NovelToon NovelToon
Ketemu Jodoh Di Perdesaan

Ketemu Jodoh Di Perdesaan

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:12.3k
Nilai: 5
Nama Author: sky00libra

Iriana merasakan kekecewaan kepada tunangannya yang ketahuan berselingkuh bersama sahabatnya.
membuat ayahnya jadi khawatir, sehingga membuat ayah nya berpikir untuk ia tinggal di tempat ibunya (nenek Iriana) di Perdesaan.
**
"Apa kau sudah melupakan nya?"
Seseorang yang menunggu nya untuk melupakan kan mantan tunangannya.
Mampukah ia kembali jatuh cinta saat pernah di khianati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sky00libra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab16

Di lahan perkebunan sawit ternyata sangat panas. Iriana dan Risa sedang duduk di pondok berkipas menggunakan kertas. Wajah Iriana yang asalnya putih menjadi merah.

"Ihhh ... Panas banget ya, Mbak! Kemaren hujan dingin-dingin. Sekarang bah panas."

"Iya Mbak, kira gak akan sepanas ini. Kalo tau gini Mbak di rumah saja tadi." Saling menatap membuat mereka jadi terkekeh melihat peluh membanjiri tubuh.

Samar, ia mendengar suara orang. Keluar dari pondok melihat kebelakang ternyata, Mas Rai sedang mengobrol bersama karyawannya. Hingga tatapan itu saling bertaut. Senyum itu mengingatkan nya akan kejadian kemaren.

Cup ... Ia terbelalak, ciuman singkat di sudut bibir nya membuat ia tegang. Menatap kearah, Rai yang menatap nya dengan teduh.

"Kamu membuat, Mas hampir gila, Dek!" lanjutnya, dalam bisikan di telinga Iriana. Hembusan nafasnya di sisi wajah Iriana.

"Ih ... Mas, awas!" Mendorong wajah Rai, kebelakang setelah kesadaran nya kembali.

Seraya mendelik. Ia ingin marah tapi entah kenapa saat menatap mata teduh itu, dan senyuman di wajah tampan nya membuat dirinya justru salah tingkah.

"Apa yang kamu pikir kan, hmm?" Sentilan di dahinya menyadarkan nya dari bayangan pria tampan.

Tersentak melihat kearah Rai yang menyentil dahinya. Tidak ketinggalan senyum nya.

"Mas!"

"Kenapa, hmm?" Seraya mengusap kening wanitanya setelah ia sentil tadi.

"Keringat seperti ini ... Kepanasan? Mau pulang aja." lanjutnya. Suara itu lembut sekali, membuat Iriana tidak bisa berpaling menatap nya.

"Mas! Ayo pulang saja, Risa kepanasan pengen mandi." Sela Risa, setelah melihat dua sejoli itu bermesraan dia tidak bisa menahannya.

"Tunggu, Mas cari kan Kakak Reyhan dulu. Tunggu di sini dulu sama, Mbak mu!"

***

Ia melihat punggung lebar, Rai yang perlahan menjauh dari pandangannya.

Tepukkan di bahunya menyadarkan nya dari melihat si punggung lebar.

"Mbak! Jangan di lihatin terus, nanti punggung, Mas berlobang." Risa, terkikik setelah mengatakan nya, dan melihat wajah kekasih, Mas nya yang bertambah merah. Seperti malu.

10 menit setelah menunggu, Rai dan Reyhan kembali, mereka akhirnya berencana kembali.

"Wahh ... Si bocil gak kuat panas!" Reyhan mencibir adik bungsunya. Membuat Risa mencibir tidak peduli.

"Ayo naik!"

"Pegangan sama Reyhan, Risa! Jalannya licin." Ujar Rai, dari atas motornya.

"Hei! Melihat siapa? Mereka berdua sudah jauh, sini naik kita pulang juga." Menepuk sisi belakangnya seraya tersenyum.

"Pegangan sini sama, Mas!" Melingkarkan kedua tangan Iriana di pinggangnya, setelah Iriana naik.

Memeluk pinggang Rai, tapi sisi wajahnya yang ia benam kan, mencium wangi parfum aroma hutan pinus. Sangat menyegarkan. Jari tangan Iriana memang sudah terbiasa mengelus otot perut, Rai meski itu ada penghalang kain tipis.

"Mas!" Sedikit lebih nyaring. Membuat Rai menghentikan motornya.

"Ehh ... Kenapa berhenti!" Ujarnya dengan bingung.

"Mau bicara apa, hmm?" Menoleh melihat Iriana di belakangnya.

"Enggak mungkin sambil jalan kan. Nanti gak kedengeran." Dengan ibu jarinya mengusap pelan tangan Iriana.

"Mas! Mmmm pembicaraan kita kemaren—" Tundanya, seraya menarik dan membuang nafas nya pelan.

Rai Nishav, tetap menunggu nya dengan tangan mengusap segala arah.

"Ih ... Mas! Jangan remas paha ku. Geli." Menepis kan tangan, Rai dari atas pahanya.

Pria itu terkekeh geli, "Lanjutkan!"

"Mas! Gimana jika hubungan kita mmm di jalan kan semestinya aja." Seraya menunduk malu.

"Seperti apa? Pacaran, kita berdua jadi kekasih." Melihat ke arah iriana.

"Apa mau nikah langsung, hmm?" lanjutnya dengan bibir dalam nya ia gigit kan. Jantungnya berdetak kencang.

"Yah ... Jalanin dulu lah, Mas! Lebih dekat lagi gitu. Ya gitu!" Ucapnya dengan suara yang hampir naik. Ia gugup dan malu, menjadikan bicara kelepasan.

Rai, terkekeh seraya dengan pelan menepuk lutut Iriana.

