NovelToon NovelToon
Wanita Rahasia Daddy Zach

Wanita Rahasia Daddy Zach

Status: tamat
Genre:CEO / Selingkuh / Beda Usia / PSK / Tamat
Popularitas:1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Lalalati

Novel keenam❤️

Tanpa kabar dan berpamitan, Lyra, tiba-tiba ditinggalkan kedua orang tua angkatnya yang membuatnya tak memiliki tempat tinggal dan sepeserpun uang untuk melanjutkan hidupnya di kota besar. Akibatnya ia juga terancam tak bisa melanjutkan kuliahnya yang tinggal beberapa bulan lagi.

Saat pikirannya buntu tak tahu harus bagaimana, sebuah solusi datang kepadanya. Karena tak punya pilihan lain, Lyra terpaksa mengambil jalan pintas itu. Jalan pintas yang mempertemukannya dengan seorang pria kaya raya bernama Zach.

Setelah menghabiskan satu malam yang panas bersama Lyra, Zach seakan tak bisa lepas dari pesona seorang Lyra. Sang konglomerat yang masih memiliki istri dan juga seorang anak perempuan itu pun menjadikan Lyra sebagai wanita rahasianya.

Bagaimana kisahnya? Apakah Zach hanya menjadikan Lyra gadis pemuas untuknya, ataukah pada akhirnya Lyra akan menjadi istri sah dari Zachery Khaled Ivander?

Unofficial Sound Track: Usher-Daddy's Home

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lalalati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15: Hadiah

"Tunggu apa lagi?" Zachery mulai tak sabar karena Lyra masih terdiam pada posisinya.

"Saya... " Lyra benar-benar tak tahu apa yang harus ia lakukan.

"Kamu bisa memulainya dari menciumku. Setelah itu ikuti nalurimu." Zachery memberikan saran.

Lyra pun mulai membayangkan semua penyatuan yang pernah ia lakukan dengan Zachery. Bibir yang hangat dan lembab yang mencumbu setiap inci tubuhnya. Jari-jari lembut dan panjang yang membuatnya ingin disentuhnya lagi. Juga benda yang memasukinya, yang selalu membuatnya merasa seperti melayang. Perlahan has ratnya mulai terbangun. Ia pun mendekat pada Zachery dan meraup pipi Zachery yang dipenuhi bulu-bulu kecil. "Izinkan saya menyentuh Daddy."

Zachery tersenyum gemas. "Kamu tak perlu meminta izin dulu, Baby. I'm yours."

Lalu Lyra pun mulai mencumbu Zachery, seperti yang biasa dilakukan Zachery terhadapnya. Perlahan tapi pasti, Lyra semakin mengendalikan permainan itu. Cumbuan demi cumbuan Lyra daratkan di beberapa titik sensitif Zachery membuat pria itu merasakan sensasi nikmat mulai menguasainya.

"You are so good, Baby," racau Zachery saat Lyra memberikan cumbuannya pada inti tubuh pria itu.

Permainan pun berlanjut. Lyra naik ke pangkuan pria itu dan melakukan penyatuan. Berbagai posisi dilakukannya hingga pelepasan pun didapatkan oleh keduanya. Seketika mereka ambruk ke tempat tidur. Nafas Lyra menderu, seluruh tubuhnya penuh peluh. Menjadi yang lebih mengendalikan ternyata lebih melelahkan, namun terasa lebih memuaskan bagi Lyra.

Lyra pun berniat untuk segera berpakaian lagi, namun tangannya ditarik oleh Zachery sehingga kepala Lyra kembali terbaring di lengan Zachery. "Tunggu sebentar lagi. Aku ingin memelukmu, Baby."

Zachery membawa tubuh polos Lyra ke dalam pelukannya dan mulai mengecupi wajah Lyra. "Thank you, Baby. Kamu benar-benar memuaskanku."

Lyra hanya terdiam tak menyahut. Setiap kali ia mendapatkan pelepasannya, semua kenikmatan yang ia rasakan hilang seketika dan berganti menjadi rasa bersalah. Meskipun ia menikmati semua proses sejak sensasi itu muncul hingga akhirnya mencapai puncak, tapi penyesalan selalu datang mengikuti.

"Ada apa?" tanya Zachery melihat wajah Lyra yang sendu. "Kamu selalu berwajah seperti ini setelah kita melakukannya. Ada yang ingin kamu katakan?"

Lyra menggeleng pelan, ia tersenyum tipis menyembunyikan raut wajah sendunya. "Tidak ada, Daddy," ujarnya singkat.

Rasanya Zachery tak perlu tahu apa yang dirasakannya. Karena bagi Lyra hubungannya dengan Zachery bukanlah hubungan di mana pria ini harus mengetahui semua yang Lyra rasakan.

"Pulang bekerja kamu akan ke salon lagi?"

