NovelToon NovelToon
I Don'T Want To Be The Main Character In A Comic

I Don'T Want To Be The Main Character In A Comic

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Romansa / Time Travel / Fantasi
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Moonbellss

Sejak kecil, Eyliana terbiasa dengan kesepian. Rumahnya bukan tempat bernaung, melainkan medan perang tanpa henti antara kedua orang tuanya. Kematian mereka tidak meninggalkan duka, justru tawa ironis yang melegakan. Berbekal warisan, ia merintis karier sebagai aktris, tetapi popularitas membawa tantangan baru—pengkhianatan, fitnah, dan obsesi gelap dari penggemar.

Saat sebuah tragedi merenggut nyawanya, Eyliana terbangun kembali. Bukan di dunianya, melainkan di dalam komik 'To Be Queen', sebagai Erika, si putri sempurna yang hidupnya penuh kebahagiaan. Ironisnya, kehidupan impian ini justru membuatnya cemas. Semua pencapaiannya sebagai Eyliana—kekayaan, koleksi, dan orang-orang terpercaya—kini lenyap tak berbekas. Eyliana harus beradaptasi di dunia yang serba sempurna ini, sambil bertanya-tanya, apakah kebahagiaan sejati benar-benar ada?

"Haruskah aku mengikuti alur cerita komik sebenarnya?" Pikir Eyliana yang berubah menjadi Erika Serriot

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moonbellss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21 Perubahan Alur

Erika berjalan mengikuti langkah Pangeran Zester sambil menggandeng lengan pangeran. Erika tidak bisa menolak tawaran seorang pangeran karena itu adalah hal yang tidak beretika. Erika terus berkutat dengan pikirannya karena terkejut dengan perubahan alur cerita yang seharusnya terjadi. Erika juga mengkhawatirkan akhir cerita yang bisa jadi berubah karena sikapnya. Pikiran buruk terus menghampiri kepalanya, seperti bad ending bahkan sampai dead flag. ‘Sial, aku tidak ingin mati meninggalkan keluargaku sekarang,’ kata hati Erika, memasang wajah resah.

“Apa yang Lady pikirkan hingga mengerutkan kening dan menggigit ujung jari Lady?” kata Pangeran Zester sambil menarik tangan kiri Erika supaya berhenti menggigit jarinya.

Erika yang tersentak menatap Zester dan sekelilingnya. Ternyata dia tidak menyadari bahwa dia sudah ada di balkon lantai 2 Hall aula. Kini Erika hanya berdua dengan Pangeran Zester. Erika melihat pintu balkon yang tertutup dan bertirai, yang menandakan bahwa balkon sedang ada seseorang. Balkon dalam suatu pesta adalah tempat yang tepat untuk para bangsawan beristirahat. Setelah itu Erika juga menatap langit gelap yang membuat sinar bulan dan bintang terlihat jelas. Tapi angin yang cukup menusuk kulit membuat Zester melepas mantel pakaian pangerannya dan memakaikannya kepada Erika.

“Kenapa Pangeran membawa saya ke sini?” tanya Erika menatap mata merah seperti ruby itu.

“Tidak ada apa-apa. Hanya saja tadi Lady terlihat tidak nyaman di keramaian. Apalagi saat beberapa bangsawan menghampiri Lady dengan antusias. Tentu saja banyak bangsawan tertarik pada putri kesayangan Grand Duke yang jarang sekali datang ke pesta,” jelas Zester sambil menyandarkan badannya ke pagar balkon.

Erika terkejut. Ternyata Pangeran Zester adalah orang yang peka. Jadi, itulah alasan Pangeran Zester menawarkan diri untuk bersama Erika. Tokoh utama dalam cerita memang dibuat terlihat sempurna. Walaupun menurut Erika, ketampanan Robert tetap menjadi urutan pertama.

“Terima kasih atas perhatiannya, Pangeran. Saya tidak menyangka akan bertemu dengan Pangeran Zester secepat ini,” kata Erika yang membuat Zester memiringkan kepalanya ke kanan sedikit dan melipat kedua tangannya.

“Lady berkata seolah pertemuan kita adalah suatu hal yang pasti datang di masa depan,” kata Zester membuat Erika panik karena merasa dia salah bicara.

“B-bukankah Anda benar, Pangeran? Pertemuan antara pangeran dan bangsawan kelas atas bukanlah hal yang jarang terjadi. Hmm.. sebelumnya terima kasih perhatiannya, Pangeran. Tapi sebaiknya kita kembali,” kata Erika yang mengalihkan pembicaraan sambil melepas mantel milik pangeran dan memberikannya kepada Zester.

