Perjalanan takdir siapa yang tahu. Itulah yang tengah di rasakan oleh Alula, seorang remaja polos berusia 18 tahun yang harus mengalami penderitaan karena terjebak di sebuah hotel bersama seorang pria asing yang tengah mabuk dan hamil anak orang tersebut lalu di usir oleh ibu tirinya karena di tuduh membawa aib, belum lagi ia harus putus sekolah karena tidak mau membuat sekolah nya malu akan kelakuan nya yang hamil di luar nikah.
Namun, Siapa sangka sebulan kemudian tiba-tiba ia di bawa paksa oleh beberapa orang berpakaian hitam dan terbangun sebuah kamar mewah bernuansa hitam dan mendapatkan keberadaan seseorang yang telah merenggut harta berharga yang ia jaga selama ini dan berkata akan membahagiakan dirinya dan anak yang ia kandung. Seseorang tersebut bernama ' Nathan darendra Alexander' .
Gimana kelanjutannya? jangan lupa baca, like komen and vote sayang
⚠️ cerita ini asli dari pemikiran sendiri ⚠️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wdy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
eps 16
Saat ini Alula sedang berdiri di balkon seraya memandang rintik-rintik hujan yang menetes dari langit. Pikiran nya masih berpusat pada kejadian semalam. Tepat nya pada kejadian ketika ia bertemu dengan Aulia. Ia takut perkataan Aulia akan menjadi kenyataan.
Alula tersentak kecil ketika ada yang meletakkan selimut di pundak nya dan tangan yang melingkar di pinggang nya. " Kenapa disini? Dingin loh. " Tanya Nathan, pria yang memeluknya Sekarang.
Alula tersenyum lalu menggeleng. " Gak ada, bosen aja di kamar terus. " Sahut nya pelan.
Nathan meletakkan dagu nya di bahu Alula dengan tangan yang mengelus lembut perut Alula. " Dingin-dingin gini enak nya di kasur tau. " Ucap nya yang terkesan ambigu.
Alula memukul pelan lengan kekar suaminya ketika tau apa maksud ucapan nya. " Mesum. " Ucap nya pelan.
" Loh saya kan cuma bilang enak nya di kasur kok di bilang mesum?. " Ucap nya pura pura tidak mengerti.
" Jangan-jangan.... " Nathan membalikkan tubuh Alula lalu tersenyum aneh. " Kamu mikir macem-macem yah. " Lanjut nya menyentil pelan kening Alula.
Alula mengerucutkan bibirnya lalu membuang pandangannya dengan wajah memerah malu. " Ya-ya enggak. "
Nathan tersenyum tipis lalu memeluk erat tubuh Alula dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Alula.
Alula hanya diam di dalam dekapan Nathan namun pikiran nya kembali memikirkan kemungkinan-kemungkinan-kemungkina yang terjadi ke depan nya karena hidup nya yang tenang dan bahagia saat ini bisa saja hancur suatu saat.
...****...
" Ini sop tunjang nya. Uda lunas yah jangan banyak bacot lagi kalo gak Lo yang gue tunjang. " Ucap Bagas seraya memberikan kantung plastik berisi sup tunjang pesanan Nathan dengan wajah bantal nya. Bagaimana tidak ngantuk kalo lagi asik-asiknya menyelami mimpi ia langsung di telfon oleh Sabahat nya sekaligus bos nya dan menyuruhnya membelikan sup karena istrinya sedang mengidam. Kenapa bukan dirinya saja yang membelikan? Kan Nathan suaminya.
Nathan mengambil nya dengan kasar lalu menatap tajam Bagas. " Sebelum Lo tunjang gue Uda masuk rumah sakit Lo duluan. " Ucap nya dingin.
Bagas langsung cengengesan lalu melangkah mundur. " hehe damai deh damai. "
Tanpa menghiraukan Bagas, Nathan berbalik pergi dan menutup pintu dengan keras.
Brakkk.
" Astaghfirullah anak baik kaget. " Ucap nya mengelus dada sabar.
" WOY ITU BELUM DI BAYAR WOY. aela Uda di beliin terus rela-rela nahan ngantuk gue nya eh si doi gak tau terimakasih. " Dumel nya sepanjang jalan menuju mobil.
Sedangkan Nathan yang masih berada di balik pintu hanya menghela nafas keras, ia sebenarnya pusing memiliki asisten seperti Bagas , Namun mau bagaimana lagi namanya juga perikemanusiaan terhadap orang sedikit tidak waras Seperti Bagas.
Setelah itu Nathan berjalan masuk ke dalam lift untuk menuju kamar nya yang pastinya saat ini ada Alula yang menunggu.
Tadi saat
Cklekk.
sesampainya di kamar nya, Nathan membuka pintu secara perlahan. Terlihat lah Alula yang duduk di ranjang dengan bersandar di kepala ranjang. " Wahh Uda nyampe yah. " Dengan antusias Alula langsung menghampiri Nathan yang sedang menyeduh sup ke dalam mangkuk yang sudah ia siapkan sedari tadi.
Nathan mengangguk. Ia menyerahkan mangkuk berisi sup kepada Alula. Dengan antusias Alula langsung menyantap makanan tersebut yang sudah ia inginkan sedari tadi.
Nathan tersenyum lalu mengacak singkat rambut Alula. " Kalo Uda taruh di meja aja yah. Saya mau lanjutin tidur. "
Alula langsung mendongak menatap Nathan yang akan beranjak pergi. " Jangan tidur, sini aja. " Alula menepuk pelan tepat di samping nya.
