NovelToon NovelToon
ZAYRA

ZAYRA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Bad Boy
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: MayLiinda

Kehidupan Zayn berubah dalam semalam karena orang tuanya tega 'Membuangnya' ke Pondok Pesantren As-Syafir.
"Gila gila. Tega banget sih nyokap ama bokap buang gue ke tempat ginian". Gerutu Zayn.
---
Selain itu Zayn menemukan fakta kalau ia akan dijodohkan dengan anak pemilik pondok namanya "Amira".

"Gue yakin elo nggak mau kan kalau di jodohin sama gue?". Tanya Zayn
"Maaf. Aku tidak bisa membantah keputusan orang tuaku."
---
Bagaimana kalau badboy berbisik “Bismillah Hijrah”?
Akankah hati kerasnya luluh di Pondok As-Syafir?
Atau perjodohan ini justru menjerat mereka di antara dosa masa lalu dan mimpi menuju jannah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MayLiinda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

AUTHOR POV

Pagi di Pondok As-Syafir biasanya tenang. Langit Jogja masih pucat, aroma tanah basah masih menggantung. Tapi pagi ini, ada yang ganjil di halaman depan pondok.

Empat motor gede berhenti perlahan. Debu beterbangan. Suara knalpot yang biasanya asing di telinga santri membuat semua kepala menoleh.

Empat pemuda turun, helm dicopot. Jaket kulit mereka sobek di siku, penuh emblem, tapi mata mereka tenang.

Fatah, Reza, Vano, dan Rafi.

Empat wajah dari masa lalu Zayn kini berdiri di depan pondok yang tak mengenal mereka.

“Eh... itu siapa ya?” bisik seorang santri.

“Kayak geng motor, Bro! Astaghfirullah... jangan-jangan mau cari ribut!”

Namun Ustadz Zaki yang sedang berjalan ke arah aula utama menghentikan langkahnya. Beliau menatap mereka dari jauh.

“Mau cari siapa, Nak?” suaranya tenang, tapi jelas.

Fatah melangkah maju, angguk sopan. “Kami... sahabat Zayn, Ustadz. Kami dari Jakarta.”

Ustadz Zaki mengerutkan dahi. Dan dengan pelan menghela napasnya.

ZAYN POV

Gue lagi duduk di emperan aula, ngelap tasbih yang makin sedikit butirannya. Tangan gue gemetar, bukan karena dingin. Tapi karena… entah kenapa, dada gue sesak dari pagi.

Yusuf lari dari arah gerbang, napasnya ngos-ngosan. “Bro! Gawat! Ada… geng motor datang! Cari lo!”

Gue langsung berdiri. Jantung gue deg-degan. “Siapa?”

“Gue nggak kenal... tapi mereka nyebut nama lo.”

Gue langsung beku.

'Gak mungkin mereka kesini kan?' ujarnku dalam hati menerka-nerka siapa yang ingin bertemu dengannya sambil langkahnya langsung menuju ke teras aula depan pesantren.

AUTHOR POV

Ustadz Zaki mempersilakan mereka duduk di teras depan aula. Para santri masih mengintip-intip dari balik jendela, penasaran.

“Zayn akan segera dipanggil,” ujar beliau tenang.

Reza menatap sekeliling. “Tempat ini... terlalu damai buat Zayn yang dulu.”

“Tapi mungkin... itu yang terbaik buat dia, Bro,” sahut Rafi pelan.

Langkah kaki terdengar dari dalam aula.

Zayn muncul.

Pecinya miring. Baju kokonya kumal. Tapi matanya... bukan mata anak geng Stardom lagi. Ada sabar yang belum selesai. Ada luka yang belum sembuh. Tapi jelas: dia bukan Zayn yang mereka tinggalkan.

ZAYN POV

Gue ngelangkah keluar.

Empat pasang mata langsung ngelihat gue.

Dan jujur... gue pengin kabur.

“Zayn…” suara Fatah dalam.

Gue diem.

Reza berdiri, narik napas berat. “Lo gila ya. Pergi tanpa kabar. Hilang gitu aja. Lo pikir kita bukan siapa-siapa lo?”

Gue pengin jawab. Tapi suara gue mandek di tenggorokan.

Vano lempar helmnya ke lantai. “Gue sampe nyamperin rumah lo, Bro! Lo bahkan gak ninggalin satu pun pesan buat kita-kita!Lu pikir kita siapa heh? Kita ini sahabat lu Zayn.”

