangun untuk melatih bangsa goblin dalam menguasai sihir. Berasal dari bahasa Portugis yang berarti, sumber keajaiban. Bangunan ini cukup terkenal karena kabarnya memiliki beberapa penyihir kuat yang melatih para goblin untuk berlatih sihir.
DRAP...
DRAP...
Sesosok goblin perempuan dengan seragam serba hitam dan pita merah muda di bagian belakang rambutnya, sedang berlarian diantara lorong bangunan yang sunyi. Seakan tergesa-gesa dikejar oleh waktu. Dengan kitab sihir tebal di tangannya, dia segera melesat masuk ke dalam sebuah ruang kelas.
KRIETT... BLAM...
Ruang kelas dengan ukuran 8×10 meter itu tampak sunyi. Semua pandangan mata tertuju pada suara pintu kelas yang dibuka dengan paksa. Terlihat sesosok goblin perempuan berdiri disana dengan napas tersengal.
"SELAMAT PAGI, MA'AM." ucapnya sambil membungkukkan badan. Napasnya terengah-engah.
"Ester, lagi dan lagi. Sudah berapa kali dalam seminggu ini kau terlambat, hah?!" bentak seorang guru dengan tubuh gempal dan berpakaian layaknya seorang penyihir.
Ma'am stella. Ras penyihir yang rela mengabdikan hidupnya untuk melatih para goblin di akademi Fonte de magia. Dia mengajar sudah lebih dari 5 tahun sejak dibangunnya akademi ini.
"maafkan saya, ma'am. Setiap malam saya harus begadang, menjaga rumah, agar tak ada binatang buas yang masuk ke dalam rumah."
Ibu guru itu menggeleng. Menghela napas panjang.
"Tidak ada alasan lain selain alasan klasikmu itu? Sudahlah, cepat duduk!."
Goblin perempuan dengan nama ester itu segera beranjak duduk di bangkunya dengan tatapan lesu. Sudah seminggu, ester selalu terlambat masuk ke akademi. Bukan karena begadang, melainkan dia malu dengan goblin sebayanya. Di usia yang masih tergolong anak-anak, para goblin sudah banyak yang lihai dalam memainkan dan menggunakan sihir. Namun bagi ester itu adalah sesuatu yang tidaklah mudah.
Hari ini, masih sama dengan hari-hari kemarin. Mantra sihir. Materi yang sangat dibenci oleh ester. Dia tak mampu memahami tentang bagaimana cara mantra sihir dapat bekerja. Selama ini dia selalu di cap gagal oleh para guru di dalam akademi karena hanya dia satu-satunya goblin yang tak mampu menguasai sihir.
"Lux Explosion, hari ini kalian akan berlatih mantra tersebut. Kalian akan mempelajari bagaimana kekuatan cahaya dapat memberikan ledakan di dalam jangkauan area yang luas." Ma'am stella segera melangkahkan kakinya lebih dekat dengan para siswanya. Lalu mengeluarkan sebuah tongkat sihir kecil dari dalam sakunya.
"Lihat baik-baik. Arahkan tongkat sihir kalian ke depan. Lalu targetkan area mana yang ingin kalian beri ledakan. Setelah itu, ucapkan mantra. Lux Exploison."
Seketika ujung tongkat kecil itu mengeluarkan sebuah cahaya yang menyilaukan mata. Cahaya itu tepat mengenai papan tulis, selang beberapa detik lalu,
DUAR...
Sebuah ledakan terjadi. Menghanguskan papan tulis di ruang kelas itu. Semua mata terpana melihat kekuatan sihir itu. Hanya ester yang mendengus perlahan. Bosan dengan mantra sihir.
Ma'am Stella tersenyum simpul.
"Itu masih ledakan yang kecil. Jika kalian ingin membuat ledakan dengan jangkauan yang lebih besar, sebelum kalian ucapkan mantra putar badan kalian lalu putar tongkat kalian." Ucap Ma'am stella sembari memutar tubuh bersamaan dengan tongkatnya.
"lalu ucapkan Lux Exploison." tongkat sihir kali ini mengarah ke lantai tepat di hadapan ma'am stella. Tongkat itu kembali mengeluarkan cahaya, lalu
BLAR...
Ledakan terjadi kedua kalinya. Kali ini lantai di hadapan ma'am stella menghitam. Hangus terkena ledakan. Semua goblin kembali terpana saat menyaksikannya. Mereka serempak bertepuk tangan. Kecuali ester. Dia acuh dengan apa yang terjadi di hadapannya.
Ma'am stella membungkukkan badan. "Nah seperti itulah cara menggunakan mantra tersebut. Sekarang siapa yang ingin menco.." belum selesai ma'am stella berbicara, tiba-tiba terdengar sebuah gelegar petir di angkasa.
BLARR...
BLARR...
