Air Mata Pernikahan

“Ka aku dengar hubungan kaka dengan ka Sonia tidak baik-baik saja?” Tanya Maria

“Ia dek, aku ngak suka dia menegur mami dan papi, seolah-olah membela wanita itu, sudah kukatakan itu bukan urusan kita, itu urusan Ka Hendri, dia terus saja membahas tentang wanita itu”

“Apa tidak sebaiknya dibicarakan dengan baik-baik, kasihan anak-anak, gimana perasaan Kenzo saat tahu kalian datang tanpa membawanya turut serta”

“Sudahlah jangan membahasnya lagi, aku muak mendengar namanya”

“Kalau begitu lepaskan kalau memang kaka sudah tidak mencintainya lagi”

“akan kaka pikirkan”

Maria menatap kakanya dengan tak percaya, dia hanya berkata agar kakanya memikirkan dan menyadari kesalahannya, tapi jawabannya membuat maria hanya terdiam.

Acar ulang tahun Hazel dan Hayley berlangsung dengan meriah, diadakan disebuah hotel terkenal, mereka mengundang rekan-rekan bisnis dan kalangan artis agar menghibur para undangan. Acara disiarkan secara live dan muncul dibeberapa media sosial.

Deddy kembali memikirkan ucapan adiknya Maria, ada benarnya juga, dia sendiri sudah tidak ada perasaan apa-apa pada istrinya itu, sejak bertemu dengan sekretarisnya Olla yang masih muda dan menggoda membuatnya semangat dalam hidup. Sonia memiliki postur tubuh yang ideal walaupun sudah memiliki 3 orang anak, tapi entah kenapa perasaan bosan dan cinta hilang sejak Olla hadir.

“Ada apa?” Tanya Arnold

“Ngak ada apa-apa?” jawabnya

“Jangan bohong, aku tahu dari wajahmu kamu sedang memikirkan sesuatu”

“Aku merasa sangat bosan dengan Sonia, entah mengapa perasaan sayang dan cinta sudah hilang padanya” jawabnya

Hendri dan Arnold saling menatap tanpa ekspresi mendengar penuturan adik dan iparnya itu.

“Terus apa yang akan kamu lakukan? Jangan bilang kamu sudah punya wanita lain?” selidik Arnold

“Dirumah dia terus mengoceh melarang itu itu pada anak-anak, aku yang mendengarnya saja merasa bosan, belum lagi dia menentang perintah papi dan mami, dia juga sudah kasar padaku. Aku merasa sangat bosan dengannya”

“Selesaikan masalah kalian, aku yakin pasti ada jalan keluarnya?”

“Jangan bilang sejak kamu bertemu dengan sekretarismu yang muda dan energik membuat kamu seperti ini?” Ujar Hendri

“Ya bisa dikatakan seperti itu, aku merasa hidup dan bergairah” jawabnya dengan senyum membayangkan tubuh sekretarisnya itu.

“Ded saranku ya, jangan karena wanita membuatmu hancur, Sonia wanita yang baik, berpikirlah sebelum mengambil keputusan, jangan sampai keputusanmu membuatmu menyesalinya dikemudian hari”

“Kalu sudah tak ada rasa lebih baik lepaskan” Jawab Hendri yang juga sudah hilang respek dengan adik iparnya itu.

“akan aku pikirkan” jawabnya

“Mami opa, oma dan yang lain kemana? Mengapa rumah sangat sepi?” tanya Kenzo

“Mereka sedang keluar sayang”

“Mereka kemana?”

“Mami ngak tahu sayang, sekarang kita makan siang ya?”

“Baik mami”

Setelah makan kamu dirumah sama bibi ya? Mami keluar sebentar. Ngak papa kan kamu ditinggal?”

“Ia mami, aku akan dikamar menggambar mami”

“Pinter anak mami”

Sonia melihat beberapa apartemen bersama temannya Ela, Ela yang sudah tahu permasalahan rumah tangga mereka dan juga sering melihat suami sahabatnya itu bersama wanita lain yang jauh lebih muda dan berpakaian sexi bergitu mesra.

Ting ting

“Sayang mami pergi jangan nakal ya, tante Ela sudah jemput mami”

“Mami boleh ngak aku ikut. Aku takut oma dan daddy datang terus marah-marah sama aku” Ujarnya menunduk memainkan jarinya.

“Baiklah sayang, tai janji jangan nakal ya”

“Ia mami aku janji”

Sonia terpaksa membawa anaknya karena pernah Sonia keluar tanpa Kenzo pulangnya dia melihat anaknya menangis karena dimarahi oleh oma.

“Sayang mami dan tante Ela akan melihat-lihat apartemen tapi kalau kamu suka bilang ya?”

“Apartemen siapa mami?”

“Apartemen tante Ela sayang”

“Memangnya tante Ela ngak punya rumah ya?”

“Tante Ela mau beli buat sodaranya”

“O ia mami”

Sonia terpaksa berbohong dia tidak ingin Kenzo tahu itu untuk mereka, dia masih terlalu kecil untuk merasakan perpisahan.

