NovelToon NovelToon
AKU BISA MEMBUATMU JATUH CINTA, TUAN

AKU BISA MEMBUATMU JATUH CINTA, TUAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: Hany Honey

Seri kedua Kau Curi Suamiku, Kucuri Suamimu. (Hans-Niken)
(Cerita Dewa & Fitri)
Masih ada secuil tentang Hans-Niken, ya? Juga Ratu anak kedua Hans.

Pernikahan yang tak diharapkan itu terjadi, karena sebuah kecelakaan kecil yang membuat warga di kampung Fitri salah mengartikan. Hingga membuat Fitri dan Dewa dipaksa menikah karena dituduh melakukan tindak asusila di sebuah pekarangan dekat rumah Fitri.
Fitri berusaha mati-matian supaya Dewa, suaminya bisa mencintainya. Namun sayangnya cinta Dewa sudah habis untuk Niken, yang tak lain istri dari Papanya. Dewa mengalah untuk kebahagiaan Papanya dan adik-adiknya, tapi bukan berarti dia berhenti mencintai Niken. Bagi Dewa, cinta tak harus memiliki, dan dia siap mencintai Niken sampai mati.
Sayangnya Fitri terus berusaha membuat Dewa jatuh cintai padanya, meski Dewa acuh, Fitri tidak peduli.
"Aku bisa membuatmu jatuh cinta padaku, Tuan!"
"Silakan saja! Cinta tidak bisa dipaksakan, Nona! Camkan itu!"
Apakah Fitri bisa menaklukkan hati Dewa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hany Honey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 15 - Dilarang Kangen Sama Istri Orang!

Fitri membulatkan matanya saat ia melihat barang berlanjaan Dewa berisi baju-baju seksi juga. Mereka sekarang sudah berada di kasir untuk membayarnya. Setelah tas belanjaannya dibuka, terlihatlah beberapa baju seksi yang Dewa ambil tadi.

“Ini baju apa, Dewa?” ucap Fitri yang terkejut melihat suaminya membeli beberapa baju seksi.

“Sssttt .... sudah nurut saja,” bisik Dewa.

Fitri malu sekali karena ulah suaminya. Untung di kasir tidak begitu antre saat ini. Fitri masih kesal sekali dengan Dewa. Untuk apa dia membeli baju seksi itu? Pikiran Fitri sudah melayang ke mana-mana. Dia tidak bisa membayangkan kalau baju yang Dewa beli itu untuk dirinya.

“Gak, aku gak mau pakai!” ucap Firtri dalam hati.

“Ayo udah, jangan bengong di situ!” ajak Dewa setelah selesai membayar belanjaannya.

“Dewa, kamu itu mau buat bikin malu aku apa gimana sih? Bisa-bisanya kamu beli pakaian begitu? Mana beli underware juga lagi?”

“Bikin malu gimana? Itu salah satu kebutuhan kamu bukan? Kalau pakaian seksi itu, ya kali saja nanti malam kamu mau pakai. Sudah aku bilang, aku ingin perbaiki semuanya, Fit. Kamu mau kan?” ucap Dewa dengan tatapan lembut kepada Fitri.

“Ya tapi kan gak gitu juga, Dewa? Gak usah pakai baju gituan juga bisa, kan? Apa gunanya sih? Toh sama-sama nanti gak pakai baju?” ucap Fitri yang membuat Dewa tersenyum tipis.

“Jadi kamu penginnya langsung gak pakai baju nih? Oke deh kalau begitu, yuk buruan balik ke hotel?” Dewa mempercepat langkahnya dengan menggandeng tangan Fitri.

“Dewa ih, gak lucu tahu!”

Mereka melanjutkan perjalanannya menuju hotel. Fitri dari diam saja karena kesal dengan Dewa yang semakin aneh dan membuatnya kesal. Kini mobil Dewa sudah sampai di hotel yang Dewa pesan.

“Ayo turun,” ajak Dewa.

Fitri mengekori Dewa menuju kamar. Begitu sampai di kamarnya, Fitri dibuat kaget dengan penampakan kamarnya yang seperti kamar pengantin. Entah salah lihat atau tidak, tapi semua itu terlihat nyata. Fitri bergeming di depan pintu, saat Dewa sudah masuk ke kamar lebih dulu, dan menaruh paper bag yang berisi baju-baju mereka.

