Lily harus bekerja menggantikan sang ibu menjadi pelayan yang bertugas merawat tanaman di kediaman orang kaya dan terpandang yaitu keluarga Thomson. Keluarga Thomson memiliki perusahaan besar dan sudah memiliki anak perusahaan di berbagai kota bahkan di luar negri.
Lily mengira awalnya dia akan bekerja dengan lancar di kediaman Thomson untuk mengakhiri kontrak sang ibu yang tersisa 1 tahun lagi. Namun siapa sangka, takdir membuatnya menjadi rumit saat Lily bertemu dengan putra kedua keluarga Thomson yang bernama Ethan. Keduanya terlibat takdir yang rumit. Ethan yang sudah memiliki tunangan merasa sesuatu yang berbeda pada Lily. Pria dingin itu mencoba mengelak dan mulai menyadarkan dirinya untuk kembali ke jalur yang seharusnya. Namun lagi-lagi sesuatu dalam dirinya menolak dan membuat dirinya menjadi egois.
Lalu bagaimana Lily menghadapi takdir yang rumit tersebut? Apakah dia bisa bertahan selama 1 tahun di kediaman Thomson?
Ikuti kisah mereka..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Maria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Evelyn
Evelyn dan Ethan masuk ke dalam ruang tamu kediaman Thomson. Terlihat Clara, Zack dan Brenda langsung menyambut kedatangan Evelyn,
"Evelyn, selamat datang" sambut Clara sambil memeluk calon menantunya itu.
Evelyn membalas pelukan Clara dan tersenyum,
"Terimakasih Bibi" ucapnya.
Evelyn pun memeluk Brenda dan juga Zack yang menyambut kedatangannya,
"Wah, akhirnya kita kembali bertemu lagi" ucap Brenda tersenyum.
"Iya nenek, aku senang bisa kembali bertemu dengan nenek lagi" balas Evelyn.
Mereka pun duduk di ruang tamu dan mulai mengobrol. Para pelayan di rumah menyambut kedatangan Evelyn dan membawa koper milik wanita itu menuju kamarnya,
"Bagaimana perjalananmu? Pasti sangat melelahkan" ucap Clara.
Evelyn menggeleng sambil tersenyum,
"Tidak juga, lelahku hilang seketika setelah bertemu dengan Ethan" ujar wanita itu sambil menatap Ethan dengan tatapan jahilnya.
Clara, Zack dan Brenda tertawa mendengar ucapan Evelyn,
"Bagaimana kabar orang tuamu?" tanya Zack pada Evelyn.
"Mereke baik Paman. Mereka juga menitipkan salam untuk Paman, Bibi dan juga Nenek. Dan, oh iya.. ini ada sedikit oleh-oleh dari mereka" ucap Evelyn sambil memberikan sebuah bingkisan yang berukuran cukup besar.
"Terimakasih" ucap Brenda.
Mereka pun kembali berbincang dan setelah itu melanjutkan obrolan mereka di ruang makan. Para pelayan telah mempersiapkan makanan yang lezat untuk makan malam hari ini,
"Cobalah ini, makanan ini semuanya di olah dari sayuran dan daging yang ada disini. Semuanya segar dan sehat" ucap Brenda sambil mengambilkan beberapa lauk dan sayuran untuk Evelyn.
Evelyn mencobanya dan matanya pun berbinar,
"Wah.. Ini benar-benar lezat" ucapnya memuji.
Evelyn pun mengambil sayuran dan meletakkannya di piring Ethan,
"Cobalah ini, kau jarang sekali makan sayur" ujarnya lembut.
Ethan hanya diam dan memakan makanannya. Clara tersenyum senang melihat sang putra dan calon istrinya,
"Kalian benar-benar serasi, Ibu tidak sabar ingin segera melihat kalian menikah" ujar Clara yang membuat pipi Evelyn merona.
"Iya, aku ingin segera punya cucu. Bagaimana kalau pernikahannya kita percepat saja?" usul Brenda dengan nada bercanda.
Evelyn hanya tersipu dan mengarahkan pandangannya pada Ethan yang berada di sampingnya,
"Aku tergantung pada Ethan, jika dia ingin memajukan pernikahan, maka aku akan siap kapan saja" ucapnya dengan tatapan menggoda pada Ethan.
Ethan meneguk air minumnya dan mengelap bibirnya dengan sapu tangan. Pria itu hanya tersenyum kecil dan tidak menanggapi ucapan Evelyn,
"Ibu tidak keberatan jika pernikahannya di majukan" ujar Clara pada Ethan.
Ethan terlihat tenang dan menatap sang ibu,
"Masih banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan. Tahun depan mungkin memang waktu yang tepat" ujar pria itu yang membuat Evelyn sedikit kecewa.
"Baiklah, Nenek hanya bercanda" ujar Brenda tersenyum.
Setelah mereka selesai makan malam dan mengobrol. Ethan pun diminta oleh sang ibu untuk mengantarkan Evelyn ke kamarnya. Saat ini, Evelyn dan Ethan sudah berada di lantai 2. Kamar Evelyn berada di ujung sebelah kanan sedangkan kamar Ethan ada di ujung sebelah kiri. Rencananya Evelyn akan menginap di kediaman Thomson selama 3 minggu ke depan. Jadi, kamar Evelyn saat ini telah di persiapkan khusus oleh Clara untuk calon menantunya itu.