"Iya, Daddy. Mereka bilang Daddy sudah mereservasi untuk tiga bulan ke depan. Setiap seminggu tiga kali saya akan melakukan perawatan. Apakah benar Daddy yang membuat reservasi itu?"

"Benar sekali." Zachery memainkan rambut hitam lurus Lyra. "Aku ingin kamu selalu merawat tubuhmu. Setelah dari salon, kamu harus datang ke sebuah tempat."

"Ke mana, Daddy?" Tanya Lyra.

"Kamu akan tahu nanti. Sekarang berpakaianlah. Aku ada meeting beberapa menit lagi."

Lyra pun bangkit dan mulai berpakaian. Saat sudah berada di ruangan kantor Zachery, Lyra membungkuk penuh hormat dan berjalan menuju pintu. Namun Zachery menarik tangannya dan seketika kembali mencium bibir Lyra. Seakan apa yang baru saja mereka lakukan belum cukup baginya.

Namun, ciuman itu terasa begitu lembut. Tidak kasar dan bergai rah seperti biasanya. Lyra sampai berdebar menerimanya. Kembali Zachery menatap wajah wanita rahasianya itu.

"Sampai nanti, Baby," ucap Zachery.

Lyra pun mengangguk. "Iya, Daddy." Kemudian Lyra pun pergi meninggalkan Zachery. Pria itu tertegun seraya menatap punggung Lyra hingga gadis itu keluar dari ruangannya dan sudah tak nampak lagi dari pandangannya.

Tak lama Felix masuk ke dalam ruangan.

"Apa ada masalah, Pak?" tanya Felix melihat Zachery yang masih tertegun menatap pintu masuk ruangannya.

Zachery menggeleng pelan seraya tersenyum dan mengusap wajahnya. "Tidak ada," sahutnya seraya berjalan menuju ruang rapat.

Malam harinya Lyra datang ke sebuah gedung apartemen setelah sebelumnya ia melakukan spa di salon yang selama tiga bulan ke depan akan selalu ia datangi. Lyra tiba di lobi dan mengatakan kepada resepsionis untuk datang ke unit penthouse yang ada di gedung itu. Seorang petugas pun mengantarnya. Kemudian ia diantar memasuki lift pribadi di sudut lobi.

Beberapa saat kemudian Lyra sampai di lantai paling atas gedung apartemen itu. Ia keluar di sebuah ruangan yang luas dengan desain yang amat sangat mewah.

"Kamu sudah datang, Baby?" Tatapan Lyra yang sedang menyapu ruangan itu, tetiba tertuju pada Zachery yang baru saja keluar dari salah satu kamar.

"Sudah, Daddy," sahut Lyra, ia kembali menatap ke sekitar. Pemandangan di luar sana juga sungguh mengagumkan.

Semua benda di ruangan ini benar-benar terlihat sangat mahal. Khas seorang Zachery, di tengah ruangan terdapat sebuah piano berwarna hitam berkilau, membuat ruangan itu semakin terkesan megah. Lyra bahkan tak berani untuk membayangkan berapa harga sewa satu unit penthouse dengan private lift itu.

"Aku lihat kamu sangat menyukai penthouseku ini." Zachery meraih tangan Lyra dan membimbingnya duduk di sofa ruangan yang didominasi dengan warna hitam dan abu itu.

"Maafkan saya, Daddy." Lyra tidak menyadari jika Zachery mengamatinya yang sedang mengagumi penthouse miliknya itu.

"Kamu akan tinggal di sini selama tiga bulan ke depan."

Sontak Lyra menatap Zachery dengan syok. "Saya... tinggal di sini?"

"Iya. Setelah kejadian tempo hari, aku tidak bisa membiarkanmu datang ke hotelku lagi. Akan kacau jika kamu tak sengaja bertemu dengan Rachel." Zachery meraih sebuah paper bag di sampingnya dan menyerahkannya pada Lyra. "Dan ini untukmu."

Dengan ragu Lyra menerimanya dan membukanya. Terdapat sebuah kartu kredit dan juga ponsel di sana. "Ini..."

"Mulai sekarang gunakan ponsel itu untuk berkomunikasi denganku. Juga kartu kredit itu, gunakanlah untuk berbelanja baju, tas, perhiasan, mobil, terserah apapun maumu. Kamu bebas menggunakannya."

Lyra masih terheran-heran melihat ponsel dengan harga selangit itu, juga kartu yang Zachery katakan bisa dipakai untuk membeli mobil. Lyra bertanya-tanya, berapa limit dari kartu itu?

"Juga, uang saku untukmu. Kamu bisa mengeceknya di aplikasi m-banking." Zachery menunjuk ke arah ponsel yang sedang Lyra genggam. Lyra pun membuka ponsel itu dan membuka aplikasi yang ditunjukan. Sontak Lyra kembali tercengang melihat jumlahnya.

