NovelToon NovelToon
Ketegaran Hati Aisyah

Ketegaran Hati Aisyah

Status: sedang berlangsung
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Pelakor / Dijodohkan Orang Tua / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: jannah sakinah

"Sayang, kita hanya dua raga yang Allah takdirkan bersama melalui perjodohan. Kalau saja aku nggak menerima perjodohan dari almarhum Papamu, kau pasti sudah bersama wanita yang sangat kau cintai. Mama mertua pasti juga akan sangat senang mempunyai menantu yang sudah lama ia idam-idamkan. Tidak sepertiku, wanita miskin yang berasal dari pinggiran kota. Aku bahkan tak mampu menandingi kesempurnaan wanita pilihan kalian. Sayang, biarkan aku berada di sisimu sampai nanti rasa lelah menghampiriku. Sayang, aku tulus mencintaimu dan akan selalu mencintaimu, hingga hembusan nafas terakhirku."

Kata hati terdalam Aisyah. Matanya berkaca-kaca memperhatikan suami dan mertuanya yang saat ini tengah bersama seorang wanita cantik yang tak lain adalah Ariella, Cinta pertama suaminya. Akankah Aisyah mampu bertahan dengan cintanya yang tulus, atau justru menyerah pada takdir?

Cerita ini 100% murni fiksi. Jika tidak sesuai selera, silakan di-skip dengan bijak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jannah sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kamar Adam

Rayyan melirik Adam, berharap Bosnya itu mengerti dengan apa yang dia maksud. Adam tak membantah, dia hanya menganggukkan kepalanya menyetujui perkataan Adam.

Biasanya Adam sama sekali tak suka dinasehati oleh siapapun dan Rayyan pun tak berani memberi nasehat tanpa dipersilahkan oleh Adam.

Mobil yang keduanya tumpangi terus melaju membela jalan. Setelah pembicaraan singkat itu, keduanya diam dengan pikirannya masing-masing.

Kembali ke kediaman Alex, saat ini Ariella sudah membawa Ana duduk di ruang tamu. Wanita itu berusaha memberikan kenyamanan untuk Ana.

"Tante," panggil Ariella merapatkan tubuhnya dengan Ana.

"Iya Sayang," sahut Ana menolehkan wajahnya melihat wajah cantik Ariella.

"Tante, dulu apa alasan Om Alex menjodohkan Adam dengan Aisyah? Apa karena hubungan bisnis?" tanya Ariella mencoba mengorek informasi yang sudah diketahuinya.

"Nggak sayang, Aisyah itu anak orang miskin yang tinggal di pinggir kota. Almarhum suami Tante nggak menjelaskan secara detail, dia hanya mengatakan jika dia mempunyai hutang budi pada kedua orang tua Aisyah. Dan menjadikan Aisyah sebagai istri Adam karena permintaan kedua orang tua Aisyah sebelum meninggal."

Ana menjelaskan sedikit yang ia ketahui tentang Aisyah sembari memperhatikan kuku-kuku panjangnya yang di warnai. Wanita paru baya itu seperti tak bersimpati menceritakan kisah Aisyah.

Pantas dia selalu di hina oleh Tante Ana, ternyata beneran kampungan dan miskin. Hm... hanya aku yang selevel dengan Adam!

Ariella termenung sesaat dengan mata yang menatap ke sembari arah. Wanita itu tersenyum sama dengan sorot mata yang mengisyaratkan kepuasan.

"Begitu ya, Tante? Nggak terlalu buruk," ucap Ariella terlihat membela namun sejatinya merendahkan.

"Ih, apanya yang nggak terlalu buruk sayang? Menantu menyebalkan itu membawa kesialan di keluarga Alexander. Tante saja malu membawa teman-teman sosialita Tante ke rumah ini. Bisa-bisa Tante di jadikan bahan tertawaan mereka!" Jelas Ana dengan ketus. Sorot matanya memancarkan kemarahan yang teramat besar.

Ariella memainkan satu alisnya sembari tersenyum sinis melihat Ana yang diam di tempatnya. Ia merasa puas mendengar isi hati Ana.

Hm... Aisyah, akan aku perlihatkan padamu seperti apa wanita idaman semua orang! Kau tunggulah waktu menyedihkan itu!

"Tante, nggak usah berpikiran terlalu jauh begitu. Teman-teman Tante pasti maklum dan nggak akan mentertawakan Tante. Paling nanti mereka hanya menggoda saja," ucap Ariella tersenyum manis lalu tergelak setelah menyelesaikan kalimatnya.

"Sayang... tapi tetap saja Tante malu," ucap Ana mengadu manja sembari menatap Ariella dengan mata sendunya.

"Nggak usah malu Tante, nanti Ariella temani deh Tante bertemu teman sosialita Tante. Sekalian Ariella belajar jadi wanita berwawasan luas seperti Tante," ucap Ariella memuji Ana tanpa memudarkan senyumannya.

Ariella memperlihatkan kekagumannya kepada Ana melalui sorot matanya. Pujian kecil itu pun mampu mengguncang hati Ana. Ia yang sedih kini kembali tersenyum bahagia.

