11
Anggi Putri Nugroho, wanita cantik yang baru menyelesaikan pendidikan kedokterannya di usia 23 tahun. Memiliki kepercayaan diri tingkat tinggi membuat Dokter Anggi tanpa segan menerima tantangan dari kedua sahabatnya untuk menakhlukan seorang laki-laki asing yang mereka temui di club. Hingga akhirnya kisah rumit percintaannya 'pun dimulai.
Ig : Ratu_Jagad_02
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Anggi dan Morgan sudah berada di lantai dansa bersama pasangan lain. Anggi yang tidak begitu pandai berdansa merasa kikuk sendiri saat ia sadar bahwa kini tengah dikerumuni orang-orang. Hingga akhirnya matanya tertuju pada salah satu pasangan yang ada di barisan penonton sana, dan seketika matanya terbelalak saat melihat Kak Zoe dan Sean berada di sana
"Baiklah, ini adalah saat yang paling ditunggu-tunggu oleh sepasang pengantin dan para tamu undangan pastinya—"
Anggi tidak begitu mendengarkan ucapan MC, yang ia pikirkan sekarang adalah bagaimana cara agar bisa pergi dari lantai dansa ini. Hingga ketika matanya melihat kakaknya mulai berjalan mendekat, tanpa pikir panjang ia segera menarik tangan Morgan pergi.
"Hei, kau hampir membuatku celaka!" sentak Morgan karena Anggi menariknya tanpa bicara terlebih dahulu hingga ia terkejut dan hampir menabrak meja para tamu undangan.
"Diamlah, untuk kali ini saja dan jangan cerewet!"
Anggi menghentikan langkahnya dan kembali melihat ke lantai dansa, memastikan bahwa kakak dan iparnya benar-benar terjebak di sana sehingga tidak bisa menemuinya. Setelah melihat kakak dan iparnya benar-benar berada di sana, ia akhirnya bernapas lega.
"Ada apa sebenarnya?" tanya Morgan.
"Ada Kak Zoe dan Mas Sean di sana."
"Lalu?" tanya Morgan tak mengerti.
"Tidak apa-apa sebenarnya, cuma aku memang ingin bersembunyi saja." ucap Anggi cengengesan.
"Tidak jelas!"
*
"Huh! Akhirnya bebas juga dari pertanyaan perihal pacar" ucap Morgan bernapas lega setelah keduanya berhasil masuk ke mobil.
"Jadi kau mengajakku menghadiri acara pernikahan ini agar keluargamu tidak lagi bertanya perihal pacar?" tanya Anggi setelah berhasil menangkap maksud terselubung Morgan.
"Hm, kurang lebihnya begitu."
"Cih! aku dimanfaatkan ternyata. Kenapa tidak mengajak wanita lain saja kalau begitu?" sungut Anggi.
"Kalau aku mengajak wanita lain, Mama dan Papa akan curiga karena yang mereka tahu kau 'lah kekasihku."
"Iya juga ya."
"Oh iya, sebagai bayarannya kau mau apa?" tanya Morgan.
"Kau yakin menawarkan permintaan padaku?"
Meski tak yakin, pada akhirnya Morgan mengangguk juga. "Hm, katakanlah kau mau apa."
"Aku mau kau menjadi kekasihku."
"Selain dari itu?" tanya Morgan.
"Tidak ada, aku hanya ingin itu saja."
"Baiklah, kalau itu permintaanmu maka aku menolak. Sorry Sayang, tapi aku tidak suka dengan wanita yang dadanya rata sepertimu."
"What?" Anggi melirik kedua aset berharganya yang dikatakan rata oleh Morgan. Menyadari asetnya memang tidak seberapa, ia jadi merengut sebal.
"Bagaimana, kau lihat sendiri 'kan bahwa punyamu itu sangat rata?" cibir Morgan.
"Hei, kau itu tidak tahu saja kalau yang rata itu tandanya masih ranum. Memang kau mau yang seperti apa? Yang susunya sampai tumpah-tumpah dari sarangnya, begitu? Sudah mending dikasih yang ori, malah nolak." gerutu Anggi. Ia benar-benar kesal saat dikatakan dada rata.
"Kalau begitu aku ingin mencobanya."
"Mencoba? Mencoba apa?"
"Si ranum," tunjuk Morgan pada dada Anggi.
"Dasar laki-laki mesum! Ihhh."
Anggi memukul Morgan membabi buta. Bukannya kesakitan, Morgan justru tertawa saat melihat wajah Anggi yang terlihat kesal. Ia kemudian menangkap kedua tangan Anggi, hingga Anggi menghentikan pukulannya. Kini kedua mata mereka saling bertatapan, bahkan jarak antara keduanya 'pun kian terkikis. Deru napas yang saling bersahutan membuat Anggi memejamkan matanya secara spontan. Namun hingga beberapa saat setelahnya, ia sama sekali tidak merasakan apapun.
"Buka matamu." titah Morgan, membuat Anggi benar-benar membuka matanya. "Tadi katanya aku otak mesum, tapi sepertinya otakmu jauh lebih mesum dan kotor." ejek Morgan.
Morgan tertawa melihat wajah Anggi yang memerah karena kesal dan malu. Sejujurnya, tadi ia memang berniat mencium Anggi, apalagi saat melihat bibir Anggi yang terus saja mengomel dan membuat wanita itu jauh lebih lucu di matanya. Namun saat jaraknya dan Anggi semakin dekat, ia justru teringat pada Sean, sahabatnya sekaligus kakak ipar dari Anggi. Hingga akhirnya, demi menjaga persahabatan mereka, ia mengurungkan niat untuk mencium Anggi.