Setelah melihat-lihat beberapa apartemen, Kenzo menyukai apartemen yang terakhir, menurutnya sangat bagus dan nyaman.

“Tante Ela kalau aku sama mami kesini, boleh aku tidur disini?”

“Kamu suka disini?”

“ia tante disini pemandangannya bagus tante”

“Baiklah kamar ini milikmu sayang, nanti tante siapkan dekorasinya nuansa spiderman seperti kesukaanmu”

“Beneran tante? Seperti kamarku dirumah opa?”

“Ia sayang”

“Mami aku suka disini”

“Baiklah sayang”

Ela mengajal Kenzo jalan-jalan sedangkan Sonia menyelesaikan pembayaran secara tunai, dia juga akan mencari beberapa perabot untuk apartemen itu.

Setelah membayar, mereka segera menuju IKEA yang menjual perabotan untuk apartemen.

“mami kenapa kita kesini?”

“Kan kita harus mengisi perabot dikamarnya Kenzo?”

“Ia juga, aku boleh pilih sendiri ngak?”

“Tentu boleh sayang”

Setelah membayar mereka akan mengirimkan besok kealamat apartemen milik Sonia.

Sonia membawa mereka makan bersama direstoran tak jauh dari sana, disana mereka bertemu dengan dokter Valen dan Risal yang sedang makan malam.

“Selamat malam dokter” Sapa Sonia

“Selamat malam nyonya Sonia, bagaimana kabarnya?”

“Baik, kalian sendiri?”

“Seperti yang nyonya lihat”

“Kalau begitu kami permisi ya” Ujar Sonia ramah.

Setelah kepergian Sonia, mereka kembali melanjutkan makan malam mereka.

“Aku merasa kasihan dengannya?” Ujar Valen

“Maksudnya?’

“Aku beberapa kali melihat suaminya bersama wanita lain sepertinya itu sekretarisnya. Lebih muda dan sexi. Dasar laki-laki, apa sih kurangnya nyonya Sonia, cantik bodinya bohay masih awet tapi masih saja mencari yang lebih muda”

“Tidak semua pria seperti itu sayang”

“Aku harap setelah menikah kamu tidak seperti itu”

“Aku tidak akan berjanji tapi akan aku buktikan padamu”

“Ia aku percaya sayang”

“Dimana kamu melihanya?’

“Di restoran, mobil, hotel. Orang kaya apa memang seperti itu ya?”

“Ya ngak juga sayang”

“Makanlah setelah ini aku akan mengantarmu kerumah sakit”

“Baiklah” Jawab Valen.

Sonia dan Kenzo kembali kerumah, rumah masih terasa sepi, mereka masuk kedalam kamar langsung membersihkan diri. Kenzo terlhat sangat lelah dan matanya sudah mulai sayu.

Setelah kenzo tidur, Sonia meraih ponselnya dan menghubungi sahabatnya Ela.

Sonia [ Ela Besok kamu sibuk ngak?”]

Ela [ Ngak, ada apa ]

Sonia [ tolong besok kamu jemput dan menemaninya agar aku membeli kebutuhan apartemen ]

Ela [ ok tenang saja, besok kamu sibuklah, sebelum pria tak tahu diri itu kembali dari jalan-jalan bersama keluarganya ]

Sonia [ makasi ya Ela ]

Ela [ ia ada aku, kamu jangan sedih]

Sonia menatap putranya yang tertidur dengan pulas, kekecewaan besar dihatinya, rasa cinta untuk suaminya sudah sirna.

“Mengapa kamu lampiaskan pada anakmu sendiri Honey, dia masih terlalu kecil untuk dibenci, salahkan saja aku, jangan Kenzo. Kamu jahat Deddy, kalian jahat” Batin Sonia

Di hotel Deddy sedang vidio call dengan Olla sekretaris yang saat ini mengenakan lingerie untuk merayu bosnya itu.

“Sayang kamu menggodaku?” Ujarnya

“Kapan kamu balik, aku kangen” Jawabnya

“Aku juga merindukan goyanganmu sayang, kamu membuatku terbang”

“Kamu juga, miliknya yang besar dan panjang sangat membuatku puas”

“Tunggulah saat aku pulang aku akan membuatmu sulit berjalan”

“Akan aku nantikan wakti itu sayang”

“Besok aku pulang sehari rasanya seperti setahun sayang”

“aku akan menunggumu diapartemen kita sayang”

“Baiklah, istirahatlah” Ujar Deddy.

Deddy membelikan Olla apartemen mewah agar mereka tidak ke hotel, apartemen yang berada ditengah kota dengan harga yang fantastis. Bukan hanya itu, dia juga membelikan Olla barang-barang branded, isi kamar apartemen Olla yang awalnya harga pasaran berubah jadi harga fantastis.

Maria yang mendengar  percakapan kakanya hanya terdiam, dia merasa kasihan dengan Sonia, hanya karena kesalahan kecil Deddy perlakukan dia dengan sangat tidak adil. Dia berjanji saat liburan mereka berkunjung ke Indonesia dia akan mencari Sonia.