"Sabar, Sayang! Mas, dengar kok." Iriana, makin menenggelamkan kepala nya di punggung lebar Rai, pelukan nya menjadi erat.

"Iya, Mas mau! Ayo kita jalan lagi, ini panas loh di bawah pohon sawit." Setelah menghentikan tawanya. Ia pun mulai menjalan kan motornya.

****

Sudah lama Iriana, memikirnya sejak ia pulang dari Kabupaten. Akhirnya ia mengambil keputusan menerima pria ini, tapi ia ingin menjalan kan seperti ini saja. Ia ingin tau lebih dalam tentang pria ini dan tentang kehidupan nya.

Motor Rai pun berhenti di depan pelantaran rumah, Nenek Lestari.

"Emmm, besok mau mau nganterin Reyhan, dan Risa ke Kota. Kamu mau titip sesuatu atau mau ikut, Mas saja."

"Mas, lama disana?" Menatap manik gelap Rai yang indah.

"Mungkin dua hari, Mas juga mau cek pekerjaan, Mas di Kota."

"kalo gitu hati-hati ya, Mas."

"Iya. Jadi kamu gak mau ikut Mas. Atau titip sesuatu."

"Enggak Mas, gak titip apa-apa juga! Aku di sini aja."

Mengangguk seraya menatap teduh manik kecoklatan wanitanya.

"Ya sudah, masuk sana gih. Hari nya panas ini, Nenek masih di kebun kan."

Iriana mengangguk, "Masih, belum pulang tadi."

Melihat Iriana, yang berlari-lari menghindari panas siang hari. Menunggu nya masuk kedalam, memberikan anggukan setelah dia ingin masuk.

Menjalankan motor nya membawa ke kebun lagi, masih banyak yang harus ia lihat lagi.

Di sisi Iriana, ia sudah masuk ke dalam kamar nya menghidupkan kipas angin di dinding. Ingin mandi tapi masih berkeringat jadi ia ngadem dulu.

Menutup matanya membayang kan wajah tampan Rai. Bangun pagi tadi ia melihat visual pria tampan di balik jendela hanya bertelanjang dada.

"Hai! Melihat pemandangan indah, hmm." senyum miring itu sangat jahilnya dengan menaikan kedua alisnya. Ia jadi berpikir haruskah ia goda balik.

Nyatanya ia tidak bisa, hanya bisa tersenyum melipat kan kedua bibirnya.

"Jadi ke kebun kan temenin, Mas."

Mengangguk, "Boleh, Mas."

Tapi ia, malah menurun kan pandangan nya, melihat dada yang seksi yang di balut rumput tetangga yang halus. Itu membuat ia salah fokus, untungnya saat ia menurun kan pandangan ada perbatasan garis jendela.

Suara terkekeh itu menyadarkan nya dari pandangan nya.

"Kamu ingat! Pernah melihat, Mas seperti itu. Itu bikin, Mas malu tapi sekarang Mas menikmati nya. Kamu suka hmm?"

Membuat pipi nya memerah ia ingat awal pertama melihat si punggung lebar. Yang ia anggap pelit.

Tertawa pelan setelah mengingat kejadian pagi tadi dimana ia sangat betah melihat pria di balik jendela seberangnya.

"Hah ... Sadar Iriana, ayo sekarang mandi dan bersihkan pikiran kotor mu ini." Gumamnya, berdiri ingin mengambil handuk di gantungan. Seraya sesekali mengetuk kan kepala nya supaya menghilang bayangan di pagi hari tadi.

Tetangga di seberang rumah nya sungguh meresahkan. Apa lagi jika ia tidak mengenakan apa-apa, ia jadi mengingat saat tadi ia memegang perut otot itu.

Keras, liat hmm hangat, sedikit pemberitahuan ia tadi sempat memasukan tangan nya di balik kain tipis yang seperti menganggu nya.

"Oh ... Astaga. Sadar Iriana sadar!" Gumamnya seraya dengan cepat berjalan ke kamar mandi.

1
Abel Peony
Jangan lupa mandi junub!/Blush/
Asrar Atma
disini, juga baru hujan. /Scowl/
Abel Peony
Wow ... Rai tidak pernah mengencewakan
Abel Peony
Info dari Tarjo, lagi!
Asrar Atma
kok sama sih/Sleep/
Abel Peony
Apa, yah?

Di sore pertama, dia dapat merasakan kehangatan itu. membuatnya merasa utuh. memberinya satu lagi, keinginanan kuat untuk bersamanya./Rose//Heart/
Kesini: wow panjang
total 1 replies
Asrar Atma
oke yang pertama memang berkahir, tapi akan ada yang berikut nya/Scowl/
Abel Peony
Hampir lupa meninggalkan jejak kehidupan🧘‍♂️🧘‍♂️🧘‍♂️
Asrar Atma
oke selamat berbuka/Sob/
Abel Peony
Hahaha/Joyful/
Diantara kepusingan seorang author, Sky.
Ada aku yang tertawa dengan durjana /Doge/
Abel Peony
Yeah, masih beruntung karena Rai tampan. Sebab, ada yang kurang tampan, tapi sama buruknya.
Asrar Atma
sama saya juga pusing /Sob/
Kesini
ya kali di bawah ranjang. elah
Abel Peony
Ngga sampai penyatuan. Ngga papa/Sleep/
Asrar Atma
oh...begitu /Whimper/
Abel Peony
Ini masalah serius, Rey/Sob/
Abel Peony
sempat²nya lihat ke bawah
Abel Peony
Wow
Asrar Atma
lah gimana nih dong/Hunger/
Abel Peony
Tiba² saja kau teringat dengan Plankton/Hey/
Abel Peony: Aku maksudnya. Typo terus, sih/Slight/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!