“Ayo masuk, malah bengong saja di situ? Sini, Fitri,” ucap Dewa saat melihat Fitri hanya diam membisu menatap ke arah kamarnya.

“I—ini kamar siapa, Dewa?” tanya Fitri gugup.

“Ya kamar kita, kenapa?” jawab Dewa.

“I—ini gak salah? Kamu salah masuk kamar mungkin? Ini seperti kamar pengantin lho. Resepsionisnya salah kali ngasih kartu akses kamar ke kamu?” ucap Fitri yang masih belum mau masuk ke dalam kamar, dan masih sangat bingung.

“Gak lah, masa salah kasih kartu aksesnya? Kamu itu ada-ada saja, Fit? Sudah sini masuk?” Dewa menarik tangan Fitri untuk masuk ke dalam kamar, lalu ia menutup pintunya.

“Sudah lebih baik kamu bersihkan dulu badan kamu, lalu kita istirahat, atau kamu mau jalan-jalan menikmati suasana pantai malam hari? Atau mungkin mau coba pakai baju ini?” ucap Dewa dengan menunjukkan baju seksi yang tadi sempat ia beli.

“Apaan sih?” ucap Fitri dengan wajah merona. Entah kenapa malam ini Dewa begitu mempesona sekali. Ketampanannya begitu menyejukan matanya saat ini.

“Aku mandi!”

Fitri langsung menuju ke kamar mandi. Dia tidak mau lama-lama melihat Dewa yang malam ini tidak terlihat seperti biasanya.

Saat Fitri berada di kamar mandi, Dewa membuka ponselnya. Dia tetap harus mengecek pekerjaannya hari ini, meski dia tidak ke kantor. Dia memantau kantornya dari rumah, dan biarkan sang asisten setianya itu yang mengurus semuanya di kantor.

Dewa tidak sengaja melihat room chatnya dengan Papanya. Terlihat warna biru melingkar di foto profil papanya. Dewa menyentuh ikon foto profil papanya, dan terlihatlah story Papanya yang kini sedang berlibur dengan Niken, yang tak lain Mama sambungnya.

“Stop Dewa! Lupakan semua! Jangan karena ini kamu menyakiti Fitri lagi. Kamu sudah janji dengan Fitri, kalau kamu akan berubah. Tolong kendalikan perasaan dan emosimu, Dewa! Kamu sudah menjadi suami, dan istrimu tengah diincar sepupumu! Kamu harus bisa, Dewa! Sebelum akhirnya kamu menyesali semuanya!” Dewa merutuki dirinya sendiri. Dan, pada akhrinya Dewa memutuskan untuk menyembunyikan story Papanya, yang kadang bucin dengan Istrinya.

Tidak mungkin Dewa menghapus atau memblokir nomor Papanya, karena setiap hari mereka selalu membahas soal pekerjaannya.

Setelah emosinya mereda, Dewa mendengar suara ponsel milik Fitri berdering di dalam tasnya. Dewa yang penasaran, akhirnya dia memberanikan diri mengambil barang pribadi itu milik istrinya. Dewa melihat siapa yang menelefon Fitri malam-malam begini.

“Tama? Ngapain dia Video Call malam-malam gini? Lama-lama menyebalkan juga nih bocah!” geram Dewa.

Dewa akhirnya menggeser ke atas icon kamera di layar ponsel Fitri, dan terlihatlah Tama yang sedang berada di restorannya sambil duduk.

“Fit? Kok gak kelihatan wajah kamu? Kamu lagi apa?” tanya Tama, yang melihat bagian layarnya gelap, karena Dewa sengaja menutup kamera dengan jarinya.

“Apa?!” Dewa menampakan diri, dan membuat Tama sedikit kaget karena yang menerima panggilan videonya adalah Dewa.

“Kamu, Wa? Mana Fitri?” tanya Tama santai, tapi sebetulnya kesal, karena yang menerima panggilan videonya itu Dewa, bukan Fitri. Padahal dia kangen sekali dengan Fitri.

“Mau apa kamu malam-malam video call nyari istri orang?” tanya Dewa sinis.

“Santai saja, Bro. Aku kangen saja sama Fitri, sehari gak ketemu dia?” jawab Tama senyum mengejek.

“Dilarang kangen sama istri orang!” geram Dewa.

“Mana Fitri, aku mau lihat dia bentar.”

“Gak ada!”

“Ish pelit banget kamu?”

