NovelToon NovelToon
Tiba-tiba Menikah

Tiba-tiba Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Siti Hardianti

Zira Azizah tidak pernah mempunyai keinginan sedikit pun untuk menikah diusianya yang masih muda namun apa daya sang ayah tiba-tiba meminta nya untuk menikah padahal ijazah sekolah SMA pun belum ia terima .


Ikuti kelanjutan nya dan jangan lupa mohon dukungan nya 🙏🙏🙏.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Hardianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14 ~ Main Air

Zira terus memperhatikan Gaffi yang tengah sibuk memasak bakwan sayur dan ayam rica-rica sesuai keinginannya .

Dalam hati tanpa sadar Zira berulang kali memuji Gaffi mulai dari fisik nya dan juga dari perilaku nya .

" Ekhem jangan lupa kedip dek " , dehem Gaffi menggoda Zira.

" Eh maksudnya apa ? " , kaget Zira dan langsung memalingkan wajahnya .

Gaffi terkekeh sendiri , lalu ia kembali melanjutkan aktivitas memasaknya .

" Hemm wangi banget , jadi kangen masakan bunda " , ucap Zira seraya mendekat ke arah Gaffi yang tengah menggoreng bakwan sayur.

" Kamu kangen bunda ya dek ? " , tanya Gaffi seraya menoleh kepada Zira .

Zira hanya menganggukkan kepalanya pelan .

" Sabar ya nanti hari minggu kita main ya ke rumah bunda " , ucap Gaffi seraya mengelus lembut kepala Zira .

" Beneran bang ? " , tanya Zira kegirangan.

" Iya beneran masa Abang bohong " , timpal Gaffi tersenyum.

" Yeee makasih banyak Abang " , balas Zira senang dan tanpa sadar langsung memeluk Gaffi dari arah samping .

" Sama-sama sayang " , jawab Gaffi seraya mengelus punggung Zira lembut .

Zira terkejut dan ia dengan cepat langsung melepaskan pelukannya dan membuat jarak dari Gaffi .

" Malu banget kok bisa-bisanya aku peluk bang Gaffi " , batin Zira mengutuk kecerobohan nya .

Sebenarnya Gaffi sama kagetnya dengan Zira , ketika ia dipeluk oleh Zira rasanya ia seperti melayang namun Gaffi mencoba tenang dan mulai membalas pelukan istrinya yang bisa dibilang pelukan untuk pertama kalinya .

Zira perlahan mundur dan duduk kembali , ia menjadi salah tingkah dan malu sendiri .

Begitu pun dengan Gaffi namun Gaffi sangat pintar menyembunyikan.

Untuk beberapa menit keduanya saling diam dan sibuk dengan pikiran masing-masing.

" Dek cobain deh " , ucap Gaffi menghampiri Zira seraya membawa bakwan sayur yang sudah matang .

Gaffi meniupi bakwan sayur lalu ia menyuapi Zira .

" Aaa " , ucap Gaffi .

Zira merasa malu namun dengan perlahan ia mulai membuka mulutnya dan menerima suapan dari Gaffi .

" Gimana enak gak dek ? " , tanya Gaffi antusias .

" Enak , sama enak nya dengan masakan bunda " , jawab Zira jujur .

" Alhamdulillah " , timpal Gaffi senang , dan ia pun mulai mencicipi bakwan sayur buatannya .

" Eh " , kaget Zira pasalnya Gaffi memakan bakwan sisa gigitan Zira .

" Oh iya enak bahkan ini lebih enak " , ucap Gaffi tersenyum .

Zira menunduk malu lagi-lagi Gaffi berhasil membuatnya tersipu malu .

" Kayanya sebentar lagi ayam rica-rica nya juga mateng, kita mau langsung makan aja ni ? ". Ujar Gaffi dan Zira langsung mengangguk dengan cepat .

Zira membantu Gaffi menyiapkan makanan dimeja makan seraya bibirnya terus tersenyum.

Keduanya duduk dimeja makan , dan Gaffi langsung inisiatif mengambilkan nasi beserta lauk pauk untuk Zira.

" Silahkan tuan putri , makan yang banyak ya " , Ujar Gaffi seraya mengelus kepala Zira yang terbalut hijab .

" Makasih " , jawab Zira tersenyum malu .

Gaffi tersenyum senang , perlahan kini Zira mulai berubah , ia sudah tidak hemat berbicara dan sudah tidak sewot seperti sebelum nya .

Zira tidak langsung makan ia menunggu Gaffi menuangkan nasi dan lauk pauk ke piring nya dan setelah siap keduanya langsung baca doa dan makan secara berbarengan.

" Mmm ayam rica-rica nya juga enak " , puji Zira dengan mulut yang penuh makanan.

" Alhamdulillah , tapi kalau ngomong makanan yang ada dimulut nya telen dulu sayang " , timpal Gaffi lembut.

