Terlahir dari penjaja cinta satu malam membuat Eleanora Davidson menjadi sosok yang tidak mempercayai cinta.
Hidup karena pengasihan kakek Robert Birdie sesudah kematian misterius ibunya membuat Eleanora bertekad harus sukses demi misi menghukum ppembunuh ibunya dengan tangannya sendiri tapi dunianya seakan jungkir balik karena ONS yang menghasilkan benih-benih kehidupan dalam rahimnya sedangkan pria penanam benih ternyata anak penjahat yang selama ini dicarinya
Don't judge by the cover..
Jangan tertipu dengan sinopsis..
Let's check it out 😎
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Base Fams, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LOST IN MISSION #16
"Kau turunlah terlebih dahulu, nanti aku akan menyusul mu. "
"Baiklah, Zafer. Aku akan menunggu mu di dalam."
Setelah mendapatkan persetujuan, Eleanora keluar dari mobil milik Zafer. Gadis itu pun berjalan pelan menuju kediaman bibi Estelle. Sebuah rumah yang sederhana, namun sangat nyaman. Seketika ia mengingat awal ia menjejakkan kakinya disini, bagaimana bibi Estelle dan paman Gilberto menyambutnya dengan sangat baik, sampai ia merasa nyaman karena kebaikan keduanya.
"Paman Gilbert, " pekik Eleanora membuat seorang pria separuh baya itu menoleh, dan tersenyum menyambut kedatangannya.
"Elea, " sapa Gilberto. Sejak tadi, ia menunggu kedatangan Eleanora, gadis manis yang kerap menjadi lawan main caturnya ketika Eleanora masih tinggal bersamanya.
Eleanora mempercepat langkahnya, mendekati paman Gilberto. Lalu, memeluk pria setengah baya itu. "Bagaimana kabar mu, paman? " tanya Eleanora melepas pelukannya.
Gilberto masih menerbitkan senyumannya. "Seperti yang kau lihat, nak. Estelle telah mengurusi ku sangat baik." Balas Gilberto membuat Eleanora tersenyum merekah, dan perasaanya turut menghangat.
"Sudah tidak diragukan lagi. Meskipun, sedikit berisik, bibi Estelle sangat menyayangi mu paman." timpal Eleanora. Selama tinggal bersama dengan mereka, Eleanora kerap menyaksikan hubungan suami istri itu terlihat sangat harmonis.
Gilberto tertawa rendah, seraya mengangguk setuju dengan ucapan Eleanora. Memang seperti itu karakter wanita yang di nikahinya 23 tahun yang lalu. Gilberto kerap mencari perkara hanya untuk mendengar nyanyian dari istrinya itu.
"Ya kau benar nak, dan aku bersyukur Tuhan sudah mempertemukan ku dengannya. Omong-omong, kau datang bersama siapa nak? apa dokter itu tidak bisa datang? " tanya Gilberto mencari sosok pria yang tengah dekat dengan Eleanora, yang pernah di ceritakan Estelle kepadanya.
Belum sempat Eleanora menjawab, Zafer sudah muncul dari balik pintu. Pria itu melangkah , mendekati Gilberto, dan Eleanora dengan membawa dua kantung berisi bahan makanan, yang sempat dibelinya tadi sebelum menjemput Eleanora.
Gilberto memiringkan tubuhnya ke arah Eleanora. "Apa pria itu temanmu, yang berprofesi dokter? " bisik Gilberto untuk memastikan, kemudian ia menegakkan tubuhnya kembali.
Eleanora pun mengangguk. "Iya, paman benar. Namanya dokter Zafer. "
Gilberto bergumam. "Good looking, tidak heran jika Estelle menceritakannya, sangat bersemangat. " Kekeh Gilberto tidak merasa cemburu. Ia sudah mengetahui sikap istrinya yang mengagumi pria tampan yang memiliki jambang, dan beroti sobek.
"Selamat malam paman." Zafer menyapa dengan senyum terbaiknya.
"Malam juga Zafer, " balas Gilberto seraya memeluk tubuh Zafer seolah mereka sudah saling mengenal.
"Ini, vitamin untukmu paman." ucap Zafer setelah pelukan mereka terlepas, kemudian ia memberikan paper bag kepada Gilberto berisikan vitamin, yang diterima pria paruh baya itu. "Semoga paman, rutin meminumnya. "
"Terimakasih dude, aku akan meminta Estelle untuk mengingatkanku. Ayo, sebaiknya kita kebelakang sekarang, Estelle, Angela, dan Fabio sudah berada di sana. "
Ketiga pun melangkah menuju taman yang berada dibelakang kediaman Gilberto. Sesampainya di sana, nampak Estelle dan Angela sibuk menata makanan di atas meja yang berada di gazebo, sedangkan Fabio kekasih Angela mempersiapkan alat pemanggang.
"Selamat malam semua, " sapa Eleanora sudah berdiri disisi meja. Suaranya yang khas mengalun sontak membuat Estelle, dan Angela memberhentikan pekerjaan mereka, beralih memperhatikan gadis itu.
"Elea... " sambut Estelle dengan memeluk gadis itu. "Mengapa kau baru datang, hah! " ucap Estelle mengurai pelukannya, wajahnya sedikit cemberut.
"Aku yang terlambat menjemput Elea, bibi." Timpal Zafer datang ikut bergabung, sedangkan Gilberto sudah menepati kursinya.