"Daddy, ini..."

"Hadiah untukmu, karena telah menjadikanku satu-satunya laki-laki yang menyentuhmu selama ini. Kamu pasti tahu, aku tak pernah memakai wanita bekas pria lain."

"Tapi ini terlalu banyak..." Lyra benar-benar merasa terbebani.

"Tidak, Baby. Semua itu sepadan." Zachery meyakinkan.

Lyra mengepalkan tangannya kuat-kuat, entah harus sejauh apa harga dirinya akan jatuh. Semua ini rasanya begitu berlebihan. Dengan semua hal yang Zachery berikan kepadanya semakin membuat Lyra tersadar, itulah harga dari dirinya yang telah Zachery beli, ia sudah menjadi perempuan yang dapat dibeli dengan uang.

Keesokan harinya, Lyra sudah siap di luar kantor Zachery bersama dengan Felix. Ini adalah hari pertama Lyra bekerja sebagai sekretaris Zachery. Felix sibuk memberikan instruksi  mengenai apa saja yang harus Lyra kerjakan setiap harinya.

"Kamu paham?" tanya Felix.

"Paham, Pak," sahut Lyra.

"Bagus. Sekarang segera simpan dokumen ini di meja Pak Zach. Siapkan juga kopi hitam tanpa gula, jangan sampai lupa." Felix mengingatkan.

Lyra pun segera melakukan tugasnya. Beberapa saat kemudian Zachery pun datang. Ia memperlakukan Lyra seperti dirinya tidak ada. Ia mulai berdiskusi dengan Felix mengenai pekerjaannya. Lyra pun kembali ke mejanya di luar ruangan dan mengerjakan semua pekerjaan yang sudah Felix instruksikan padanya.

Lyra menatap sang presdir dari tempatnya duduk, Zachery begitu mempesona saat sedang bekerja. Ia sungguh profesional dan penuh kharisma. Ia bahkan tak menatap Lyra sama sekali dan terus fokus dengan pekerjaannya.

"Sudah kamu siapkan dokumennya?" tanya Felix mengaburkan lamunan Lyra dari Zachery.

"Sudah, Pak." Ia menyerahkan satu map yang baru saja ia print.

"Bagus. Kita tunggu beliau, sebentar lagi kita akan ke ruang meeting." Felix pun duduk di mejanya, di samping meja Lyra.

"Baik, Pak," sahut Lyra.

Felix pun sibuk dengan tabnya, entah apa yang dilakukannya. Lyra pun menyibukkan dirinya dengan mengecek beberapa file yang harus dipersiapkannya untuk meeting selanjutnya. Tanpa sadar sesekali Lyra menatap kembali ke arah Zachery, mengagumi pria itu.

"Nanti siang Nyonya Rosalie akan datang kemari. Dia penasaran dengan sekretaris baru suaminya."

Sontak Lyra menatap ke arah Felix. "Apa?" Tiba-tiba jantung Lyra berdetak sangat kencang, ia gugup bukan main.

Felix pun balik menatap ke arah Lyra. "Tutupi semuanya serapat mungkin. Dan jangan mengacaukan semuanya."

1
⁂▪▪❤❤ₘₒₘₑₑₙₐ❤❤▪▪⁂
Aku bersedia menggantikan lyra pak /Joyful//Facepalm/
Syaiful Remes
/Smile/
Tyas Djuliarko
Luar biasa
Tyas Djuliarko
Lumayan
rahmawaty
trnyata rachel anaknya si om om itu😅
rahmawaty
knp hrs di telanjangin smua . pdhl kn bisa cuma buka celana aja ya😂
christina paya wan
memang hana ada niat yg jahat tu
meris dawati Sihombing
Adek kakak sdh ciuman
christina paya wan
heran jg ya..kenapa lyra masih memanggil zachery dengan anda terus thor..
meris dawati Sihombing
Lyra di nikahi tdk mau, di kawini mau
meris dawati Sihombing
Sdh tdk.ada hubungan, knp msh ada kalimat ' putri sambung"
meris dawati Sihombing
jgn pakai kalimat "tetiba" thor..itu bahasa pergaulan, buat yg benar..Tiba- tiba...gitu thor..
Mamake Nayla
Luar biasa
lalalati: makasih bintang limanya ka 🥰
total 1 replies
Ismawati
rachel itu anak kandung apa tiri??
Asyatun 1
lanjut
Rini Agus Setyaningsih
Kecewa
Rini Agus Setyaningsih
Buruk
Aulia Nur
bagus banget Kaka 🥰
lalalati: makasih kaaak. happy reading 🥰
total 1 replies
Asyatun 1
lanjut
Heryta Herman
akhir bahagia...aaah senengnya ..
terima kasih thor..
lalalati: makasih udah baca kak. udah ramein kolom komentar jugaa 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!