NovelToon NovelToon
Twelves Trials Of Fate (Myth Vs Human)

Twelves Trials Of Fate (Myth Vs Human)

Status: sedang berlangsung
Genre:Kultivasi Modern / Akademi Sihir / Perperangan / Action / Mengubah sejarah / Iblis
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: See You Soon

Pada tahun 2086, umat manusia berdiri di puncak kejayaan teknologi. Negara-negara besar bersatu di bawah Proyek Helios. Yaitu percobaan menciptakan sumber energi tak terbatas dengan memanipulasi ruang dan materi gelap.

Namun pada malam ketika Helios Reactor diaktifkan untuk pertama kalinya, sesuatu terjadi. Langit di atas Samudra Pasifik retak seperti kaca yang dilempar batu. Membentuk celah raksasa bercahaya ungu, berdenyut seperti nadi dunia yang terluka.

Seekor makhluk bersisik emas, bersayap seperti petir, mengaum di atas laut. Lalu menyusul bayangan-bayangan lainnya. Raksasa dari batu, wanita bersayap burung gagak, bahkan binatang bertanduk dari legenda kuno.

Nuklir ditembakkan, senjata diluncurkan. Sebuah kedatangan para makhluk mitologi yang mengancam ras manusia.

Hingga terbentuklah 12 pertandingan untuk menghentikan peperangan akbar itu. Panah melawan mesiu, otot melawan baja, sihir melawan sains.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon See You Soon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ledakan Helios di Langit Brasil

HELIOS, TIGA TAHUN SETELAH KEBAKARAN TERAKHIR

Awalnya hanya cahaya. Sebuah cahaya biru terang di langit Samudra Pasifik yang menelan seluruh cakrawala.

Orang-orang menyebutnya Ledakan Helios, namun tak ada satupun yang benar-benar tahu apa yang terjadi di dalam reaktor itu. Hanya desas-desus yang beredar bahwa percobaan energi tak terbatas itu memecah sesuatu yang tak seharusnya disentuh, yaitu tabir antara dunia manusia dan dunia mitologi.

Beberapa jam setelah cahaya itu lenyap, bumi berubah menjadi mimpi buruk.

Lubang-lubang dimensi terbuka di atas kota besar, memuntahkan bayangan yang tak bisa dijelaskan logika. Langit bergemuruh seperti ada sesuatu yang bernapas di baliknya. Dan di malam pertama setelah bencana, Brasil menjadi medan perang pertama di dunia.

Favelas terbakar. Katedral tua di pusat kota runtuh. Dan di jalanan Rio, manusia kini menatap makhluk-makhluk yang selama ini hanya hidup di legenda.

Minotaur dengan tanduk membara yang menghantam mobil seperti kertas, troll sebesar truk yang memakan manusia hidup-hidup,

dan gerombolan goblin yang berlari di atap rumah, menjerit seperti tawa anak kecil yang terdistorsi.

Tiago menyaksikan semuanya dari balik reruntuhan bar tempat ia biasa bekerja. Cermin-cermin pecah, botol berserakan, dan tubuh-tubuh rekan kerjanya berserakan di lantai. Sebagian dicabik, sebagian hangus.

Ia tak lagi berteriak. Tak lagi panik. Bagi Tiago, kekacauan bukan hal baru. Hanya saja, kali ini... lebih aneh. Lebih nyata.

Ia mengambil batang besi dari meja bar yang hancur, lalu menatap refleksinya di kaca pecah.

Tubuhnya penuh bekas luka lama, mata sayu seperti orang yang tak lagi punya tempat untuk pulang.

“Dunia akhirnya seburuk aku,” katanya datar.

Lalu ia berjalan ke luar, dan mulai bertarung.

Tiga troll menghampirinya di jalan sempit, tubuh mereka dipenuhi darah segar.

Satu melompat, membawa palu batu raksasa.

Tiago menunduk, berputar, menendang lutut makhluk itu hingga patah. Lalu menggunakan pecahan kaca untuk menebas urat lehernya.

Satu lagi datang menyerang dari belakang. Tiago membalik tubuh, meninju perutnya dengan kombinasi cepat ala Kungfu Samba ciptaannya.

Gerakan itu liar, mengalir, tapi mematikan.

Darah hijau troll menetes di bajunya, tapi Tiago tak peduli. Yang penting, ia masih hidup.

Dan hanya itu yang berarti baginya sekarang.

Bertahan. Sendirian. Seperti dulu.

Beberapa minggu berubah menjadi bulan.

Helios kini hanya sisa puing. Brasil menjadi negara benteng, dijaga oleh pasukan sementara yang berjuang melawan makhluk-makhluk dari dimensi asing.

Namun bagi Tiago, dunia pasca-Helios justru terasa jujur. Karena kini, setiap orang menunjukkan sisi binatangnya. Manusia bukan lagi manusia. Yang lemah dimangsa, yang kuat bertahan.

