Bai Xue nona muda keempat dari keluarga bangsawan Bai. Di asingkan di perbatasan saat usianya baru mencapai tujuh tahunan. Saat kembali ke Ibu Kota di usianya yang kesembilan belas tahun. Dia di jebak adik kelimanya, sehingga harus bermalam bersama Tuan muda kedua Jiang. Dan dengan terpaksa Bai Xue harus menikah menjadi Nyonya kedua di kediaman Jiang.
Di tahun ke tiga pernikahannya, wanita muda itu di temukan terbunuh dengan banyaknya sayatan di sekujur tubuhnya. Wajah cantiknya bahkan tidak lagi dapat di kenali.
Semua penderitaan yang ia jalani sepanjang hidupnya seperti mimpi menakutkan. Sehingga wanita muda itu dapat terbangun kembali dengan jiwa yang telah berpindah ketubuh gadis muda berusia enam belas tahun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Setitik cahaya dalam kegelapan
"Huhh..." Bai Qi berusaha mengatur nafasnya. Trauma yang ia rasakan terlalu kuat menghantui dirinya. Di antara kegelapan ruangan yang pengap. Gadis itu hanya bisa meringkuk dengan tubuh bergetar penuh ketakutan. Dia bahkan tidak bisa memastikan sudah berada lama dirinya ada di dalam ruangan tanpa cahaya matahari. Hanya satu obor yang di letakkan di luar jeruji besi. Dapat sedikit memberikan kehangatan di ruangan itu. Namun dadanya terasa semakin sesak.
Dari arah lain penjaga menyeret tubuh seorang pria muda. "Cepat masuk." Mendorong kuat pria gelandangan yang baru saja ia temukan.
Pria dengan tubuh di penuhi luka sayatan berusaha bangkit duduk di lantai menatap kearah kegelapan. Bayangan seseorang telah menarik perhatiannya. "Tidak perlu takut. Aku tidak akan melukaimu."
Mendengar suara yang tidak asing Bai Qi sedikit memperhatikan pria yang ada di antara cahaya obor. Dia mengenali pria muda itu. Perlahan kedua kaki yang sudah sulit di gerakkan di seret agar bisa lebih mendekat. Rasa takut yang ia rasakan perlahan memudar di saat dia melihat pria muda yang pernah menyelamatkan dirinya. "Tuan muda," ujar gadis itu dengan suara serak.
Kerutan kening terlihat jelas dari wajah pria muda itu di saat tubuh dalam kegelapan mulai mendekat. Perlahan dia melihat wajah yang terlihat jelas dari pantulan cahaya obor. Ada keterkejutan pada dirinya, "Apa yang kamu lakukan di sini?" Mendekat. Dia membantu gadis muda itu agar bisa duduk sedikit lebih tegap. Dia ingat betul Nona muda keempat Bai Qi dari kediaman Bai. Adik dari Penyidik utama Bai Muchen.
Bai Qi menggelengkan kepalanya dengan sangat pelan. "Seseorang masuk kedalam kamarku. Saat aku mencoba melawan dia menghantam leherku hingga pingsan. Setelah itu dia membawaku ketempat ini." Kekuatan di kedua tangannya yang ia gunakan untuk menumpu tubuhnya semakin melemah. Saat tubuhnya hampir terjatuh di lantai. Pria di depannya langsung meraihnya dan membiarkannya untuk tidur di pangkuannya. Bai Qi menatap kearah wajah yang ada di atasnya. "Kita sudah bertemu dua kali. Bagaimana aku bisa memanggil nama Tuan muda?"
"Panggil saja Zhi Yuxuan."
"Tuan juga bisa memanggil ku Bai Qi." Beberapa detik setelah mengatakan namanya. Gadis muda itu jatuh pingsan di pangkuan pria yang pernah menyelamatkannya sekali di paviliun Unik.
"Hanya menjadi penyelamatnya sekali. Tapi dia sudah sangat mempercayaiku." Menggelengkan kepalanya tidak percaya. Zhi Yuxuan menyentuh kening yang penuh keringat. Hela nafas terdengar di saat sentuhan ringannya sudah merasakan panas yang sangat kuat. "Sepertinya hanya bisa membuat pengaturan baru." Melihat kesegala arah memastikan keamanan di tempat itu. Zhi Yuxuan mengambil lipatan kain di selipan sabuknya. Obat yang selalu ia bawa di berikan secara cuma-cuma kepada gadis muda di pangkuannya. Dia juga meminum satu butir obat lalu menyimpan sisanya kembali.
Zhi Yuxuan sedikit menarik tubuhnya agar bisa bersandar di tembok. Tapi masih tetap membiarkan gadis muda itu beristirahat dengan tenang di pangkuannya. Sesekali dia merapikan helaian rambut yang menutupi wajah mungil itu. Tatapan hangat terlihat di kedua pandangan matanya. Dia ingat gadis yang terus berusaha melangkah meski tahu kedua kakinya tidak memiliki tenaga. Berusaha menahan rasa sakit menusuk tulang dan tetap bertahan untuk mencapai tempat tujuannya. Kegigihan itu seperti stempel abadi tidak bisa di lupakan.
