Aku Tergoda Pembantu Seksi

Satu tangan Emran menggenggam tangan Ayu yang terasa begitu dingin, sedangkan satu tangan lagi sibuk mengelus kening hingga ke puncak kepala sang istri. Matanya berair, ia menangis melihat perjuangan sang istri untuk menghadirkan malaikat kecil di antara mereka.

''Mas . . . Sampai kan maaf aku kepada Mbak Namira, aku sungguh takut, takut setelah ini aku tidak dapat lagi melihat dunia. Aku merasa berdosa kepadanya,'' lirih Ayu berucap dengan suara tertahan.

"'Kamu jangan berkata seperti itu Sayang. Mas tahu, kamu wanita yang kuat, kamu mampu melewati semua ini dengan lancar serta selamat,'' Emran menyemangati sang istri.

Sementara sang dokter perempuan juga terus menyemangati Ayu.

''Iya, ayo Bu, Bu Ayu pasti bisa. Dorong lagi,'' ujar sang dokter yang berdiri di depan ************ Ayu.

''Ya, sedikit lagi, Bu. Itu kepala bayi nya sudah terlihat,'' sambung sang dokter.

Ayu pun mencoba semampunya, mengejan supaya sang anak segera keluar lewat jalan lahir nya.

Dan tidak lama setelah itu, suara tangis bayi menggema di dalam ruangan tersebut.

''Alhamdulillah,'' ucap sang dokter. Di ikuti oleh Emran dan Ayu.

Sang dokter mengangkat bayi laki-laki tersebut, lalu meminta agar asisten nya segera membersihkan tubuh mungil sang bayi laki-laki dari darah yang menempel di tubuh.

''Terimakasih Sayang, terimakasih,'' Emran mengecup kening, pipi, hidung serta pucuk kepala Ayu dengan penuh raya syukur dan penuh cinta.

Ayu tersenyum lega, lalu ia memejamkan mata, setelah berhasil melahirkan, mata nya terasa berat. Kantuk melanda nya, karena semalam ia tidak tidur. Pagi akan segera datang.

Tidak lama setelah itu, bayi mereka sudah di bersihkan dan dipakaikan kain bedong. Sang suster memberikan bayi tersebut kepada Emran, agar Emran segera mengadzani bayi nya.

Saat sudah berada di dekapan nya, lagi-lagi Emran merasa begitu terharu melihat betapa tampannya paras sang anak. Mirip sekali dengan dirinya.

Lalu Emran mulai mengadzani, dengan bersungguh-sungguh.

Di riwayatkan dari Ibnu Sunni dari Hassan bin Ali bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Siapa yang dikaruniai anak, lantas mengumandangkan adzan di telinga kanannya dan iqamah di telinga kirinya maka anaknya itu tidak akan diganggu ummush-shibyan."

Ummush-shibyan adalah sebutan untuk jin yang mengiringi setiap manusia.

Kumandang adzan pada telinga bayi yang baru lahir juga bertujuan agar suara pertama yang didengar bayi ketika tiba di dunia adalah kalimat tauhid. Selain itu, kalimat adzan juga akan membuat bayi terlindungi dari setan. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang mengatakan bahwa setan lari terbirit-birit saat mendengar adzan.

Selain adzan dan iqamah, bayi yang baru lahir juga bisa dibacakan doa keselamatan.

Suara Adzan yang keluar dari mulut Emran terdengar begitu merdu. Meskipun ia sudah lama sekali meninggalkan rukun islam yang ke dua tersebut, tetapi ia masih hafal lafadz Adzan.

Mengingat dirinya yang sudah menjadi seorang Ayah, ia berjanji setelah ini akan menjadi kepala keluarga yang baik, kepala keluarga yang rutin menunaikan ibadah sholat lima waktu. Emran juga berjanji akan membimbing sang istri, agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Bukankah semua orang berhak untuk bertaubat, selagi nyawa masih berada di dalam raga, tak ada kata terlambat untuk menuju sebuah kebaikan.

Setelah selesai mengadzani sang bayi, Emran lalu meletakkan bayi mungil tersebut di atas dada polos Ayu, sesuai petunjuk dari Dokter. Bayi tersebut akan diajarkan bagaimana cara mencari ****** susu sang ibu, ia akan diberikan asi pertama yang bernama kolostrum, kolostrum sangat bermanfaat untuk menjaga kekebalan tubuh bayi.

