Galaksi si cowok super galak yang menjadi dambaan para kaum hawa SMA Bhakty Jaya. Tampan, tubuh semampai, hobi menyakiti hati Orzie, dan satu lagi, otak encer gak main-main yang membuat namanya terkenal di mana-mana sebagai siswa paling pintar di kalangan guru-guru.
Saat ratusan hati bertekuk lutut di hadapannya, tidak bagi Orzie. Si cewek berpenampilan super sengak dengan title 'Rembes Style'!
Menjadi babu Galaksi udah biasa. Tapi uangnya habis diporotin cowok itu, yah, si roh jahat–sebutannya pada Galaksi.
Geng Legion yang membawa mereka dalam pusaran maut terpaksa merampas nyawa salah satu sahabat Gamaliel, kembaran Galaksi. Hingga dalam keterpurukan itu, Orzie datang membawa harapan. Perhatiannya membuat Gamaliel egois dan melakukan segala cara merebut Orzie dari jeratan Galaksi!
Galaksi started!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon blackblue_re, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 15 | Perseteruan Ipa 1
Satu kelas gempar saat Audrey bilang Pak Arji ngasih tugas matematika wajib selasa lalu, Zaki lunggang-langgung menghampiri Robert yang kini nyantai di kursinya sambil mengorek-ngorek upil.
"Pinjem contekan, Bet!"
"Nih." Robert malah ngasih upilnya yang segede biji kacang hijau itu. "Goblok lu emang setelan pabrik, ya? Gue bilang contekan! Bukan tai ayam!"
"Gue gak ngerjain geblek!"
Satu kelas tercenung, bahkan Orzie gak ngerjain PR, Galaksi pun juga karena semua PR cowok itu Orzie yang mengerjakan.
"Mampus kita digundulin Pak Arji cok!"
"Gak apa, kan kata Pak Umar botak itu adalah kegantengan yang tertunda," balas Teuku sok kalem, sok santuy padahal dalam hati udah jeblak-jebluk takut kegantengan 0,01 persennya diraib oleh Pak Arji. Botak membuatnya hilang pesona hilang nyawa.
"Halah! Sok kegantengan amat lu pada, jomblo kadaluarsa juga pake gegayaan!" teriak Trisa yang punya badan menjulang tinggi kayak umbi-umbian.
"Weeh, biar jomblo gini kan kite pada jomblo eksekutive bray! Cuma orang-orang beruntung yang bakal dapetin kita, iya gak Bet?" cela Zaki sambil bertos ria dengan Robert. Dia gak nyadar kalo di tangan Robert menempel sebongkah upil.
"Haaalaah! Elu kan jomblo locomotive, Ki! Ngebul mulu hahahhaa!!" ledek Mahesa. Zaki memasang wajah tengsin abis sambil menunjukkan jari tengah dengan lagak sewot.
Orzie memerhatikan situasi ribut itu sambil mencari celah-celah kebangsatan. Misinya membuat para cecunguk rusuh itu pada Congors War. Netizen butuh asupan drama. Masyarakat perlu pertikaian. Dan kelas akan monoton tanpa baku hantam.
"Kalo gue jadi elo Ki, udah gue colok bangku sekolahan di mulut dia! Mau aja lu diejek anak tuyul!"
"Eeh, gue becanda kali Ji!" selak Mahesa. Zaki bangkit dari tempat duduknya. Selain garang cowok itu termasuk pentolan SMA Bhakty Jaya yang sering bikin cacat anak orang.
"Lo nginjek harga diri gue, njinx!"
"Santai bang... Santai ..."
"Gak ada santai-santai buat elu!"
Orzie tertawa iblis. Erlan dan Teuku memegang lengan anak itu sedangkan Zaki mengambil kemoceng dari lemari kelas dan menelusupkannya di seragam Mahesa.
"Bhahaha ampon bang, kagak lagi gue...! Arrrgghhh geli woi, geliii!!!" teriaknya kegelian dengan badan menggeliat sana-sini.
"Mpos!"
"Kek bebek congek lagi diperawanin godzilla lo nyet!" ledek Teuku ketawa ngakak sejadi-jadinya. Mata Mahesa merem-melek-merem lagi.
Dino memasuki kelas anteng.
"Lu semua besenda kek gitu emang gak ngerjain PR?" tanya Dino lempeng, hening seketika.
"Lo udah ngerjain, No?"
"Udah."
"BAGIIIN KAMPREEET!!!"
Rakyat Ipa 1 mengerubungi tas Dino sambil menghujat-hujat, "Gue duluan woi!"
"Gue yang duluan ngambil setan!"
"Lu setan jugak!"
"Lu mimi peri!"
"Lu kadal ashgard!"
"Penguin Zimbabwe!"
"MAMPOS AJA LU PADA! GUE DULUAN NYONTEK! LADIES FIRST!!!" teriak Chika dengan suara Infinity Oktaf, gak terhingga saking cemprengnya. Nenek-nenek aja bisa langsung operasi congek denger suaranya.
