Shaka Sanjaya seorang CEO muda yang 100% kemampuannya karya nyata dalam keberhasilan perusahaan tapi 0% dalam mengasuh anak anaknya.
Elena Nugroho seorang reporter muda penuh semangat tapi selalu gagal.Dia sengaja masuk ke skandal CEO sebuah perusahaan besar untuk menjaga posisinya agar tidak di pecat.
Mereka terpaksa menikah,dia kemudian tinggal dirumahnya dan menjadi seorang ibu sambung yang sayang kepada anak anaknya.
Akankah mereka saling jatuh cinta? Nantikan Kisah nya hanya di cerita ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eosha_shi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tugas seorang istri
Kabar pernikahan Shaka dan Elena masih menjadi trending topik di televisi dan surat kabar. pasalnya Pernikahan mendadak sejak hari dimana mereka mengakui memiliki hubungan secara diam-diam selama ini.
Banyak komentar yang mengagumi Shaka. CEO Duda keren yang sangat di senangi oleh para wanita.
Elena perempuan kedua yang beruntung bisa menjadi istri Shaka. Banyak wanita yang lebih hebat dari Elena yang mendekati tapi Shaka selalu menolak dan itu membuat para wanita itu iri dengan elena.
Berita pernikahan ini juga sudah di ketahui oleh Kirana, salah satu wanita yang menunggu Shaka.
Kirana sangat kecewa melihat Shaka lebih memilih Elena di banding dirinya.
Hari ini dia berniat untuk bertemu dengan Shaka. Dia sudah menghubungi Shaka tapi Shaka tidak menjawab ponsel nya.
Kirana semakin kesal, dia berencana akan membuat perhitungan dengan Elena.
...***...
Shaka dan Elena memutuskan hari ini langsung pulang ke rumah, mereka tidak ingin berlama-lama di hotel.
''Hari ini kita akan pulang ke rumah, bereskan barang-barang mu. Setelah makan siang kita akan pulang.''
''Bisakah kita pergi menjenguk ayah dulu.?''
''Aku sangat kwatir dengan keadaan ayah.'' Pinta Elena.
''hmm.''
''Bersiap-siaplah, kita akan turun untuk makan siang.''
Shaka dan Elena menikmati makan siang mereka di restoran yang ada di lantai bawah hotel tempat mereka menginap.
Kini penampilan elena jauh lebih elegan dari sebelumnya.
Dia sadar bahwa sekarang dia sudah jadi istri Shaka. orang besar di kota ini.Walau hanya sementara dia tetap ingin melakukan yang terbaik agar Shaka tidak malu pada kolega-koleganya.
''Mulai sekarang panggilan apa yang harus kita pakai.?''
''Kita sudah menikah, kalau seperti ini bisa bisa orang akan curiga.'' ucap Elena.
Shaka yang mendengar itu sempat berpikir lalu memutuskan.
''Kamu panggil aku mas, sedangkan aku akan memanggil namamu seperti biasa.'' jelas Shaka.
Elena pun mengerti dan bisa di bilang itu cukup masuk akal. karena gimana pun elena lah yang harus mengganti panggilannya.
Setelah mereka menikmati makan siang nya mereka memutuskan untuk mengunjungi ayah Elena di rumah sakit.
''Ayah.'' panggil Elena
''Putriku, kenapa kamu bisa datang ke sini. kamu tidak perlu datang ke sini. kamu harus mengurus anak dan suamimu.''
''Ayah kami datang bersama, lain kali aku akan mengajak anak-anak ikut menjenguk ayah.''Shaka menjawab sang mertua dengan sopan.
Layaknya suami idaman dan menantu idaman, Shaka sangat cocok mendapat penghargaan. Dia tetap bersikap baik dan ramah pada elena dan ayahnya. tidak perduli ini hanya pura-pura atau tidak tapi elena dan ayahnya merasa Shaka pria terbaik untuk elena.
''Bagaimana keadaan ayah. Kami akan memindahkan ayah ke rumah sakit lain.'' ucap Shaka.
''Jangan lakukan itu, aku akan tetap di sini. Aku lebih baik di sini, kalian tidak perlu kwatir.'' tolak ayah Elena.
''Ayah aku akan menemui dokter sebentar.''
Elena pamit untuk ke ruangan dokter.
tok..tok..
''Dokter.''
''Saya ingin menanyakan kondisi ayah saya.''
''Ayah kamu saat ini sudah tenang dan lebih baik, tapi masih ada kemungkinan akan seperti kemarin.''
''Kami akan tetap melakukan perawatan yang lebih baik untuk ayah kamu. Beliau juga sangat rajin mengikuti kemoterapi, jadi kemungkinan kedepan ayah kamu akan semakin baik.''
''Ayah sepertinya sudah lebih nyaman di sini. Mas Shaka memintanya untuk ke rumah sakit lain tapi ayah tetap menolak.''
