Kayla datang untuk menghadiri pesta pernikahan sepupunya. Namun, pernikahan itu menjadi pernikahan mendadak baginya karena sepupunya kabur dari rumah.
Untuk menutupi rasa malu pada tamu undangan, Ibu Kayla meminta Kayla menggantikan posisi sang sepupu. Dia tak ingin nama baik keluarga besar menjadi cemoohan tamu undangan.
Kayla tidak bisa menerima pernikahan ini, tapi demi mengabulkan permintaan sang ayah yang di paksa ibunya untuk membujuk Kayla, akhirnya dia terpaksa menerima takdirnya.
Dengan terpaksa dan hati yang luka Kayla melaksanakan permintaan sang ayah, pria terhebat dihidupnya.
Perjodohan ini mengantarkan mereka pada cinta pertama yang dulu sempat dikuburnya.
lanjut baca yukk...novel ini akan update setiap hari 🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Ghina Fithri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
“Papa berharap, rumah tangga kalian akan berlanjut hingga tua nanti, mulai saat ini pupuklah rasa cinta di antara kalian,” ujar Pak Surya dengan penuh harap.
Raffa dan Kayla hanya diam mereka tidak tahu harus menjawab apa. Mereka mulai sibuk dengan pikiran masing-masing.
“Maafkan Raffa, Pa. Raffa belum bisa menjanjikan rumah tangga ini akan berlanjut. Di hati Raffa masih ada Zahra, Pa. Raffa tidak akan bisa melepaskan rasa cinta itu sebelum tahu keberadaan dan keadaan Zahra saat ini,” gumam Raffa di dalam hati.
“Bagaimana mungkin, pernikahan ini akan berlanjut. Putramu hanya mencintai wanita lain, aku tak yakin bisa merebut cintanya. Aku hanyalah seorang wanita yang tiba-tiba masuk ke dalam kehidupannya,” batin Kayla di dalam hati.
“Papa berangkat, Ma,” ujar Pak Surya meninggalkan Raffa dan Kayla yang masih terdiam.
Surya pun berdiri diikuti oleh Arumi dari belakang. Sebelum mereka keluar dari ruang makan, mereka menoleh ke arah sepasang suami istri tersebut.
“Papa yakin, mereka akan menjadi pasangan yang serasi hingga maut memisahkan. Kesholehan mereka akan membimbing mereka untuk mempertahankan rumah tangga yang telah mereka jalani saat ini,” ujar Surya saat mereka telah berada di depan teras rumah.
“Papa pamit, kamu hati-hati di rumah,” ujar Surya pada sang istri.
Arumi menyalami tangan sang suami lalu menciumi punggung tangan suaminya. Surya pun mengecup puncak kepala sang istri sebelum melangkah meninggalkan rumah.
Di samping Mobil Pak Ujang sudah membukakan pintu mobil untuk majikannya. Pak Surya sudah terbiasa berangkat ke kantor dengan di antar oleh supir pribadinya, Pak Ujang.
Setelah melamun yang panjang, tiba-tiba Raffa berdiri lalu menggenggam tangan Kayla dan menariknya, Kayla kaget dengan apa yang dilakukan Raffa secara tiba-tiba.
Kayla menahan tarikan tangan Raffa.
“Kenapa?” tanya Raffa bingung.
“Kamu bikin aku kaget,” gerutu Kayla kesal.
“Maaf, ayo ke kamar!” ajak Raffa.
Tanpa kompromi Raffa menarik tangan Kayla, akhirnya Kayla pun mengikuti langkah Raffa keluar dari ruang makan lalu menaiki anak tangga.
Sesampai di kamar, Raffa langsung mengambil ponselnya. Lalu dia membuka laptopnya tanpa memperdulikan keberadaan Kayla di dalam kamar itu.
Entah apa yang dilakukan Raffa di depan laptop dan ponselnya, Kayla yang merasa kesal dengan sikap Raffa langsung merapikan kamar yang luas itu. Walau sebenarnya kamar itu tidak terlalu berantakan karena setiap hari Bi Sari pasti merapikan kamar secara telaten.
Kayla masuk ke dalam kamar mandi lalu mengambil pakaian kotor miliknya dan Raffa, dia memasukkan pakaian tersebut ke dalam keranjang yang telah tersedia di sana.
Kayla keluar dari kamar mandi dengan mengangkat keranjang tersebut, Raffa yang tak sengaja melihat apa yang dilakukan Kayla, menghentikan pekerjaannya.
“Apa yang kamu lakukan?” tanya Raffa pada Kayla.
Kayla menghentikan langkahnya. Dia meletakkan keranjang itu di atas lantai.
“Kamu lihat aku ngapain?” tanya Kayla balik.
“Maksud aku, ngapain kamu angkatin keranjang itu?” tanya Raffa lagi.
“Ini baju kotor, ya aku harus mencucinya,” jawab Kayla santai.
“Maksud aku, kenapa kamu yang nyuci?” taya Raffa yang bingung melihat tingkah Kayla.
