Aluna terpaksa harus menikahi seorang Pria dengan orientasi seksual menyimpang untuk menyelamatkan perusahaan sang Ayah. Dia di tuntut harus segera memiliki keturunan agar perjanjian itu segera selesai.
Namun berhubungan dengan orang seperti itu bukanlah hal yang mudah. Apa lagi dia harus tinggal dengan kekasih suaminya dan menjadi plakor yang sah di mata hukum dan Agama.
Bagaimana kelanjutan kisah mereka? Baca terus ya, semoga suka! Dan maaf jika cerita ini agak kurang mengenakkan bagi sebagian orang🙏
Warning!
"Ini hanya cerita karangan semata. Tidak ada niat menyinggung pihak atau komunitas mana pun"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Whidie Arista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 - Waktunya Bekerja
Tok ... Tok ... Tok
Suara ketukan di pintu membuat tidur Luna terusik dengan malas ia pun beranjak turun dari ranjang menuju pintu.
“Hoam, kenapa kau menggangguku pagi-pagi begini Dean?” tanyanya dengan mata masih mengantuk. Dia langsung mengenali siapa sosok yang berdiri di hadapannya meski dengan mata tertutup sekalipun.
“Bersiaplah kita akan pergi ke kantor.” ujarnya sudah dengan setelan rapi.
“Apa, sekarang?!”
“Tentu saja, kapan lagi. Bukannya kau ingin belajar mengurus perusahaanmu sendiri, cepatlah jangan membuang waktuku,” desaknya.
“Baiklah baiklah, tunggu aku bersiap dulu.”
“Cepatlah. Waktumu hanya lima belas menit, jika lebih dari itu maka kau harus berjalan sendiri sampai ke kantor,” seringainya.
“Iya iya, aku akan cepat!”
Luna berusaha bersiap-siap secepat mungkin, waktu lima belas menit tak terasa sama sekali hampir saja dia terlambat.
“Jeff, apa Dean sudah pergi?” tanya Luna saat dia menuruni tangga setengah berlari.
“Baru saja dia keluar, tapi sepertinya mobilnya masih ada. Apa kau akan mulai bekerja?” tanyanya.
“Iya,” jawab Luna, “kau tidak pergi ke lokasi syuting?”
“Sepertinya nanti siang, sekarang aku bisa sedikit bersantai,” ujarnya.
“Ah begitu. Apa kau sudah bicara dengan Dean?”
“Masih belum, dia sepertinya benar-benar marah padaku kali ini. Jika bisa tolong bicara dengannya,” pinta Jeff.
“Aku?” tunjuk Luna pada diri sendiri, “tidak tidak, kau tahu sikapnya padaku seperti apa,” tolak Luna.
“Tapi hanya dengan kau dia mau bicara.” Jeff mengangkat bahu ringan.
Luna melipat tangan di dada, “apa kau tahu sebuah pribahasa, apa pun masalahnya jika suami dan istri sedang bertengkar solusinya hanya satu, tempat tidur.”
Jeff menilik penampilan Luna dari atas hingga ke bawah sambil mendudukkan dirinya di pegangan sopa, “pikiranmu agak liar ya, tapi aku suka,” kekehnya. Entah mengapa Jeff tak bisa membenci Luna meski mereka ini sebenarnya saingan cinta.
“Apa kau punya ide?” tanyanya.
“Emh.” Luna tampak berpikir, namun bertepatan dengan itu suara teriakan Dean memecah keheningan.
“Luna! Satu detik lagi kau diam di dalam, aku akan benar-benar meninggalkanmu!” teriaknya dengan nada penuh kekesalan.
“Ah sial Jeff, aku lupa pacarmu yang brengsek itu sedang menungguku. Aku pergi dulu, nanti aku akan menghubungimu kalau aku punya ide,” Luna langsung berlalu pergi meninggalkan Jeffrey sendirian masih di posisi yang sama.
