Seorang prajurit di dunia modern tewas dalam tugas, namun takdir berkata lain.
Prajurit itu mendapatkan kesempatan kedua, dia dihidupkan kembali dengan mengemban misi besar untuk sebuah dunia.
Dengan kesempatan keduanya untuk hidup, dia menjelajahi dunia keduanya dan mencoba menanjaki puncak tertinggi dunia kultivasi.
Segala rintangan dia hadapi, segala masalah dia selesaikan demi menjalankan misi yang dia terima sebagai bayaran akan kehidupan keduanya.
ikuti terus perjalanan kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suja Andy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch 13 - Bertamu di Istana III
Sudah satu bulan lamanya Suja menikmati tinggal di Istana kekaisaran, selama itu pula dia dilayani layaknya seorang pangeran mahkota yang bisa memerintah seenaknya tanpa harus bersusah payah mencari sendiri apa yang dia inginkan.
Meskipun hidup mewah di Istana tidak membuat Suja merasa betah di sana, itu karena makanan yang dihidangkan oleh koki istana tidak sesuai dengan seleranya karena kebanyakan hanya dimasak atau dipanggang dan kadang keasinan atau kekurangan garam membuatnya lebih sering memasuki dunia kecilnya dan memasak berbagai hewan ternak seperti ayam, kambing, domba, kuda, kerbau, sapi, dan onta yang dia miliki dan diternakkan di dimensi pribadinya.
Selain itu selama satu bulan itu dia sudah berhasil mengumpulkan puluhan rogue cultivator ataupun para cultivator yang dibuang oleh keluarga ataupun sektenya dan ditampung di rumah singgah yang dia miliki, dengan 160-an cultivator yang 50 diantaranya adalah cultivator ranah Nascent Soul dan sisanya berada di ranah Core Formation ataupun Foundation Realm membuatnya mulai membuka usahanya.
Dengan dibantu oleh sepupunya Kaisar Xiao Chen sebagai penyalur utama untuk sekte-sekte besar, dia menjual berbagai macam sumber daya langka maupun sumber daya kualitas baik lainnya ke berbagai sekte-sekte besar dan kecil.
Di benua Bintang Timur terdapat 15 sekte besar yang terbagi dalam tiga aliran, sekte-sekte itu antara lain White Mountain sect yang kebanyakan muridnya mendalami daoist magic element api dan air serta beladiri tangan kosong.
Sekte kedua adalah Heaven Mountain Sect yang merupakan sekte bintang 10 terbesar dan menjadi sekte nomer satu aliran putih dan mendalami berbagai macam daoist magic dan beberapa seni beladiri seperti seni beladiri tangan kosong maupun seni pedang, tombak, parang, kapak, dan panah.
Sekte ketiga adalah White Dragon Sect sekte yang menempati urutan ketiga aliran putih dengan kebanyakan cultivator yang menempuh jalan pedang, sekte ini didirikan oleh salah seorang cultivator nomor satu benua bintang timur beberapa ribu tahun lalu namun baru 100 tahun yang lalu naik menjadi sekte besar bintang sembilan.
Sekte keempat adalah Yellow Furnance House, sebenarnya yang ini tidak bisa disebut sebagai sekte karena tidak memiliki sistem layaknya sekte pada umumnya karena mereka adalah perkumpulan para Alchemist yng membuat pill untuk dijual namun karena mereka mengambil banyak murid dan mendidik mereka untuk menjadi Alchemist membuatnya menempati urutan keempat sebagai sekte besar dengan tingkat bintang delapan.
Yang terakhir adalah White Tiger Sect, sekte ini merupakan sekte yang awalnya merupakan sekte terbesar dan terkuat selama ribuan tahun namun ratusan tahun yang lalu sekte ini mengalami pelemahan karena banyaknya murid dan tetua yang memberontak dan mendirikan sekte baru yakni Black Tiger Sect yang menjadi otak dari lenyapnya klan Tang dan klan Xiao.
Sementara untuk aliran netral ada Light Thunder Temple yang merupakan kumpulan biksu-biksu yang mendalami dunia cultivator, Light Thunder Temple adalah kuil yang mengajarkan kebaikan dan melarang keburukan kepada semua manusia namun karena tuntutan untuk melindungi ajaran membuat para biksu kuil ini mempelajari dan terjun ke dunia persilatan sebagai sebuah kekuatan netral yang memiliki satu tujuan yaitu menjaga kuil mereka dari kehancuran akibat serangan sekte aliran hitam dan segala macam tindak kejahatan lainnya serta melindungi diri dari serangan gerombolan Demonic Beast atau Spirit Beast yang belum dijinakkan.
