dikisahkan ada seorang gadis desa bernama Kirana, ia adalah gadis yang pintar dalam ilmu bela diri suatu hari, ayahnya yaitu ustadz Mustofa menyuruh Kirana untuk merantau ke kota karena pikirnya sudah saatnya ia untuk membiarkan putrinya itu mempelajari dunia di luar desa
Kirana memenuhi permintaan sang ayah dan pergi ke kota yang jaraknya tak terlalu jauh dari kampung halamannya. dan di sinilah Kirana mulai di hadapkan dengan situasi yang menguji keberanian serta kesabarannya, pertemanan, Cinta segitiga sampai akhirnya ia bertemu dengan takdir yang memang telah di putuskan untuk dirinya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riris Sri Wahyuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di hadang preman
Sore harinya....
Kirana berangkat ke masjid untuk melaksanakan shalat sekaligus, hari ini adalah hari pertamanya bekerja sebagai guru untuk anak-anak. sebelumnya ia sudah pernah mengajar anak-anak kampung tetapi ia tetap saja merasa deg-degan saat hari pertama.
"bismillah, semoga semua lancar Amin. "
Setibanya di masjid, Kirana melaksanakan shalat ashar berjamaah terlebih dahulu setelah selesai, ia merapikan mukena miliknya dan berangkat ke gedung aula di samping kanan masjid. begitu ia membuka pintu, terlihat anak-anak telah duduk di tempatnya Masing-masing seolah menunggu dirinya
"assalamu'alaikum, "
"WAALAIKUMSALAM" Jawab anak-anak dengan serempak. Tiba-tiba pak Budi datang dan ia meminta Kirana untuk duduk di sampingnya.
"nah, anak-anak kali ini kita kedatangan guru baru untuk kalian, namanya kak Kirana. dia juga akan ikut mengajar kalian di sini jadi sekarang kalian punya tiga guru yakni kak Reyhan, kak Kirana dan juga saya dan untuk hari ini kak Kirana lah yang akan mengajar"
"maaf Pak tapi kak Reyhan kemana? " tanya salah satu anak laki-laki bernama Fikri.
"kak Reyhan belum datang insyaallah sebentar lagi juga datang, jadi bapak mohon untuk kalian supaya menurut pada kak Kirana mengerti! "
"MENGERTI PAK"
pak budi pun pergi dari sana tetapi ia tetap mengawasi dari luar masjid. ia ingin tau bagaimana kinerja Kirana.
Kembali ke dalam. Kirana menyapa anak-anak dengan senyum ramah, seperti yang ia lakukan ketika mengajar anak-anak di desa. dan karena ini bukan pertama kalinya ia berhadapan dengan anak-anak jadi ia bisa dengan mudah beradaptasi dan dalam sekejap ia berhasil memikat hati anak-anak itu.
"nah, ayo siapa lagi yang belum? "
"saya kak! tapi masalahnya kak Reyhan belum datang.." jawab Fikri.
"tidak apa-apa ayo sini maju! kakak ingin dengar kamu mengaji."
"em.. baik kak. "walaupun merasa ragu, Fikri kecil tetap menurut ia duduk di hadapan Kirana dan mulai membaca Ayat. tetapi ia masih terbata-bata. sehingga membuat Fikri kecil merasa tak percaya diri. tetapi, Kirana dengan sabar menuntun Fikri hingga beberapa ayat Fikri mulai terbiasa dan pelan-pelan bacaannya menjadi lebih lancar.
"Alhamdulillah, Fikri walaupun kamu masih terbata-bata tidak apa tetap semangat ya! " ujar Kirana sambil memasang senyum hangat di bibir mungilnya. senyum itu cukup untuk membuat Fikri yang awalnya minder menjadi lebih antusias.
"sebenarnya Alasan Aku dari tadi mencari Kak Reyhan adalah karena aku selalu dibimbing oleh kak Reyhan langsung soalnya aku takut Pak Budi atau Kak Kirana marah karena aku masih mengaji dengan terbata-bata." ungkap Fikri dengan jujur
"jadi begitu, "
"iya kak, soalnya kalau kak Reyhan yang membimbing kami merasa senang karena kak Reyhan orangnya sabar. " Kirana mengangguk pelan. Tina yang mendengar obrolan itu pun ikut berbicara.
"kak Kirana juga baik kok orangnya kau tidak perlu takut. " Fikri mengangguk mengiyakan. sedangkan Kirana hanya memasang senyum simpul.
"oke, ayo siapa yang belum mengaji? " Kirana melanjutkan mengajar sementara itu, di rumah Reyhan berniat untuk pergi ke masjid. tetap saat Reyhan tiba di depan gerbang masjid, ia di hadang oleh beberapa preman
"heh, serahkan orang dan harta lo! "
"maaf bang, kalian siapa ya? kenapa menghadang saya? " namun bukannya menjawab para preman itu malah berteriak padanya. "gak usah banyak omong lo, cepet serahin! " ucap salah satu preman sambil mencengkeram kera baju Reyhan. tetapi Reyhan tetap menjawab dengan tenang. "maaf bang, lebih baik tinggalkan jalan abang ini! ini haram bang. "
Namun si preman malah semakin marah, ia merasa di remehkan oleh Reyhan, maka si preman berniat untuk memukul Reyhan tetapi Reyhan dengan gesit berhasil melepas cengkeraman tangan sang preman dan menghindari pukulan.
"sialan lo rasain nih! " sang preman langsung menyerap kembali dan pertarungan pun terjadi di antara keduanya. pada awalnya Reyhan dengan mudah mengalahkan satu preman tersebut melihat kawannya terluka, rekan-rekannya pun menyerang Reyhan bersamaan. walaupun di keroyok Reyhan mampu menandingi preman-preman tersebut.