NovelToon NovelToon
Dimanja Sahabat Sendiri

Dimanja Sahabat Sendiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Dokter / Office Romance
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mila julia

Aruna hanyalah perawat psikologi biasa—ceroboh, penuh akal, dan tak jarang jadi sasaran omelan dokter senior. Tapi di balik semua kekurangannya, ada satu hal yang membuatnya berbeda: keberaniannya mengambil jalan tak biasa demi pasien-pasiennya.
Sampai suatu hari, nekatnya hampir membuat ia kehilangan pekerjaan.

Di tengah kekacauan itu, hanya Dirga yang tetap bertahan di sisinya. Sahabat sekaligus pria yang akhirnya menjadi suaminya—bukan karena cinta, melainkan karena teror orang tua mereka yang tak henti menjodohkan. Sebuah pernikahan dengan perjanjian pun terjadi.

Namun, tinggal serumah sebagai pasangan sah tidak pernah semudah yang mereka bayangkan. Dari sahabat, rekan kerja, hingga suami istri—pertengkaran, tawa, dan luka perlahan menguji batas hati mereka.
Benarkah cinta bisa tumbuh dari persahabatan… atau justru hancur di balik seragam putih yang mereka kenakan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mila julia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14.Dokter Baru??

Dirga berdiri kaku. Pandangannya terarah ke buket di tangan Aruna, rahangnya menegang. Untuk sesaat, hening menyelimuti lorong apartemen.

Aruna menggigit bibir, ragu. “Apa jangan-jangan… ini ulah mama lagi?” bisiknya setengah takut.

Dirga menghela napas panjang, matanya masih menatap kartu kecil itu. “Mama sih biasanya frontal, nggak pake bunga segala. Ini…” ia mengangkat bahu, lalu tersenyum tipis getir. “Kayak drama sinetron.”

Aruna mendelik tak percaya. “Lo masih bisa bercanda?”

“Ya daripada gue mikir ini kiriman stalker.” Dirga mengedikkan dagu, berusaha santai. “Lagian… nggak ada kan di antara kita yang lagi diteror?”

Ucapan itu membuat napas Aruna tersendat. Ia terdiam, jantungnya berdebar tak karuan. Ada dorongan kuat ingin jujur, mengakui bahwa ia memang merasa sedang dibayangi sesuatu. Tapi bibirnya terkunci rapat.

Dirga meraih kunci dan membuka pintu apartemen. “Udah, masuk. Nanti tetangga kira kita lagi syuting horror.” Ia melangkah masuk tanpa menoleh lagi.

Aruna masih sempat menatap bunga di tangannya sebelum akhirnya ikut masuk. Baru saja ia menutup pintu, terdengar suara teriakan.

“ARUNAAAA!!!”

Aruna sontak panik, berlari tergesa ke arah Dirga yang berdiri di ruang tamu. “Kenapa lagi, Ga?!” tanyanya dengan wajah pucat. Dalam kepalanya, segala kemungkinan buruk sudah terlintas.

Dirga menoleh dengan ekspresi dramatis, lalu tiba-tiba melonjak kegirangan sambil melambai-lambaikan secarik kertas di tangannya. “AKHIRNYA KITA BEBAS DARI MAMA DAN BUNDA!”

Aruna mengerutkan dahi. “Apa maksud lo?”

“Mereka ninggalin surat. Katanya harus balik ke desa karena urusan kerjaan. Jadi… apartemen ini resmi jadi wilayah bebas interogasi!” ucap Dirga, hampir melompat karena terlalu senang.

Aruna melongo sejenak, lalu ikut tertawa lega. Rasa tegang yang tadi menggantung seketika meleleh. Ia langsung memeluk Dirga, dan tanpa sadar ikut berlonjak kecil di ruang tamu itu.

“Ya ampun, gue kira apa tadi!” Aruna menepuk dada sendiri, masih terkekeh.

Di tengah aroma bunga yang masih menggantung samar, mereka berdua menari kecil di ruang tamu, merayakan momen sederhana yang entah kenapa terasa seperti pencapaian besar.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Malam itu terasa hening saat motor Bima melaju di jalanan kota. Lampu jalan berkelebat cepat, menyisakan bayangan yang berganti-ganti di aspal. Hanya suara angin dan deru mesin yang terdengar, mengisi jarak canggung antara dua orang di atas motor itu.

Nadya duduk dengan kaku di belakang, kedua tangannya lebih sering menggenggam ujung jaketnya sendiri ketimbang memegang sandaran di belakang punggung Bima. Sesekali, Bima melirik lewat kaca spion kecil, memperhatikan wajahnya yang terpantul samar.

“Masalah ciuman tadi…” suara Bima pecah lirih di sela angin malam. “Sekali lagi aku minta maaf ya, Nad. Aku bener-bener nggak nyangka bakal kalah.”