Erika, yang masih khawatir pertemuan ini seharusnya tidak terjadi sekarang, berburu-buru mengakhiri pembicaraan segera. ‘Aku akan menemuinya lagi, tapi jangan sekarang. Ini di luar alur cerita!’ pikir Erika resah.

“Apa kau yakin ingin kembali sekarang? Sepertinya kau kesulitan jika masuk dalam keramaian lagi,” kata Zester sambil menerima pengembalian jubah miliknya. Erika sudah melangkah ke depan pintu balkon. Tapi setelah mendengar kalimat Zester, Erika menghentikan langkahnya. Perasaan khawatir dan trauma dalam keramaian mulai menghantuinya kembali.

“Padahal tadi aku sempat melupakannya,” gumam Erika pelan. Lalu tak lama kemudian dia membalikkan badannya dan menatap Pangeran Zester yang masih berdiri di tempat.

“Tidak. Saya baik-baik saja,” kata Erika dengan wajah yakin. Zester menatap lekat wajah Erika dengan ketidakyakinan.

“Katakanlah kesulitan jika memang seperti itu,” kata Zester sambil berjalan mendekati Erika.

“Apakah Lady berpikir bahwa kata ‘tidak apa-apa’ adalah sebuah kata ajaib yang menyelesaikan masalah? Tapi menurut saya, Lady seperti kabur dari masalah,” kata Zester yang membuat Erika berpikir keras karena tidak memahami maksudnya.

Tapi Erika merasa kesal karena Zester tidak langsung mengatakan bahwa Erika takut menghadapi setiap masalahnya. Seolah-olah Zester memahami keadaan Erika sekarang.

“Apa maksud Pangeran Zester? Saya selalu bisa mengatasi masalah dengan baik tanpa perlu lari dari sana,” jelas Erika dengan serius. Tapi Zester hanya tertawa mendengar tanggapan Erika.

“Hahaha sepertinya Lady Erika tersinggung. Maafkan saya, Lady. Tapi maksud saya ini,” kata Zester sambil memberikan sesuatu di tangan Erika yang ia raih. Erika menatap hadiah kecil di tangannya sendiri dengan bingung.

“Sepertinya Lady memang selalu menghadapi masalahnya sendiri. Pasti Lady selalu memikirkan solusi sendiri tanpa berdiskusi atau meminta tolong pada orang terdekat. Lalu ini mungkin membantu sedikit masalah Lady,” kata Zester sambil tersenyum.

“Apa yang salah dengan itu? Lalu saya harus apakan bola-bola kecil ini? Memang ini akan membantu apa?” kata Erika yang semakin bingung dengan Zester sambil membuka bungkusan yang ternyata seperti permen kelereng kecil.

“Banyak sekali pertanyaan Lady ya. Lalu itu… bukan permen biasa. Itu adalah obat untuk memberikan ketenangan. Itu bisa bertahan dua jam jika Lady menaruhnya di bawah lidah,” jelasnya.

***

Kembali Ke Pesta

Pangeran Zester dan Erika sudah masuk kembali ke pesta. Banyak sekali bangsawan yang ingin berbicara dengan Erika. Entah terkadang menanyakan Grand Duke serta Duchess yang sibuk dengan istana karena kondisi kaisar, pembicaraan ringan tentang Erika, hingga beberapa Lady yang menanyakan kedua kakaknya. Sepertinya beberapa bangsawan mulai memanfaatkan posisi Erika sebagai pendekatan dengan kedua kakaknya maupun Grand Duke ataupun Duchess.

Tetapi Erika tetap tenang menghadapi pembicaraan mereka semua. Entah karena obat seperti kelereng yang diberikan Zester atau karena ada Richard dan Zester menemani dirinya. Walaupun Erika masih khawatir dengan perubahan cerita ataupun akhir cerita, ia mencoba mencari solusinya nanti.

Dua jam berlalu, obat yang diberikan Zester pun sudah habis beberapa menit yang lalu. Perasaan cemas muncul kembali membuat Erika berkeringat dingin, detak jantung semakin cepat, serta perut mulai sakit kembali. Erika yang mulai lelah dengan keadaannya akhirnya keluar dari kerumunan para bangsawan dan mengambil minuman sampanye di meja. Setelah meminumnya, Erika menghela napas berat.

“Apa kau baik-baik saja, Lady?” tanya seseorang yang membuat Erika sedikit terkejut.

“Tuan Luc?? Bagaimana bisa Anda di sini?” kata Erika menatapnya, tapi orang itu tersenyum menahan tawa.

“Ini sudah pertemuan ketiga kita. Walaupun Saya sering bersembunyi dan bekerja di balik layar bangsawan. Tapi saya tidak menyangka Lady benar-benar tidak mengenali saya,” kata orang itu.

Erika menengok kanan kiri mencari Richard karena berharap bisikannya untuk memberi tahu siapa orang yang di depannya. Tapi ternyata Richard dan Zester dikerumuni para Lady yang tertarik kepada mereka.