Petir semakin menyambar bertalu-talu. Para goblin dengan cepat mendekat ke arah jendela. Ingin tahu dengan apa yang sedang terjadi diluar. Kecuali ester. Dia masih saja tak acuh dengan apa yang terjadi.
"Apakah ini bagian dari mantra sihir tersebut, bu?" tanya sesosok goblin laki-laki dengan topi bergaya penyihir.
Ma'am stella menggeleng. Masih bingung dengan apa yang terjadi. Meski badai sekalipun, tak pernah ada petir dengan suara ledakan yang memekakkan telinga.
Langit tiba-tiba berubah menjadi hitam pekat. Sebuah lubang pusaran terbentuk dengan sempurna diatas gedung akademi sihir itu.
"ya tuhan, apa yang sebenarnya terjadi." Gumam Ma'am stella.
"SEMUA LIHAT, ADA YANG MUNCUL DARI DALAM PUSARAN ITU." teriak salah satu goblin perempuan dengan rambut berwarna hijau.
Ma'am stella menyipitkan mata. Memperhatikan baik-baik. Beberapa detik, akhirnya dia menyadari jika ada sesuatu yang keluar dari dalam pusaran tersebut.
"D-D-DIA MANUSIA?" Ucap Ma'am stella sambil gemetar.
Setelah mendengar kata "manusia", Ester yang sejak tadi hanya tak acuh. Tiba-tiba berlari kearah jendela. Ikut menyaksikan apa yang sedang terjadi.
Manusia yang disebut-sebut itu tidak lain dan tidak bukan, dia adalah kinasih yang keluar dari dalam portal. Kali ini dia bisa mengendalikan tubuhnya. Dia meluncur dengan cepat ke arah sisi luar gedung akademi.
"LIHAT, TUBUHNYA DIPENUHI DENGAN PETIR!" kali ini ester berteriak. Dia terlihat bersemangat.
Seketika semua mata terpana dengan tubuh kinasih yang diselimuti petir.
BLAR...
Setelah beberapa menit meluncur dari ketinggian, tubuh kinasih mendarat tepat di tengah-tengah pemukiman para goblin. Yang berada tak jauh dari gedung akademi.
Ester yang melihat kinasih terjatuh di pemukiman tempat dia tinggal, seketika itu juga dia dengan cepat berlari menuju luar ruangan. Ibu stella yang menyadari hendak menghentikannya. Namun gagal, ester lebih dulu menyibak kerumunan dan segera berlari sekencang-kencangnya. "Inilah yang kutunggu selama ini." gumamnya dengan senyum penuh misteri.
...
Tak jauh dari gedung akademi fonte de magia. di sisi luar sebuah desa yang dihuni oleh para goblin. Kinasih mendarat dengan sempurna. Dia mendarat dengan posisi berdiri. Percikan petir masih terlihat bermunculan dari dalam dirinya.
"Dimana aku?" ucapnya. Dia nampak kebingungan. Sejauh matanya memandang, hanya tampak kabut tebal dengan jarak pandang hanya 200 meter. Tak jelas matanya melihat apa yang ada di sekitarnya.
DRAP...
DRAP...
Dari kejauhan. Samar-samar kinasih mendengar derap kaki sedang berlari menuju ke arahnya. Dia ikuti suara langkah kaki tersebut. Semakin dekat dia pada sumber suara. Tiba-tiba suara derap kaki itu berhenti. Kinasih juga berhenti berjalan.
"aku sudah menunggumu lama, wahai manusia." Terdengar seperti suara anak perempuan.
"siapa disana?" teriak kinasih. Tubuhnya gemetar.
Sosok yang ada di depannya perlahan terlihat dari balik tebalnya kabut. Sosok itu berwarna hijau. Dengan telinga runcing. Dan gigi bertaring. Persis seperti sekelebat bayangan hitam yang pernah dilihatnya.
"hai, aku ester. Aku adalah ras goblin. Salam kenal, wahai ras manusia." Ucap Ester sambil tersenyum ramah pada kinasih.
Kinasih hanya terdiam. Masih tak menyangka jika sesosok goblin yang ada di depannya persis dengan bentuk bayangan hitam yang ditemuinya tadi pagi.
"hei, kenapa kau hanya diam saja, kau takut?" Ester mengacungkan telunjuknya.
Kinasih menggeleng. Lalu tersenyum penuh keraguan. "H-h-hai, ester. S-s-salam kenal."
Ester hanya mengernyitkan dahi. Terlihat tidak senang melihat respon dari kinasih.
BLAR...
Petir kembali menyambar untuk terakhir kalinya. Pertemuan antara dua ras yang berbeda kini akan menjadi pembuka sebuah kisah perjalanan yang panjang. Ketika sesosok goblin dipertemukan dengan seorang manusia. Dan disinilah petualangan keduanya dimulai.
......Bersambung......