Jeff tersenyum tipis. Aneh, meski tahu bahwa Luna itu istri sahnya Dean tak ada rasa cemburu sedikit pun di hati Jeff pada Luna.
“Kenapa ya, seharusnya aku cemburu pada mereka berdua kan, tapi kenapa ini tidak?” Jeff bingung sendiri dengan perasaannya.
“Ah sudahlah, mungkin karena dia itu bodoh jadi aku merasa aman. Wanita bodoh mana coba yang mengatakan sumpah untuk hidup sendiri dan hanya akan mencintai uang selama hidupnya. Tapi dia akan menjadi Ibu dari anaknya Dean, aih sudahlah.”
Sementara Luna dan Dean sedang dalam perjalanan menuju kantor.
“Kau lihat jam berapa sekarang? Sudah aku bilang kau hanya punya waktu 15 menit, tapi kau malah menghabiskan waktu satu jam. Sedangkan penampilanmu lihatlah,” dia melirik penuh cibiran.
“Memangnya kenapa dengan penampilanku, aku merasa nyaman begini.” Sahut Luna.
“Apa kau tidak punya pakaian formal? Kenapa kau pergi ke kantor seolah kau akan pergi ke pesta,” keluh Dean.
Saat ini Luna mengenakan Dress selutut tanpa lengan berwarna hitam polos. Memamerkan leher jenjangnya yang putih bersih.
Dean melepaskan jasnya dan melemparnya pada Luna, “pakai ini, orang lain akan salah mengira kalau kau ingin menggoda mereka.”
“Hey ayolah, pakaianku tidak terlalu pendek sama sekali. Aku bahkan punya yang lebih pendek dari ini,” seringainya.
Dean melempar tatapan membunuh padanya, “jangan lupa siapa dirimu, di depan umum kau adalah istriku jadi bersikaplah sebagaimana mestinya.”
Dia langsung turun saat mobil telah mencapai parkiran kantor.
“Ck, baiklah-baiklah.” Luna terpaksa mengenakan Jas Dean yang tampak begitu kebesaran di tubuhnya. Rongga hidungnya benar-benar di penuhi dengan aroma parfum Dean saat ini, perasaan Luna campur aduk, antara senang, kesal dan sedikit takut.
Siang harinya.
“Arggh! Sudah cukup Dean, kepalaku hampir pecah,” protes Luna, sejak pagi Dean terus mencecarnya dengan banyak dokumen yang harus dia pelajari, nyawanya hampir hilang separuh rasanya.
“Aku lapar Dean,” rengeknya.
“Makanan akan datang saat jam makan siang, berhenti merengek seperti anak kecil dan lakukan pekerjaanmu,” jawabnya acuh, sedang dia sendiri sibuk dengan layar komputernya.
“Otakku tidak bisa bekerja jika aku kelaparan,” keluhnya lagi, sambil membaringkan kepalanya di atas meja.
“Tahanlah, ini baru pukul 10:30.” Ucapnya tak peduli.
“Tidak bisa, aku benar-benar sudah kelaparan.”
“Kau ini benar-benar menyebalkan. Pergi sana,” kesalnya.
Luna tersenyum cerah seraya bangkit, “hehe terimakasih Tuan Dean, kau adalah guru terbaik sejagat raya,” puji Luna.
“Bicara sekali lagi, kau tidak akan jadi pergi.”
“Baiklah-baiklah, sampai jumpa.” Luna menyambar tas selempangnya seraya melambaikan tangan sambil berlalu.
Dean menghembuskan nafas frustasi, bisa-bisa dia jadi gila jika terus bersama dengan Luna. Wanita yang aneh dalam pandangan matanya, dia benar-benar mengganggu dan jika bisa Dean ingin segera menyingkirkan Luna dari hidupnya dan Jeff, namun tentu saja itu tidak akan berhasil jika Luna tidak hamil.
‘Aku harus segera menjalankan rencanaku sebelum Ayah menyadarinya.’
wkwkwkwkwk
jadi ingat dulu pernah baca hubungan poliandri tahun 2019
apa cuma satu