Nadya menoleh singkat, helaan napasnya ringan. “Nggak masalah kok, Bim. Lagian itu cuma permainan.” Ia mencoba tersenyum, meski terasa kaku. “Itu kan cuma hukuman buat seru-seruan. Lagi pula… kita kan cuma temen.”

Kalimat itu menghantam Bima tepat di dadanya. Senyumnya yang sempat muncul langsung pudar. Ada getir yang mendesak naik, tapi ia buru-buru menahan dengan menarik napas dalam.

“Kalau seandainya…” gumamnya lirih, hampir tertelan angin, “ciuman itu serius… apa kamu masih nggak masalah?”

Nadya spontan menoleh, matanya membulat kecil. “Maksud kamu, Bim?” suaranya terdengar ragu.

Bima langsung tersadar. Ia tertawa paksa, menggeleng cepat. “Ah, bukan apa-apa kok. Angin malam bikin aku ngelantur.” Tangannya refleks menggaruk tengkuk, jelas gugup.

Hening kembali menyelimuti. Hanya bunyi mesin dan angin yang mengisi ruang. Hingga akhirnya, dengan canggung, Bima membuka topik baru. “Eh… ngomong-ngomong, anak kamu sekarang udah umur berapa, ya?”

Seketika ekspresi Nadya melunak. Senyum hangat mengembang di bibirnya, berbeda jauh dari senyum datarnya tadi. “Alex? Sekarang dia udah lima tahun. Lagi aktif-aktifnya, nggak bisa diem. Kadang capek sih, tapi… ya dia segalanya buat Aku.”

Nada suaranya berubah, penuh kasih. Dan Bima, tanpa sadar, ikut tersenyum. Setiap kali Nadya menyebut nama anaknya, ada cahaya lain di matanya, dan itu selalu membuat hati Bima ikut hangat.

“Oh ya? Kalau aku sekali-sekali ngajak Alex main bareng, boleh nggak? Kayaknya terakhir Aku ketemu dia tahun kemarin deh,” tanya Bima, mencoba santai.

Nadya melirik sebentar, lalu mengangguk kecil. “Boleh. Kamu kabarin aja, biar aku atur waktunya.”

Jawaban itu membuat Bima sedikit lega. Setidaknya, ada celah kecil untuknya tetap dekat—meski status mereka hanya teman.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Pagi itu, ruangan poli psikiater seperti pasar. Semua orang heboh membicarakan kabar pemecatan dokter Salma. Dokter senior yang terkenal semena-mena dan manipulatif itu akhirnya dicopot jabatannya setelah ketahuan menyalahgunakan wewenang dan lalai dalam pekerjaannya. Gosip itu menyebar cepat, mengisi hampir setiap sudut ruangan.

Maya mencondongkan tubuhnya ke arah Aruna yang sedang sibuk menulis di meja perawat. Wajahnya berbinar penuh kemenangan.

“Gila, gue seneng banget! Akhirnya si Salma itu dipecat juga. Harusnya dari dulu ya, Na. Sumpah, gue tuh masih punya dendam banget. Lo tau nggak, gue sering banget disuruh lakuin kerjaan dia. Disuruh nyiapin berkas pasien, disuruh laporan sana-sini, bahkan pernah disuruh nge-cover jadwal konsultasi padahal jelas bukan tugas gue.”

Aruna mengangkat wajahnya, tersenyum getir. “Gue juga sering kayak gitu, May. Apalagi kalau dia bikin salah, gue yang harus nutupin. Kalau pasien komplain, gue yang disalahin. Kalau pasien puji, dia yang dipuji. Rasanya capek banget, pengen resign tiap hari.”

Maya mendengus, lalu menepuk pelan lengan Aruna. “Lo sih yang paling menderita. Gue sering liat dia bentak lo. Padahal kerjaan lo udah bener. Mulut manisnya tuh bikin ilfeel. Di depan orang baik banget, di belakang—jahatnya kebangetan.”

Aruna hanya mengangguk pelan, seakan mengingat semua beban yang pernah ia tanggung. Namun tawa kecil mereka pecah saat seorang perawat lain datang tergopoh-gopoh sambil menunduk ke meja.

“Eh, eh… kalian udah denger belum? Katanya pengganti dokter Salma datang hari ini. Kabarnya sih cantik banget, nggak kalah sama artis Korea.”

Maya langsung terbelalak dramatis, lalu menepuk pipinya sendiri. “Cantikan mana dari gue, coba?” ia memonyongkan bibir sambil memamerkan wajah imutnya.

Aruna spontan menepuk pipi Maya. “Ya Allah, sadar diri, May!”