"Ibu, aku tahu salah. Jangan pukul lagi," Suara lirih Bai Qi terdengar samar namun masih dapat di dengar dengan baik. "Dingin, sangat dingin." Tubuhnya bergetar.
Zhi Yuxuan dengan cukup canggung mencoba merangkul tubuh Bai Qi di dalam dekapannya. Ini baru kali pertamanya menjaga seorang gadis muda yang sakit. Dia menepuk-nepuk pelan lengan gadis muda itu. "Semua akan baik-baik saja."
Bai Qi membuka kedua matanya. Air matanya seketika mengalir tanpa henti. Dia menatap Zhi Yuxuan, "Suamiku."
"Apa kata mu?" Zhi Yuxuan hampir tersedak ludahnya sendiri mendengar perkataan Bai Qi.
"Suamiku, apa aku seburuk itu di matamu? Beritahu aku. Di mana letak kesalahanku?" Suara Bai Qi terdengar menekan. Tatapan matanya di penuhi rasa sakit, kecewa dan kehampaan. "Kalian sudah membunuhku. Tapi kenapa masih harus mencabik tubuhku hingga hancur?"
"Apa yang di katakan gadis ini?" Kedua Alis Zhi Yuxuan menyatu. "Panas di tubuhnya sepertinya sudah mulai mempengaruhi ingatannya. Jika di biarkan lebih lama bisa mengancam nyawa." Dia berniat ingin bangkit. Tapi gadis di pangkuannya menahan dirinya. "Tunggu sebentar. Aku akan mencari jalan keluar. Baik, baik... aku tidak akan pergi." Duduk kembali.
"Ibu, aku salah. Jangan bawa aku pergi ke perbatasan. Aku mohon." Bai Qi melingkarkan kedua tangannya di perut Zhi Yuxuan. lalu membenamkan kepalanya di pelukan pria muda itu.
Zhi Yuxuan langsung gelagapan. Tubuhnya membeku tanpa bisa melawan.
Selama dua jam lebih Bai Qi baru bisa benar-benar tersadar. Dia membuka kedua matanya yang masih terlihat sayu. "Huh..." Dia menarik nafas beberapa kali. Saat memastikan jika dirinya ada di pangkuan seseorang. Gadis itu langsung bangkit. "Tuan muda Zhi, maaf telah bersikap lancang."
"Aaa..." Zhi Yuxuan merenggangkan tubuhnya. Dia menatap kearah gadis muda itu dengan santai. Tangan kanannya berusaha menggapai kening Gadis muda di depannya. Tapi Bai Qi justru menghindar. "Jangan bergerak." Dengan cepat menyentuh kening Bai Qi. "Jangan banyak bergerak. Kamu masih demam." Menarik tangannya dari kening halus meski terlihat lusuh. "Sudah lebih baik dari beberapa jam yang lalu."
Bai Qi menyandarkan tubuhnya kearah tembok. Sesekali dia merasakan sakit di kedua kakinya. Tapi wajahnya tidak memperlihatkan ekspresi kesakitan. Gadis muda itu sesekali melirik kearah pria muda di sampingnya.
"Katakan saja. Tidak perlu di sembunyikan," ujar Zhi Yuxuan menyadari tatapan gadis di sampingnya. Dia menatap kearah Bai Qi, "Kamu ingin bertanya kenapa aku juga bisa ada di sini?" ujarnya tidak memberikan kesempatan gadis muda itu bertanya lebih dulu.
Bai Qi mengangguk.
"Tempat ini adalah sarang bandit gunung yang cukup jauh dari kota Liang. Beberapa bulan terakhir banyak gadis muda di culik dan di jual di negara lain. Gelandangan di usia dua puluh hingga tiga puluh tahunan juga di bawa paksa untuk di pekerjakan menjadi budak." Zhi Yuxuan melirik kearah Bai Qi. "Karena atasan sudah memberikan tugas tentu aku harus datang memenuhinya. Aku juga tidak menyangka akan bertemu dengan Nona keempat. Kediaman Bai di jaga dengan sangat ketat. Tapi para bandit ini justru bisa dengan leluasa masuk dan keluar tanpa di ketahui orang dalam."
Senyuman samar terlintas di wajah cantik yang sudah terlihat lelah. "Sepertinya keamanan kediaman masih perlu di rombak ulang. Agar orang dengan niat jahat tidak bisa menemukan kesempatan." Bai Qi memijat perlahan kedua kakinya. "Sebentar lagi akan ada penjaga yang datang."
Benar saja hanya selang beberapa menit dua penjaga datang membuka jeruji besi.
"Kamu, seret gadis itu. Wajah cantik tapi cacat tidak akan berguna," ujar salah satu penjaga.
"Baik." Penjaga lain melangkah mendekat.
Baakkkk...
Saat tangan kasar penjaga itu ingin menyentuh Bai Qi. Zhi Yuxuan langsung menepisnya dan menendang tubuhnya. Pria muda itu menghadang tepat di hadapan gadis muda tanpa daya.