NovelToon NovelToon
Senyum Tiramisu

Senyum Tiramisu

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Keluarga / CEO / Penyesalan Suami / Psikopat itu cintaku / Cintapertama
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: blcak areng

Satu tahun penuh kebahagiaan adalah janji yang ditepati oleh pernikahan Anita dan Aidan. Rumah tangga mereka sehangat aroma tiramisu di toko kue milik Anita; manis, lembut, dan sempurna. Terlebih lagi, Anita berhasil merebut hati Kevin, putra tunggal Aidan, menjadikannya ibu sambung yang dicintai.

​Namun, dunia mereka runtuh saat Kevin, 5 tahun, tewas seketika setelah menyeberang jalan.
​Musibah itu merenggut segalanya.

​Aidan, yang hancur karena kehilangan sisa peninggalan dari mendiang istri pertamanya, menunjuk Anita sebagai target kebencian. Suami yang dulu mencintai kini menjadi pelaku kekerasan. Pukulan fisik dan mental ia terima hampir setiap hari, tetapi luka yang paling dalam adalah ketika Anita harus berpura-pura baik-baik saja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon blcak areng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Malam Balas Dendam

​​Pintu depan tertutup dengan bunyi klik yang dingin. Suara mobil keluarga menghilang di kejauhan. Keheningan yang tiba-tiba melanda terasa lebih dingin dan mencekam daripada kehangatan palsu jamuan makan tadi. Anita masih berdiri di dekat meja makan, tubuhnya kaku menunggu hukuman.

​Aidan berdiri di ambang pintu, matanya yang tadi hangat dan penuh duka kini menjadi lubang hitam penuh kebencian. Senyumnya lenyap, digantikan oleh kerutan jijik.

​"Sempurna," desisnya, bukan pujian, melainkan ejekan. "Kamu melakukan sandiwara yang hebat, Anita. Seperti pelacur yang dibayar mahal."

​Anita tidak bereaksi. Ia hanya memejamkan mata, membiarkan penghinaan itu melewati kawat di rahangnya dan langsung menusuk ke inti jiwanya.

​Tanpa peringatan, tangan Aidan menyambar. Ia mencengkeram erat helai rambut Anita di belakang kepalanya, menariknya ke belakang dengan kekuatan penuh, membuat rahang Anita yang dikawat terasa seperti akan copot. Rasa sakit di kulit kepala bercampur dengan denyutan di rahangnya.

​"Kamu pikir aku bodoh, hah?" Aidan menggeram. "Kamu membuatku terlihat seperti suami yang sempurna di depan mereka, sementara di dalam, kamu tertawa melihat penderitaanku. Kamu menghabiskan uangmu untuk masakan ini, hanya agar kau bisa merasa penting!"

​Ia menarik rambut Anita lebih kuat lagi, memaksa wanita itu mendongak.

​"Jawab aku! Kenapa kamu harus membuatku berakting? Agar mereka semakin menyayangimu dan membenciku? Kamu wanita murahan, kamu pembunuh!"

​Kata-kata 'pembunuh' itu menghantam Anita lebih keras daripada pukulan apa pun. Ia menahan rintihan tertahan yang tersaring melalui celah kawat. Ia tidak bisa membela diri. Ia hanya bisa menunduk, membiarkan rasa bersalah atas kematian Kevin (anak sambungnya) menenggelamkannya.

​Aidan melepaskan rambut Anita dengan sentakan kasar. Ia mundur selangkah, menunjuk dengan jari telunjuknya.

​"Aku muak dengan wajah sucimu, Anita," suara Aidan kini bergetar, dipenuhi amarah yang dingin. "Terutama setelah malam itu, sebulan lalu. Kamu pikir aku tidak tahu apa yang kamu inginkan!."

​Ia menuduh. "Kamu sengaja, membiarkan dirimu terlihat lemah saat aku mabuk. Kamu mencoba menjebakku, berharap aku akan menidurimu agar kamu bisa hamil! Agar kamu bisa punya anak dari darah pembunuh! Kamu wanita licik, kamu pikir aku sudi punya anak darimu?"

​Anita menggelengkan kepala. Air mata mengalir, bercampur dengan ludah yang sulit ia telan karena kawat. Ia tidak tahu ia hamil, tetapi ia menyadari bahwa Aidan melihat insiden sebulan lalu sebagai usahanya untuk menggantikan Kevin dan mengikatnya.

​"Aku tidak sudi punya anak dari pembunuh anakku sendiri," tegas Aidan, nadanya merendahkan. "Kevin adalah satu-satunya anakku! Kau sudah merebutnya dariku!"

​Dipenuhi amarah dan jijik, Aidan mengayunkan tangannya, mendorong Anita sekuat tenaga ke samping.

​Tubuh Anita yang lemas terlempar, dan perut bagian bawahnya menghantam ujung sandaran sofa yang keras dengan bunyi tumpul yang menyakitkan.

​BRUKK!

​Rasa sakit kali ini menusuk, tajam, dan berbeda dari rasa sakit pukulan biasa. Anita memejamkan mata, seluruh tubuhnya menegang. Ia merintih tertahan.

​Aidan hanya menatapnya dari atas. "Berhenti berakting, dasar wanita drama," katanya dingin. "Kamu tidak akan mendapatkan apa-apa dariku, bahkan jika kau pura-pura mati."

​Aidan berbalik, berjalan keluar dari ruang makan, dan menuju lantai atas. Pintu kamar tidurnya yang terpisah dari kamar Anita terbanting keras, meninggalkan Anita yang terkapar di lantai ruang tamu.

​Anita mencoba bangkit, tubuhnya gemetar. Ia merasakan sensasi hangat dan lengket mengalir keluar dari bawahnya. Panik, ia menyentuh pahanya. Tangannya basah.

​Dengan tenaga sisa, ia menyeret dirinya ke kamar pribadinya, lalu ke kamar mandi utama. Ia menyalakan lampu dan melihat ke bawah.

​Di sana, membasahi pakaian dalamnya dan menetes ke lantai keramik putih, adalah darah merah segar yang kental.

​Anita menopang dirinya ke wastafel. Ia menatap pantulan dirinya, rahangnya dikawat, pipinya lebam, dan sekarang, darah mengalir dari tubuhnya.

"​Apa yang terjadi? Kenapa ada darah sebanyak ini?". Karena ia belum pernah hamil, ia sama sekali tidak memahami apa yang sedang terjadi pada tubuhnya. Ia hanya tahu, rasa sakit di perutnya dan darah ini sangat menakutkan.

​Ia sendirian, terluka, dan kini, tubuhnya memberontak dengan cara yang tidak ia pahami. Ia membersihkan darah itu dan jatuh terduduk di lantai kamar mandi, sendirian dalam penderitaannya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!