NovelToon NovelToon
Si Tampan, Ketua Geng

Si Tampan, Ketua Geng

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Playboy / Diam-Diam Cinta
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Dnnniiiii25

Arion adalah segalanya yang diinginkan setiap wanita dan ditakuti setiap pria di kampus. Tampan, karismatik, dan pemimpin Klan Garuda yang tak terkalahkan, ia menjalani hidup di atas panggung kekuasaan, di mana setiap wanita adalah mainannya, dan setiap pertarungan adalah pembuktian dominasinya. Namun, di balik pesona mautnya, tersembunyi kekosongan dan naluri brutal yang siap meledak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dnnniiiii25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 15

     Kilauan lampu kristal di penthouse Alditama sangat menyilaukan, namun Arion tahu, kilauan itu hanyalah topeng yang menutupi kegelapan. Udara dipenuhi aroma alkohol mahal, cerutu Kuba, dan parfum wanita kelas atas adalah bau khas yang dulu sangat ia nikmati. Tapi malam ini, Arion merasakannya sebagai racun. Setiap senyum adalah tipuan, setiap sentuhan adalah jebakan.

     Ia segera masuk ke dalam penthouse mengenakan jas mahal yang terasa seperti kostum yang siap menari di tengah predator, dengan harapan menemukan kebenaran yang bisa membebaskan Luna dan dirinya.

     Arion melangkah masuk ke dalam ballroom penthouse Alditama. Suasana mewah menyelimuti, Petinggi kampus, pejabat daerah, pengusaha-pengusaha berjas rapi, semuanya bercampur baur dengan mahasiswi-mahasiswi cantik yang terlihat liar dan genit. Musik jazz yang lembut berbunyi menenangkan, namun bagi Arion, setiap nadanya terasa seperti detak jam menuju bahaya.

     Ia melihat semua arah untuk mencari targetnya, Ia melihat Clarissa dan Tania sudah ada di sana, berdansa dengan beberapa pria tua. Arion mengirimkan kedipan mata, sebuah sinyal bahwa ia ada di sana dan mengawasi, Lalu pandangannya jatuh pada ELARA yang pernah mengiriminya pesan menggoda.

     Elara duduk di sofa mewah sendirian, wajahnya terlihat gelisah, sesekali melirik ke arah pintu, Matanya tidak liar seperti mahasiswi lain, ada ketakutan yang jelas di sana. Arion memutuskan untuk bergerak, Ia mengambil segelas sampanye dari nampan pelayan, lalu melangkah menuju Elara.

     "Sendirian, Elara?" Arion menyapa, suaranya lembut, penuh pesona yang membius. Elara mengangkat kepalanya, terkejut, Matanya melebar saat melihat Arion.

     "Arion? K-kau di sini?"

     "Tentu saja, Pesta besar seperti ini, aku tidak mungkin melewatkannya," Arion tersenyum, lalu duduk di samping Elara, sedikit lebih dekat.

     Arion membelai lembut lengan Elara, tangannya menyentuh kulit Elara yang dingin.

     "Kau terlihat gelisah, Ada apa? Atau kau sedang menungguku?". Wajah Elara merona, sedikit tergoda oleh sentuhan dan tatapan Arion.

     "Aku,,, aku tidak apa-apa."

     "Jangan bohongi aku Elara, Aku tahu kau lebih dari sekadar tidak apa-apa" Arion berbisik mendekatkan wajahnya.

     "Kau terlihat ketakutan". Elara menelan ludah, Ia melihat ke sekeliling, memastikan tidak ada yang memperhatikan mereka.

     "Aku,,, aku melihat sesuatu Arion, Di video-video yang kau temukan". Arion merasakan jantungnya berdebar.

     "Kau melihat dirimu?" tanya Arion. Elara mengangguk, air mata mulai menggenang di matanya.

     "Aku terpaksa, Keluargaku,,, mereka membutuhkan uang untuk pengobatan adikku, Dekan Anwar menjanjikan beasiswa dan pekerjaan, Aku tidak punya pilihan". Arion memegang tangan Elara, menggenggamnya erat.

     "Aku tahu, Aku tidak akan menghakimimu, Elara, Aku hanya ingin membantu, Aku ingin menghentikan mereka."

     "Kau tidak bisa Arion, Mereka terlalu kuat," Elara berbisik.

     "Mr. Alditama,,, dia ada di balik semua ini, Dia,,, dia seperti iblis". Tiba-tiba, suara berat menggelegar dari speaker.

     "Selamat datang hadirin sekalian, Saya Mr. Alditama dan malam ini saya ingin berterima kasih atas kehadiran Anda semua."