Ia tinggal di reruntuhan pabrik tua, bertahan hidup dengan mencuri amunisi dan makanan dari markas militer yang hancur.

Kadang ia membantu warga melarikan diri, kadang ia menembak orang yang mencoba mencurinya. Tiago tidak peduli benar-salah.

Ia hanya tahu, moralitas tak ada gunanya di dunia yang sudah terbakar.

Hingga suatu malam, ia mendengar kabar dari penyintas lain. Bahwa Senhor da Costa, bos kartel yang pernah menghancurkan hidupnya, tewas di pegunungan Andes. Tubuhnya tercabik oleh sesuatu yang disebut orang-orang sebagai homem-lobo, manusia serigala yang muncul dari kabut.

Tiago terdiam lama.

Tak ada sorak. Tak ada doa.

Hanya satu kalimat keluar dari bibirnya pelan,

“Adil akhirnya datang… dengan cara yang kotor.”

Ia menatap langit malam yang merah seperti bara.

Untuk pertama kalinya, dadanya terasa ringan.

Tak ada lagi beban masa lalu.

Tak ada lagi alasan untuk bersembunyi.

Keesokan paginya, ia mendatangi pos keamanan yang masih tersisa di pinggiran Rio.

Di depan gerbang, spanduk bertuliskan “POLÍCIA DE ERRADICAÇÃO MITOLÓGICA” berkibar di antara sisa asap. Sebuah lembaga baru, dan dibentuk oleh pemerintah darurat Brasil untuk melawan makhluk-makhluk yang keluar dari tabir Helios.

Petugas di sana memandang Tiago dari ujung kaki hingga kepala.

“Tuan mau apa? Kami tidak terima tentara bayaran.”

Tiago tersenyum tipis, memperlihatkan bekas luka di rahangnya.

“Kalau begitu, terima saja pengkhianat.”

Ia melempar kartu identitas lamanya ke meja, bertuliskan nama: Tiago Moreira.

Petugas itu terdiam sejenak, lalu membaca catatan kriminalnya.

“Kurir kartel, pembunuhan tingkat dua, kabur dari Brasil…”

Tiago memotong dingin, “Dan pemburu makhluk mitologi paling berdarah di distrik selatan.”

Ia meletakkan kepala goblin di atas meja.

Masih meneteskan darah.

Hening.

Petugas itu menatapnya lama, lalu menekan tombol merah di komunikator.

“Buka gerbang. Kita dapat satu sukarelawan gila lagi.”

Dan begitulah, Ghost, mantan kriminal yang kehilangan segalanya, kini mengenakan seragam polisi pemberantasan mitos, berjuang bukan untuk menyelamatkan dunia…

melainkan untuk membersihkan namanya sendiri.

1
Wida_Ast Jcy
jadi naga pergi. kembali lagi gak🤔🤔🤔
Wida_Ast Jcy
sama sama menyimpan dendam gak tuh
ADI PRATAMA
hai, aku kila
Chimpanzini Banananini: lah jir lanang
total 1 replies
Mingyu gf😘
hmm selamat tinggal😭rest in pace🙏
Hanik Andayani
bisa2nya makhluk mitologi menang
Vᴇᴇ
yang lemah akan kalah dgn yang kuat, sedangkan yang kuat akan kalah dgn yang cerdas
Irfan Sofyan
apakah di sini dia kena ilusi
Ani Suryani
aku juga bertekad untuk membaca novel ini sampai habis
Irfan Sofyan
kenapa gak panggil aja itachi
Chimpanzini Banananini: mana bisa gituu
total 1 replies
iqbal nasution
tekad penuh srmangat
iqbal nasution
yang benar ya...jjgn bohongg
☕︎⃝❥ᗰᗴᑎGᗩᖇᗴ(╯°□°)╯︵ ┻━┻
kayak pernah lihat di tv🤣
Chimpanzini Banananini: ohhh. aku lupa sksksk
total 3 replies
Wida_Ast Jcy
suara ledakan... cepat hayukkk lari lari...
Wida_Ast Jcy
belladona... aku pun belum pernah dengar thor. ini racun jenis nyata atau ilusi author saja🤔
Chimpanzini Banananini: racun jenis nyata kak. bisa dibaca pada keterangan yang dijabarkan oleh ahli tanaman itu.
total 1 replies
Hanik Andayani
hebat kamu raisa
Vᴇᴇ
all right, di bab kali ini ga cuma ketegangannya yg membangun antisipasi reader tapi juga menyisipkan pengetahuan" baru, jadi bisa baca sekaligus belajar hal baru/Applaud/
Vᴇᴇ: wah keren kaka semangat terus /Determined/
total 2 replies
Mingyu gf😘
mampus dah nih manusia kalah mulu dari tadi
Chimpanzini Banananini: 🥲🥲🥲🥲🥲🥲
total 1 replies
Mingyu gf😘
makannya gak usah sombonk sekarang taukan manusia itu hebat
Vᴇᴇ
jangan panggil aku anak kecil, paman 😠
Syah Raman
seru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!