“Sudah lah, Tam! Gak usah ganggu kami! Kamu gak lihat kami lagi di hotel? Kami sedang bulan madu!” ucap Dewa dengan kesal.

“Widih .... bulan madu rupanya? Ah masa sih? Aku gak percaya?”

“Gak percaya? Tuh lihat istriku baru selesai mandi. Habis keramas juga tuh?” ucap Dewa dengan mengarahkan kameranya ke arah Fitri yang baru saja selesai mandi, dengan memakai bathrobe dan membungkus rambutnya dengan Handuk.

“Dewa, itu bukannya ponselku? Siapa yang sedang telefon?”

“Nih Fans berat kamu, katanya kangen kamu. Ganggu saja dia kita lagi honeymoon,” ucapnya kesal lalu memberikan ponselnya pada Fitri.

“Hai, Fit? Kamu benar sedang di hotel sama Dewa?” tanya Tama.

“I—iya, kenapa, Tam? Ada apa?”

Fitri sebetulnya tidak enak bicara dengan keadaan baru selesai mandi, dan hanya memakai Bathrobe, juga handuk di kepalanya.

“Gak apa-apa, kangen saja gak ada kamu di restoran,” jawab Tama.

“Baru sehari aku libur lho, Tam?”

“Memang mau berapa hari kamu di situ?” tanya Tama.

“Gak usah nunggu, Tam! Mau dua minggu aku di sini sama Fitri,” ucap Dewa yang mendekati Fitri, lalu membuka handuk yang menutup kepala Fitri, lalu Dewa mengusap-usapkan ke rambut Fitri.

Setelah itu, Dewa mengambil sisir dan merapikan rambut panjang Fitri. “Sebentar aku ambil hair dryer ya?” ucap Dewa.

Tama tidak menyangka selembut itu Dewa pada Fitri. Rasanya jantungnya ingin meledak, melihat tingkah Dewa yang begitu. Tapi apalah daya, Dewa itu suami Fitri, tidak mungkin dirinya akan marah-marah pada Dewa. Jelas itu salah, dengan menelefon Fitri, hingga mengobrol selama ini pun dia salah, karena mengganggu momen Fitri dan Dewa yang mungkin mereka sudah akan mendekatkan diri.

“Aku keringkan rambutnya, biar kamu gak pusing pas nanti tidur,” ucap Dewa.

Dewa tidak peduli dengan Fitri yang masih video call dengan Tama. Dengan suara hairdryer yang cukup berisik akhinya Tama pun memutuskan untuk menyudahi video callnya dengan Firtri.

“Gak kedengaran, Fit. Aku sambung nanti, ya? Bye ....”

“Iya, Tam. Bye ....”

Fitri masih menggenggam ponselnya. Dia diam saja membiarkan Dewa mengeringkan rambutnya.

“Gitu dong, dimatikan telefonnya? Ganggu saja dia!” ucap Dewa.

“Sini aku keringkan sendiri, Mas.”

“Biar aku saja, Fit.”

Fitri tahu Dewa sengaja menyalakan hair dryer supaya Tama bising dengan suara benda itu. Sudah selesai mengeringkan rambut Fitri, Dewa menaruh benda itu ke tempatnya lagi. Sedangkan Fitri dia mengambil baju gantinya, lalu membawanya ke kamar mandi. Namun, tangan Fitri dipegang Dewa, dan terpaksa Fitri menghentikan langkahnya.

“Kenapa, Dewa?” tanya Fitri.

“Aku tidak suka, Tama malam-malam video call kamu. Apa dia selalu begitu?” tanya Dewa.

“Iya, dia sering video call denganku.”

“Fit, aku mohon sama kamu, iya aku salah selama ini, tapi aku ingin sekali memperbaikinya. Bisa kan, Fit? Aku tahu kamu sudah nyaman dengan Tama mungkin, tapi tolong Fit, kasih aku kesempatan untuk bisa kembali memperbaiki pernikahan kita, yang memang dari awal sudah tidak baik-baik saja.”

Fitri merubah posisi berdirinya. Dia sekarang berdiri saling berhadapan dengan Dewa. Hingga detik ini, perasaan Fitri tak pernah berubah untuk Dewa, meskipun Dewa terus menyakitinya. Bahkan saat semalam Dewa melakukannya dengan kasar pun Fitri masih bisa terima. Meski sangat kecewa setelah melakukan itu dengan Dewa.