     Semua mata tertuju pada panggung kecil di tengah ballroom, MR. ALDITAMA dengan senyum licik nya berdiri di sana dikelilingi oleh beberapa pejabat dan tak disangka ada Dekan Anwar.

     "Aku harus pergi" Elara berbisik mencoba bangkit.

     "Dia tidak boleh melihatku bicara denganmu". Arion menahannya.

     "Tunggu,,, Apa yang kau tahu tentang Anita? Dia juga terlibat kan?"

     "Anita,,, dia lebih dalam lagi, Dia dekat dengan Dekan Anwar, Dia tahu semua rahasia", Elara berbisik.

     "Dia juga sering mengurus gadis-gadis baru". Arion mengangguk, Informasinya penting.

     "Pergilah,,, Hati-hati"

     Arion melihat Mr. Alditama di panggung, lalu pandangannya jatuh pada Dekan Anwar yang tersenyum di sampingnya dan matanya menangkap siluet ANITA (19, mahasiswi Komunikasi), yang terlihat elegan dan lebih percaya diri dari Elara, Anita sedang tertawa genit dengan Dekan Anwar, bahkan melingkarkan tangannya di lengan Dekan, Arion memutuskan untuk mendekati Anita. Ini akan menjadi permainan yang jauh lebih berbahaya.

     Ia berjalan santai menuju bar, memesan minuman, dan menunggu momen yang tepat. Ketika Anita berjalan ke arah bar untuk mengambil minuman, Arion bergerak.

     "Anita,,, kau terlihat cantik malam ini" Arion menyapa, suaranya membius.

     Anita menoleh, tersenyum genit. "Oh Arion, Kau juga, Jarang-jarang aku melihatmu memakai jas". Arion mendekat, membisikkan sesuatu di telinga Anita.

     "Kau tahu, ada banyak hal menarik yang terjadi di luar aula kelas Dan aku tahu kau adalah gadis yang cerdas, yang tahu bagaimana cara memanfaatkan setiap kesempatan". Arion membelai lembut pinggang Anita, membuat gadis itu merinding.

     "Mungkin kita bisa bicara lebih banyak nanti berduaan". Anita merona, tatapannya penuh gairah dan sedikit keraguan.

     "Aku,,, aku sibuk Arion, Aku bersama Dekan."

     "Tentu saja," Arion tersenyum.

     "Tapi Dekan punya banyak kesibukan, Sementara aku, aku hanya punya kesenangan". Anita tertawa kecil, sedikit tergoda.

     "Kau ini, Selalu saja."Arion melirik sekeliling, Ia melihat Kenzie dan Adrian sudah menyebar, mengambil foto-foto dan mencoba mencari dokumen.

     Tiba-tiba, Arion merasakan sentakan di bahunya, Ia menoleh dan itu REX (20, pemimpin Serigala Hitam) berdiri di belakangnya, wajahnya dipenuhi kemarahan dan kejutan, Rex juga mengenakan jas, membuatnya terlihat berbeda.

     "Arion" Rex mendesis, matanya berkilat penuh kebencian.

     "Aku tidak menyangka akan menemukanmu di sini, Di sarang iblis ini."

     "Aku juga tidak menyangka akan melihatmu Rex" Arion membalas, senyumnya dingin.

     "Apa yang kau lakukan di sini? Mencari pembalasan untuk Adam?", Rex mengepalkan tangannya.

     "Adam adalah temanku, Dan aku tahu kau di balik semua ini, Apa yang kau inginkan dari tempat kotor ini?"

     "Aku mencari kebenaran Rex" Arion menjawab.

     "Dan aku tidak yakin kau menyukainya"

     Anita melihat ketegangan di antara mereka berdua, Ia memegang lengan Arion seolah ingin meredakan situasi.

     "Ada apa ini Arion? Siapa dia?" Rex melirik Anita lalu ke Arion, ekspresi jijik di wajahnya.

     "Jadi ini permainan barumu Arion? Menggoda gadis-gadis di sarang Alditama? Kau benar-benar menjijikkan". Arion tidak membalas, Ia tahu ini bukan tempat untuk bertarung.

     "Ini bukan urusanmu Rex,, Pergi."Rex tertawa sinis.

     "Oh ini urusanku, Aku akan melihatmu jatuh Arion, Dan aku akan memastikan itu terjadi." Rex lalu pergi, meninggalkan Arion dan Anita.

     Arion menatap kepergian Rex, hatinya dipenuhi firasat buruk, Kehadiran Rex di pesta ini dengan jas rapi, bukan tanpa tujuan, Ini akan menjadi lebih rumit.

1
Anonymous
Mantap Thor, kalau bisa update tiap hari lah 2 bab
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!