Melisa terpaksa menjalani kehidupan yang penuh dosa, demi tujuannya untuk membalaskan dendam kematian orang tuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mimpi
Sore itu Melisa berdandan cantik untuk menyambut suaminya yang janjinya akan pulang nanti sore, hingga ia melihat mobil Rudy telah memasuki pekarangan rumah.
Melisa yang sedang bercermin seketika itu berlari kecil untuk menyambut kedatangan suaminya yang baru pulang dari kantor.
"Ayah......." Seru Melisa senang saat ia melihat suaminya baru keluar dari mobil.
"Melisa sayang, istri kecil ayah....."
Melisa pun berhamburan memeluk Rudy saat pria itu merentangkan kedua tangannya, sungguh Melisa merasakan rindu, padahal ia baru sehari ditinggal suaminya untuk menemani isteri tuanya.
"Kamu wangi sekali sayang." Bisik Rudy di telinga Melisa.
"Iya dong, kan Melisa khusus mau menyambut ayah."
"Oiya tadi kamu jadi masuk les tidak?" Tanya Rudy pada Melisa.
"Iya ayah, tadi Melisa les pulang sampai siang." Bohong Melisa padahal dirinya sibuk dengan pak RT.
"Belajar yang rajin, supaya besok kamu jadi orang yang sukses. Lebih dari ayahmu." Ucap Rudy memberi petuahnya pada sang isteri.
"Iya ayah pasti Melisa rajin ikut kursus dan belajar juga." Jawab Melisa patuh.
Keduanya tanpa sadar menempelkan alat ucapnya dan saling membelit satu sama lain, padahal saat itu mereka masih berada diluar rumah.
"Ayah jangan di sini, kita langsung ke dalam aja." Rajuk Melisa saat tanpa malu Rudy terang-terangan malah memberi nuansa warna m3r4h di L3h3r tanpa n0da itu.
"Oke sayang, ayah juga gak sabar pingin absenin punya kamu."
Melisa mengangguk dan Rudy pun langsung mengendong Melisa hingga masuk ke dalam kamar.
Dan lagi-lagi mereka berdua layaknya pengantin baru yang selalu tancep gas, ruangan hanya ada suara desahan mereka.
***
Pagi harinya keduanya bangun dengan perasaan yang bahagia, masih di dalam kamar ibunya Melisa memeLuk Rudy.
"Ibu gimana keadaannya ayah?"
"Baik Mel, ibu dah cukup sehatan."
"Terus kapan ibu bisa pulang kesini?" Tanya Melisa sambil memainkan janggut Rudy.
"Lusa, untuk itu selama ibu sudah pulang kita mainnya di kamar kamu aja ya? Lihat tempat."
"Oke ayah, ya sudah ayah mandi sana, aku mau masak bentar."
Rudy pun ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, ia pun akan langsung ke kantor, nanti pas jam makan siang dirinya juga harus menemani Lusi di rumah sakit.
Melisa pagi ini membuatkan Rudy sarapan nasi goreng ayam, tak lupa ia membuat jus jeruk untuk ayahnya.
Setelah menikmati sarapan pagi yang dibuat istrinya, Rudy berangkat bekerja, ia juga tak lupa memberi uang cukup banyak untuk berbelanja bulanan.
Melisa menerimanya dengan senang hati, baru saja mobil Rudy keluar dari halaman rumah, ponselnya berbunyi.
Dan sudah bisa ditebak yang menghubunginya adalah pak RT, Melisa pun terpaksa kembali ke kamar untuk membenahi tampilannya.
Melisa sengaja tampil cantik dan memukau dengan memulas warna lipstick merah menyala. Sebelum keluar untuk masuk ke rumah pak RT, Melisa melihat situasi kondisi perumahan.
Seperti biasa keadaan kompleks begitu lengang, mungkin karena sebagian orang pergi bekerja dan anak-anak daerah situ pada sekolah dan pulang hingga siang dan sore.
Melisa mengetuk pintu, dan seperti biasa pak RT langsung sigap membukanya dan menarik tangan Melisa dan membawanya ke kamar.
Bahkan terlihat jelas Melisa tidak memakai dalaman kacamatanya, sehingga tercetak tombol itu dari kain tipis yang sengaja Melisa pakai.
"Kamu mau m3ngg0d4 bapak ya Mel....??" Bisik pak RT, tangannya sudah nakal kemana-mana.
"Bukannya bapak suka ya?" Jawab Melisa dengan santainya menahan rasa sebal didalam hatinya yang ingin muntah.
"Ayo dibuka c3l4n4-nya, bapak udah gak sabar." Perintah pak RT.
"Sabar dulu pak, sebelum itu boleh dong kasih Melisa minum."
"Kamu h4us ya? Kenapa gak bilang dari tadi?"
"Gimana mau bilang, pak RT aja udah gak tahan pingin cepat dongkrak Melisa." R4yu Melisa manja.
"Oke....oke, bapak ambilkan minum dulu ya?"
"Jangan air putih, kalo boleh jus aja biar seger, banyakin es batunya." Perintah Melisa dengan manja.
"Baik sayang, kamu tunggu di sini dulu ya Mel, bapak mau ke dapur dulu."
Melisa pun mengangguk, lalu pak RT keluar dari kamar dan segera membuatkan minuman untuk Melisa.
Sedangkan Melisa langsung mencari posisi tepat untuk ia merekam kegiatannya nanti sama pak RT.
Akhirnya Melisa menaruh alat rekam yang sempat ia beli di online, ia taruh di hadapan r4nj 4ng persis.
Setelah dirasa aman menaruh camera perekam itu, Melisa duduk di tepi ranjang sembari menunggu pak RT.
Pak RT pun akhirnya datang dengan membawakan segelas minuman, Melisa pun tanpa pikir panjang langsung meneguk juice itu hingga tandas dari tempatnya.
"Makasih ya pak RT." Ucap Melisa mengedipkan sebelah matanya.
"Iya sayang, apa sih yang gak bapak berikan buat kamu."
Tak ingin membuang waktunya pak RT langsung menubruk Melisa dan terjadilah perseteruan keduanya dengan keringat yang sudah banjir.
Setelah membajak sawah milik Melisa, pak RT ngibrit ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, bahkan pria itu langsung mandi untuk menyegarkan badannya.
Saat pak RT keluar dari kamar mandi, Melisa tersenyum pada pria yang telah mengancamnya. Tidak tahu saja bahwa pak RT kini gantian di liciki oleh Melisa.
Saat pak RT di dalam kamar mandi Melisa langsung mengambil rekaman $yur, tak lupa ia langsung menghapus video dirinya saat di geprek ayahnya lewat hape pak RT.
"Kenapa senyum-senyum gitu?" Tanya pak RT tak paham.
"Gak apa kok pak, oiya Melisa pulang dulu ya?" Pamit Melisa dan langsung di anguki oleh pak RT.
Melisa pun langsung keluar dari rumah pak RT. Sesampainya di rumah Melisa tersenyum senang karena kali ini tidak akan ada lagi yang mengancam dirinya.
Video itu pun di transfer pada handphone Melisa untuk ia tunjukan besok pada pak RT agar tidak lagi mengancam dan memaksa dirinya.
Malam harinya Melisa tidur tenang tenang, dan karena lelah ia tidur dengan pulasnya. Namun tidur itu seakan terganggu oleh sebuah mimpi.
Mimpi-mimpi dimana potongan itu kembali muncul, saat ia berusia tiga tahun dan berakhir terluka di dalam mobil dengan kedua orang tuanya yang telah meninggal dunia.