Ethan membuka kunci pintu kamar dan mempersilahkan Evelyn untuk masuk,
"Ini kamarmu" ujar pria itu yang berdiri di depan pintu.
Evelyn menatap kearah Ethan dan seketika ia menyeringai pelan. Wanita itu pun menarik tangan Ethan masuk ke dalam kamar dan menguncinya,
CKREK!
Tangan Evelyn langsung mengalung di leher Ethan dengan erat. Posisi mereka sangat dekat, bahkan Evelyn bisa merasakan hembusan nafas Ethan yang hangat,
"Sekarang.. hanya ada kita berdua disini.." bisik wanita itu intens.
"Apa.. Kau tidak ingin melakukan sesuatu untuk menyalurkan rasa rinduku karena telah jauh darimu cukup lama?" lanjutnya dengan nada yang sedikit mendesah.
Ethan menatap mata Evelyn dengan tatapan yang sulit diartikan,
"Memangnya apa yang harus aku lakukan?" tanya pria itu sedikit datar.
Evelyn mendesah kesal, wanita itu pun dengan segera menempelkan bibirnya pada bibir Ethan,
CUP!
Evelyn melumat lembut bibir pria itu dan menempelkan tubuhnya. Ia mencoba merangsang Ethan agar pria itu tergoda. Ethan hanya diam dan terlihat tidak bertindak sesuai apa yang Evelyn inginkan. Pria itu bahkan tidak membalas ciuman nya. Evelyn perlahan melepaskan ciumannya dan menatap wajah Ethan yang berada sangat dekat dengan wajahnya,
"Kau masih saja kaku" protesnya.
Ethan melepaskan rangkulan Evelyn sambil menghela nafasnya pelan,
"Aku menghargai mu, lagipula kita belum menikah" ucap Ethan yang perlahan menjauh dari Evelyn.
Evelyn hanya bisa cemberut mendengar ucapan Ethan,
"Baiklah.. Baiklah.. Aku hanya sedikit kesal karena kau sepertinya tidak terlihat tergoda olehku. Apa kau sebenarnya memiliki gairah padaku? Atau.. kau sedang menahannya?" tanya Evelyn sambil mencoba kembali memeluk Ethan.
Namun Ethan seketika melangkah mundur dan memberi jarak diantara mereka,
"Ini sudah cukup larut, istirahatlah, kau pasti lelah" ujar Ethan mengalihkan pembicaraan.
Evelyn pun mendengus kesal,
"Kau menyebalkan!" gerutunya.
Ethan hanya tersenyum kecil dan melangkah kearah pintu,
"Selamat malam" ucap Ethan yang langsung membuka pintu dan keluar dari kamar itu.
Evelyn menghela nafasnya dan terlihat berjalan kearah kaca besar yang berada di lemari. Ia menatap dirinya yang terlihat sempurna di depan cermin. Wajahnya cantik dan badannya juga sangat sempurna, tapi.. mengapa ia sulit sekali menggoda tunangannya itu? pikir Evelyn kesal.
"Lihatlah, aku akan membuatmu hilang kendali suatu hari nanti" bisiknya pada diri sendiri dengan percaya diri.
~
Ethan masuk ke dalam ruang kerjanya. Pria itu melonggarkan dasi nya dan duduk di meja kerjanya dengan wajah yang terlihat lelah. Pria itu menyandarkan punggungnya di kursi sambil mengelap sedikit bibir bawahnya. Sejujurnya, Ethan merasa tidak nyaman saat Evelyn menciumnya. Rasanya... begitu berbeda saat dirinya tidak sengaja berciuman dengan Lily..
Seketika kejadian waktu itu kembali berputar di kepala Ethan. Pria itu mendengus kesal pada dirinya sendiri. Ia telah berjanji untuk melupakan kejadian itu, tapi.. ternyata hal itu benar-benar sulit.
Tatapan Ethan pun seketika mengarah pada sebuah rangkaian bunga Lily yang berada di mejanya. Ethan menegakkan tubuhnya dan mengambil vas bunga tersebut. Pria itu menyentuh kelopak bunga Lily dengan tatapan yang sulit diartikan. Pikiran nya kembali teringat saat ia melihat Lily tadi siang. Gadis itu pasti baru saja mengantarkan rangkaian bunga ke ruangannya. Ada rasa lega saat pria itu mengetahui bahwa Lily terlihat sudah lebih sehat.
Ethan mengambil satu tangkai bunga Lily mekar berwarna pink muda di vas itu. Ia mendekatkan bunga itu di hidungnya dan menghirup wangi bunga tersebut. Bayangan wajah Lily seketika memenuhi pikirannya. Seketika itu juga tubuh Ethan mulai bereaksi dengan asing. Hanya memikirkan Lily saja sudah membuat tubuhnya beraksi. Pria itu pun menutup matanya dan menghela nafasnya dengan berat,
"Lily.." bisiknya dengan suara yang dalam.
Bersambung..
Readers yang baik, mohon tinggalkan jejak ya, like, komen, vote dan gift nya, terimakasih ☺️