NovelToon NovelToon
Blood Of Moon

Blood Of Moon

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Epik Petualangan / Kontras Takdir / Penyelamat / Mafia / Identitas Tersembunyi
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Apin Zen

Jati memutuskan berhenti bekerja sebagai Mafia misterius bernama Blood Moon. Organisasi bayangan dan terkenal kejahatannya dalam hal hal kekayaan di kota A.
Namun Jati justru dikejar dan dianggap pengkhianat Blood Moon. Meski Jati hanya menginginkan hidup lebih tenang tanpa bekerja dengan kelompok itu lagi justru menjadikannya sebagai buronan Blood Moon didunia bawah tanah.
Sekarang Jati menjalani hidup seperti orang normal seperti pada umumnya agar tidak berada dibayang bayang kelompok tempatnya mengabdi dulu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Apin Zen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kerja Sama

Ketegangan terjadi semua pihak dari rombongan David, mereka mengeluarkan senjata mereka masing masing. Begitupun dengan David, dia hendak memanggil Katana miliknya.

Tidak dengan Arjisaka... dia tampak gemetar melihat sosok yang disebut Jati itu. Dilihat bagaimanapun juga dia memiliki kekuatan mengerikan bahkan jauh melebihinya.

"Siapa sebenarnya kau, bagaimana bisa manusia lemah sepertimu mempunyai ilmu Kanuragan?"

Arjisaka bertanya was wasa kepada orang itu.

Jati melirik kearah hantu lemah disana.

Dia mengerutkan keningnya bagaimana bisa David meminta bantuan makhlus halus selemah itu. Itu terdengar lelucon baginya.

"Ingat namaku Jati Wiraya"

"Whussh"

Jati mengeluarkan belati Cokrolewoyo miliknya.

Dalam sekejab mata saja Arjisaka menegang kala melihat senjata mistis nan kuno itu. Nyalinya mendadak ciut bisa bertemu orang sekuat itu.

Lalu Arjisaka mencoba bernegosiasi agar dia tidak dihabisi orang ini.

"Tuan Jati yang terhormat perkenalkan saya Arjisaka, saya siap menjadi pelayan anda jika anda mau"

Arjisaka berucap ketakutan, hanya melihat belati Cokrolewoyo saja dia tercekik kuat.

"Saya dipanggil oleh orang ini, jadi saya mohon jangan habisi saya... masih banyak hutang yang belum saya bayar."

Arjisaka menunjuk David sebagai biang keroknya. Karena ulah dia yang telah memanggilnya-- Arjisaka mau tidak mau merendahkan harga dirinya agar tidak dibunuh.

Dimana David juga tidak percaya bisa bisanya Ganderuwo itu malah menyalahkan dirinya. Sekuat apa Jati hingga mampu membuatnya ketakutan seperti itu.

"Ba- bagaimana bisa?"

Tanyanya tidak percaya.

Begitupun dengan kakek Suroto dan nenek Surati. Sebagai petarung dunia bawah mereka sangat mengenal Arjisaka yang begitu kuat... mampu menghancurkan satu keluarga besar hanya dengan pusakanya.

Namun kini pemuda, tidak, pria asing itu mampu membuat hantu itu gemetaran.

"Dilangit masih ada langit, tuan Arjisaka hanyalah Ganderuwo rendahan bagi tuan itu."

Ucap nenek Surati mengangguk ngangguk sesekali mengetuk tongkatnya ketanah.

"Aku jadi teringat Karna, orang itu sangat kuat bahkan sangat sulit dikalahkan."

Kakek Suroto pernah berurusan dengan Karna dan dia sangatlah kuat, kesaktiannya tidak perlu ditanyakan.

Kuntilanak saja seperti kucing mau ikan asin kepadanya, apalagi Buto Ijo bahkan Ganderuwo bukan level musuhnya.

Jati memiringkan kepalanya melihat Arjisaka menjilat harga dirinya.

"Kau pikir aku sebaik itu?"

Jati menggelengkan kepalanya.

"Tidak, karena orang orang dunia bawah tanah telah mengincarku maka jangan salahkan aku kembali berulah"

"Whuss!

Jati bergerak sangat cepat menebas Arjisaka hingga benar benar lenyap bahkan belum sempat bergerak.

Ganderuwo itu menghilang dan lenyap sebelum sempat berucap kata terakhirnya. Lalu Jati memandang David dengan remeh.

"Betapa bodohnya kau"

Jati menunjuk David dengan wajah tidak senang.

"Membawa putrimu ketempat ini, kau tahu orang orang dunia bawah sudah bergerak-- jika dia kenapa napa maka kau harus kehilangan anakmu sendiri."

Ucapan Jati sukses membuat David terdiam seribu bahasa.

Memang tujuannya membawa ketempat ini bukan hanya meminta bantuan Arjisaka. Tetapi membawa putrinya menjauh dari Mansionnya karena disana sudah banyak musuh mengintai.

David menatap Jati dengan bingung.

"Mengapa kau harus memedulikan putriku?"

Jati hanya tersenyum miring.