“Ekh.. pertemuan ketiga? Bukan kedua?” kata Erika sambil berusaha mengingatnya. Erika menatap lekat dari ujung kaki hingga kepala. Cara berpakaiannya sangat mewah dan desainnya seperti Zester. Tak lama kemudian Andreas datang mendekati Erika.

“Ah, Kakak!,” kata Erika yang sadar Andreas datang.

“Sepertinya Pangeran sangat menikmati Pesta. Biasanya Anda akan pulang setelah bertemu tuan rumah setiap kali pesta,” kata Andreas yang berdiri membelakangi Erika. Nadanya seolah-olah sedikit mengusir.

Pangeran Lucas menyadari tindakan Andreas hanya tertawa kecil. “Sudah seharusnya saya berada terus di pesta karena ini adalah pesta adik kesayangan dari teman kecil saya. Bukankah begitu, Tuan Andreas?” kata Pangeran Lucas.

Erika yang menyadari keadaan tersebut menjadi terkejut. Dia tidak menyadari bahwa Tuan Luc yang ia temui di festival adalah seorang Pangeran Pertama. Erika hanya mengingat Pangeran Zester yang sebagai tokoh utama karena Pangeran Lucas jarang muncul di komik, bahkan ketika muncul sering menggunakan tudung jubah hitam. Di komik pun diceritakan bahwa teman kecil Pangeran Pertama Lucas Lardine adalah Andreas Serriot.

“Maafkan saya, Yang Mulia Pangeran Pertama. Saya tidak menyadari saat pertemuan pertama kita,” kata Erika sambil menundukkan kepalanya.

Kini Erika menyadari perubahan cerita untuk kedua kalinya. Seharusnya Pangeran Lucas tidak menemui tokoh Erika saat pesta karena ketidakpeduliannya. Tapi kali ini Pangeran Lucas sudah menemui Erika bahkan untuk ketiga kalinya yang tanpa ia sadari.

Tak lama kemudian terdengar suara musik dansa pertama, dan Pangeran Lucas mengulurkan tangannya.

“Bagaimana kalau Dansa Pertama Lady bersama saya?” tawar Lucas yang membuat Andreas tersentak serta bangsawan lainnya yang melihat.

Zester yang melihat Lucas dan Erika dari kejauhan mulai mengerutkan keningnya. Bukan hanya dansa pertama bagi Erika, tapi juga bagi Lucas yang tidak pernah mengajak seorang Lady berdansa dengannya. Seharusnya Zester menemani Erika, tapi malah terjebak kerumunan faksi bangsawan serta para Lady lainnya.

Bersambung...

1
FantasiRemaja
kak Andreas ganteeeeeng 🤭🤭🤭
FantasiRemaja
Penulisannya rapi mudah di baca
Moonbellss: Terimakasih atas dukungannya 🫶🏻🫶🏻🫶🏻
total 1 replies
FantasiRemaja
🤣🤣🤣🤣 astaga FL uang sapa yang traktir sapa
FantasiRemaja
kok ada bawang disini ya
FantasiRemaja
/Sob//Cry//Cry/
FantasiRemaja
Ternyata Isekai 🤣 kaget aku
FantasiRemaja
FL nya kasian bet. Baru baca 1 chapter. dari blurbnya menarik 😍 jadi mau baca. Jangan drop ya Thor 💪
Moonbellss: Terimakasih sudah dukung kak 🫶🏻🫶🏻🫶🏻
total 1 replies
isekaifans
next, semoga erika bisa dapat keluarga yg harmonis, agar trauma hilang
Ran Ersa
yahhh, lanjuttt dongg, penasaran
isekaifans
isekai, started😍
Ran Ersa
lanjutttt, penasaran jadi mc atau villainess🤭
Moonbellss: Jadi apa yaaa wkwk. Ikutin terus ya ceritanya ❤️❤️
total 1 replies
isekaifans
broken FL detected🤣
Moonbellss: 😄😄😎 wah wah wah. terimakasih dukungan kak fans isekai. lup lup
total 1 replies
Ran Ersa
dasar sifat apatis dan benci karakter tidak terbentuk dengan asal, tapi efek dari perilaku keluarga yg broken, good job😍
Moonbellss: Terimakasih kak dukungannya yaa >.<
total 1 replies
namapena
Seru! pemilihan suasana setiap adegan terasa kuat. Lanjutkan kak 💪🏻
Moonbellss: Terimakasih atas dukungannya yaaa 🫶🏻🫶🏻
total 1 replies
Giselle Bustamante
Cerita yang menarik, gak capek baca sampe habis!
Moonbellss: Terimakasih Dukungannya kak. Love
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!