''Biarkan dia memilih dimana harus di rawat. itu bisa membantu untuk meminimalisir pikiran tidak tenang nya. sangat di sarankan agar pasien bisa lebih nyaman.''
''Baik dokter, makasih sudah sangat memperhatikan ayah saya.''
''Itu sudah tugas saya sebagai dokter. Oh ya selamat atas pernikahan mu, saya tidak sempat menyapa karena fokus menjaga ayah kamu.''
''terima kasih dokter.''
''Kalau begitu saya pamit.''
Elena keluar dari ruangan dokter, menuju ruangan ayahnya berada.
''Ayah dokter bilang ayah akan baik baik saja kalau ayah mengikuti semua anjuran dokter. ayah harus tetap jaga kesehatan.''
''Elena akan sibuk mulai sekarang, mungkin gak bisa setiap hari mengunjungi ayah.''
''Tidak apa-apa, ayah baik-baik saja. kamu juga tidak perlu datang setiap hari.''
''Ayah hanya perlu tau kamu bahagia , itu sudah cukup untuk ayah.'' ucap ayah Elena.
Setelah beberapa jam menemani ayahnya di rumah sakit, Shaka mengajak Elena untuk pulang ke rumah.
''Ayah harus istirahat, sebaiknya kita pulang aja.''
''Hmm. '' elena mengangguk
Ayah, kami akan pulang. ayah istirahat ya.''
''Sampai jumpa lagi.''
Shaka dan Elena pamit, untuk pulang. dalam perjalanan mereka hanya diam tanpa sepatah kata. Elena teringat rumah nya dan meminta Shaka untuk membawanya ke sana.
''aku mau mengambil beberapa barang yang penting, kita ke rumah dulu.''
Elena memberikan arah rumahnya pada Shaka.
Memasukkan beberapa barang yang perlu ke dalam koper, termasuk surat perjanjian pernikahan mereka. dia membawanya dan memasukkannya ke dalam koper.
Mobil yang mereka tumpangi membawa mereka menuju ke rumah shaka. Elena akan tinggal di sana.
Sejak memutuskan menikah, dia sudah berhenti dari pekerjaannya. Dia berjanji akan fokus menjaga anak-anak Shaka.
di umur yang masih muda, dia menikahi seorang duda anak tiga. hal itu membuat dia bergidik ngeri. Dia meragukan diri nya untuk bisa melakukan tugasnya sebagai ibu baru yang baik.
''Bagaimana jika anak-anak tetap tidak bisa menerimaku.?''
Pertanyaan itu menyadarkan Shaka yang hanya diam membisu sepanjang jalan.
''Anak-anakku tidak mungkin melakukan itu, kamu hanya perlu menyesuaikan diri dengan mereka.''
''Aku hanya bisa dekat dengan Manse. Evan dan Hana sangat sulit di dekati.'' Ucap Elena setengah mengadu pada Shaka.
''Bertahanlah, mereka akan menerimamu hanya saja butuh waktu.''
''hmm. aku akan melakukan yang terbaik.''
''Di rumah ada banyak pelayan, kamu hanya perlu mengurus anak-anak. tidak perlu mengurus rumah.''
''Wah seperti ini rasanya jadi istri orang konglomerat seperti.'' ucap Elena tertawa pelan.
''cih.''
''Dasar kekanak-kanakan.'' ucap Shaka mengejek.
...***...
Setibanya di rumah, mereka di sambut oleh pak Mul dan ketiga anaknya.
''Selamat datang tuan dan nona.''
''Selamat datang ayah dan Kaka.'' ucap anak anak serentak.
''Ayah,apa kami harus memanggilnya mama.?'' tanya Evan.
Pertanyaan itu membuat Shaka dan elena terkejut, Elena memandang Shaka.
''Jika kalian tidak mau tidak usah memanggilnya mama.'' ucap Shaka.
''Baiklah, kami akan tetap memanggilnya Kaka.''
Shaka melihat Elena untuk mengetahui reaksinya.
''oh hm. kalian bisa memanggilnya begitu jika mau.''
''ayok kalian bisa kembali ke kamar, nanti waktu makan malam akan di panggil.''
Pak Mul mengakhiri kecanggungan karena memilih kata yang cocok untuk panggilan anak-anak dengan ibu barunya.
Selagi mereka nyaman biar saja mereka memanggilnya Kaka. walau sebenarnya mau gak mau siap gak siap mereka harus tetap memanggilnya mama.
Tuan Shaka adalah pria yang pengertian. sehingga tidak memaksa anaknya untuk langsung menerima istri barunya.
Shaka membawa Elena ke kamar. biar gimana pun mereka harus tetap berada di kamar yang sama.
''Kasur di kamar ini kurang, sebaiknya kamu menambah satu lagi.''
''Kita akan tidur secara terpisah.'' ucap Elena.
''Kamu hanya perlu tidur di sana, aku akan tidur di ruang kerjaku. kamu tidak perlu kwatir. aku gak mau membuat orang di rumah ini curiga.'' ucap Shaka.
...****************...
🤝💪