"Aku hanya kasihan saja jika mereka bergerak maka dia pasti akan mati... dan aku tidak bisa membuang waktu berurusan dengan mereka semua."

Jati menatap langit dengan sendu.

Melihat gadis itu-- Cila. Membuatnya teringat dengan Jasmine... gadis kecilnya dulu saat mereka bersama masih kecil.

Namun karena terbunuh, Jati memutuskan bergabung dengan Blood Moon... sebuah organisasi Mafia yang sangat misterius.

Jati sedih lantaran dia membalaskan dendamnya tetapi itu sangat membosankan sekali. Membunuh banyak musuh tidak akan bisa mengembalikan nyawa Jasmine.

"Cila mengingatkanku pada dia"

David sama sekali tidak mengerti ucapan Jati. Memang dia sama sekali tidak mempunyai masalah dengannya, dia juga adalah bagian Blood Moon.

Namun dari ucapannya itu pastinya mantan Mafia itu seperti mengingat kekasihnya setelah melihat putrinya.

"Kita tidak mempunyai masalah dan perselisihan alangkah baiknya kita bekerja sama saja... bukankah kau adalah bagian dari Blood Moon dan aku hanya pemimpin anak perusahaan Blood Moon."

David menawarkan kerja sama kepada Jati.

"Mengapa tidak?"

David bisa melihat dari wajahnya itu jika Jati menyimpan rasa bersalah yang menyedihkan. Pastinya Jati adalah orang baik hanya saja cara yang dia lakukan adalah salah.

"Tuan, mengapa anda menawarkan kerja sama dengan dia tuan?"

Viona segera memprotes keputusan David, Jati memiliki banyak musuh dan jika mereka bekerja sama maka mereka juga akan diburu.

Tarno juga mengangguki ucapan Viona.

"Benar tuan, terlalu beresiko mengajaknya bekerja sama"

David mengangkat satu tangannya keatas. Semua anak buahnya hanya bisa bungkam menanggapi perintah tuan mereka.

Jati mendecih pelan.

"Tidak terlalu buruk, dan itu berarti aku harus bergabung dengan kelompok kalian."

Meski awalnya ragu akhirnya Jati setuju. Dia juga tidak bisa berjalan sendirian, dia harus memiliki koneksi untuk menghabisi satu persatu musuhnya.

David menghela nafas lega.

"Benar, sekarang kau adalah bawahanku karena kau sekarang tidak bisa bertarung sendirian saja... bukankah begitu kesepakatannya Jati Wiraya?"

David tersenyum mengejek karena dia telah menjadikan mantan Mafia itu sebagai anak buahnya.

Dimana Jati menggertakan giginya, dia merasa tertipu.

"Brengsek, jika bukan karena aku sudah bertobat sejak tadi tubuhmu sudah seharusnya menyatu dengan tanah."

David mengacuhkan ancaman Jati itu karena saat ini dia lebih mementingkan keselamatan putrinya.

"Anakku, sekarang kau sudah aman karena ada Jati yang akan menjaga kita dari serangan mus--

"Om Amar, apa itu om Amar?"

Cila yang tidak tahan lagi melihat gelap, dia melepaskan ikatan yang menutupi matanya.

Hal pertama yang dia lihat adalah pria yang menolongnya tempo lalu. Wajahnya sumringah bertemu dengan pahlawannya kembali.

Jati hanya memaksakan dirinya tersenyum.

"Ah ya, jadi namamu Cila ya putri David?"

Jati melirik kearah David dengan menyeringai.

Jati mengejek David sebab putrinya tidak memedulikan keberadaannya.

"Putriku, orang itu namanya Jati bukan Amar jadi panggil saja paman Jati"

Nasihat David berusaha mencegah Cila yang ingin menghampiri Jati.

"Oh jadi nama asli om adalah om Jati ya, wah keren seperti pohon Jati, Hihihi"

Cila melepaskan genggeman tangan papanya dan berlari kearah Jati.

"Pohon Jati?"

Jati mengusap wajahnya dengan gusar, harga dirinya tidak ada lagi jika gadis itu meledeknya... mana disamakan dengan pohon Jati pula.

"Iya aku seperti pohon Jati yang memberi teduhan bagi Cila, Cihuy"

Jati mengusap kepala Cila dengan gemas.

Lalu dia memandang David yang berdiri dengan mata melotot tidak senang, sepertinya ayahnya tidak senang dia menggoda putrinya.

Jati hanya menyeringai saja meledek David.

"Ma- makasih om pujiannya"

Cila menunduk malu malu dengan wajah bersemu merah, sesekali dia menggoyangkan gaunnya untuk menyembunyikan rasa gugupnya.

Sedangkan David, dia tidak senang putrinya bersama Jati.

"Awas kau Jati, akan kumasak kau hidup hidup jika berani mendekati Cila."

Ucapnya dengan menggebu gebu tidak rela putrinya harus bersama orang mengerikan itu.

Namun David berusaha tetap tenang agar Cila tidak melihatnya. Dia harus tetap tenang karena bukan saatnya menggampar Jati yang berani itu.

1
MARDONI
dari namanya saja Blood Moon, pasti pemimpin nya berkharisma
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!