Domanick Limson seorang Casssnova yang terkenal di negaranya, pria yang menganggap wanita hanyalah sebuah mainan dikala dirinya jenuh dengan pekerjaan, maka dia akan memainkan mainannya ( wanita ) tapi setelah dia bosan maka dia akan menyingkirkannya.
Pria yang tidak pernah jatuh cinta sekalipun dalam hidupnya, memiliki segudang perusahaan legal mau pun ilegal group Limson. Hidupnya seketika berubah disaat sepupunya sendiri bernama Lindsey Caroline mengejarnya dan membawa segenggam cinta untuk Domanick.
Sementara orangtua Lindsey telah menjodohkannya dengan laki-laki lain.
Akankah Domanick bisa jatuh cinta dan bisa bersatu dengan Lindsey?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
"Kau punya tisu nona?" Domanick bertanya pada salah satu wanita cantik yang sejak tadi menganga menatap wajahnya yang tampan.
Aaaaaaa....
"Sumpah rahim ku bergetar kau berada sedekat ini denganku! I-ini tisunya!" wanita tersebut memberikan tisu itu pada Domanick dengan tangan gemetar dan wajah sumringah.
Berbondong-bondong para wanita cantik dan seksi itu mengelap keringat yang bercucuran dari wajah Domanick menggunakan tisu, sementara Domanick hanya menyunggingkan senyum dibibirnya.
Dimana pun dia berada, pasti para wanita akan selalu mengerubunginya. Saat melihat Domanick dikerubungi wanita-wanita cantik yang ada didalam diskotik Lindsey segera memalingkan wajahnya lalu pergi dari sana.
"Nona tunggu," Gilbert menyusul.
Domanick yang melihat Lindsey sudah pergi dari tempat dia semula bergegas keluar dari kerumunan itu untuk mengejar Lindsey.
Diluar diskotik, Lindsey berhenti berjalan Gilbert pun ikut berhenti berjalan.
"Lindsey kau tidak apa-apa kan? Laki-laki tadi tidak sempat berbuat macam-macam kan padamu?" Domanick berdiri dihadapan Lindsey.
Tiba-tiba Lindsey langsung memeluk erat Domanick lalu menangis..
Hiks.
Hiks.
Mendapatkan pelukan tiba-tiba dari Lindsey, Domanick pun terdiam sejenak namun gadis itu masih saja terisak tangis dalam pelukan Domanick.
"Katakan kau menangis karena laki-laki itu berbuat yang tidak-tidak padamu?"
Lindsey menggelengkan kepalanya sebenarnya perbuatan laki-laki tersebut bisa dicegah dan Lindsey tidak menangis karena itu, tapi entah kenapa ingin saja memeluk tubuh Domanick dan menangis.
Diusap lembutnya rambut Lindsey oleh Domanick sementara satu tangannya lagi tidak menyentuh tubuh Lindsey sama sekali.
"Kak kita pulang sekarang ya!"
"Lain kali jika mau pergi kau harus bersama ku, janji!" Domanick mengacungkan jari kelingking yang disambut senyum Lindsey sambil menautkan jari kelingkingnya.
Domanick menghapus air mata Lindsey yang membasahi pipi gadis cantik itu kemudian mereka pun masuk kedalam mobil. Gilbert yang sejak tadi hanya berdiam diri melihat cara Domanick begitu manis memperlakukan Lindsey merasa bahwa sebenarnya Domanick yang kejam terhadap musuh, dan kasar pada wanita sewaannya bisa selembut itu pada Lindsey.
Keesokan harinya, kedua orangtua Tessa datang mengunjungi kediaman Domanick sesuai dengan janji mereka dengan Tuan Lan, namun Tessa sendiri memilih tidak ikut datang hal itu membuat Tuan Lan dan yang lainnya bertanya-tanya.
"Silahkan-silahkan duduk! Tessa tidak ikut?" tanya Tuan Lan.
Kedua orangtua Tessa pun duduk tapi raut wajah mereka seperti tidak enak hati untuk menjawab pertanyaan Tuan Lan.
"Lan, sebenarnya kami sangat tidak enak hati mengatakan ini padamu!"
"Kenapa? Apa ada masalah?"
Larisha, Tan dan Laluna pun terheran-heran dengan apa yang terjadi sedangkan Domanick duduk santai disamping Lindsey.
"Tessa, anak kami mendadak perjodohan ini!"
"Loh, bukankah waktu itu Tessa sangat menginginkan pertunangan ini dengan Domanick?"
"Iya, entahlah dia bilang dia sudah memiliki kekasih! Kami pun bingung dan merasa tidak enak hati karena terpaksa tidak menepati janji kami padamu!"
Larisha dan yang lainnya pun pasrah, mau bagaimana lagi tidak mungkin juga untuk memaksa Tessa jika anak itu memang tidak mau.