Zira menunduk malu .

" Udah ayo lanjut lagi makannya dek , tambah lagi kalau mau " , ujar Gaffi tersenyum.

Zira melanjutkan makannya begitupun dengan Gaffi .

Keduanya sudah menyelesaikan makannya , dengan bekerja sama keduanya langsung membereskan meja makan dan mencuci gelas dan piring yang kotor .

" Biar abang yang cuci piring dan gelas yang kotor ya " , tawar Gaffi lembut .

" Makasih Abang " , jawab Zira tersenyum.

Gaffi hanya mengangguk dan tersenyum sebagai jawaban .

Zira membersihkan meja makan, Namun dengan iseng tiba-tiba Gaffi memanggil nya .

" Dek " , panggil Gaffi seraya mencipratkan sedikit air ke wajah Zira .

" Ii Abang " , teriak Zira .

Gaffi terkekeh .

Zira tak mau kalah , ia langsung mendekat ke arah Gaffi dan mencipratkan air ke wajah Gaffi .

" Ehh kamu mulai berani ya dek sama Abang ? " , ucap Gaffi .

" Siapa takut " , jawab Zira menantang.

" Oke " , balas Gaffi , dan ia langsung kembali membalas mencipratkan air ke wajah Zira .

" Abang " , teriak Zira seraya kembali membalas .

Keduanya saling membalas menciptakan air sampai baju yang dikenakan Zira dan Gaffi basah .

" Udah udah abang ampun " , ucap Gaffi nyerah karena kasihan melihat kerudung dan baju Zira yang sudah basah .

" Haha Yee aku menang " , girang Zira .

" Iya iya Abang akui kamu menang , ya udah sekarang kamu ganti baju gih nanti masuk angin lagi " , balas Gaffi perhatian.

Zira menunduk melihat ke arah pakaian nyaa yang basah .

" Ya udah deh kalau gitu Zira ke kamar ya bang " , pamit Zira .

Gaffi hanya mengangguk dan tersenyum sebagai jawaban .

Zira mulai melangkahkan kakinya namun baru saja 2 langkah tiba-tiba Zira terpeleset .

" Dek " , Gaffi bergerak cepat langsung menolong Zira sehingga Zira tidak jadi jatuh ke lantai .

Namun disaat ingin menolong Zira , tiba-tiba saja Gaffi juga ikut terpeleset tapi ia berhasil menarik tangan Zira alhasil Zira jatuh tepat diatas tubuhnya yang kekar.

Untuk beberapa detik keduanya saling diam dan beradu pandangan .

Zira langsung mencoba bangun dengan salah tingkah .

" Maaf dek Abang tidak sengaja, niat hati ingin menolong tapi Abang juga malah ikut terpeleset " , ujar Gaffi takut Zira marah.

" Iya gapapa , kalau begitu Zira masuk kamar dulu " , jawab Zira seraya menundukkan kepalanya.

" Iya hati-hati jalannya dek " , balas Gaffi lagi .

Dengan hati-hati dan perasaan tak karuan Zira sudah berhasil berada dikamar , ia menjadi salah tingkah sendiri dan ada perasaan aneh yang ia rasakan ketika berdekatan dengan Gaffi .

Sementara Gaffi ia langsung membereskan pekerjaan nya mencuci piring dan gelas yang kotor , lalu setelah itu ia mengelap lantai yang basah karena ulahnya tadi dengan Zira .

" Sabar , sabar sedikit lagi pasti bisa " , Gumam Gaffi ketika mengingat kejadian tadi yang membuat jiwa kelakiannya menggebu-gebu.

Gaffi berinisiatif membuatkan minuman hangat untuk Zira karena takut Zira masuk angin , sekaligus untuk dirinya.

Setelah selesai Gaffi membawanya ke kamar untuk dinikmati bersama dengan Zira .

Perlahan Gaffi membuka pintu kamar , dan ia bisa melihat Zira yang tengah duduk dipinggir kasur seraya memainkan ponsel .

" Dek abang buatkan minuman hangat buat kamu biar kamu tidak masuk angin , maaf Abang tadi sudah usil " , ujar Gaffi panjang lebar seraya menyimpan nampan diatas meja dekat tempat tidur .

" Iya gapapa bang , Zira juga minta maaf udah buat Abang basah kuyup " , jawab Zira seraya menatap Gaffi .

" Iya Abang maafin " , balas Gaffi seraya tersenyum.

" Ya udah Abang ganti baju dulu nanti masuk angin lagi " , timpal Zira yang mulai perhatian.

" Kalau ganti bajunya disini boleh ? " , Goda Gaffi .

" Mulai deh " , timpal Zira sewot , namun sebenarnya ia tengah menyembunyikan rona malu diwajahnya.

Gaffi terkekeh, dan ia langsung mengambil baju nya dilemari lalu masuk ke kamar mandi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!