Pernikahan Balas Budi

“Aman.” Gumam Ibu kepala pelayan sambil keluar dari pintu kamar, saat melihat koridor di depan kamar itu terlihat sepi. Tidak ada satu orang pun yang lewat.

Ibu pelayan itu cepat cepat menutup pintu kamar, tanpa mengunci dan segera melangkah menjauh dari kamar itu. Entah dia lupa mengunci pintu karena tergesa gesa atau memang sengaja tidak mengunci pintu kamar itu.

Sesaat telinga ibu kepala pelayan mendengar suara langkah kaki menuruni anak tangga. Ibu kepala pelayan semakin mempercepat langkah kakinya.

Di saat dia sampai di dekat tangga dia berpapasan dengan Arumi yang baru saja turun. Mereka berdua tidak saling sapa. Sibuk dengan pikiran dan perasaannya masing masing.

Jantung ibu kepala pelayan sangat berdebar debar. Tetapi dia sangat senang karena Arumi datang di saat tugas nya sudah selesai .

“Aku harus cepat cepat pergi dari sini. Sepertinya Nyonya Muda akan mencari lagi pelayan yang dia bawa. Dari pada aku ditanya tanya.” Gumam Ibu kepala pelayan yang jantungnya masih berdebar debar.

Dia terus mempercepat langkah kaki nya.

“Mau ke mana dia? Aku harus lapor Tuan Ernestan kalau dia pergi.” Gumam Ibu kepala pelayan itu di dalam hati lagi, saat melihat Arumi sudah berganti baju memakai hijab rapi harum mewangi dan membawa tas tangan

Ibu kepala pelayan menghindari untuk bersuara dulu saat ini, pasti suara nya yang keluar dari mulutnya akan gemetar karena jantung yang masih berdebar debar.

Sedangkan Arumi terus melangkah menuju ke kamar Bu Supri dan Chynthia. Saat sudah sampai di depan pintu dia ketuk ketuk pintu kamar itu.

Arumi sudah menunggu beberapa saat, pintu belum juga terbuka. Arumi yang mengira Chynthia ada di dalam kamar itu, memutar handel pintu..

“Chyn...” ucap Arumi dan pintu kamar itu terbuka. Namun Arumi tidak melihat sosok Chynthia dan Bu Supri di dalam kamar itu.

“Chynthia..” ucap Arumi agak keras sambil melangkah ke dalam kamar.

Arumi yang mengira Chynthia di dalam kamar mandi terus melangkah menuju ke kamar mandi.

“Chyn... Bu Supri..” ucap Arumi lebih keras..

Arumi mengetuk ngetuk pintu kamar mandi.. namun tidak ada juga jawaban dari dalam..

Arumi pelan pelan membuka pintu kamar mandi itu..

“Tidak ada orangnya, mungkin Chynthia ke teras samping lagi.” Gumam Arumi di dalam hati dan segera keluar dari kamar itu.

Arumi segera melangkah menuju ke teras samping. Dari pintu kaca nan tebal dan lebar, kedua mata Arumi bisa melihat sosok Chynthia yang duduk serius di depan lap top nya.

“Chyn.. ayo ikut aku!” ucap Arumi saat berada di dekat Chynthia.

“Ke mana Mbak?” tanya Chynthia sambil menoleh dan mendongak menatap Arumi yang berdiri di dekatnya.

“Ke mall, aku ingin jalan jalan biar tidak suntuk.” jawab Arumi yang belum mengatakan yang sebenarnya ke mana dia akan pergi.

“Baik Mbak, saya ganti baju dulu dan pamit Mamak.” Ucap Chynthia lalu menutup lap top nya.

“Okey, aku tunggu kamu di sini.” Ucap Arumi lalu duduk di kursi yang ada di teras samping itu.

Arumi sudah menelepon sopir yang ditugaskan untuk mengantar antar dirinya ke mall terbesar di kota ini. Juga pada pengawal pribadi yang sudah disiapkan oleh Ernestan untuknya

Ernestan yang tidak ingin kehilangan Arumi tidak akan membiarkan Arumi pergi sendirian tanpa orang kepercayaannya.