Saat puluhan tangan tengah sibuk menyalin PR, sebuah tangan usil mencuri harapan rakyat itu.
Teuku membawa lari buku Dino dan mencelupkan buku itu di dalam kloset.
"Ngapain kau celup di situ geblek?!!" seru Erlan kalang kabut, gak berani ngambil buku Dino.
"Kita itu sodara kawan-kawan! Lebih baik kita sama-sama dihukum daripada hidup penuh kemunafikan yang terus berjalan..."
"BACOT LO NYET!" maki Afif gak terima. Ia menggotong tubuh cowok itu bersama yang lainnya.
"ISTIGFAR PIP, ASTAGFIRULLAH GUE SALAH APA OII!!" panik Teuku saat beberapa anak kelas menggiringnya ke gudang sekolah. Padahal tujuan Teuku agar tugasnya sebagai ketua kelas berjalan baik. Mereka gak ngerjain tugas di rumah, kalo di sekolah mah bukan PR lagi malah jadi PS alias pekerjaan sekolah.
"NANYA LAGI SALAH LO APA?!!"
"Kejam!"
Teuku kembali dinistakan saat dikunci dalam ruangan penuh kecoa itu.
"Tegaaa~" ia menggedor pintu pelan sambil meniru lagu Rita Sugiarto.
"Biarin mampus lu tulang belulang!"
....
Kelas kembali riuh saat Teuku kembali ke kelas memberi tahu kalau Pak Arji gak masuk, hanya dititipkan catatan. Jangan tanya kenapa anak itu bisa keluar dari gudang sekolah.
Pastinya karena cewek-cewek Ips 2 yang terletak di samping gudang, wajah Teuku memang cukup ganteng tapi tetap aja doi ngerasa buriq. Insting buriq mendarah daging. Mereka membukakan pintu itu sambil ketawa centil, Teuku hanya tersenyum kaku lalu ngibrit ke kelas.
Dasar jomblo.
"Kantin kuy!" ajak Mahesa. Doni, Afif, dan Galaksi berkumpul di meja Gamaliel yang dari tadi sibuk molor.
"Gam, bangun." Afif menggoyang lengannya.
"Gamaaa!!" sekarang Doni teriak di telinganya. "Woi!" kesalnya lagi sambil menggetok kepala cowok itu, wajah Doni berubah aneh.
Diketoknya lagi kepala Gama.
Tuk! Tuk!
Nyaring, bray!
Afif dan Mahesa ikut menggetok pelipis Gamaliel, terdengar bunyi nyaring yang beda dari bunyi getokan di kepala mereka sendiri.
"Tong kosong nyaring bunyinya." sekarang Mahesa menaruh jari di dagu dengan lagak sok misterius. "Berarti kepala Gama kosong!" cetus Doni.
Satu kelas mencoba sensasi baru mengetok kepala nyaring itu.
"Asli! Gak ada isinya. Pantes kelakuan dia abstrak!" sekarang Chika manggut-manggut, Audrey dan Oxy menggeleng takjub.
Tanpa diduga, Clarie si cewek mengerikan itu turun tangan. Bahkan anak cowok pada menepi saking takutnya dengan cewek yang tengah berjalan menenteng boneka itu.
Diketoknya kepala Gama sekali.
"Gak ada otak," gumamnya seraya kembali ke kursinya lalu bermain dengan boneka santet.
"Gak ada otak, pfffttt." mereka tertawa ngenes.
"Gam," panggil Galaksi kesal.
Gamaliel terbangun mengelap ilernya yang membentuk danau racun. "Apaan lo manggil gue?"
Giliran dipanggil abangnya baru nyaho tuh anak. Batin Doni kesal.
Galaksi pergi duluan disusul Gama dan teman-temannya. "Jenong gue sakit banget, kek disentil gorila sumpah."
Mahesa tertawa diam-diam, memang benar kepala anak itu sekarang kelihatan bekas kemerah-merahan berkat tangan usil anak Ipa 1.
Tapi ada bekas berwarna biru. Yang tadi kena jentik Clarie. Beda tangan beda sensasi.
.
.
Galaksi duduk kalem menunggu Orzie membawakan bakso, matanya menatap dingin para siswi yang cekikikan lewat di hadapannya.
Tiba-tiba Leon, anak kelas satu menghampiri Gama.
"Bang, ntar jadi ribut sama anak STM 02?"
Gama berpikir tenang, "Gak usah dulu. Kita bikin jera anak Taruna aja." Leon menggendikan bahu, mengeluarkan sebungkus rokok.
"Rokok bang?"
"Kagak. Males."
Galaksi menatap kembarannya sinis.
<><><><>
ada yg tau ga sih authornya pindah kemana?
semangat terus Thor, sukses selalu di tunggu karya-karyanya 🥰🥰🥰🥰