NovelToon NovelToon
Pacaran Setelah Menikah

Pacaran Setelah Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Suami ideal / Istri ideal
Popularitas:367
Nilai: 5
Nama Author: Angguni

Tolong berhentilah menebar pesona hanya mata terpejam bisa kurasakan, jangan biarkan cahayamu membutakan banyak hati

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Angguni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Es Cendol

Bobby menaik turunkan alisnya, membuatku Ingin menjambak jambak rambutnya hingga rontok. Tidak kujawab lagi ejekannya. Aku berjalan lebih dulu meninggalkan dia yang masih tergelak di belakang. Dalam hati, aku mengutuki mulut bodohku yang asal ceplos ini. Hwaaaa, bundaaa!!.

Lelah berjalan, Bobby mengajakku mampir di gerobak cendol, untuk sedikit mengairi tenggorokan yang kemarau. Sambil menunggu pesanan, aku dan Bobby asyik dengan ponsel kami masing-masing hingga suara bising seakan merusak telingaku.

"Hei....! Mas Bobby, kan? Iya, mas Bobby. Masih ingat aku dong pastinya? Ya ampun tambah ganteng aja mas sekarang. Kapan balik ke sini? kok gak ngabarin aku sih?"

Gadis centil ini mengambil tempat di antara aku dan Bobby, bahkan mendorongku agar bergeser. Aku mendelik ke arah Bobby, dia hanya tersenyum canggung kepada gadis itu.

Aku memilih diam mendengar percakapan apa yang akan keluar dari mulut mereka berdua. Tukang es cendol mengantarkan pesanan kami. Baru saja akan ku sambut gelas es tersebut, gadis itu merebutnya. Tanpa peduli, dia kembali tersenyum sok manis pada suami menyebalkan.

"Eh, mas, gimana suasana makassar? "

"Asyik".

" Mas kenapa pulang ke sini? kangen malang atau kangen aku? "

"Aku mau kuliah di sini, Rin".

"Wah, bagus dong! Mau kuliah dimana, mas? "

"Brawijaya".

" Wah, sama dong, mas. Semoga kita bisa satu kampus ya ".

Aku kembali mendelik mendengar kata kata sok manja dari gadis ini. Ku aduk aduk es cendol di gelas ku dengen keras. Bobby melirikki, tapi tak ku hiraukan.

" Mang, di malang emang sepanas ini ya? "Tanyaku sedikit berteriak ke tukang es cendol yang sedang asyik meracik cendol untuk pembeli lain.

" Ah enggak, mba. Wong sejuk begini kok".

"Masak sih, mang? Perasaan kok panas ya es baloknya masih ada gak, mang? "

"Masih, mba. Mau d apakan? " Dengan polosnya tukang cendol ini memberiku semangkuk es yang sudah di hancurkan.

"Yang masih utuh ada gak, mang? Buat numpukin kepala anak orang"

"Wah, mba ada ada saja bercandanya, hahaha".

" DUUUHH, mba, ngomongnya gak perlu teriak teriak kali! Sakit nih telingaku".Gadis di sebelahku ini malah angkat bicara.

Helooowww!! Apa kabar dia berteriak teriak dari tadi? Tak kubalas ocehannya. Aku hanya mendelik dan kembali mengajak bicara si mamang tadi.

"Mang, es baloknya gak jadi. Aku pinjem cermin aja. Ada gak? "

"Wah, ada ada saja mba ini. Ini, mba, silahkan".

Sungguh polos mamang ini memberiku cermin pecah yang di letakkannya di gerobak cendol. Tanpa bicara, aku menyambut cermin itu dan meletakkan di pangkuan gadis di sebelahku. Entah siapa namanya.

" Apa apaan sih? Maksudnya apa nih, mba? "

"Biar bisa ngaca, mba. Kan lumayan".Jawabku tak acuh.

Gadis ini sudah mendelik sempurna. Aku yakin emosinya sudah tersulut hingga ke ubun-ubun. Ku lirik Bobby yang malah mengulum tawanya.

" Gak tahu tata krama banget sih! Kamu gak tahu siapa aku? "

"Enggak".jawabku polos.

" Se-Jawa Timur gak ada yang gak kenal siapa aku".

Hah! Sombong sekali gadis ini! Lalu apa peduliku? "

"Dasar kurang ajar! kamu pasti bukan orang sini ya".

" Kurasa Kita tak perlu berkenalan, kan? "

Aku melihat wajah geramnya. Tangannya yang memegang gelas cendol sudah melayang di udara. Aku pastikan cendol itu akan berakhir di kerudung ku. Aku pasrah saja memejamkan mata.

Satu... dua.... tiga...

"Aaaa! Mas Bobby, basah nih aku jadinya! Apaan sih, mas Bobby, kok jadi belain dia? "

Aku membuka mata melihat gadis aneh itu mengentakkan kakinya. Tangannya mengibas ngibaskan cendol yang tertumpah di pakaian kurang bahan itu.

Bobby masih memasang wajah datar ke arah gadis itu. Wajah yang sama saat dulu aku masih mengejarnya. Tanpa sadar, aku tersenyum melihat itu.

"Ngapain senyum senyum? Senang di belain cowok ganteng kayak mas Bobby ku? "

Aku menahan tawa mendengar ucapan gadis aneh ini.

"Kamu bilang apa barusan? " Aku memicingkan mata.

"Iya, kamu senang kan di belain mas Bobby ku?"

"Kenapa tertawa?"Jangan bermimpi kalau mas Bobby akan suka cewek kampungan kayak kamu!

Bobby menahan tawa. Sepertinya dia menikmati perdebatan konyol kami ini.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!