Yang kedua adalah Blue Scale Sect yang merupakan sekte aliran netral bintang sembilan, sekte ini kebanyakan berisi para cultivator-cultivator yang memburu Demonic Beast untuk dimasak dan dijual sebagai hidangan membuatnya mendapatkan julukan sebagai sekte para koki atau Chef Sect.
Yang ketiga adalah sekte Angin Barat yang mendalami daoist magic element angin dan air, mereka juga menguasai seni menggunakan tombak dan panah.
Sekte keempat adalah sekte Pedang Tunggal, sekte ini memiliki murid yang mengutamakan ilmu-ilmu seni pedang dengan tingkat yang sangat dalam.
Yang terakhir adalah Lembah Seratus Pedang, sekte ini adalah sekte yang baru saja naik menjadi sekte besar bintang 10 setelah 10.000 tahun lamanya berdiri dan memiliki kekuatan yang luar biasa.
Sementara dari aliran hitam ada Black Tiger Sect yang mendalami teknik hitam seperti demonic magic dan lain-lain.
Ada Five Poison Valley yang mengkhususkan diri dengan racun dan serangan jarak jauh.
Yang ketiga Black Mountain Bat yang kebanyakan anggotanya merupakan seorang beast cultivator, mereka memburu banyak Demonic Beast untuk diambil intinya atau Demonic Core yang digunakan untuk meningkatkan jumlah qi milik mereka membuat mereka di sebut sebagai Demon Cultivator oleh para jagoan aliran putih.
Lalu ada sekte Kabut Kematian yang juga mengkhususkan diri sebagai pengguna racun namun juga merupakan sekte tempat berkumpulnya para pembunuh bayaran tingkat tinggi, mereka menggunakan racun bintang 10 untuk melenyapkan semua target mereka tidak peduli berapapun usianya dan apapun jenis kelaminnya.
Yang terakhir ada Bendera Tiga Warna, setiap warna mewakili kekuatan yang berbeda seperti warna ungu untuk para Demon Cultivator, warna hitam untuk mereka yang mendalami dan menggunakan berbagai macam racun, lalu warna coklat untuk mereka yang menjadi Ghost Cultivator.
Saat ini Suja berada di kediamannya yaang diberikan oleh sang bibi, bibinya Permaisuri terdahulu memberikannya kediaman terbesar ketiga yang ada di istana yang seharusnya ditempati oleh seorang pangeran mahkota.
Selama satu bulan kegiatannya hanya makan, tidur, membaca buku, dan sesekali berlatih ataupun menonton para prajurit berlatih terutama mereka yang menjadi anggota pasukan darah besi.
"Qiang! Liang! Aining!".
Tiga orang sosok berpakaian hitam muncul dari tempat tak diketahui, ketiganya adalah penjaga bayangan yang diberikan oleh bibinya untuk menjaganya selamanya.
Ketiga sosok itu adalah tiga bersaudara dengan Qiang yang tertua, Aining yang kedua sekaligus satu-satunya wanita, dan terakhir adalah adik mereka Liang.
"Kami menghadap tuan muda!".
Suja mengayunkan tangannya sembari menatap halaman kediaman, ketiga orang itu berdiri setelah diberi perintah dan mendekati sosok sang tuan.
"Aku ingin kalian pergi selidiki semua keluarga bangsawan-bangsawan yang ada di kekaisaran ini, selidiki semuanya dan kalau bisa cari para rogue cultivator lainnya dan bawa mereka ke rumah singgah di Ibukota. Waktu yang kalian miliki untuk tugas ini adalah dua minggu, aku mengharapkan hasil terbaik dari kalian".
Mereka bertiga berpandangan, selama sebulan mereka melayani sang tuan muda baru kali ini mereka mendapatkan tugas yang begitu rahasia karena menyangkut keluarga para bangsawan.
"Maaf tuan muda, kalau boleh tau keluarga seperti apa yang harus kami selidiki?".
"Semuanya Liang, baik bangsawan kecil sampai bangsawan besar. Cari tahu semua yang berkaitan dengan mereka baik mereka yang mengambil keuntungan sendiri dari jabatan dan posisi mereka atau mereka yang memang benar-benar menggunakan posisi, jabatan, dan pangkat mereka untuk bekerja dengan baik dan berusaha mensejahterakan semua rakyat yang mereka pimpin".
"""Baik tuan muda, perintah akan kami laksanakan!!!""".
"Bagus, pergilah dan sebelum itu panggilkan aku Jenderal Wei".
Ketiga sosok itu menghilang dari sana menyisakan sosok bocah kecil itu sendirian, dengan helaan napas dia mengambil sebuah buku dan melanjutkan aktivitasnya membaca semua buku-buku baik yang diberikan oleh bibinya maupun yang ada di perpustakaan istana.
.
.
.
.
.
.
.
.
.