Belum sempat Maya membalas, suasana poli mendadak hening. Pintu terbuka. Seorang wanita masuk dengan langkah anggun. Tinggi semampai, rambut panjangnya jatuh berkilau menyentuh bahu, kulitnya putih bersih, dan senyumnya—begitu manis, hampir terlalu sempurna.

Setiap mata menoleh padanya, terdiam, seakan ruangan kehilangan suara.

“Selamat pagi,” ucap wanita itu dengan suara lembut, tapi penuh wibawa. “Saya dr. Iren Mulai hari ini saya akan menggantikan posisi dr. Salma di poli psikiater. Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik.”

Ia berjalan mendekat ke arah meja perawat, tepat di depan Aruna dan Maya. Senyumannya membuat beberapa perawat yang melihat menahan napas.

Namun pada saat yang sama, pintu ruangan dokter terbuka. Dirga keluar sambil membawa map pasien. Langkahnya terhenti begitu melihat sosok wanita itu berdiri di depan meja.

Iren menoleh, dan mata mereka bertemu. Senyuman lembutnya mengembang, kali ini lebih dalam, seolah khusus diberikan untuk Dirga.

“Halo,” ucapnya sambil mengulurkan tangan. “Anda pasti dr. Dirga? Saya Iren, dokter baru di sini.”

Aruna yang berdiri di antara mereka merasakan sesuatu menegang di dadanya. Senyum manis dokter Iren pada Dirga terlihat… terlalu akrab, terlalu cepat. Dan itu membuat Aruna mendadak kehilangan kata.

.

.

.

Bersambung

Dokter Iren

WIIIHH .... Dokter Iren cantiknya kebangetan. Kira -kira di sini dia bakal ngapain yaa. coba tebak guys 😊☺

Jangan lupa tinggalkan jejak 👣👣 yaa guys, like👍🏿 komen😍 dan subscribe ❤kalian sangat berarti untukku 🥰

1
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 para ibu suri datang 🎉🎉🎉🎉🎉siap siap ada gebrakan ap lagi
vj'z tri
semua terserah padamu aku begini adanya ku hormati keputusanmu apapun yang akan kau katakan aselole🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
😏😏😏😏 langsung berubah tuh muka liat yang bening 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
biasa ajj bro gak sah 👆👆👆👆 tak gigit jari mu 😏😏😏
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 belum lama di sebut dah nongol ajj dr.salma
vj'z tri
🤔🤔🤔🤔🤔🤔 ada yang di sembunyikan aruna
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 sesuai prediksi BMKG tepat sasaran
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 wes toh kalau penguasa bumi sudah bertindak yang lain lewat sen kanan belok kiri
Kutipan Halu: ngk bisa ngelawan yaa kak🤣
total 1 replies
vj'z tri
masa iya drama nya langsung ketawan 🤣🤣🤣
Kutipan Halu: emaknya punya 1001 cara tapi anaknya punya 1002 cara dong biar ngk ketauan😁
total 1 replies
vj'z tri
woi bukan bercanda ga ,pak dokter pie sih 😮‍💨😮‍💨😮‍💨
Kutipan Halu: tolong di luruskan kak🤣
total 1 replies
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 lah kok baru buka langsung di ajak ngakak berjamaah toh ini
Kutipan Halu: wkwkwk buat mengawali hari yg indah ini kak😁
total 1 replies
vj'z tri
sah 🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉
vj'z tri
setelah berjuang menyelesaikan bertumpuk tumpuk kerjaan bisa tengok kemari 🤩🤩🤩🤩 warga baru melapor 🤭🤭🤭
kalea rizuky
abis ne nangis darah lu dir klo Aruna ada yg naksir
Kutipan Halu: wkwkwk jangan yaa kak yaa jangan sampai enggk maksudnya😁😁
total 1 replies
ig:@kekeutami2829
kl smlm emng bneran g kbayang malunya gimana. gue keramas pagi aja suka malu sendiri /Sob/
kalea rizuky
lanjut donk
Kutipan Halu: oke kak, tungguin terus ya kakak kesruan dari Aruna dan Dirga☺☺
total 1 replies
kalea rizuky
calon pelakor nih
Kutipan Halu: Aduh semoga aja nggak ya kak😁
total 1 replies
ig:@kekeutami2829
ga ada bgituan run /Facepalm/
Kutipan Halu: wkwkkw
total 1 replies
ig:@kekeutami2829
bisa2nya pak dokter 😆
Kutipan Halu: maklum kak biasanya ngafalin resep tiba2 ngafalin ijab kabul 🤣
total 2 replies
Lonafx
halo kak, izin mampir..

baru bab awal udah disambut ijab kabul aja 😁 selamat ya atas pernikahannya Aruna dan Dirga
Kutipan Halu: iyaa kak doakan semoga SAMAWA😁😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!