Arumi terus memutar otak bagaimana dia bisa ketemuan dengan Michael sore ini. Arumi mengetuk ngetuk pegangan tangan kursi dengan ujung telunjuknya. Gerakan refleks karena otaknya sedang bekerja.

Tidak lama kemudian Chynthia sudah muncul dengan penampilan yang rapi dan membawa tas punggung nya..

“Sudah Mbak, saya sudah pamit Mamak. Dia pesan kalau ke swalayan dibelikan kluwak untuk bumbu rawon.” Ucap Chynthia yang sudah pamit pada Bu Supri mengatakan mereka berdua akan pergi ke mall.

Dua perempuan memakai hijab itu pun terus melangkah menuju ke halaman depan lewat samping. Mobil sudah siap mengantar mereka berdua.

Semua pintu mobil sudah terbuka. Satu orang laki laki bertubuh tinggi besar dan kekar, berdiri di dekat pintu depan. Laki laki itu memakai celana panjang cargo dan memakai jaket hitam. Dia adalah orang yang bertugas mengawal Arumi.

Sedangkan Pak Sopir sudah masuk ke dalam mobil dan cepat cepat menutup pintu di dekat kemudi.

“Silakan Nyonya Muda, jangan lupa memakai masker wajahnya saat nanti turun dari mobil.” ucap satu orang laki laki yang berdiri itu dengan sangat sopan.

“Ya, terima kasih.” Ucap Arumi segera masuk ke dalam mobil, bersama Chynthia.

Mobil terus melaju menuju ke sebuah mall terbesar di kota itu. Saat turun dari mobil. Arumi dan Chynthia sudah memakai masker wajah dan kaca mata tetapi bukan kaca mata hitam. Hanya untuk menutupi identitasnya.

Pengawal dan sopir ikut melangkah di belakang mereka berdua. Arumi masuk pada sebuah toko yang paling besar di dalam mall itu. Langkah kaki Arumi menuju ke tempat busana wanita..

“Chyn.. temani aku masuk di kamar pas. Kamu lihat aku cocok tidak pakai baju ini.” Ucap Arumi setelah memilih milih blouse.

“Iya Mbak sepertinya sih sangat cocok Mbak..” ucap Chynthia yang belum tahu maksud Arumi mengajak dirinya ke ruang pas karena akan mengatakan sesuatu.

Chynthia melangkah di belakang Arumi yang menuju ke ruang pas tunggal yang tidak ada ruang di samping kiri dan kanan nya.

Dua laki laki, pengawal dan Sopir jelas jelas tidak boleh ikut masuk ke dalam ruang pas itu. Mendekat pun tidak diizinkan oleh karyawan mall yang berjenis ke la mien perempuan itu. Dua orang laki laki itu hanya bisa mengawasi Arumi dari jauh.

“Chyn, aku keluar sebenarnya mau ketemuan dengan Michael sore nanti. Michael mendapat pesawat jam satu lebih.. kira kira jam tiga dia baru sampai.” Ucap Arumi sangat lirih sambil tetap akan mengepas blues yang dipilihnya.

Chyntia tampak membulat kedua matanya karena sangat kaget dengan acara Arumi yang sangat mendadak dan sangat sulit.

“Mbak, apa mungkin bisa, kita diantar dan diawasi.” Ucap Chynthia dengan suara lirih pula.

“Iya memang sangat sulit. Kita harus pisah di mall ini. Aku percaya dua orang itu pasti lebih mengawasi aku dari pada kamu. Nah kamu menghilang dan pergi lah kamu ke hotel Gardenia.”

“Aku nanti akan bilang ke dua orang itu kalau kamu hilang saat mereka mencari kamu. Aku pun akan menyelinap dan pergi ke hotel itu. Semoga saja berhasil.” ucap Arumi masih dengan suara lirih.

“Okey Mbak..” ucap Chynthia..

Dua perempuan berhijab itu pun segera keluar dari kamar pas. Mereka masih terus bersama sama, memilih milih baju..

Akan tetapi lama kelamaan Chynthia yang terus pura pura pilih pilih baju berjalan menjauh. Dan semakin lama semakin jauh dari Arumi. Jauh dan semakin jauh..

Chynthia pun menyelinap di antara baju baju dan orang orang.. Dan terus melangkah berusaha untuk keluar dari toko terbesar itu...