"Ya sudahlah mau bagaimana lagi, toh kita sebagai orangtua hanya bisa berencana, kalau endingnya keluarga kita tidak bisa menjadi satu ya berarti bukan jodohnya!"
"Kami benar-benar minta maaf sekali Lan,"
"Tidak apa-apa Nyonya, kami mengerti kok lagipula itu kan pilihan Tessa kita harus menghargainya," timpal Larisha.
Setelah pembicaraan dengan orangtua Tessa selesai, dan mau tidak mau rencana Tuan Lan pun harus gagal untuk menikahkan Domanick dengan Tessa, orangtua Tessa pun berpamitan setelah berbincang-bincang sebentar dengan keluarga Tuan Lan.
"Sudah tidak ada yang perlu dibicarakan kan?"
"Kenapa memangnya? Kau mau menemui wanita-wanita bayaran mu itu?" sinis Tuan Lan.
"Tidak dad, aku mau berolahraga mumpung pekerjaan ku sedang longgar!"
"Tunggu dulu Nick, kau sadar tidak pilihan pertama mu sudah gagal?"
"Iya, lalu?"
"Kalau begitu kau harus menikahi Lindsey!" tegas Tuan Lan.
"Dad, yang benar saja itu tidak mungkin! Aku tidak mau!"
Lain halnya dengan Domanick yang menentang keras, kini jalan yang dikira Lindsey telah tertutup untuk bisa bersama dengan Domanick mendadak kembali terbuka lebar.
"Aku tidak keberatan kok Paman, aku akan nurut dan menikah dengan kak Nick!"
"Lindsey!" Domanick memekik.
"Ya sudah, jangan biarkan Nick memegang kendali atas perusahaan group Limson kalau begitu Dad!" ancam Larisha.
"Nick tidak apa-apa, Lindsey kan tidak sedarah denganmu!" bujuk Tan.
"Dady akan memberlakukan hal yang sama, kau bisa melakukan pendekatan dulu dengan Lindsey! Selama 3 bulan kalian coba saling membuka hati saja dulu!"
"Bagaimana?"
"Bagaimana apanya dad? Sudah jelas kan aku tidak bisa menolak!" ketus Domanick.
Larisha dan yang lainya akhirnya bisa tersenyum lega, begitu juga Lindsey yang dalam hatinya tengah mengadakan pesta gemerlap dikelilingi oleh butiran-butiran kebahagiaan yang mengitarinya.
Jika tidak ingat dengan malu, tentu saja Lindsey sudah guling-guling dilantai saking senangnya.
"Paman Tan, aunty sebenarnya engga ada maksud untuk Nick menolak Lindsey tapi cobalah kalian lihat aku ini bukan laki-laki baik-baik, dan Lindsey berhak mendapatkan laki-laki yang baik untuknya denganku Lindsey tidak akan bahagia!"
Lagi dan lagi Domanick mengutarakan perkataan yang meremat hati Lindsey hingga terasa perih.
"Kalau begitu kami akan tetap memperkenalkan calon yang sudah kami siapkan untuk Lindsey, nanti tergantung Lindsey 3 bulan kedepannya dia akan memilih hidup dengan siapa!" kata Laluna.
"Setuju," ungkap yang lainnya.
Tidak ada lagi yang bisa dilakukan oleh Domanick selain menuruti perjodohan dengan Lindsey, tapi Lindsey dikenalkan dengan laki-laki lain pun Domanick tidak keberatan agar Lindsey bisa menilai bahwa ada laki-laki baik diluar sana.
Domanick benar-benar tidak bisa menikah dengan sepupu sendiri, terlebih lagi rasa takutnya bila setelah menikah akan selalu menyakiti hati Lindsey.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Domanick dijemput oleh Gilbert untuk berangkat ke kantor. Sementara yang lainnya sedang sarapan bersama.
"Nick engga sarapan dulu?" tanya Larisha.
"Engga mom, buru-buru! Lindsey mana, dia engga berangkat bareng aku?" Domanick celingak-celinguk.
"Kenapa kangen ya sama calon istri?" goda Tuan Lan.
"Ah sudahlah dad, pagi-pagi masih saja menggodaku! Aku berangkat duluan!"
Domanick pergi terburu-buru pagi ini, sementara Lindsey masih bersolek didalam kamarnya karena hari ini Lindsey tidak akan berangkat ke kantor melainkan nanti akan ada laki-laki yang dikenalkan oleh Tan dan Laluna pada Lindsey.
Sementara didalam kamarnya!
Lindsey berpikir tidak buruk juga sebenarnya ide dikenalkan dengan laki-laki pilihan orangtuanya, dengan laki-laki itu Lindsey akan mencoba menguji bagaimana perasaan Domanick sebenarnya terhadap dirinya.
♥️♥️♥️
Otw nikah atau hati Lindsey oleng ya sama jodoh pilihan orangtuanya? Yuhhu ikutin terus ya cerita Lindsey dan Nick.
mampir yuk ke novel aku❤☺