Rafi maju. Tapi dia bukan marah. Dia gemetar. “Lo oke, kan? Lo beneran baik-baik aja, kan?”

AUTHOR POV

Zayn melangkah pelan. Dia berdiri di depan mereka.

“Gue... gak kabur. Gue cuma... gue terpaksa,gu...gue...gue dipaksa bokap sama nyokap kesini karena surat wasiat dari kakek.” ucap Zayn terbata menahan rasa sesak didadanya.

Fatah menghela napas. “Kalau itu emang keputusan bokap sama nyokap lu..kita bisa apa?karena kita yakin itu keputusan yang terbaik dari mereka buat lo.Kita kesini bukan buat narik lo balik, Zayn. Kita cuma pengin tahu lo masih hidup. Masih... bertahan.”

Zayn menunduk.

“Tapi kenapa gak bilang?” Reza bersuara, nada suaranya lebih lembut sekarang.

Gue angkat kepala. Mata gue mulai basah.

“Karena...semuanya..terlalu mendadak.”

VANO POV

Gue ngelihat Zayn.

Bukan Zayn yang suka mukul polisi. Bukan yang naik motor sambil ngelawan lampu merah. Tapi anak kecil yang lagi belajar jadi orang bener.

Dan gue gak bisa marah.

“Zayn,” gue bisik, “Lo berubah. Tapi lo gak perlu berubah sendirian.”

RAFI POV

Gue ngeluarin kaos Stardom dari ransel. Jaket Zayn. Masih ada darah di kerahnya. Masih ada sobekan waktu dia kecelakaan.

“Gue bawa ini, bukan buat nyeret lo balik. Tapi buat ngingetin... Kalau lo pernah berdarah bareng kita. Dan kita akan jagain lo. Meskipun itu dari jarak jauh.”

Gue taruh jaket itu di pangkuannya.

Zayn gak kuat. Dia nangis. Tapi bukan nangis anak manja. Ini air mata orang yang akhirnya... bisa diterima.

FATAH POV

Gue pegang bahunya.

“Lo tetap bagian dari kita, Bro. Tapi sekarang... kami yang bakal belajar dari lo.”

"Baik-baik ya disini,jangan pernah lupain kita. Dan kalau lu udah di jalan yang bener jangan lupa ajarin kita juga."

"STARDOM?"

Mereka saling tatap.

Satu per satu, jari telunjuk mereka menyentuh dada.

Lalu…

Ke langit.

Tangan mereka menyatu.

“We’ll—” Rafi mulai.

“Be—” Reza menyambung.

“The—” Vano bergetar.

“Star.” Zayn menutup.

Setelah mengatakan itu mereka berpelukan sambil tertawa,tapi air mata menetes di pipi mereka.

Dan langit di atas Pondok As-Syafir malam itu seolah menyimak

Stardom belum berubah sepenuhnya,

Tapi mereka mulai menyala... pelan-pelan.

AUTHOR POV

Santri-santri mulai bubar. Hari kembali berjalan.

Tapi di teras pondok itu, lima anak muda berdiri dalam lingkaran kecil.

Lingkaran yang dulunya penuh luka dan kekerasan... tapi kini diisi oleh satu hal yang lebih berani dan sebuah Harapan.

ZAYN POV

Mereka pamit. Motor mereka ngilang di ujung jalan kecil. Tapi hati gue... anehnya gak kosong.

Mereka datang bukan buat nyeret gue balik ke jalanan.

Tapi buat ngebuktiin satu hal:

Gue gak harus sendirian.

AUTHOR POV

Dan pagi itu, langit Jogja terlihat lebih terang.

Karena empat anak Stardom yang biasanya menantang hukum hari ini menantang takdir dengan satu kalimat di hati mereka:

“Kalau lo berubah, Bro... lo gak akan berubah sendirian.”

To Be Continued...🫶✨️

1
Tarwiyah Tarwiyah
critanya jngan bertele" kak jdi bosen .maaf ya bukan mksd apa" cuma saran
MayLiinda: Siap. Terima kasih kak atas masukkannya .., 🫶
total 1 replies
Rukawasfound
Baca cerita ini jadi penghilang suntukku setiap hari
MayLiinda: Terima kasih 🙏😊
total 1 replies
Donny Chandra
Bagus banget thor! Bisa jadi film nih!
MayLiinda: Terima kasih .., 🙏😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!