Estelle memasang wajah keterkejutannya. "Ya Tuhan, dokter tampan bisa datang rupanya. " Pekik wanita itu dengan sumringah.
Gilberto yang menyaksikan tingkah istrinya berdeham, mencari perhatian. Ternyata menyaksikan kekaguman istrinya kepada pria lain secara langsung, sungguh menyakitkan untuknya. Ia tidak rela.
Estelle langsung menoleh ke arah Gilberto. "Kau jangan khawatir sayang. Menurutku, kau tetap yang paling tampan, dan juga seksi." kata Estelle, dengan mengedipkan satu mata kirinya, mengundang tawa mereka di sana.
Gilberto langsung tersenyum penuh kemenangan, puas dengan pernyataan istrinya. Sungguh, ingin rasanya, ia menarik istrinya ke kamar, dan menciuum bibirnya yang manis itu.
"Omong-omong, apa yang anda bawa, dokter?" tanya Estelle ketika maniknya melihat kantung yang baru saja diletakkan Zafer di atas meja.
"Bahan untuk BBQ, bibi." saut Zafer, pun ia mengeluarkan bahan-bahan tersebut dalam kantung tersebut.
"Zafer akan membuat BBQ." Jelas Eleanora, kemudian ia mendekati Angela yang sedang memotong buah, dan membantu gadis itu.
"Kau pintar memasak juga rupanya."
"Itu benar bibi, " Eleanora menyahuti seraya mengambil buah mangga di atas wadah. "Dan, Masakannya sangat lezat." Jawab Eleanora, mengacungkan dua jempolnya.
"Berikan pisaunya, biar aku yang memotong. Kau temani lah Fabio, sepertinya dia butuh bantuan." Ucap Eleanora menyiku tangan Angela membuat gadis berusia 19 tahun itu mengangguk.
"Oh, ya Tuhan. Aku jadi tidak sabar ingin mencicipi masakanmu, Zafer."
Zafer melepas senyumannya. "Baiklah bibi Elle, sebaiknya bibi duduk terlebih dahulu, dan mohon untuk menunggu." Zafer menarik kursi yang berada di samping kursi paman Gilberto membuat Estelle tersenyum, wanita itu langsung saja mendaratkan bokongnya diatas kursi tersebut.
"Terimakasih, Zafer. "
Waktu sudah menunjukkan angka sepuluh malam, Eleanora duduk bersama bibi Estelle setelah mereka membereskan meja. Sedangkan Angela, dan Fabio setengah jam yang lalu, sudah pamit untuk pulang.
"Sudah lama kita tidak berkumpul seperti ini, Elea." Kata Estelle sambil mengangkat cangkir berisi teh herbal, kemudian ia menyesapnya. "Kau terlalu, sibuk." keluhnya.
"Oh ya, aku perhatikan sejak tadi, Zafer memperhatikanmu, Elea." bisik Estelle menatap ke dua pria yang sibuk bermain catur itu, lalu ia tersenyum. "Sepertinya Zafer memiliki perasaan khusus untuk mu Elea! terlihat sangat jelas ketika dia melihatmu." lanjutnya menatap Eleanora untuk melihat reaksi gadis itu.
Eleanora bergeming, mendengar kalimat yang diutarakan bibi Estelle untuknya. "Kenapa kau hanya diam? hm, kau tidak merasakannya? "
Hembusan napas di keluarkan Eleanora, kemudian ia mengedikkan bahunya. "Aku tidak tau bibi." Jawab Eleanora seraya meremas dressnya, merasa cemas.
"Bolehkah aku bertanya? "
"Tentu bibi, tanyakanlah. "
"Apakah ada seseorang yang hadir di hatimu, Elea??"
🍂🍂🍂
" Sialan... Di pikir, dia siapa? mengubah kontrak kerja begitu saja! " gerutu William seraya membuka pintu mobilnya, kemudian ia masuk dan menutup dengan kencang
Pria itu mencengkram kuat pegangan tangannya pada stir mobil, lalu membuang napasnya dengan kasar untuk meredakan emosinya.
Dengan tiba-tiba ada seseorang yang menyerangnya dari belakang dengan menyuntikan obat di bagian lehernya.
Argh.... Pekik William, tangannya bergerak untuk menjauhkan tangan pelaku dari lehernya, namun obat yang sudah terlanjur masuk ke dalam tubuhnya membuat William lemah, dan tidak sadarkan diri.
"Halo tuan, aku sudah melakukan sesuai perintah anda. Baiklah, aku akan membawanya kesana."
.
.
.
.
Nah loh bang William mau di bawa kemana? 🤣 ada yang tau?
gw nunggu bomnya nih...
hebat tp Angela mau berbesar hati memaafkan dan menemui ibunya walau ibunya udh jahat
kmna pikiranmu saat lg asyik2 sama calon mertuamu sendiri
kok Fabio mau aja sama emak2..apa lebh pengalaman lbh aduhai kahh
Milih kok sama yg emak2..apa krn yg pengalaman lebih aduhai kah..wkwkw
pacar anaknya main embat kayak ga ada laki2 lain😱🤦♀️
Fabio mauu aja lagi..
anak angkatnya Robert yg sdh sangat dipercaya ternyata anak dr pmbunuh kekasihnya...
tp bukan salah William kann..semoga saja mereka mengerti walau Will pasti merasa bersalah