Ayu pun sangat terharu, tidak percaya saat ini dirinya sudah menjadi seorang Ibu.

Di luar ruangan, orangtua Ayu serta orangtua Emran menunggu dengan gelisah, mereka sudah tidak sabar lagi ingin mendengar kabar terkait kondisi terkini Ayu dan kondisi bayi mereka.

Tidak lama setelah itu Emran keluar dari ruangan.

''Bagaimana keadaan Ayu, Emran?''

''Iya, bagaimana bayi kalian?''

''Apakah semuanya berjalan lancar?''

Tanya orangtua serta mertua Emran.

''Alhamdulillah, Ayu berhasil melahirkan dengan selamat, bayi kami juga sehat. Sekarang kalian sudah boleh menjenguk cucu kalian,'' ujar Emran dengan senyum yang tersungging.

Setelah itu kedua orangtuanya serta mertua, masuk ke dalam ruangan. Setibanya di dalam, mereka merasa sangat bahagia melihat bayi laki-laki yang dilahirkan oleh Ayu yang memiliki wajah yang tampan rupawan. Hidung mancung, alis tebal serta bibir tipis.

Mereka mengucapkan selamat kepada Ayu.

Sekarang Emran merasa kebahagiaan nya lengkap lah sudah, tapi ada satu hal yang mengganjal di hatinya, ia masih terpikirkan tentang Namira.

''Bagaimana kabar mu sekarang, Namira? Aku harap kamu baik-baik saja dan aku harap saat ini kamu juga tengah berbahagia. Semoga saja kamu menemukan pengganti aku, pengganti aku yang menerima kamu apa adanya. Doa ku selalu menyertai mu,'' ucap Emran di dalam hati.

* * *

Setahun berlalu.

Kini, anak Emran dan Ayu sudah tumbuh semakin besar. Anak itu mereka beri nama Faiq Muntasir yang memiliki arti, laki-laki yang unggul lagi menang.

Pagi itu, Emran menyapa sang putra dan sang istri yang masih berada di atas ranjang king size.

''Assalamu'alaikum Faiq, Papa berangkat kerja dulu, ya. Baik-baik di rumah, jangan nakal, jangan bikin tensi mama naik,'' ucap Emran seraya mengecup pucuk kepala sang anak.

''Iya, Papa. Faiq tidak akan nakal,'' balas Ayu dengan meniru suara khas anak-anak.

Lalu mereka tersenyum simpul.

''Oh ya Sayang. Nanti baby sitter yang akan membantu kamu merawat anak kita akan datang, tadi malam Mas sudah menghubungi agensi penyalur baby sitter terbaik di kota ini. Pokoknya kamu tenang saja, baby sitter yang akan membantu kamu merupakan baby sitter yang sudah berpengalaman,'' jelas Emran, dan Ayu tersenyum mendengarnya.

Selama menjadi istri Emran, Ayu tidak banyak menuntut serta protes, ia akan menerima apa saja yang menurut sang suami baik. Ia sudah percaya sepenuhnya dengan sang suami.

Menginjak usia ke satu tahun Faiq, Ayu merasa sedikit kerepotan mengurus Faiq. Hingga ia membutuhkan jasa seorang baby sitter.

* * *

Siang hari sekitar pukul sebelas, orang yang di tunggu-tunggu oleh Ayu akhir nya datang juga.

Awalnya Ayu sedikit kaget melihat penampilan sang baby sitter yang akan menjaga anaknya, tetapi ketika baby sitter itu mengatakan akan bekerja dengan baik, akhir nya Ayu percaya.

Bagaimana tidak, baby sitter tersebut memakai gamis serta jilbab lebar, dan ditambah lagi wajahnya di tutup dengan cadar. Hanya matanya saja yang terlihat.

Satu jam pertama Faiq bersama baby sitter baru, Ayu terus mengawasi, dan Ayu merasa tidak ada yang aneh, baby sitter yang bernama Bella tersebut bisa bekerja dengan baik. Bahkan dia dengan sabar bermain dengan Faiq yang masih aktif aktif nya. Di usia Faiq yang ke satu tahun, ia sudah bisa berjalan, tumbuh kembang Faiq termasuk cepat.

Bersambung.