“Ini kan baju kotor aku, sama baju kotor kamu. Wajar dong, aku nyuci pakaianku sendiri dan pakaian su,-“ Kayla tidak menyambung perkataannya.
Dia menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Dia bingung harus berkata apa.
"Mhm, pakaian siapa?" tanya Raffa menggoda Kayla.
Raffa berdiri dari duduknya, lalu melangkah menghampiri Kayla.
Seketika wajah Kayla memerah bagaikan udang rebus, hal itu membuat Raffa semakin ingin menggoda gadis itu.
"Kamu bilang pakaian siapa?" tanya Raffa lagi menahan tawanya.
"Mhm, mhm," gumam Kayla menundukkan kepalanya.
"Pakaian ka-kamu," lirih Kayla.
"Kamu? Kamu lupa apa yang dibilang sama mama?" tanya Raffa dengan tegas.
"Pakaian a-abang," lirih Kayla gugup.
"Hahaha," tawa Raffa pun pecah seketika.
Dia tidak tahan lagi menyembunyikan tawanya.
Kayla mengangkat kepalanya, dia menatap marah ke arah Raffa.
"Kenapa tertawa?" tanya. Kayla terus terang.
"Kamu itu lucu sekali," ujar Raffa sambil memegangi perutnya yang terasa sakit karena tertawa.
"Kamu menyebalkan!" ketus Kayla.
Kayla mengambil keranjang yang di lantai, lalu dia melangkah meninggalkan Raffa yang masih saja tertawa.
Kayla membawa keranjang tersebut menuju kamar mandi di lantai satu tempat Bi Sari biasanya mencuci pakaian.
Di sana terdapat mesin cuci, Kayla memasukkan pakaian itu ke dalam mesin cuci.
"Nona, ngapain?" tanya Bi Sari yang datang menghampiri Kayla saat melihat Kayla hendak mencuci.
"Cuci pakaian, Bi. Ini mesin cucinya bagus, kan?" tanya Kayla
"Bagus, Non. Biar Bibi yang nyucinya, Non." Bi Sari mengambil alih pekerjaan Kayla.
"Tapi, Bi." Kayla berusaha membantah.
"Nona, ini semua pekerjaan saya. Nona bersantailah di ruang keluarga atau di taman." Bi Sari mendorong tubuh Kayla keluar dari kamar mandi.
Akhirnya Kayla keluar dari kamar mandi. Dia pun bingung harus ngapain di rumah yang sebesar ini.
Kayla yang selalu sibuk dengan kegiatan dari pagi hingga dzuhur merasa bingung tidak tahu akan melakukan apa.
Akhirnya Kayla melangkah menuju taman belakang, dia melihat banyak tanaman indah yang tertata rapi di sana.
Kayla duduk di bangku taman, dia mulai melamun berbagai khayalan melintas di benaknya.
"Lebih baik aku mengatur tanaman ini," gumam Kayla.
Dia pun beranjak untuk memulai aksinya. Kini terlintas dibenaknya untu berkebun.
Kayla mulai menata ulang kebun itu sambil mencabuti rumput halus yang di temukannya.
Dia semakin semangat melakukan pekerjaannya di tengah terik matahari pagi.
Di tengah keseruannya menata taman di rumah keluarga Surya. Raffa diam-diam memperhatikan kegiatan Kayla dari balkon kamarnya.
"Kamu memiliki kepribadian yang unik, wanita yang smart dan tekun. Gadis yang anggun dan berkharisma. Seorang wanita yang bisa menempatkan dirinya di mana pun kau berada. Kamu juga cewek cengeng dan manja. Maaf aku tak bisa membagi cintaku padamu," gumam Raffa di dalam hati.
Saking semangatnya, Kayla berkebun. Dia melupakan pakaiannya yang sudah kotor terkena tanah. Wajahnya juga sudah kotor dan dipenuhi keringat yang bercucuran dari dahinya.
Dia mengubah sedikit tatanan bunga yang terlihat monoton menjadi lebih unik dan indah.
Terik matahari terasa semakin panas, Kayla tidak memperdulikan hal itu hingga pekerjaannya benar-benar selesai.
"Beres, semua terlihat lebih indah," seru Kayla bersemangat dengan senyuman yang mengembang di wajahnya.
Setelah selesai berkebun Kayla pun mencuci kaki dan tangannya di keran yang tersedia di sana sebelum masuk ke dalam rumah.
Kayla melangkah masuk ke dalam rumah dengan pakaian yang lusuh dan sangat kotor.
"Kayla!" Terdengar suara seseorang memanggil nama Kayla dengan nada penuh emosi.
Bersambung . . .
.
.
.
.
Hai readers, terima kasih sudah membaca karya Author🙏🙏🙏
Tetaplah dukung Author dengan meninggalkan jejak berupa . . .
- Like
- Komentar
- Hadiah
dan
-Vote
Terima kasih atas dukungannya 🙏🙏🙏