“Aku hanya wanita biasa, Dewa. Aku selama ini tidak pernah kamu anggap. Apa aku salah, jika aku berteman dengan Tama, dan itu hanya untuk melupakan rasa sakitku yang selama tiga tahun ini aku tidak pernah dianggap ada olehmu. Tapi, aku tidak tahu, kenapa aku masih begitu mencintaimu, Dewa. Bodoh sih, tapi memang perasaanku begitu. Aku beri kamu kesempatan, Dewa. Tapi, jika kamu tetap tidak bisa menerimaku, lepaskan aku.”

“Aku akan membuktikan semuanya, Fit. Mari kita mulai hidup baru kita lagi, memulainya dari awal.” Ucap Dewa dengan tangannya menyentuh wajah Fitri dengan lembut, lalu mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir Fitri dengan lembut.

“Malam ini, boleh aku melakukan lagi? Aku janji, aku tidak akan main kasar seperti semalam.”

Fitri tidak bisa menjawab apa-apa. Menolaknya dia salah, mau pun dia tidak tahu nanti nasib pernikahannya ke depan, karena Dewa masih belum mencintainya. Fitri menganggukkan kepalanya. Dia memberi kesempatan pada Dewa, mungkin dengan memperbaiki seperti ini, Dewa bisa mencintainya.

1
Nafeeza_🎈🎈
q manut author nya gmn kisah mereka.. hahahahha
redmi cepoko
aku kok jadi kurang greget .segitu gampangnya dia luluh sama dewa....
aulia siagian
Makasi upnya thorrrr
Gak sabar lihat respon papa dewa dan mama niken 😂
hansen
sebaiknya hadirkan orang baru untuk ratu..kerana banyak hati yang akan merasa canggung kelak,.masa pernah menjadi suami ibu mu walau pn ibu sambung menjadi suami sendiri..
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
nahh tam mundur alon2 wae lah
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
nahh gitu teruskn wa
Nafeeza_🎈🎈
urusan Lo apa tamaaa dia suami istri wajar lah.. gedek ama Tama iih
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
makin seru aja ini
1 nya berusaha mencintai 1 nya lagi mlh berusaha meminta restu 🤣🤣🤣
adelina rossa
lanjut kak...
Nafeeza_🎈🎈
kasian dewa siih , kasian Fitri juga , tp q mau mrka sama2 gmn donk,, tp LBH kasian q yg baca nungu up lgi. hahhahahaha lanjut author cantikkkkkkkuuuu
Hany Honey: wkwkwkkw kasihan nungguin yak? bentar ye....
total 1 replies
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
kapok mu kapan kannn mkne yg tegas dong wa
hansen
ehm kasihan juga tahu jadi dewa..apa perlu seperti itu Fitri, emang dewa punya salah mengabaikan dirimu 3 tahun tp bukan bermaksud kamu boleh merasa nyaman juga kali sama Tama apa lagi tama itu sepupu dewa...kalau Masih punya rasa cuba la menerima dewa kembali..bukan dengan membuat jarak dan membandingkan kebaikan Tama dan dewa
redmi cepoko: Bagus fitttt .dewa jadi tau rasa di abaikan...biarkan dewa menyesal sedalamnya biarkan merasakan mencintai sendirian...emang enaaakkrasanya cemburuu.itu yang di rasakan Fitri ketika dewa masih mencintai mama Niken tapi Fitri hanya pendamsendiri ...lanjut thorrrr jangan up lama lama bikin greget banget....
total 1 replies
Nafeeza_🎈🎈
wohooooooooo... lanjut author cantiiikkuuuuu lanjuuutt... muach mucahh
Hany Honey: okeeee
total 1 replies
aulia siagian
Makai updatenya Thorrr
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
nahhh gtu dewa lnjut
redmi cepoko
bakar lagi fitt biar ngebul asap di kepala jangan lemah karna cinta ...
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
🤣🤣🤣🤣
kann tau to rasane coba aja klo bener2 di diemin ma fitri apa g kebakaran jengot
Ervina T
Luar biasa
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
lah dewa2 knp masih sulit skli sihh apa kmu g nyadar fti juga baik lho
Febria Jasmine
itu baru cakep fit jadi cewek jangan mau di jadikan pelampiasan aja di deketin kalau ada maunya aja...keenakan dewanya..buat dia menyesal fit karna telah membuat kamu sakit hati...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!