Tangannya meraih tangan calon menantu idamannya itu. Ia mengelusnya dengan lembut membuat suasana menjadi hangat.

"Boleh kok, Sayang. Nanti Tante kenalkan ya kamu dengan semua teman-teman sosialita Tante," ucap Ana memperlihatkan semua giginya tersenyum pada Ariella.

Ariella menganggukkan kepalanya menyetujui perkataan Ana tanpa memudarkan senyumannya.

"Makasih banyak Tante, kapan Ariella bisa bertemu teman-teman Tante? Ariella jadi nggak sabar bertemu mereka," ucap Ariella terdengar begitu antusias membuat Ana semakin senang dengan dirinya.

"Hm, bagaimana kalau besok kita undang mereka semua ke sini?" tanya Ana menatap Ariella dengan senyum antusiasnya.

"Boleh Tante..." ucap Ariella histeris lantaran kesenangan. Ia tanpa malu memeluk Ana dengan kepala yang sengaja ia tempelkan ke kepala Ana.

Pembicaraan kedua wanita yang berbeda usia itu tak luput dari pendengaran Mbok Ima. Wanita paru baya itu menatap miris melihat Ana lebih dekat dengan wanita lain daripada menantunya sendiri.

Kasihan sekali Nona Aisyah. Ya Allah, biarkanlah segala kebaikan berpihak pada Nona Aisyah. Kasihan beliau ya Allah, sungguh engkau Maha adil, bijaksana, penyayang lagi maha segalanya. Sangat mudah bagi engkau membolak-balikan hati dan keadaan siapa saja yang engkau kehendaki.

Mbok Ima menghela nafasnya tanpa mengeluarkan suara. Memikirkan segala konflik di kediaman tempatnya mencari rezeki, membuat Mbok Ima merasakan banyak hal. Dari semua rasa, rasa sedihlah yang sering ia rasakan.

Mbok Ima sedih bukan karena merasa terdzolimi, namun karena merasa kasihan dengan nasib malang majikannya yang bernama Aisyah.

Mbok Ima menyudahi kegiatan mendengarkan pembicaraan kedua orang itu. Ia kembali melanjutkan beberapa pekerjaan yang belum diselesaikan.

Di lantai dua, Aisyah berada di kamar Adam. Ia terlihat berdiri di balkon kamar dengan pakaian yang sudah di ganti. Wanita itu termenung melihat pemandangan di depannya tanpa berbicara.

Aisyah tampak sangat menikmati kesendiriannya di kalah sepi. Karena masih pagi, cuaca masih terasa dingin dan segar. Aisyah sama sekali tak merasa pegal atau pun merasa bosan berdiri lama di sana.

"Ma, Pa, Aisyah rindu..." gumam Aisyah terlihat tenang namun pikirannya dipenuhi oleh kenangan kedua orang tuanya. Alex juga turun serta memenuhi pikiran wanita bercadar itu.

"Ma... minta balonnya..." Teriakan seorang anak yang cukup kuat mengalihkan perhatian Aisyah.

Aisyah mengedarkan mata teduhnya, mencari keberadaan anak yang berteriak itu. Beberapa detik mencari, kini mata Aisyah menangkap seorang anak laki-laki bersama ibunya sedang main di dekat kolam berenang rumah mereka.

Kediaman Alex yang luas dan besar mengalahkan semua rumah mewah yang berada di sana. Bangunan rumahnya yang paling tinggi di antar semuanya, membuat siapa saja dapat melihat beberapa rumah tetangga dari atas.

Melihat kehangatan yang samar-samar itu membuat Aisyah tersenyum kecil. Wajahnya tak bisa berbohong, jika ia senang sekaligus sedih. Perkataan menyakitkan mertuanya sehari yang lalu membuatnya merasa teramat tak berharga.

"Aisyah nggak mandul, Ma," gumam Aisyah seakan menjawab hinaan Mama mertuanya itu yang sebelumnya tak mampu ia jawab.

Hembusan angin menerpa tubuh wanita rapuh itu. Hijabnya sedikit bergoyang mengikuti pergerakan angin. Aisyah masih fokus memperhatikan anak dan ibu yang berada jauh darinya. Ia memeluk dirinya yang merasa sedikit kedinginan.

"Cklek," pintu kamar Adam terbuka dan terlihatlah dua orang wanita yang masuk sembari berbicara.

Aisyah yang menutup pintu balkon, tak mendengar suara kedua wanita itu. Dia masih menikmati ketenangannya tanpa mengetahui siapa yang masuk ke dalam kamar suaminya itu.

"Tante, di mana biasanya Adam menyimpan berkas kantornya?" tanya Ariella sembari memperhatikan sekelilingnya.

"Di laci coba lihat, Sayang," ucap Ana menunjuk salah satu nakas yang berada di samping ranjang king size Adam.

Ariella menganggukkan kepalanya pertanda paham. Ia dengan segera menghampiri nakas yang di tunjuk Ana lalu membukanya.

"Srek!" Ariella menarik laci nakas dengan perlahan.

1
partini
wasiat sih wasiat tapi mereka ga welcome, lagian kamu bukan siapa " mereka terkesan kamu maksain
Jannah Sakinah: Terima kasih sudah singgah kak🌸💓
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!