Nathan yang tidak tega melihat wajah memelas Alula menghela nafas nya dan ikut duduk seraya mengamati Alula yang kembali menyantap makanan nya.
sekitar 10 menit Alula sudah menghabiskan sup nya. Ia meletakkan mangkuk dan sendok di meja lalu mengelap meja yang berceceran air sup dengan tisu.
Alula melihat sebelahnya yang ternyata Nathan sudah terlelap dengan posisi bersandar di sandaran sofa. " Nathan bangun aku Uda siap. " Alula menepuk pelan pipi Nathan.
" Hmm. " Nathan hanya berdehem lalu kembali tertidur pulas.
Alula yang tidak tega, dengan perlahan memposisikan Nathan agar berbaring di sofa dengan nyaman setelah itu ia mengambil selimut dan bantal untuk Nathan.
Alula tersenyum memandang wajah polos Nathan ketika tertidur. Ia mengecup kening Nathan sekilas. " Maaf Uda ngerepotin. " Ucap nya lirih lalu bangkit menuju kasur untuk melanjutkan tidurnya.
...****...
" SEPADA YUHUU. "
"ADA ORANG GAK?. "
Nathan mengerjabkan mata nya ketika mendengarkan teriakan familiar yang mengusik tidurnya. Ia menyibakkan selimut yang membungkus tubuhnya. Ia merenggangkan tubuh nya yang terasa kaku karena tertidur di sofa lalu netra nya menatap Alula yang masih tertidur pulas di atas kasur. Tidak biasanya Alula terlambat bangun termasuk dirinya padahal jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi.
" ADA ORANG TAK. SEPADA. "
Nathan berdecak mendengar teriakan asisten nya tersebut, ia beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya.
Setelah 5 menit ia keluar dari kamar mandi untuk menemui asisten kurang ajar nya tersebut. Sebelum itu ia sempat menyematkan kecupan singkat di kening Alula. Suami yang romantis bukan.
" YUHUUU IN....."
Ceklek.
Ucapan Bagas terhenti ketika Nathan membuka pintu kamar nya dan menatap nya datar. " Tau sopan santun. "
Bagas menyengir. Dengan canggih ia merapikan stelan jas nya karena wajah Nathan sangat menyeramkan baginya.
" Ya-ya tau gue. Lo mah dari tadi gue tungguin kagak turun-turun. Lo lupa ada meeting hari ini sama pak Wijaya dan Tuan Prayoga. "
Nathan hanya mengangguk. Ia sedikit lupa jika hari ini ia ada meeting dengan para investor. " Gue siap siap dulu. " Nathan berbalik masuk dan tak lupa menutup pintu dengan pelan karena takut Alula terganggu.
" Ck main tinggal aja. " Bagas menggerutu kesal lalu pergi menuju ruang tamu.
Tidur Alula terusik ketika mendengar gemericik air yang berasal dari kamar mandi. Ia mengerjabkan mata nya lalu bersandar di sandaran ranjang.
Alula melihat ke arah nakas. Ternyata sekarang sudah menunjukkan pukul 9.20. Tidak biasanya ia terlambat bangun.
Ceklek.
Alula mengalihkan pandangannya ke arah Nathan yang baru saja selesai mandi. Wajah nya memerah melihat Nathan yang hanya menggunakan handuk sebatas pinggang walaupun sudah pernah melihat lebih dari itu, namun tetap saja ia malu.
" Sudah bangun?. " Tanya Nathan yang sedang menggosok rambut nya yang basah.
Alula mengangguk lalu memalingkan wajahnya dari Nathan. Nathan terkekeh geli. Ia tahu Alula sedang malu saat ini. Dengan santai ia berjalan menuju walk in closed untuk berganti baju.
Alula memegang dadanya yang bergemuruh setelah Nathan pergi. Padahal Nathan sudah biasa seperti itu di depan nya, Namun reaksi tersebut tetap ada saja.
Setelah sepuluh menit lama nya. Nathan keluar dengan pakaian kantor nya yang kurang tertata rapi. Lihat lah jas nya tidak terkancing rapi, dasi hanya ia gantungkan di leher nya.
Alula menggelengkan kepalanya heran melihat kelakuan suaminya tersebut. Ia bangkit berjalan menuju ke arah Nathan yang sedang bercermin.
" Sini. " Alula membalikkan tubuh Nathan dan mulai merapikan pakaian suaminya.
" Kamu itu selalu kaya begini. Kalo gak aku yang rapihin pasti gak di rapihin. " Nathan tersenyum geli mendengar Omelan istrinya. Inilah mengapa Nathan selalu seperti itu karena ia senang jika pagi-pagi begini mendengar Omelan istrinya yang bagi nya merdu tersebut. Dasar Nathan bucin.
Alula yang melihat suami nya senyum-senyum tidak jelas langsung menabok pelan lengan nya. " Malah senyum-senyum gak jelas. " Ucap nya kesal.
" Iya mama iya. " Ucap nya geli.
Wajah Alula langsung memerah mendengar kata 'mama ' dari mulut Nathan. Dengan gugup ia memasang kan dasi Nathan dengan rapi.
Nathan terkekeh pelan melihat wajah sang istri. Alula memundurkan langkahnya ketika selesai merapikan pakaian kantor suami nya. " siap. " Ucap nya tersenyum puas.
Nathan ikut tersenyum lalu mencium kening istrinya. " Saya pergi dulu. " Lalu kemudian mengecup perut Alula. " papa pergi ya sayang jagain mama. Dan jangan rewel yah. "
Alula tersenyum lembut lalu mencium punggung tangan Nathan.
" Assalamualaikum. "
" Walaikumsalam. "
BERSAMBUNG......
JANGAN LUPA LIKE KOMEN AND VOTE READERS.....